Anda di halaman 1dari 2

KHUTBAH JUMAT: "MENGGAPAI KETENANGAN JIWA" berbagai kesempatan, baik duduk, berdiri maupun berbaring.

Dan yang lebih utama lagi adalah Dzikir di dalam Shalat.

2. Yakin Akan Pertolongan Allah


            Dalam hidup dan perjuangan, seringkali banyak kendala,
tantangan dan hambatan yang harus dihadapi, adanya hal-hal
itu seringkali membuat manusia menjadi tidak tenang yang
membawa pada perasaan takut yang selalu menghantuinya.
Ketidaktenangan seperti ini seringkali membuat orang yang
menjalani kehidupan menjadi berputus asa.
3. Memperhatikan Bukti Kekuasaan Allah
            Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa adalah karena
manusia seringkali terlalu merasa yakin dengan kemampuan
dirinya, akibatnya kalau ternyata dia merasakan kelemahan
pada dirinya, dia menjadi takut dan tidak tenang, tapi kalau dia
selalu memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah dia akan
menjadi yakin akan keberadaan Allah swt. sehingga membuat
hatinya menjadi tentram, hal ini karena dia sadari akan
besarnya kekuasaan Allah yang tidak perlu dicemasi, tapi malah
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…………………. untuk dikagumi.
Untuk memperbaiki kualitas ibadah kita, marilah kita selalu 4. Selalu Bersyukur akan segala nikmat Allah.
senantiasa bertaqwa kepada Allah saja, tidak kepada selain-             Allah swt. memberikan kenikmatan kepada kita dalam
Nya. Selalu bersyukur kepada Allah setiap waktu, di setiap jumlah yang amat banyak. Kenikmatan itu harus kita syukuri
tempat, dan di setiap keadaan, atas segala kenikmatan dan karena dengan bersyukur kepada Allah akan membuat hati
karuniaNya yang tidak dapat kita hitung. menjadi tenang, hal ini karena dengan bersyukur, kenikmatan
Adapun judul khutbah kali ini adalah:Menggapai Ketenangan itu akan bertambah banyak. Dan orang yang selalu bersyukur
Jiwa. akan nikmat Allah, maka perasaannya akan selalu dekat dengan
Allah yang akan menghasilkan ketangan jiwa pada dirinya
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT... sendiri. Namun, apabila manusia tidak bersyukur, maka Allah
            Dalam perkembangan hidupnya, manusia seringkali memberikan azab yang membuat mereka menjadi tidak tenang,
berhadapan dengan berbagai masalah. Akibatnya timbul Allah berfirman:
kecemasan, ketakutan dan ketidaktenangan, bahkan tidak     
sedikit manusia yang akhirnya kalap sehingga      
melakukan tindakan-tindakan yang semula dianggap tidak  
mungkin dilakukannya, baik melakukan kejahatan terhadap ”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
orang lain seperti banyak terjadi kasus pembunuhan termasuk "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
pembunuhan terhadap anggota keluarga sendiri maupun menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
melakukan kejahatan terhadap diri sendiri seperti meminum (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS.
minuman keras dan obat-obat terlarang hingga tindakan bunuh Ibrahim: 7)
diri. 5. Selalu Membaca, Mendengar dan Mengkaji Al-Qur’an
            Oleh karena itu, kedamaian dan ketenangan jiwa sangat             Al-Qur’an adalah kitab yang berisi sebaik-baik perkataan,
diperlukan dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia ini diturunkan pada bulan suci Ramadhan yang penuh dengan
yang semakin hari semakin semraut dengan berbagai macam keberkahan, karenanya orang yang membaca, mendengar
masalah kehidupan. Itu sebabnya, setiap orang harus berusaha bacaan, dan mengkaji ayat-ayat suci Al-Qur’an niscaya menjadi
untuk mendapatkan ketenangan jiwa. Dengan jiwa yang tenang tenang hatinya, manakala dia betul-betul beriman kepada Allah
kehidupan ini dapat dijalani secara teratur dan benar Swt.
sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Untuk itu,             
secara tersurat, Al-Qur’an menyebutkan beberapa kiat praktis, Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah                
yaitu:             Demikianlah beberapa kiat yang harus kita lakukan untuk
1. Dzikrullah/selalu berdzikir kepada Allah mendapatkan ketenangan jiwa. Ingatlah bahwa ketangan jiwa
            Dzikir kepada Allah Swt merupakan kiat/cara untuk tidaklah dapat diukur dengan banyaknya harta dan tingginya
menggapai ketenangan jiwa, yakni dzikir dalam arti selalu ingat pangkat dan jabatan yang kita miliki. Banyak orangKetengan
kepada Allah dengan menghadirkan nama-Nya di dalam hati jiwa akan merasuk kepada setiap hamba, manakala hamba itu
dan menyebut nama-Nya dalam berbagai kesempatan. Bila selalu mendekatkan diri kepada Penciptanya, Allah Rabbul Jaliil.
seseorang selalu berdzikir, maka ketenangan jiwa akan Untuk itu, marilah kita selalu dan senantiasa bertaqarrub
diperolehnya, Allah swt. berfirman: kepada Allah swt dalam setiap situasi dan kondisi, sehingga kita
dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang diridloi, baik
    di dunia lebih-lebih lagi di akhirat kelak. Amin Ya Rabbil
       ’Alamin......
 
‫ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه‬،‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‬ َ ‫ب َا َر‬
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan
‫ أَقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هَ َذا َوأَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ِمنَ ْاآليَا‬
hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
‫ إِنَّهُ هُ َو‬،ُ‫فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬  .‫ب‬ ٍ ‫ر ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم ْن ُك ِّل َذ ْن‬8ِ ِ‫لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائ‬
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.(QS. Ar-Ra’d;28)

            Untuk mencapai ketenangan jiwa, dzikir tidak hanya ِ ‫ْال َغفُوْ ُر الر‬
.‫َّح ْي ُم‬
dilakukan dalam bentuk menyebut nama Allah saja, tapi juga
dzikir dengan hati dan perbuatan. Untuk itu, seorang mu’min
seharusnya selalu dan senantiasa berdzikir kepada Allah dalam
‫‪hutbah Kedua‬‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ َّ ِ‬
‫ي ل َْو الَ أَ ْن َه َدانَا‬ ‫ْح ْم ُد للَّه الذ ْي َه َدانَا ل َه َذا َو َما ُكنَّا لَن ْهتَد َ‬ ‫ال َ‬
‫ك لَهُ َوالَ َن ْعبُ ُد إِالَّ‬ ‫َن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬ ‫اهللُ‪ .‬أَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫ِ‬
‫َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‬ ‫ص ْو َن‪َ .‬وأَ ْش َه ُد أ َّ‬ ‫إِيَّاهُ َونَ ْح ُن لَهُ ُم ْخل ُ‬
‫َص َحابِ ِه‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى آل ِه َوأ ْ‬ ‫َونَ ْح ُن لَهُ تَابِعُ ْو َن‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ان إِلَى َي ْوِم الدِّيْ ِن‪ .‬أ ََّما َب ْع ُد؛‬ ‫ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس ٍ‬
‫ََ ْ َ ْ َ‬
‫اهلل فِي‬‫ص ْي ُكم و َن ْف ِسي بَِت ْقوى ِ‬ ‫ِ‬ ‫َفيا ِعب َ ِ ِ‬
‫اد اهلل‪َ ،‬رح َم ُك ُم اهللُ‪ .‬أ ُْو ْ َ ْ َ‬ ‫َ َ‬
‫الر ُس ْو َل ل ََعلَّ ُك ْم‬ ‫ِ‬
‫الس ِر َوال َْعلَ َن‪ ،‬فَ َّات ُقوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوأَط ْيعُ ْوهُ َو َّ‬ ‫ِّ‬
‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا أَيُّهاَ الَّ ِذيْ َن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُت ْفل ُح ْو َن‪ .‬إِ َّن اهللَ َو َمالَئ َكتَهُ يُ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى‬ ‫صلُّ ْوا َعلَْيه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسل ْي ًما‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫َء َامُن ْوا َ‬
‫َج َم ِع ْي َن‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫مح َّم ٍد و َعلَى آلِ ِه وأ ْ ِ‬
‫َص َحابِه َوالتَّابِع ْي َن أ ْ‬ ‫َ‬ ‫َُ َ‬

‫ات والْمسلِ ِم ْين والْمسلِم ِ‬


‫ات‬ ‫ِ ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر لِل ِ ِ‬
‫ْم ْؤمن ْي َن َوال ُْم ْؤمنَ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ‬ ‫ْ ُ‬
‫ك س ِم ْيع قَ ِريْ ِ‬ ‫ِ‬ ‫اْأل ِ ِ‬
‫ب‬‫ب ُمج ْي ُ‬ ‫َحيَاء م ْن ُه ْم َواْأل َْم َوات‪ ،‬إِنَّ َ َ ٌ ٌ‬ ‫ْ‬
‫َّعو ِ‬
‫ات‪.‬‬ ‫الد َ َ‬
‫اط َل باَ ِطالً‬‫اعه‪ ،‬وأَ ِرنَا الْب ِ‬
‫َ‬ ‫ْح َّق َح ًّقا َو ْار ُزقْنَا اتِّبَ َ ُ َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَ ِرنَا ال َ‬
‫ب لَنَا‬ ‫اجتِنَابَهُ‪َ .‬ر َّبنَا الَ تُ ِز ْ‬
‫غ ُقلُ ْو َبنَا َب ْع َد إِ ْذ َه َد ْيَتنَا َو َه ْ‬ ‫َو ْار ُزقْنَا ْ‬
‫َّاب‪َ .‬ر َّبنَا آتِنَا فِي ُّ‬
‫الد ْنيَا‬ ‫َنت ال َْوه ُ‬ ‫كأ َ‬ ‫ك َر ْح َمةً إِنَّ َ‬ ‫ِمن لَّ ُدنْ َ‬
‫ْح ْم ُد لِلَّ ِه َر ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫اب النَّا ِر‪َ .‬وال َ‬ ‫َح َسنَةً َوفي اآلخ َرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫ال َْعال َِم ْي َن‪.‬‬

‫ان وإِيت ِ‬
‫آء ِذي‬ ‫اهلل‪ ،‬إِ َّن اهللَ يَأ ُْم ُر ُك ْم بِال َْع ْد ِل َواْ ِإل ْح َس ِ َ َ‬
‫اد ِ‬ ‫ِعبَ َ‬
‫الْ ُقربى وي ْنهى ع ِن الْ َفح َش ِ‬
‫آء َوال ُْمن َك ِر َوالَْب ْغ ِي يَِعظُ ُك ْم ل ََعلَّ ُك ْم‬ ‫ْ‬ ‫َْ ََ َ َ‬
‫تَ َذ َّك ُر ْو َن‪ .‬فَاذْ ُك ُروا اهللَ ال َْع ِظ ْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َعلَى نَِع ِم ِه‬
‫َذ ْكر ِ‬ ‫ِ‬
‫اهلل أَ ْكبَر‬ ‫يَ ِز ْد ُك ْم َول ُ‬

Anda mungkin juga menyukai