Anda di halaman 1dari 3

Cuplikan :

“Hingga nyawa anakku lepas sekalipun, akan ku keluarkan seluruh isi perut yang haram itu, dan
akan aku kembalikan kepada pemiliknya."

Nah, ingin tahu kelanjutan kisahnya… Yuk simak bersama-sama…

Pembukaan :

Assalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Yang saya hormati, para Dewan Juri
Dan seluruh hadiri yang saya banggakan
Perkenalkan, saya Keisha dari Sekolah MI Insan Mulia Bali

Bagaimana kabarnya hari ini????


Alhamdulillah, luar biasa,, Allahu Akbar…
Karena semua sudah semangat, berarti sudah siap mendengarkan saya bercerita…

Kali ini,,, saya akan bercerita tentang sabahat Rasulullah SAW yang sangat menjaga diri dan
keluarganya dari perkara haram. Ada yang tahu siapakah beliau?
Ia bernama Abu Dujanah Radhiallahu'anhu

Cerita ini berjudul :

ABU DUJANAH DAN POHON KURMA

Abu Dujanah adalah seorang Ayah yang sangat bertanggungjawab terhadap keluarganya. Ia
juga seorang yang sangat taat menjalankan semua perintah Allah SWT. Suatu ketika setelah sholat
subuh, Abu Dujanah terlihat buru-buru pulang, bahkan saat bacaan doa setelah shalat Subuh yang
dipanjatkan Rasulullah belum selesai. Melihat hal itu, pada suatu waktu Rasulullah dan Abu Bakar
menunggu Abu Dujanah di depan masjid.
Melihat Rasulullah dan Abu Bakar menunggunya, Abu Dujanah bertanya kepada Rasulullah:
“Apakah engkau ingin berbicara denganku ya Rasulullah??”. Rasulullah mengangguk dan
berkata: “Benar, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan kepadamu”.
Kemudian, ketiganya duduk dipelataran masjid. Disana Rasulullah bertanya kepada Abu
Dujanah: "Wahai Abu Dujanah, apakah engkau tidak memiliki permintaan yang perlu engkau
panjatkan kepada Allah SWT sehingga engkau sering terburu-buru meninggalkan masjid
sebelum aku selesai berdoa?" tanya Rasulullah.
Abu Dujanah mengambil nafas dalam-dalam, kemudian memulai ceritanya : "Begini
Rasulullah, disamping rumah kami terdapat pohon kurma yang tinggi milik tetangga kami. Setiap
kali ada angin bertiup kencang, kurma-kurmanya sering berjatuhan di rumah kami.”
Abu Dujanah diam sejenak lalu melanjutkan ceritanya : "Ya Rasul, seeungguhnya kami
keluarga yang kekurangan. Anak-anak saya sering menangis dan kelaparan karena tidak ada
makanan. Jadi ketika terbangun, saya takut mereka akan memakan kurma-kurma itu. Itulah
mengapa setelah selesai shalat, saya harus segera bergegas pulang sebelum anak-anak kami
terbangun. Akan kami kumpulkan kurma-kurma itu, lalu kami kembalikan kepada pemiliknya."
Abu Dujanah lantas menceritakan, pernah suatu ketika ia terlambat pulang dan anaknya telah
memakan kurma yang jatuh dari pohon tetangganya itu. Abu Dujanah tidak ingin anaknya memakan
sesuatu yang haram, ia pun berupaya sekuat tenaga untuk mengeluarkan kurma yang terlanjur
dimakan oleh anaknya dan berkata:“Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak.”
Saat itu anaknya pun sontak menangis, karena sangat kelaparan.
Sambil menarik nafas, Abu Dujanah melanjutkan ceritanya : “Wahai Rasululah, saya
katakan kepada anakku, “Hingga nyawamu lepas sekalipun, aku tidak akan rela meninggalkan
harta haram didalam perutmu, nak. Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan
akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya."
Mendengar cerita itu, Rasulullah SAW dan Abu Bakar tidak bisa menahan rasa sedihnya.
Baginda Rasulullah mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksud
Abu Dujanah. Kemudian bersama Abu Bakar, Rasulullah mendatangi pemilik pohon kurma itu dan
menawar agar pohon kurma itu dijual. Namun, laki-laki pemilik kurma yang dikenal munafik ini
lantas menjawab dengan tegas, "Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang tunai dan
ingin dibayar saat ini juga." Tiba-tiba Abu Bakar as-Shiddiq datang. Lantas berkata, "Ya sudah,
aku beli sekarang dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milikmu, yang jenisnya tidak
ada di kota ini." Si laki-laki pemilik kurma pun kegirangan sembari berujar: "Baiklah, aku jual."
Setelah sepakat, pohon kurma yang dibeli Abu Bakar itu langsung diserahkan kepada Abu Dujanah.
Saking girangnya, si laki-laki munafik berjalan mendatangi istrinya. Lalu menceritakan
kejadian yang baru saja ia alami."Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh
pohon kurma yang lebih bagus. Padahal pohon kurma yang aku jual itu masih tetap berada di
pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun
tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita sedikit pun."
Malam harinya, atas izin Allah SWT, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki telah berpindah di
atas tanah milik Abu Dujanah. Tempat asal pohon itu tumbuh, saat ini rata dengan tanah. Laki-laki
munafik tersebut keheranan tiada tara.
Demikianlah akhir kisah dari Abu Dujanah dan Pohon Kurma. Hikmah yang dapat kita ambil
dari cerita ini adalah, betapa hati-hatinya sahabat Rasulullah dalam menjaga diri dan keluarganya dari
makanan yang haram. Sesulit apapun hidup kita, sekurang apapun hidup kita, seseorang tidak boleh
memberikan makannya untuk diri sendiri dan keluarganya dari barang-barang dan makanan yang
haram.

Penutup :

Mengakhiri cerita ini, izinkan saya membacakan sebuah pantun

Jalan-jalan ke kota Mekah


Tidak lupa membeli kurma
Semoga kisah ini membawa berkah
Membawa rahmat untuk kita bersama

Sekian cerita dari saya, Wabillahi taufiq wal hidayah…


Wassalamuaalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai