Anda di halaman 1dari 4

Ibroh dari kisah Abu Dujanah Ada satu kesempatan, Rasulullah mencoba meminta klarifikasi pada pria

tersebut. 

“Wahai Abu Dujanah, apakah kamu ini tidak punya permintaan yang perlu kamu
sampaikan pada Allah sehingga kamu tidak pernah menungguku selesai berdoa.
Kenapa kamu buru-buru pulang begitu? Ada apa?” tanya Nabi. 

Abu Dujanah menjawab, “Anu Rasulullah, kami punya satu alasan.”

“Apa alasanmu? Coba kamu utarakan!” perintah Baginda Nabi. 

“Begini ya Rosul, Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-
laki. Nah, di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon
kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin
Hadirin, jamaah Sholat Jum’at rahimakumullah, bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku tersebut saling berjatuhan,
Kita haturkan rasa syukur yang setinggi-tingginya ke hadhirat Allah, hingga detik mendarat di rumah kami.” 
ini, Allah mengumpulkan kita dalam barisan orang-orang yang beriman. Kita juga
“Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anakku sering kelaparan,
bersyukur kepada Allah, berkat limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya kita
kurang makan. Saat anak-anak kami bangun, apa pun yang didapat, mereka
diberi kesehatan pada hari ini sehingga kita bisa menunaikan kewajiban kita makan. Oleh karena itu, setelah selesai shalat, kami bergegas segera pulang
melaksanakan sholat jum’at secara berjama’ah. sebelum anak-anak kami tersebut terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan
kurma-kurma milik tetangga kami tersebut yang berceceran di rumah, lalu kami
Sholawat bertangkaikan salam tak lupa kita haturkan kepada baginda Nabi haturkan kepada pemiliknya. “
Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju indahnya cahaya Islam. Kita sampaikan juga kepada keluarga “Satu saat ya Rosul, kami agak terlambat pulang. Ada anakku yang sudah
terlanjur makan kurma hasil temuan. Mata kepala saya sendiri menyaksikan,
beliau, para sahabat, tabi’in dan pengikut-pengikutnya yang setia semoga kita
tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya. Ia habis
yang hadir di masjid ini termasuk umatnya yang setia. memungut kurma yang telah jatuh di rumah kami semalam.” 

Pada kesempatan ini khatib berwasiat khususnya kepada diri khotib pribadi dan Mengetahui itu, lalu jari-jari tangan kami masukkan ke mulut anakku itu. Kami
umumnya kepada jama’ah sholat Jum’at sekalian untuk senantiasa meningkatkan keluarkan apa pun yang ada di sana. Kami katakan, ‘Nak, janganlah kau
iman dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Taqwa dalam arti yang permalukan ayahmu ini di akhirat kelak.’ Anakku menangis, kedua pasang
sesungguhnya yaitu menjalan segala apa yang diperintahkan oleh Allah dan kelopak matanya mengalirkan air karena sangat kelaparan. 
menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah.
Wahai Baginda Nabi, kami katakan kembali kepada anakku itu, ‘Hingga nyawamu
lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu, nak.
Hadirin, sidang jumat rohimakumullah Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan
Pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, terdapat seorang sahabat bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak’.” 
bernama Abu Dujanah. Setiap usai menjalankan ibadah shalat berjamaah shubuh
bersama Baginda Nabi, Abu Dujanah selalu tidak sabar. Ia terburu-buru pulang Pandangan mata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sontak berkaca-kaca,
tanpa menunggu pembacaan doa yang dipanjatkan Rasulullah selesai. lalu butiran air mata mulianya berderai begitu deras. Baginda Rasulullah
Muhammad shallahu alaihi wa sallam mencoba mencari tahu siapa sebenarnya Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon
pemilik pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah dalam kisah yang ia kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu
sampaikan. Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon tersebut tumbuh
di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Ia
Abu Dujanah pun kemudian menjelaskan, pohon kurma tersebut adalah milik keheranan tiada tara. 
seorang laki-laki munafik.  Tanpa basa-basi, Baginda Nabi mengundang pemilik
pohon kurma. Kisah ini disarikan dari kitab I’anatuth Thâ libîn (Beirut, Lebanon, cet I, 1997, juz
3, halaman 293) karya Abu Bakar bin Muhammad Syathâ ad Dimyatîy (w. 1302
Rasul lalu mengatakan, “Bisakah tidak jika aku minta kamu menjual pohon H).
kurma yang kamu miliki itu? Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat
dari pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Nah, dari Ibroh kisah Abu Dujanah yang baru saja saya sampaikan, apa Ibroh
Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia atau pelajaran yang dapat kita ambil?
bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada.” Begitu
tawar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.   1. Pertama, Betapa hati-hatinya para sahabat Rasulullah dalam menjaga diri dan
keluarganya dari makanan atau harta yang haram. Sesulit apa pun hidup, seberat
Pria yang dikenal sebagai orang munafik ini lantas menjawab dengan tegas, apa pun hidup, seseorang tidak boleh memberikan makanan untuk dirinya
“Saya tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak sendiri dan keluarganya dari makanan atau barang-barang yang haram.
mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji kapan-
kapan.”  Mari kita tengok kehidupan sekarang banyak orang yang tidak peduli lagi apakah
harta yang di dapatnya harta yang halal atau haram, asal menguntungkan bagi
Tiba-tiba Abu Bakar as-Shiddiq radliyallahu 'anh datang. Lantas berkata, “Ya dia semua di ambil. Halal haram hantam.
sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milik Pak Fulan
yang varietasnya tidak ada di kota ini (lebih bagus jenisnya).”  Sebagaimana yang diprediksikan oleh baginda Nabi SAW :

Si munafik berkata kegirangan, “Oke, ya sudah, aku jual.”

Abu Bakar menyahut, “Bagus, aku beli.” “Sungguh akan datang kepada manusia suatu masa, yaitu seseorang tidak
lagi peduli dari mana dia mendapatkan harta, dari jalan halal ataukah
Setelah sepakat, Abu Bakar menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu Dujanah.  (yang) haram“. (HR. Bukhari no. 2083)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kemudian bersabda, “Wahai Abu Bakar,
aku yang menanggung gantinya untukmu.” Mendengar sabda Nabi ini, Abu Bakar Akibatnya korupsi merajalela, Liat Indonesia berapa kali ganti Presiden tidak ada
bergembira bukan main. Begitu pula Abu Dujanah. satupun yang sanggup mengatasi masalah Korupsi ini. Suap menyuap dimana-
mana, mau dapat kerjaan harus suap dulu, mau menang perkara dalam hukum
Sedangkan si munafik berlalu. Ia berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan harus suap dulu, mau dapat jabatan di suatu instansi harus suap dulu. Suap
kisah yang baru saja terjadi. “Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku menyuap & Korupsi menjadi hal yang biasa. Padahal Nabi sudah jelas-jelas
dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu mengingatkan :
masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya
lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada
tetangga kita itu sedikit pun.”
JIKA KITA SALAH ALLAH MASIH TEGUR, JIKA KITA SALAH ALLAH MASIH KASIH
KESEMPATAN ARTINYA ALLAH MASIH PERHATIAN SAMA KITA. TAPI JIKA KITA
SALAH ALLAH GAK TEGUR KITA, TIDAK KASIK UJIAN KE KITA AWAS HATI-HATI
JANGAN-JANGAN ALLAH SUDAH TIDAK PERDULI LAGI DENGAN KITA. DAN ITU
SEBURUK-BURUK KONDISI SEORANG HAMBA. NAUZUBILLAH

Kaum muslimin Rahimakumullah


Jika sekarang kita masih sering mengambil harta yang haram baik korupsi, suap
menyuap atau sogok menyogok atau tindakan lainnya maka mulai dari sekarang
mari kita tinggalkan dan kita bertaubat kepada Allah sebelum terlambat.
Kaum muslimin jama’ah Sholat Jum’at Rahimakumullah
Harta yang kau dapat dari korupsi dan suap menyuap itu adalah harta yang Jika dulu kita pernah melakukannya maka mari sama-sama mohon ampun
haram, makanan yang kau berikan kepada anak istrimu dari hasil korupsi dan kepada Allah atas ke khilafan yang kita buat. Jika memungkinkan mari kita
suap menyuap itu menjadi makanan yang haram, ia akan menjadi daging, kembalikan kepada orang yang pernah kita rugikan. Jika tidak mari kita
mengalir dalam darah, sampai ke otak. Tidakkah kau kasihan? bersihkan dengan zakat, infaq dan sodaqoh.
Setidaknya ada beberapa dampak dari memakan harta yang haram : Yang belum pernah melakukannya mari kita jaga diri kita, anak dan istri kita agar
1) Memakan harta haram berarti mendurhakai Allah dan mengikuti tidak memakan harta yang haram.
langkah setan
2) Akan membuat kurang semangat dalam beramal saleh 2. Pelajaran kedua yang bisa kita ambil dari kisah Abu Dujanah ini adalah setiap
3) Memakan harta haram adalah kebiasaan buruk orang Yahudi. Yang kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah subhânahu wa ta’â la
artinya jika kita mengikuti suatu kaum berarti kita masuk ke dalam sepuluh kali lipat sebagaimana janji Baginda Nabi Muhammad SAW. Adapun
kaum tersebut panen dari pada janji itu bukankan kontan sekarang, namun di akhirat kelak.
4) Badan yang tumbuh dari harta yang haram akan berhak disentuh api Karena dunia ini adalah dâ ruz zar‘i (tempat bercocok tanam), bukan dâ rul
neraka hashâ d (tempat memanen). 
5) Doa sulit dikabulkan
6) Harta haram membuat kaum muslimin jadi mundur dan hina 3. Pelajaran ketiga yang dapat kita ambil dari kisah Abu Dujanah adalah menjaga
7) Karena harta haram banyak musibah dan bencana terjadi hubungan baik kepada tetangga walaupun tetangga kita adalah orang yang
berbeda aqidah sekalipun, walaupun tetangga kita adalah orang yang bakhil,
PAK USTADZ, TAPI ADA ORANG YANG TIDAK SHOLAT, KORUPSI, MAKAN pelit sekalipun. Karena cerminan seorang muslim yang baik itu dilihat dari
HARTA YANG HARAM TAPI HIDUPNYA ENAK-ENAK AJA TUH PAK? RUMAHNYA akhlaknya.
BESAR, MOBILNYA MEWAH, PAKAIANNYA MENTERENG, PERHIASANNYA
BANYAK, ANAKNYA SEKOLAH KE LUAR NEGERI SEMUA. SEDANGKAN YANG
RAJIN SHOLAT, MENJAGA DIRI DARI MEMAKAN HARTA YANG HARAM TAPI
HIDUPNYA SUSAH, JANGANKAN UNTUK SEKOLAHKAN ANAK KE LUAR NEGERI
MAKANPUN DIA SUSAH. ITU GIMANA PAK USTADZ?

ITULAH YANG DISEBUT DENGAN ISTIDROJ. APA ITU ISTIDROJ? ISTIDROJ ITU,
ALLAH SUDAH PADA TAHAP TIDAK PEDULI LAGI DENGAN SEORANG HAMBA.
PALING BAHAYA JIKA ALLAH SUDAH TIDAK PERDULI LAGI DENGAN KITA.
‫‪AL-ASYR‬‬
‫‪Khutbah Kedua Tiap-tiap Jum'at‬‬

‫ك لَهُ اِْر َغ ًام ا لِ َم ْن‬ ‫ِ ِ‬


‫اَحْلَ ْم ُد هلل مَحْ ًدا َكثِْيًرا َك َما اََمَر‪ .‬اَ ْش َه ُد اَ ْن اَل الَهَ ااَّل اهلل َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬
‫س َو‬ ‫َج َح َد َو َك َف َر‪َ .‬و اَ ْش َه ُد اَ َّن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ َو َحبِْيبُ هُ َو َخلِْيلُ هُ َس يِّ ُد اإْلِ نْ ِ‬
‫ص َحابِِه َو َس لَّ َم تَ ْس لِْي ًما‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َو بَ ا ِر ْك َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى اَل ه َو اَ ْ‬ ‫الْبَ َش ِر‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫َكثِْيًرا‪.‬‬
‫ب م َكا ِرم اأْل ُم و ِر و ي ْك ره س َف ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اس َف َها‬ ‫اََّما َب ْع ُد‪َ ،‬فيَا عبَ َاد اهلل اَّت ُق ْوا اهلل َو ْاعلَ ُم ْوا اَ َّن اهلل حُي ُّ َ َ ُ ْ َ َ َ ُ َ‬
‫اس ِقنْي َ ‪.‬‬‫ْمي ِل اِس اَل ِم ِه و اِمْيَانِ ِه و اِنَّه اَل يه ِدى الْ َق وم الْ َف ِ‬ ‫ِ‬ ‫حُيِ ُّ ِ ِ ِ ِ‬
‫َْ‬ ‫َ ُ َْ‬ ‫َ‬ ‫ب م ْن عبَاده اَ ْن يَّ ُك ْونُ ْوا ىِف تَك ْ ْ‬
‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ت َو‬ ‫ت َو َس لَّ ْم َ‬ ‫ص لَّْي َ‬ ‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َو بَ ا ِر ْك َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى اَل حُمَ َّمد َك َم ا َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ت َعلَى ا ْب َراهْي َم َو َعلَى اَِل ا ْب َراهْي َم ىِف الْ َع الَ ِمنْي َ ان َ‬ ‫بَ َار ْك َ‬
‫َّك مَسِ ْي ٌع‬ ‫ات اَأْل َحي ِاء ِمنهم و اأْل َم و ِ ِ‬ ‫ات و الْمس لِ ِم و الْمس لِم ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫ات ان َ‬ ‫َْ ْ ُ ْ َ ْ َ‬ ‫ل ْل ُم ْؤمننْي َ َو الْ ُم ْؤمنَ َ ُ ْ نْي َ َ ُ ْ َ‬
‫ات‪ .‬اَللَّ ُه َّم َربَّنَ ا اَل تُ ِز ْغ ُقلُ ْو َبنَ ا َب ْع َد اِ ْذ َه َد ْيَتنَا َو‬
‫اض ي احْل اج ِ‬ ‫ِ‬
‫َّع َوات َو قَ َ َ َ‬
‫قَ ِريب جُمِ يب الد ْ ِ‬
‫ٌْ ُْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اب‪َ .‬ربَّنَا اَل جَتْ َع ْل ىِف ُقلُ ْو َبنَ ا ِغاًّل للَّذيْ َن اََمُن ْوا َربَّنَ ا‬ ‫ِ‬
‫ت الْ َو َّه ُ‬‫َّك اَنْ َ‬
‫ك َرمْح َةً ان َ‬‫َهْبلَنَا ِم ْن لَ ُدنْ َ‬
‫اج َع ْلنَ ا لِْل ُمت َِّقنْي َ اَِم ًام ا‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّك ر ُؤو ٌ ِ‬
‫ف َّرحْي ٌم‪َ .‬ربَّنَا َهْبلَنَا م ْن اَْز َواجنَا َو ذُِّريَّتنَا ُقَّرةَ اَ ْعنُي ٍ َو ْ‬ ‫ان َ َ ْ‬
‫ِ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َربَّنَا اَتِنَا ىِف ُّ‬
‫الد ْنيَا َح َسنَةً َو ىِف اآْل خَر ِة َح َسنَةً َو قنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬
‫ان َو اِْيتَ ِاء ِذى الْ ُق ْرىَب َو َيْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َو‬ ‫ِعب اد اهلل! اِ َّن اهلل ي أْمر بِالْع ْد ِل و اإْلِ حس ِ‬
‫َ ُُ َ َ ْ َ‬ ‫ََ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الْ ُمْن َك ِر َو الَْب ْغ ِى يَعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َّذ َّكُر ْو َن فَ ا ْذ ُكُر ْوا اهلل الْ َعظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ‬
‫اش ُكُر ْوهُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫صَنعُ ْو َن‪. ‬‬‫َعلَى ن َعمه يَِز ْد ُك ْم َو لَذ ْكُر اهلل اَ ْكَبُر َو اهللُ َي ْعلَ ُم َما‪ ‬تَ ْ‬

Anda mungkin juga menyukai