Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PAI BERBASIS TIK

TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP PGRI PACET

KABUPATEN BANDUNG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Administrasi Penerimaan Mahasiswa Baru

Pada Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Oleh :

Deden Sofwan Ismail

BANDUNG

2023 M/ 1444 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

D. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 8

E. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 9

F. Hipotesis Penelitian (jika ada).......................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 22

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Secara umum manusia telah mengetahui arti sebuah pendidikan bagi
kehidupannya. Dalam agama Islam, pendidikan merupakan suatu kewajiban bagi
yang hidup dan berakal. Urgensi pendidikan dalam agama Islam sangat penting,
bahkan wahyu pertama yang turun dari Allah l kepada Nabi Muhammad n
melalui malaikat zibril p merupakan ayat Al-Qur’an tentang perintah untuk
membaca :
Q.S. Al-‘Alaq [96] Ayat 1 – 5 :
‫هللا َّالر ْ ْٰح ِن َّالر ِح ْ ِي‬
ِ ‫ب ِْس ِم‬
‫) َّ ِاَّل ْي عَ َّ ََّل ِب الْ َق َ َِّل‬٣( ‫) ِا ْق َر ْأ َو َرب ُّ َك ْ َاْل ْك َر ُم‬٢( ‫) َخلَ َق ْ ِاْلن ْ َس َان ِم ْن عَلَ ٍق‬١( ‫ْس َرب َِك َّ ِاَّل ْي َخلَ َق‬ ِ ْ ‫ِا ْق َر ْأ ِِب‬
)٥( ‫) عَ َّ ََّل ْ ِاْلن ْ َس َان َما ل َ ْم ي َ ْع َ َّْل‬٤(
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
Menciptakan!. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia)
dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (Q.S. Al-‘Alaq [96] : 1 – 5)1

Dimana membaca merupakan salah satu bagian penting dari


pendidikan. Bukan hanya itu, masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan mengenai pendidikan. Diperkuat dengan hadits-hadits Rasulullah
n, menjadi suatu pembahasan yang sangat penting bagi kehidupan seorang
manusia terkhusus bagi umat muslim. Pembelajaran merupakan bagian dari
proses pendidikan. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta

1
Aplikasi KESAN Kedaulatan Santri : Al-Qur’an & Tafsir : 96. Al-‘Alaq

1
didik dengan pendidik yang bertujuan untuk menguasai materi pelajaran. Di
dalam suatu pembelajaran terdapat model, strategi, metode dan media
pembelajaran untuk menunjang dan mendukung suatu pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Media adalah segala bentuk saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.2 Media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi pelajaran
kepada peserta didik dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan “si pembelajar” sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.3
Dari waktu ke waktu, media pembelajaran semakin berkembang seiring dengan
perubahan dan perkembangan zaman. Di beberapa penelitian yang penulis
telaah, media pembelajaran cukup berpengaruh terhadap minat belajar peserta
didik.
Nabi Muhammad SAW juga pernah menggunakan media
pembelajaran/ pendidikan sebagaimana di dalam hadits berikut dijelaskan:
‫ َحدَّ ثَ ِن‬: ‫ٍ َع ْن ُس ْفيَ َان قَا َل‬،‫ َأخْبـَ َرَنَ ْحي َىي ْب ُن َس ِع ْيد‬: ِ‫َحدَّثـَنَا َصدَ قَ ُة ْب ُن الْفَضْ ل‬
َّ ‫ َخ‬: ‫ِض هللا ُ َع ْن ُه قَا َل‬
‫ط‬ َ ِ ‫ٍ َع ْن َع ْب ِد هللا َر‬،‫ٍ َع ْن َ ِرب ْيع ٍ ْب ِن خُثـَ ْي‬،‫ْ َع ْن ُم ْن ِذر‬، ‫َأ ِيب‬
،ُ ‫ َو َخطَّ خ ََّطا ِيف الْ َو َسطِ خ َِار ًجا ِمنْه‬،‫النَّ ِب َُص ََّّل هللا ُعَلَ ْي ِه َو َس َّ ََّل خ ََّطا ُم َربـَّ ًعا‬
، ِ‫َو َخطَّ خ ُُط ًطا ِصغ ًَارا ا َىل ه ََذا َّ ِاَّلي ِيف الْ َو َسطِ ِم ْن َجا ِن ِب ِه َّ ِاَّل ْي ِيف الْ َو َسط‬
ِ
ِ َّ ‫ َو َه َذ‬- ‫ قَدْ َأ َح َاط ِب ِه‬: ‫ َأ ْو‬- ‫ُ َوه ََذا َأ َج ُ ُُل ُم ِح ْيطٌ ِب ِه‬،‫ ( َه َذا ْاْلن ْ َسان‬: ‫َوقَا َل‬
‫ااَّل ْي‬
ِ
،‫ فَا ْن َأخ َْطأَ ُه ه ََذا نـَهَشَ ُه ه ََذا‬،‫الصغ َُار ْ َاْلع َْر ُاض‬
ِ ُ‫ُ َو َه ِذ ِه الْخ َُطط‬،‫ه َُو خ َِار ُج َأ ْم ُُل‬
ِ
)‫َوا ْن َأخ َْطأَ ُه َه َذا نـَهَشَ ُه ه ََذا‬
ِ
(‫)رواه البخاري‬

2
AECT dalam Arsyad, 2011 (https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-media-
pembelajaran.html)
3
Sadiman, Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Android 1996 : 6,
(https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2543/05.2%20bab%202.pdf?sequence=8&i
sAllowed=y)

2
(Ibnu Hajar Atsqalani, t.t., Hadits ke 6054)
Artinya: “Telah menceritakan pada kami Sodaqoh bin Fadhil,
telah memberikan kabar kepadaku Yahya bin Sa’id dari Sofyan,
beliau bersabda: Telah menceritakan kepadaku bapak ku dari
Mundzir dari Robi’ bin Khusein dan Abdullah R.A, Beliau
bersabda: Nabi SAW pernah membuat garis (gambar) persegi
empat dan membuat suatu garis lagi di tengah-tengah sampai
keluar dari batas (persegi empat), kemudian beliau membuat
banyak garis kecil yang mengarah ke garis tengah dari sisi-sisi
garis tepi, lalu beliau bersabda: Beginilah gambaran manusia.
Garis persegi empat ini adalah ajal yang pasti bakal menimpanya,
sedang garis yang keluar ini adalah angan- angannya, dan garis-
garis kecil ini adalah berbagai cobaan dan musibah yang siap
menghadangnya. Jika ia terbebas dari cobaan yang satu, pasti
akan tertimpa cobaan lainnya, jika ia terbebas dari cobaan yang
satunya lagi, pasti akan tertimpa cobaan lainnya lagi. (HR. Imam
Bukhori)”

Nabi SAW menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam gambar


adalah manusia, gambar empat persegi yang melingkarinya adalah ajalnya, satu
garis lurus yang keluar melewati gambar merupakan harapan dan angan-
angannya sementara garis-garis kecil yang ada di sekitar garis lurus dalam
gambar adalah musibah yang selalu menghadang manusia dalam kehidupannya
di dunia.
Minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang mempunyai
perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan
mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat muncul karena
adanya perhatian yang mendalam terhadap suatu objek, dimana perhatian
tersebut menimbulkan keinginan untuk mengetahui, mempelajari, dan
kemudian membuktikannya lebih lanjut. Minat belajar adalah suatu

3
ketertarikan terhadap suatu pelajaran yang kemudian mendorong individu
untuk mempelajari dan menekuni pelajaran tersebut.4
Memasuki era milenial yang entah muncul darimana kata milenial
tersebut hingga menjadi bahan perbincangan semua kalangan, Pendidikan
Agama Islam pun harus menyesuaikan diri dengan keadaan dan perkembangan
zaman. Dengan pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), tidak dapat dipungkiri sangat berpengaruh terhadap Pendidikan Agama
Islam baik pendidikan di madrasah, sekolah, maupun di lingkup keluarga.
Di era milenial ini, TIK sangat menonjol perannya dalam kehidupan
sehari-hari. Perkembangan TIK merangsak masuk ke berbagai bidang.
Diantaranya sosial, ekonomi, termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam
bidang pendidikan, khususnya pada pembelajaran akhir-akhir ini sering
memanfaatkan TIK pada setiap prosesnya. Baik itu strategi, model, metode
ataupun media pembelajaran dikolaborasikan dengan berbasis TIK di
dalamnya.
Akhir-akhir ini TIK dikolaborasikan dalam sebuah pembelajaran
menggunakan media digital, diantaranya platform youtube, WhatsApp,
Facebook, Tiktok, Google Form, Quiziz, slide Power Point, dan masih banyak
lagi.
Platform youtube biasanya berisi konten-konten berbentuk video
ataupun animasi-animasi bergerak WhatsApp biasa dimanfaatkan sebagai
media penghubung baik berbentuk pesan chat, pesan suara, panggilan,
videocall, saling berbagi gambar, dokumen, dan masih banyak lagi
manfaatnya. Termasuk facebook juga memiliki manfaat yang sama dengan
platform WhatsApp. Tiktok dimanfaatkan untuk membuat konten dan
pembelajaran berbentuk video. Google Form biasa dimanfaatkan sebagai
media evaluasi pembelajaran seperti ulangan harian. Begitupun dengan quiziz
yang sering sekali digunakan untuk evaluasi pembelajaran. Terakhir slide
Power Point seringkali digunakan untuk mempresentasikan suatu materi

4
Aina Mulyana (https://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/minat-belajar.html)

4
pembelajaran. Bahkan lebih lanjut, evauasipun dapat dilaksanakan dengan
memanfaatkan slide Power Point.
Pembelajaran PAI dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman.
Melalui media pembelajaran yang berbasis TIK, diharapkan pembelajaran PAI
dapat berpengaruh terhadap minat belajar yang semakin hari semakin menurun.
SMP PGRI Pacet Kabupaten Bandung merupakan salah satu sekolah
jenjang menengah yang sudah cukup lama berdiri. Dari tahun ke tahun, SMP
PGRI sudah mengalami peningkatan, baik itu dari segi tenaga pendidik,
fasilitas belajar, peserta didik, pembelajaran, dan lainnya. Media pembelajaran
di SMP PGRI Pacet Kabupaten Bandung juga sudah mulai dibenahi, mulai dari
proyektor, laptop hingga Wi-Fi juga sudah ada. Berdasarkan observasi penulis,
pembelajaran PAI di SMP PGRI Pacet Kabupaten Bandung jarang
memanfaatkan TIK karena keterbatasan dan kesiapan pendidik serta peserta
didik yang belum memadai. Minat belajar peserta didik di SMP PGRI Pacet
Kabupaten Bandung juga menurun. Dapat dikatakan bukan hanya SMP PGRI
Pacet Kabupaten Bandung, akan tetapi hampir seluruh sekolah atau lembaga
pendidikan juga mengalami masalah yang sama.
”Sebagian besar peserta didik di SMP PGRI Pacet mengalami
Learning Loss” ungkap Bu Wilda Nurwanti, guru PAI SMP PGRI Pacet
Kabupaten Bandung yang sudah 11 tahun mengabdi.
Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi penulis membahas
pengaruh media pembelajaran PAI berbasis TIK terhadap minat belajar peserta
didik di SMP PGRI Pacet, diantaranya :
Pertama pesatnya perkembangan dan pengaruh dari gawai/
smartphone. Tak dapat dipungkiri dari tahun ke tahun, perkembangan
teknologi sangat pesat di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.
Dimana teknologi digital sekarang menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat
Indonesia khususnya. Teknologi digital merupakan suatu alat yang tidak lagi
menggunakan tenaga manusia secara manual, tetapi lebih pada sistem
pengoperasian otomatis dengan sistem komputerisasi atau format yang dapat

5
dibaca oleh komputer. Salah satu bentuk dari teknologi digital adalah jaringan
internet dan media sosial.

Menurut survei dari Hootsuite dan We Are Social, total penduduk RI

Gambar 1. 1 Hootsuite dan We Are Social, 2021


di tahun 2021 menyentuh di angka 274,9 juta jiwa. 202,6 juta pengguna
internet, itu artinya 73,7% warga Indonesia sudah tersentuh dengan berselancar
di dunia maya serta 170 juta pengguna media sosial dengan berbagai macam
platform.5 Hal ini tentu menjadi perhatian yang sangat serius untuk dibahas,
mengingat penggunaan media/ teknologi di Indonesia semakin meningkat.
Faktor yang kedua adalah kurangnya penerapan dan pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran PAI di SMP PGRI Pacet. Pembelajaran di SMP PGRI
Pacet berjalan dengan baik, sekalipun terkendala selama dua tahun oleh
pandemi COVID-19. Akan tetapi kendala yang terlihat secara jelas adalah
kurangnya fasilitas pembelajaran untuk menunjang pembelajaran yang efektif
dan efisien. Termasuk PAI, kurangnya penerapan dan pemanfaatan TIK
memang menjadi kendala yang cukup menghambat pembelajaran.
Ketiga masih kurangnya edukasi kepada peserta didik terkait
pemanfaatan gawai/ smartphone dengan bijak dan bajik. Edukasi pemanfaatan
TIK khususnya gawai/ smartphone ini merupakan hal yang sangat penting bagi

5
Agus Tri Haryanto (https://inet.detik.com/cyberlife/d-5407210/pengguna-internet-indonesia-
tembus-2026-juta)

6
peserta didik. Mengingat hasil survei dari Hootsuite dan We Are Social,
penggunaan teknologi yang semakin meningkat juga harus diiringi dengan
edukasi yang tepat agar teknologi yang digunakan terasa bermanfaat bagi
penggunanya.
Keempat, kompetensi dan ketertarikan penulis terhadap TIK.
Ketertarikan penulis terhadap TIK sudah dimulai semenjak SMP. Dari bangku
SMP, penulis sangat bersemangat ketika memulai pembelajaran TIK. Selain
belajar di sekolah, penulis juga banyak belajar secara otodidak di rumah terkait
penggunaan dan pemanfaatan TIK.
Faktor yang kelima adalah semakin rendahnya minat belajar peserta
didik. Minat belajar khususnya terhadap Pendidikan Agama Islam akhir-akhir
ini mulai menurun, faktor yang mempengaruhinya pun banyak.
Faktor yang keenam adalah untuk melanjutkan studi/ penelitian
sebelumnya yang telah dilaksanakan di SMP PGRI Pacet yang penulis rasa
belum memuaskan dan belum maksimal.
Dan yang terakhir adalah keinginan penulis menganalisis serta
meneliti pengaruh media pembelajaran PAI berbasis TIK terhadap minat
belajar peserta didik. Hal ini tentunya menjadi sebuah pertanyaan bagi
semuanya apakah ada pengaruh media pembelajaran PAI berbasis TIK
terhadap minat belajar peserta didik.
Oleh karena itu penulis membahas masalah ini berharap agar
menemukan solusi terbaik untuk bidang pendidikan, terkhusus Pendidikan
Agama Islam. Hasil penelitian dan pembahasan ini akan penulis petik dan
aplikasikan di masa yang akan datang. Insya Allah.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan masalah yang akan diteliti oleh peneliti yang
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Rumusan masalah berfungsi membatasi
cakupan masalah, serta menjadi patokan dalam menetapkan data-data yang
diperlukan.

7
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi dan
dirumuskan masalah-masalah yang dibahas adalah :
1. Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran PAI berbasis TIK di SMP PGRI
Pacet?
2. Bagaimana minat belajar peserta didik di SMP PGRI Pacet pada mata pelajaran
PAI?
3. Bagaimana pengaruh media pembelajaran PAI berbasis TIK terhadap minat
belajar peserta didik di SMP PGRI Pacet?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitiannya adalah:
1. Untuk mengetahui dan mengaplikasikan pemanfaatan media pembelajaran PAI
berbasis TIK di SMP PGRI Pacet.
2. Untuk mengetahui minat belajar peserta didik di SMP PGRI Pacet pada mata
pelajaran PAI.
3. Untuk mengetahui pengaruh dari media pembelajaran PAI berbasis TIK
terhadap minat belajar peserta didik di SMP PGRI Pacet.

D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat diklasifikasikan kedalam dua kategori, yaitu
kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Bagi penulis, penelitian ini dapat memperluas wawasan dan memperdalam

pengetahuan penulis mengenai bidang yang menjadi spesialisasi penulis,

yaitu bidang Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah).

2. Kegunaan Praktis

Menjadi suatu ilmu yang sekaligus menjadi pijakan kehidupan di dunia dan
bimbingan menuju ilahi robbi.

8
1. Kegunaan teoritis dimaksudkan untuk kegunaan teoritis apa yang dapat
dicapai dari masalah yang diteliti untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan
2. Kegunaan praktis dengan menyebutkan kegunaan apa yang dapat dicapai
dari penerapan hasil penelitian.

E. Kerangka Pemikiran
Penelitian tentang masalah tersebut telah banyak dilakukan peneliti lain.
Berdasarkan tinjauan pustaka, terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan
penelitian ini. Penulis memasukan tiga contoh penelitian lain (diambil dari jurnal)
yang relatif sama dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis,
diantaranya :
Penelitian dengan judul “Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Berbasis TIK, Pengaruhnya Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa”. 6 –
Dipublikasikan pada tanggal 25 November 2021.
Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah : terdapat pengaruh yang
signifikan antara model pembelajaran PAI berbasis TIK terhadap motivasi dan
prestasi belajar siswa.
Teori yang dipakai adalah sebagaimana yang terkandung dalam Q.S. An-
Nahl [16] ayat 125 :

َ ِ ‫ُا ْد ُع ِا ٰىل َس ِب ْيلِ َرب َِك ِِبلْ ِح ْ َْك ِة َوالْ َم ْو ِع َظ ِةالْ َح َس نَ ِة َو َجا ِدلْهُ ْم ِِبل َّ ِ ِْت‬
‫ِه َا ْح َس ُن ِا َّن َرب َّ َك ُه َو َا ْع َ َُّل ِِب‬

)١٢٥( ‫لْ ُمهْ َت ِد ْي َن‬

Artinya : “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah(1) dan


pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara
yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling
tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang
paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl
[16] : 125)

6
Rizal Dalil, “Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis TIK, Pengaruhnya
Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa” (https://www.jurnal.kreatif-
pai.org/index.php/asaatidzah. Diakses pada 08 April 2022)

9
Dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam perlu disampaikan dengan
hikmah serta pendekatan dan teknik pelajaran yang baik. Idealnya guru PAI bisa
menerapkan model pembelajaran yang sesuai serta variatif, memiliki kreativitas
dan inovasi sesuai kondisi, termasuk perkembangan zaman dan teknologi.
Adapun metodologi yang digunakan adalah deskriptif dan eksperimental.
Yaitu dengan pengumpulan data-data dan realitas desain model pembelajaran PAI
berbasis TIK serta proses pembelajaran di kelas, mushola, dan lab.
Penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis
ICT”.7 - Dipublikasikan pada tanggal : 02 Juli 2018.
Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah : Kehadiran dan kemajuan
ICT di masa sekarang telah memberikan peluang dan perluasan interaksi antara
siswa dan guru. Guru PAI dapat memanfaatkan berbagai jenis media secara
bersamaan dalam bentuk multimedia pembelajaran.
Teori yang terkandung dalam penelitian ini adalah : Konsep pendidikan
masa depan ialah diarahkan kepada bagaimana membangkitkan gairah siswa untuk
belajar secara menyenangkan (how student learn). Salah satu pendekatan dan
metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan aspek tersebut ialah dengan
pemanfaatan Information and Comunication Technology (ICT).
Metodologi yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan atau
research and development. Yaitu dengan mengembangkan, memperluas, dan
menggali lebih jauh atas sebuah teori yang sudah ada.
Jurnal Penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran PAI
Berbasis ICT”.8
Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah : persoalan media
pembelajaran dapat membantu dalam meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan
di Indonesia, hal ini mengingat pengaruhnya yang begitu besar dari pembelajaran
yang berbasis ICT terhadap hasil (outputnya).

7
Muchammad Afifuddin, “Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis ICT”
(https://ejournal.kopertais4.or.id/susi/index.php/tarbawi/article/view/2970, Diakses pada tanggal
08 April 2022)
8
Budi Waluyo, “Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis ICT”.
(https://www.journal.an-nur.ac.id/index.php/annur/article/view/132, Diakses pada 08 April 2022)

10
Teori yang tercantum dalam penelitian ini cukup banyak mengutip dari
penelitian-penelitian lain juga. Intinya Pendidikan Islam sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional, harus memberikan penekanan pada
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada peserta didik, disamping
pembinaan dan pengembangan nilai-nilai agama dalam diri mereka, sehingga
pendidikan Islam mampu menyiapkan dan membina sumber daya manusia
seutuhnya yang menguasai IPTEK dan memiliki keimanan serta mampu
mengamalkan agama dengan baik.
Untuk metodologi yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan
atau research and development. Yaitu dengan mengembangkan, memperluas, dan
menggali lebih jauh atas sebuah teori yang sudah ada.
Dari beberapa penelitian sebelumnya itu, dapat dikatakan bahwa penelitian
ini relatif baru, baik dari segi substansi, teori, maupun metodologi keilmuannya.
Untuk menjelaskan masalah penelitian ini digunakan beberapa teori yang
terkait langsung dengan masing-masing variabel, yaitu :
1. Media Pembelajaran PAI Berbasis TIK (Variabel x)
1.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat
strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab
keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap
peserta didik. Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang
secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab,
media perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

11
alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual dan verbal.9
Association for Education and Communication Technology (AECT)
mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses
penyaluran informasi. Sedangkan National Education Association (NEA)
mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca
atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.10
Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah alat, metode, dan
teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah.11 Menurut Suprapto dkk, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah
suatu alat pembantu secara efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.12 Dalam penelitian kali ini peneliti lebih cenderung
menggunakan definisi media pembelajaran dari Oemar Hamalik dengan alasan
bahwa cakupannya lebih luas, tidak hanya dibatasi sebagai alat tetapi juga teknik
dan metode sehingga dapat mencakup definisi dari para ahli pendidikan lainnya.
1.2 Indikator Media Pembelajaran
Menurut Rivai (2009) ada beberapa indikator yang digunakan untuk
mengukur penggunaan media pembelajaran di kelas, yaitu relevansi, kemampuan
guru, kemudahan penggunaan, ketersediaan, dan kebermanfaatan. Adapun menurut
Riyana (2009), media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sesuai kepada kompetensi dan bahan ajar,
sehingga dengan penggunaan media dalam pembelajaran siswa dapat menangkap
tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat. Hal serupa pun diungkapkan
oleh Kemp & Dayton (1985) dalam Riyana (2012), bahwa penggunaan media
pembelajaran secara efektif turut mempengaruhi sikap positif siswa terhadap materi
pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan dengan baik.

9
Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1997),3
10
Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta:Ciputat Pers,Juni 2002),11
11
Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung : Citra Aditya, 1989), 12
12
Mahfud Shalahuddin, Media Pendidikan Agama (Bandung : Bina Islam, 1986), 4.

12
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator
media pembelajaran meliputi relevansi antara media pembelajaran yang digunakan
dengan bahan ajar, kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran,
kemudahan penggunaan media pembelajaran bagi guru dan siswa, ketersediaan
media pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran di kelas, dan
kebermanfaatan penggunaan media pembelajaran yang dirasakan siswa sehingga
dapat meningkatkan proses pembelajaran.
1.3 Pengertian PAI
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu “Pedagogi” yang terdiri
dari dua kata yaitu “Paedos” dan “Agoge” yang berarti “saya membimbing,
memimpin anak”. Dari pengertian ini pendidikan dapat diartikan kegiatan
seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha membimbing dan asuhan terhadap anak
didik, agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya
demi demi keselamatan dan kesejahteraan hidup dunia maupun akhirat kelak.
Menurut Marimba yang dikutip oleh Nizar, “Pendidikan Agama Islam
merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama (insan kamil).” Pendidikan Agama Islam merupakan suatu sistem yang
memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai
dengan ajaran Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan dengan mudah membentuk
kehidupan dirinya sesuai dengan nilainilai ajaran Islam yang diyakininya.
Pendidikan Agama Islam dapat diartikan juga sebagai pemberian bimbingan
terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua
ajaran Islam.
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadiaan
muslim, pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan di
dalamnya. Dasar yang menjadi acuan dalam pendidikan Islam hendaknya

13
merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan
peserta didik kepencapaian pendidikan. Dasar pendidikan Islam adalah berusaha
untuk menanamkan jiwa agama kepada anak agar dapat menjadi muslim yang
mempunyai kepribadian yang sejati yaitu dapat hidup sesuai dengan aturan yang
telah digariskan oleh Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
1.4 Indikator Keberhasilan PAI
Berikut ini adalah indikator keberhasilan Pendidikan Agama Islam di
sekolah berdasarkan informasi yang penulis dapatkan melalui situs kemenag.go.id
: 1. Proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam PAI berjalan lancar; 2.
Sekolah memiliki sarana ibadah yang memadai; 3. Warga sekolah yang beragama
Islam aktif melaksanakan sholat, puasa pada waktunya; 4. Tampilan, prilaku dan
sikap siswa dan segenap unsur pendidikan di sekolah pada setiap waktu
mencerminkan nuansa islami; 5. Ceramah/ diskusi/ seminar agama digalakkan
dalam berbagai kegiatan luar sekolah; 6. Sekolah menggalakkan aktivitas
keagamaan, seperti peringatan HBI, pengumpulan infaq, aktivitas belajar al-
Qur`an, dan lain sebagainya; 7. Hasil belajar memenuhi standar isi dan kelulusan
Kemenag, 2011.
1.5 Pengertian TIK
Dalam berkembangnya teknologi pada saat ini menjadikan kehidupan
manusia menjadi lebih praktis dalam segala hal. Manusia semakin kecanduan
dengan adanya digitalisasi produk, konektivitas, dan keterbukaan akses informasi
yang didapat dengan mudah. Dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat luas
melalui teknologi yang ada seperti handphone, tablet, maupun yang lain. Yang
dirasa lebih praktis dibawa kemana-mana bahkan sangat dapat dijangkau
dimanapun dan kapanpun.
Pengertian dari informasi adalah beberapa kumpulan dari data-data yang
mempunyai keterkaitan satu sama lain yang kedepannya diproses menjadi semakin
kompleks (Reynold dan Rasul D, 2010). Sedangkan pengertian komunikasi sendiri
adalah suatu proses penyampaian informasi berupa pesan, ide, atau gagasan dari
satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya
(Reynold dan Rasul D, 2010). Dengan begitu dapat disimpulkan pengertian dari

14
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah semua hal yang mempunyai
keterkaitan akan proses dalam penyampaian mengenai informasi dari pengirim
kepada penerima. Bisa juga diartikan dengan segala kegiatan yang terkait dengan
pemrosesan, pengelolaan, pemindahan informasi antar satu dengan yang lain
media.
1.6 Indikator TIK
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui bagaimana
guru memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran. Di dalam kelas, tantangan
guru tidak hanya menggunakan TIK sebagai media pembelajaran saja, namun guru
mengenalkan TIK kepada siswa karena TIK merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah. Dalam indikator yang telah diukur oleh
peneliti, guru diharapkan memiliki kemampuan pemanfaatan TIK yang baik,
karena guru tidak hanya memanfaatkan TIK untuk diri sendiri, tetapi harus
berbagi ilmu kepada siswa mengenai perkembangan dan pemanfaatan TIK itu
sendiri. Berikut beberapa indikator pemanfaatan TIK untuk pembelajaran :
Menyadarkan peserta didik akan potensi perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi; Memotivasi kemampuan peserta didik untuk bisa beradaptasi dan
mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi;
Mengembangkan kompetensi peserta didik dalam menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi; Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK;
Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif,
dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
1.7 Pengertian Media Pembelajaran PAI Berbasis TIK
Pemanfaatan TIK dalam konteks pendidikan pada dasarnya lebih cenderung
pada proses pembelajaran itu sendiri. Media pembelajaran PAI berbasis TIK adalah
alat yang digunakan dalam pembelajaran PAI dengan memanfaatkan teknologi,
informasi dan komunikasi (TIK). Pembelajaran PAI yang memanfaatkan biasanya
menggunakan perangkat hardware dan software dalam aplikasinya seperti
perangkat komputer/ hp yang tersambung dengan jaringan internet, LCD,
proyektor, speaker, bahkan penggunaan web atau situs-situs tertentu dari internet.

15
1.8 Indikator Media Pembelajaran PAI Berbasis TIK
Pengintegrasian ICT dalam pembelajaran PAI adalah satu kewajiban.
Konsep edutainment, yang merupakan penggabungan pendidikan dan hiburan,
memasuki babak baru dunia pendidikan, termasuk pendidikan Islam.13 Ada
beberapa contoh pemanfaatan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran PAI, yaitu: 1) teknologi audio; 2) teknologi visual; 3) teknologi
visual-audio; 4) teknologi berbasis internet. Semua itu dapat digunakan pendidik
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan meningkatkan kualitas
Pendidikan Agama Islam.14
Berikut beberapa indikator pemanfaatan TIK untuk pembelajaran :
 Menyadarkan peserta didik akan potensi perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi;
 Memotivasi kemampuan peserta didik untuk bisa beradaptasi dan
mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi;
 Mengembangkan kompetensi peserta didik dalam menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi;
 Mengembangkan kemampuan belajar PAI berbasis TIK;
 Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,
kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi;
 Memanfaatkan TIK dalam proses dan hasil pembelajaran PAI.

2. Minat Belajar Peserta Didik (Variabel y)


2.1 Pengertian Minat Belajar
Minat diartikan sebagai “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,
gairah, keinginan” sedangkan “berminat” diartikan mempunyai (menaruh) minat,
kecenderungan hati kepada, ingin (akan) (Depdiknas, 2013: 1152). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu;

13
Syafaruddin, Amiruddin, Sodri, “Pembelajaran PAI Berbasis ICT Di SD Swasta Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan”, Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman,
Edisi 01 Juni 2020. Vol. 06, Hal. 9.
14
Syafaruddin, Loc.Cit.

16
gairah, keinginan (Depdiknas, 2013: 656). Istilah minat banyak dipakai dalam
berbagai bidang dan situasi, tapi dalam uraian ini akan lebih diarahkan pada bidang
pendidikan khususnya dalam bidang pembelajaran (Depdiknas, 2013: 756).15 Dari
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan hati
terhadap suatu hal.
Minat belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk
melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta
pengalaman. Minat ini tumbuh karena adanya keinginan untuk mengetahui dan
memahami sesuatu mendorong serta mengarahkan minat belajar peserta didik
sehingga lebih sungguh-sungguh dalam belajarnya (Iskandar, 2012: 181).
Minat belajar tidak hanya bergantung pada kemampuan, namun juga
bergantung pada apakah seseorang memilih tujuan penguasaan (tujuan
mempelajari), yang fokusnya adalah mempelajari suatu kemampuan baru dengan
baik; atau tujuan kinerja, yang fokusnya adalah mendemonstrasikan atau
memperlihatkan kemampuan kita pada orang lain.16
2.2 Indikator Minat Belajar
Menurut Lestari dan Mokhammad (2017:93- 94), indikator dari minat
belajar adalah 1) perasaan senang, 2) ketertarikan untuk belajar, 3) menunjukkan
perhatian saat belajar, 4) keterlibatan dalam belajar. Sedangkan indikator minat
belajar menurut Darmadi (2017:322) adalah 1) adanya pemusatan perhatian,
perasaan dan pikiran dari subjek terhadap pembelajaran karena adanya ketertarikan,
2) adanya perasaan senang terhadap pembelajaran, 3) adanya kemauan dan
kecenderungan pada diri subjek untuk terlihat aktif dalam pembelajaran serta untuk
mendapat hasil yang terbaik baik.
Dari beberapa indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator minat
belajar adalah 1) adanya perasaan senang terhadap pembelajaran, 2) adanya
pemusatan perhatian dan pikiran terhadap pembelajaran, 3) adanya kemauan untuk

15
Andi Achru P., “Pengembangan Minat Belajar dalam Pembelajaran”, Jurnal Idaarah,
Desember 2019, Vol. III, No. 2, Hal. 206 – 207.
16
Ibid., Hal. 208.

17
belajar, 4) adanya kemauan dari dalam diri untuk aktif dalam pembelajaran, 5)
adanya upaya yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan untuk belajar.
Menurut Kurt Franz/ Bernhard Meler, ada beberapa indikator yang
menunjukkan minat siswa dalam membaca. Siswa yang memiliki minat baca tinggi
terhadap membaca, dapat diketahui dari perasaan senang, pemusatan perhatian,
persaan tertarik, banyak bahan bacaan yang dibaca, lamanya waktu.17
a. Perasaan senang
Seorang siswa yang berminat membaca buku agama, maka ia harus senang
terhadap buku agama tersebut, yaitu dengan senang hati mempelajari dan membaca
ilmu yang berhubungan dengan hal tersebut, dan tidak ada sedikit pun perasaan
terpaksa.
b. Pemusatan perhatian
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian
merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa kita yang sungguh- sungguh terhadap
pengamatan. Dalam hal ini, perhatian yang diberikan oleh siswa yang berminat
terhadap membaca dapat diukur melalui prestasi siswa, perhatian dan sikap yang
diberikan ketika membaca berlangsung, keaktifan dalam belajar di kelas dan lain-
lain.
c. Perasaan tertarik
Makna minat adalah tenaga penggerak yang terpercaya bagi proses
belajar.18 Orang yang memiliki minat yang kuat dalam dirinya akan terdapat
kecenderungan yang kuat untuk tertarik kepada sumber-sumber bacaan dalam hal
ini buku paket, dan buku-buku serta literatur penunjang lainnya.
d. Banyaknya buku atau bahan bacaan yang dibaca
Seseorang dapat dikatakan memiliki minat yang besar dalam membaca
dapat dilihat dari banyaknya buku yang dibaca dalam seharinya atau perminggunya.
e. Lamanya waktu membaca

17
Kurt franz/Bernhard Meler, Membina Minat Baca Anak, (Bandung: Remadja Karya, 1986), h. 8
18
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta. Logos, 1999), cet.1. h. 25

18
Seseorang dapat juga dikatakan memiliki minat yang besar dalam membaca
dapat dilihat dari lamanya siswa tersebut membaca buku paket, dan buku-buku serta
literatur penunjang lainnya.
Seseorang dapat dikatakan memiliki ciri-ciri minat baca tinggi, sedang dan
rendah, dapat dilihat dari banyaknya indikator-indikator minat baca yang sudah
diuraikan diatas.
3. Pengaruh Media Pembelajaran PAI Berbasis TIK terhadap Minat Belajar
Peserta Didik
Setelah penulis observasi dari beberapa sekolah, minat belajar PAI di
beberapa sekolah sangat rendah. Ini dibuktikan oleh tingkat kehadiran, tingkat
keaktifan peserta didik, dan masih banyak lagi faktor yang membuat minat belajar
peserta didik rendah, terkhusus pada mata pelajaran PAI. Untuk meningkatkan
minat belajar PAI tersebut, penulis memberikan salah satu solusi yaitu dengan
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran PAI. Hal ini telah dibuktikan dari beberapa
penelitian terdahulu.
Penelitian dari Khoirul Anam dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran
Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP Bani Muqiman
Bangkalan” adalah salah satu skripsi/ penelitian yang penulis jadikan referensi
dalam penelitian ini. Dari kesimpulan Khoirul Anam dalam penelitiannya,
“Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap minat belajar siswa
pada mata pelajaran PAI di SMP Bani Muqiman Bangkalan. Hal ini dapat diketahui
dari hasil Persentase minat yang sangat kecil yaitu 0,49327%, karena penggunaan
media pembelajaran yang diterapkan di SMP Bani Muqiman Bangkalan juga sangat
kecil dengan kisaran Persentase 0,09728% saja, sehingga dengan demikian
pengaruhnya media pembelajaran terhadap minat belajar siswa SMP Bani
Muqiman Bangkalan dapat dikatagorikan ‘kurang baik’”.

19
Gambar 2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori pada dasarnya adalah suatu arah penalaran untuk dapat
memberikan sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah yang sudah
disebutkan. Untuk mempermudah studi literatur, disajikan skema kerangka teori di
dalam penelitian ini :
Skema 1 : Studi kasus dan menganalisis pembelajaran PAI yang ada di
PGRI Pacet termasuk media pembelajaran yang digunakan dan minat belajar para
peserta didik.
Skema 2 : Perizinan dan penggunaan media pembelajaran PAI berbasis TIK
di SMP PGRI Pacet.
Skema 3 : Evaluasi dan membedakan hasil sebelum dan sesudah
penggunaan media pembelajaran PAI berbasis TIK di SMP PGRI Pacet.
Skema 4 : Menyimpulkan apakah terdapat pengaruh penggunaan media
pembelajaran PAI berbasis TIK terhadap minat belajar peserta didik di SMP PGRI
Pacet.
Skema 5 : Pelaporan hasil kepada pihak sekolah, dosen pembimbing dan
kampus.

20
Studi kasus dan menganalisis pembelajaran PAI yang
ada di PGRI Pacet termasuk media pembelajaran yang
digunakan dan minat belajar para peserta didik.

Perizinan dan penggunaan media pembelajaran PAI


berbasis TIK di SMP PGRI Pacet.

Evaluasi dan membedakan hasil sebelum dan


sesudah penggunaan media pembelajaran PAI
berbasis TIK di SMP PGRI Pacet.
Menyimpulkan apakah terdapat pengaruh
penggunaan media pembelajaran PAI berbasis
TIK terhadap minat belajar peserta didik di
SMP PGRI Pacet.

Pelaporan hasil kepada pihak sekolah, dosen


pembimbing dan kampus.

Gambar 2.2 Skema Kerangka Teori Penelitian

F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumrusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena, jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori dan belum menggunakan fakta.19 Jadi hipotesis merupakan jawaban
sementara, karena jawaban sementara itu bisa benar juga bisa salah, untuk itu
diperlukan penelitian.
Sesuai dengan kerangka pemikiran diatas, maka dapat disajikan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
H0 : Tidak ada pengaruh media pembelajaran PAI berbasis TIK terhadap
minat belajar peserta didik di SMP PGRI Pacet.
Ha : Terdapat pengaruh media pembelajaran PAI berbasis TIK terhadap
minat belajar peserta didik di SMP PGRI Pacet.

19
Prof. Dr. Sugiyono, “Statistik Nonparametris”, 2011, Cetakan ke-9, Hlm. 5

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Utomo dananjaya, Media Pembelajaran Aktif,(Bandung: Nuansa, 2010)
Oemar Hamalik ,Kurikulum Dan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara,2003)
Arsyad Azhar,Media Pembelajran,(Jakarta: PT Raja Gravindo Persada,1996)
Omar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung : Alumni,1977)
Waryadi, Pengaruh Penggunaan Media Pendidikan Terhadap Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam di SLTP Negeri 39 Surabaya,(Surabaya: UM
Surabaya,2000)

Website/ Blog :
https://scholar.google.co.id/citations?user=qZGHV4gAAAAJ&hl=id&oi=sra
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/11762/7060
http://repository.uinbanten.ac.id/5063/
https://text-id.123dok.com/document/4yr3rwe7y-indikator-keberhasilan-
pendidikan-agama-islam-di-
sekolah.html#:~:text=Berikut%20ini%20adalah%20indikator%20keberhasilan,ya
ng%20beragama%20Islam%20aktif%20melaksanakan
http://eprints.umpo.ac.id/7317/
http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edumatic/article/view/2634
http://repository.uinsby.ac.id/id/eprint/1461/1/Husniyatus%20Salamah%20Zainiy
ati_Pengembangan%20media%20pembelajaran%20berbasis%20ICT.pdf
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=641778&val=11050
&title=Pengaruh%20Media%20Pembelajaran%20Terhadap%20Minat%20Belajar
%20Siswa%20%20Pada%20Mata%20Pelajaran%20PAI%20Di%20SMP%20Ban
i%20Muqiman%20Bangkalan

22

Anda mungkin juga menyukai