Anda di halaman 1dari 10

‘ADAMUL HIQDI WAL

HASAD
Pokok bahasan :

1. Makna al hiqdu wal hasad


2. Hukum al hiqdu wal hasad
3. Sebab-sebab munculnya al hiqdu wal hasad
4. Tingkatan-tingkatan al hiqd wal hasad
5. Akibat dari al hiqdu wal hasad
6. Terpujinya meninggalkan al hiqd wal hasad
7. Kiat menghilangkan al hiqd wal hasad
Makna hiqdu dan hasad

Al-hiqdu (dengki) dan hasad (iri) adalah dua jenis perbuatan


yang tercela dan keduanya merupakan perbuatan hati yang
pada awalnya lahir karena marah yang tidak terkendali
sehingga memunculkan dendam kemudian lahir setelahnya
dengki dan hasad.
Hukum al-hiqd wal hasad

Hukum al-hiqdu dan al-hasad adalah haram, karena akan


merusak hubungan seseorang dengan saudaranya
seiman. Sifat ini akan menghancurkan perbuatan baik
sebagaimana api yang membakar kayu hingga menjadi
abu. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw :
ُ ‫ت َكمَا تَ ْأ ُك‬
‫ل ال َّنا ُر‬ ِ ‫َا‬
‫ن‬ َ
‫َس‬‫ح‬ ْ
‫ال‬ ُ
‫ل‬ ُ
‫ك‬ ْ ‫َس َد ي‬
‫َأ‬ َ ‫ن ْالح‬
َّ ‫ َف ِإ‬،َ‫َسد‬ ْ ‫مو‬
َ ‫َالح‬ ْ ‫اك‬ُ َّ‫إي‬
ِ
َ
َ‫الحَطب‬ ْ
“Al-Hasad memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api
memakan kayu bakar”.
Sebab-sebab munculnya
al-hiqd wal hasad
• Al-adawah wal baghdha (permusuhan dan kebencian)
• At-ta’azzuz (merasa dirinya lebih dari yang lain)
• At-ta’ajjub dan takabbur. (bangga dan sombong)
• Al-khauf min fauti al-maqashid al-mahbubah (Takut
kehilangan akan tujuan-tujuan yang disukai).
• Hubbu Riyasah (Cinta jabatan)
• Kobtsu an-nafs (jiwa/hati yang jelek)
• Al-Bukhlu (Bakhil/kikir)
Tingkatan-tingkatan al-hiqd wal
hasad
1. Senang dengan hilangnya kenikmatan yang ada pada orang lain
walaupun nikmat tersebut tidak berpindah kepadanya. Tingkatan ini
adalah yang tercela.

2. Senang dengan hilangnya kenikmatan yang ada pada orang lain dan
ingin/berusaha mendapatkannya, seperti rumah yang mewah, wanita
yang cantik atau jabatan. Tingkatan ini juga tercela namun labih ringan
dari yang pertama.

3. Tidak senang dengan keadaan dirinya dan berharap agar sama dengan
orang lain, dan jika tidak mampu menyamainya, maka dirinya berharap
agar hilang dari orang lain, paling tidak agar dirinya tidak sederajat
dengannya. Tingkatan ini ada yang tercela dan ada yang tidak tercela.

4. Keinginan dirinya seperti orang lain, dan jika tidak dicapai maka tidak
ingin keadaan tersebut hilang darinya.Tingkatan ini yang adalah yang
paling ringan dari yang tiga tingkatan sebelumnya.
Akibat dari al-hiqdu wal hasad

1. Berharap hilangnya harta yang dimiliki orang lain dan senang terhadap
musibah yang menimpa saudaranya.
2. Membuat hati menjadi keruh dan sedih/gelisah dengan cobaan yang menimpa
dirinya.
3. Mencela, mencemooh dan memutuskan hubungan dengan orang lain.
4. Menganggap orang lain lebih rendah dan hina darinya.
5. Suka berbohong dan ghibah serta suka membuka aib orang lain.
6. Menceritakan kebiasaan orang lain dengan maksud menghinakan dan
mencelanya.
7. Menyakiti orang lain dengan kekerasan, bahkan dengan memukul atau yang
berhubungan dengan fisik.
8. Menghalangi orang lain dalam menunaikan kewajiban agamanya, seperti
membayar hutang, silaturahim dan menolak kedzaliman.
Terpujinya meninggalkan
al-hiqdu wal hasad

Jika penyakit al hiqdu wal hasad adalah tercela dan haram,


sehingga diwajibkan pada orang yang beriman untuk
meninggalkan dan menjauhinya, berusaha menjaga hatinya
agar tidak terjerumus pada penyakit ini, maka orang yang
telah mampu meninggalkan dan menjauhkan dari penyakit al
hiqdu wal hasad akan mendapatkan pujian dan balasan yang
sangat besar dari Allah SWT.
Kiat mengobati penyakit
al-hiqdu wal hasad
1. Mengenal penyakit-penyakit hati, terutama penyakit al-hiqdu wal hasad, karena dengan
mengenalnya maka akan berusaha menghindar darinya.

2. Berusaha menghindari pangkal penyakit hati dan sebab-sebabnya.

3. Berteman dengan orang-orang yang salih yang bersih dari penyakit al hiqdu wal hasad, seperti yang
dikisahkan pada sahabat Anas tentang ketertarikan Abdullah bin Amru bin Ash terhadap hamba
Allah yang disebutkan Nabi saw sebagai calon penghuni surga.

4. Berlapang dada dengan pemberian Allah kepadanya dan tidak iri dengan apa yang Allah
anugrahkan kepada orang lain, namun ikut senang dan gembira terhadapnya, seperti yang
diajarkan Rasulullah saw dalam haditsnya : “Ya Allah tidak ada kenikmatan yang Engkau
anugrahkan kepada kami dan setiap orang dari makhluk-Mu kecuali dari-Mu belaka karena itu
segalanya hanya Milik-Mu dan puji syukur untuk-Mu”.
5.Mengetahui akibat buruk yang akan diperoleh dari orang yang memiliki penyakit
al-hiqdu wal hasad.

6.Memohon kepada Allah agar hatinya dijauhkan dari penyakit al-hiqdu wal hasad

Seperti dalam do’a yang termaktub dalam surat Al-Hasyr ayat 9 :

‫سبَ ُقونَا‬
َ ‫ين‬ َ ‫ذ‬ِ َّ‫وانِ َنا ال‬
َ ‫خ‬ ِ ِ ‫اغ ِف ْر لَ َنا َو‬
ْ ‫ِل‬ َ ُ‫م يَ ُقول‬
ْ ‫ون َربَّ َنا‬ ْ ‫ه‬ ِ ‫ن بَ ْع‬
ِ ‫د‬ ْ ‫م‬ ِ ‫جا ُءوا‬ َ ‫ين‬
َ ‫ذ‬ ِ َّ‫َوال‬
ٌ ‫حي‬
‫م‬ ٌ ‫ك َر ُء‬
ِ ‫وف َر‬ َ َّ‫م ُنوا َربَّ َنا إِن‬َ ‫ين آ‬ ِ َّ‫غ اًّل لِل‬
َ ‫ذ‬ ِ ‫ل فِي ُقلُوبِ َنا‬ ْ ‫ع‬َ ‫ج‬ْ َ‫ان َو ََل ت‬
ِ ‫م‬ ِ ْ ِ‫ب‬
َ ‫اِلي‬
)10‫(الحشر‬
“YaTuhan kami, ampunilah dosa kami dan saudara-saudara kami yang telah
mendahului kami, dan janganlah Engkau jadikan hati kami ada gill (dengki) terhadap
orang-orang yang beriman, YaTuhan kami sesungguhnya Engkau adalah Maha
Lembut dan Maha Pengasih”.

Anda mungkin juga menyukai