HASAD
Pokok bahasan :
2. Senang dengan hilangnya kenikmatan yang ada pada orang lain dan
ingin/berusaha mendapatkannya, seperti rumah yang mewah, wanita
yang cantik atau jabatan. Tingkatan ini juga tercela namun labih ringan
dari yang pertama.
3. Tidak senang dengan keadaan dirinya dan berharap agar sama dengan
orang lain, dan jika tidak mampu menyamainya, maka dirinya berharap
agar hilang dari orang lain, paling tidak agar dirinya tidak sederajat
dengannya. Tingkatan ini ada yang tercela dan ada yang tidak tercela.
4. Keinginan dirinya seperti orang lain, dan jika tidak dicapai maka tidak
ingin keadaan tersebut hilang darinya.Tingkatan ini yang adalah yang
paling ringan dari yang tiga tingkatan sebelumnya.
Akibat dari al-hiqdu wal hasad
1. Berharap hilangnya harta yang dimiliki orang lain dan senang terhadap
musibah yang menimpa saudaranya.
2. Membuat hati menjadi keruh dan sedih/gelisah dengan cobaan yang menimpa
dirinya.
3. Mencela, mencemooh dan memutuskan hubungan dengan orang lain.
4. Menganggap orang lain lebih rendah dan hina darinya.
5. Suka berbohong dan ghibah serta suka membuka aib orang lain.
6. Menceritakan kebiasaan orang lain dengan maksud menghinakan dan
mencelanya.
7. Menyakiti orang lain dengan kekerasan, bahkan dengan memukul atau yang
berhubungan dengan fisik.
8. Menghalangi orang lain dalam menunaikan kewajiban agamanya, seperti
membayar hutang, silaturahim dan menolak kedzaliman.
Terpujinya meninggalkan
al-hiqdu wal hasad
3. Berteman dengan orang-orang yang salih yang bersih dari penyakit al hiqdu wal hasad, seperti yang
dikisahkan pada sahabat Anas tentang ketertarikan Abdullah bin Amru bin Ash terhadap hamba
Allah yang disebutkan Nabi saw sebagai calon penghuni surga.
4. Berlapang dada dengan pemberian Allah kepadanya dan tidak iri dengan apa yang Allah
anugrahkan kepada orang lain, namun ikut senang dan gembira terhadapnya, seperti yang
diajarkan Rasulullah saw dalam haditsnya : “Ya Allah tidak ada kenikmatan yang Engkau
anugrahkan kepada kami dan setiap orang dari makhluk-Mu kecuali dari-Mu belaka karena itu
segalanya hanya Milik-Mu dan puji syukur untuk-Mu”.
5.Mengetahui akibat buruk yang akan diperoleh dari orang yang memiliki penyakit
al-hiqdu wal hasad.
6.Memohon kepada Allah agar hatinya dijauhkan dari penyakit al-hiqdu wal hasad
سبَ ُقونَا
َ ين َ ذِ َّوانِ َنا ال
َ خ ِ ِ اغ ِف ْر لَ َنا َو
ْ ِل َ ُم يَ ُقول
ْ ون َربَّ َنا ْ ه ِ ن بَ ْع
ِ د ْ م ِ جا ُءوا َ ين
َ ذ ِ ََّوال
ٌ حي
م ٌ ك َر ُء
ِ وف َر َ َّم ُنوا َربَّ َنا إِنَ ين آ ِ َّغ اًّل لِل
َ ذ ِ ل فِي ُقلُوبِ َنا ْ عَ جْ َان َو ََل ت
ِ م ِ ْ ِب
َ اِلي
)10(الحشر
“YaTuhan kami, ampunilah dosa kami dan saudara-saudara kami yang telah
mendahului kami, dan janganlah Engkau jadikan hati kami ada gill (dengki) terhadap
orang-orang yang beriman, YaTuhan kami sesungguhnya Engkau adalah Maha
Lembut dan Maha Pengasih”.