DARUSSALAM GONTOR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas:
Kepondokmoderenan
Dosen Pengampu :
Al-Ustadz Achmad Fajarudddin, M.A
Oleh:
Fini Shofiati NIM. 3920184181505
Intan Naillul Farich NIM. 3820174181198
1
LATAR BELAKANG
Salah satu hal yang menarik dari sistem Pondok Pesantren adalah merupakan
warisan dari pendahulu dalam tempo berabad-abad yang tidak pernah luntur dalam
memelihara sistem pendidikan. Demi meneruskan perjuangan dan cita-cita para
pendiri, pesantren membutuhkan visi, misi dan tujuan pendidikan yang tidak bisa
ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan kurikulum, manajemen, SDM, budaya
organisasi dan sebagainya.
Berbagai definisi mengenai arti pondok pesantren tentu banyak pendapat yang
mengutarakan pemikirannya. Sebagai contoh adalah pendapat dari Snouck Hurgronje
1
M. Kharis Fadillah, “Manajemen Mutu Pendidikan Islam di Pesantren (Studi di Pondok
Modern Darussalam Gontor”, Jurnal At-Ta’dib, Vol. 10 No. 1, 2015, p. 116
2
Ibid, p. 117
3
Hafid Hadoyo, “Kurikulum Tersembunyi Pondok Modern Darussalam Gontor”, Jurnal At-
Ta’dib, Vol. 4 No.2, 2011, p. 191
2
yang memperhatikan bentuk lahir pondok pesantren seperti bentuk rumah kediaman
para santri dengan segala tradissinya yang statis. Namun, definisi yang sesuai dengan
Pondok Modern Darussalam Gontor bukanlah seperti itu, sebab hakikatnya Pondok
Pesantren telah emberikan jasa kepada bangsa Indonesia.4 Definisi yang paling umum
mengenai Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor adalah Lembaga
Pendidikan Islam dengan Sistem Asrama, Kyai sebagai sentral figurnya, masjid
sebagai titik pusat yang menjiwainya.5
Oleh karena itu, untuk melihat dan mempelajari lebih lanjut mengenai sejarah
berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) penulis memberikan judul
dalam makalah ini yaitu “SEJARAH BERDIRINYA PONDOK MODERN
DARUSSALAM GONTOR”.
4
Pondok Modern Darussalam Gontor, Serba-serbi Pondok Modern Darussalam Gontor,
(Ponorogo: Balai Pendidikan Pondok Modern Gontor, 1997), p. 2
5
Ibid, p. 2
6
Hamid Fahmy Zarkasyi, et al, Pekan Perkenaan Khutbatu- L- ‘Arsy Universitas
Darussalam Gontor, (Ponorogo: UNIDA Gontor Press, 2020), p. vii
3
PEMBAHASAN
Menginjak abad ke-19, yaitu pada masa kepemimpinan Kyai Hasan Khalifah,
pondok Tegalsari sempat mengalami sebuah kemunduran. Pada kala itu, Kyai Hasan
Khalifah mempunyai seorang santri yang sangat beliau sayangi dan mempunyai
kemahiran dan keunggulan dalam berbagai bidang yaitu R.M Sulaiman Djamaluddin,
seorangputra penghulu Jamaluddin dan cucu pengeran Hadiraja Sultan Kesepuluhan
Cirebon.9 Kemudian Beliau menikahkan santri kesangannya tersebut dengan putri
7
Pondok Modern Darussalam Gontor, Sejarah Pondok Tegalsari, [at 13:38], accesed on
www.gontor.ac.id, viewed on 5 Desember 2021
8
Pondok Modern Darussalam Gontor, Pondok Gontor Lama, [at 10:29], accesed on
www.gontor.ac.id, viewed on 5 Desember 2021
9
Pondok Modern Darussalam Gontor, Berdirinya Pondok Gontor, [at 11:30], accesed on
www.gontor.ac.id, viewed on 5 Desember 2021
4
bungsunya yang bernama Oemijatin yang sering dikenal dengan sebutan Nyai
Sulaiman. Kemudian Kyai Hasan Khalifah memberikan sebuah amanah dan tugas
kepada mereka berdua anak beserta menantunya untuk meneruskan perjuangan
pondok pesantren Tegalsarinya tersebut, yang kemudian hari pondok Tegalsari
beralih dengan sebutan nama Gontor Lama.10
Pondok Gontor Lama ini berdiri dengan perjuangan dan jerih payah dari Kyai
R.M Sulaiman Djamaluddin berserta istrinya. Pada awal mulanya pondok ini hanya
memiliki sekitar 40 santri saja. Dan para santri tersebut berasal dari pondok Tegalsari
sepeninggalan Kyai Hasan Khalifah. Pondok gontor lama ini berada kurang lebih 3
kilometer sebelah Timur dari pondok Tegalsari dan 11 kilometer kearah tenggara dari
kota Ponorogo. Pada masa tersebut, desa Gontor masih merupakan hutan yang kerap
ditemukan berbagai kedzoliman dari para perampok, penjahat, dan penyaman.11
Pondok Gontor Lama ini berlangsung dengan berganti generasi hingga mencapai tiga
generasi, diantaranya ialah:12
5
mudanya di tahun 1918. Beliau meninggalkan seorang istri dan 7 anaknya yang
terbilang masih kecil-kecil. Dan pada masa tersebut Rr Sudarmi berusaha dan
berjuang membesarkan anak-anaknya dengan sendiri.13
Pondok Modern Darussalam Gontor ini terbentuk dari suatu gagasan, cita-cita
dan pengorbanan tiga seorang bersaudara diantara ketujuh anak Kyai Santoso Anom
Besari dan Nyai Sudarmi. Dan sebelum sepeninggalan Rr Sudarmi, beliau tidak henti-
hentinya untuk selalu berdoa dan senantiasa meminta doa kepada semua orang untuk
keberhasilan ketiga putranya tersebut.14 Tiga bersaudara dan empat saudara lainnya
ditinggal ayah dan ibunya untuk menghadap Allah ketika mereka berusia masih kecil.
Mereka ditinggal ayahnya terlebih dahulu dan kemudian disusul oleh ibunya pada
tahun 1917. Dengan keadaan dan kondisi yatim piatu tersebut, mengobarkan
semangat, ketiga anaknya tersebut bersikeras untuk membangun menghidupkan
kembali pondok peninggalan ayah dan Ibunyanya. Diantara ketiga saudara tersebut
ialah;
6
belia tersebut Allah selalu memberikan hidayah-Nya dan tekad yang sangat kuad
kepada mereka untuk melanjutkan kembali perjuangan ayahnya dan menghidupkan
kembali pondok Gontor Lama yang telah mati.15
Kemudian ketiga bersaudara ini pun hidup dan tumbuh besar serta
digembleng pada suasana penjajahan khususnya di Indonesia dan dunia islam pada
umumnya. Banyak ujian, cobaan, rintangan serta lika-liku kehidupan yang mereka
rasakan. Akan tetapi tidak memupuskan rasa kesemangatan mereka. Mereka berusaha
dan berupaya menuntut dan menimba ilmu diberbagai sekolah dan pesantren.
Berbagai pendidikan telah berhasil mereka tempuh dan berbagai pengalaman di
berbagai organisasi dimasyarakat telah mereka alami. Sehingga semua jerih payah
dan upaya mereka dalam menuntut ilmu dan pengalaman ini telah membulatkan
tekad, membesarkan jiwa dan memperkuat cita-cita yang mulia serta menjadikan
sebuah landasan dan dasar untuk menciptakan lembaga pendidikan dan universitas
yang unggul dan terbaik.16
15
Ibid, p. viii
16
Ibid, p. vii
17
Ade Tutty R. Rosa, Laskar Seni Budaya Gontor, (Bandung: CV Publishing Sukawening
Ciwidi Bandung, 2018), p. 169
7
Motivasi lainnya yang menumbuhkan rasa ingin menciptakan lembaga
pendidikan dan universitas yang unggul ialah dengan melihat berbagai peristiwa yang
menimpa umat islam disunia sejak abad ke-13 hingga abad ke 19 yang berupa sebuah
penjajahan, pemerasan dan penindasan, sehingga menyebabkan banyak umat manusia
khususnya muslim yang semakin miskin, kurangnya pengetahuan, dan
keterbelakangan. Dengan berbagai keaadan tersebut mendorong tiga bersaudara ini
untuk mendewasakan cara berpikir mereka dan menciptakan suatu perubahan untuk
dunia khususnya umat islam.18 Maka selanjutnya, trimurti tersebut berhasil
mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tanggal 12 Rabiul Awwal 1346
H yang bertepatan dengan 9 oktober 1926.19
Berbagai inspirasi, ide, gagasan, motivasi dan cita-cita yang mulia tersebut,
pada akhirnya trimurti segera melangkah ke arah perealisasian atas semua cita-cita
tersebut dengan satu persatu. Perealisasian yang pertama dimulai dengan mendirikan
“Tarbiyatul Atfal” (TA) pada tahun 1926, yang kemudian berkembang dan berganti
menjadi Kuliyatul Mu’alimin al-Islamiyah (KMI) yang berdiri pada tahun 1936.20
18
Hamid Fahmy Zarkasyi, et al, Pekan Perkenaan Khutbatu- L- ‘Arsy Universitas
Darussalam Gontor..., p. 1
19
Win Usuluddin, Sintesis Pendidikan Islam Asia- Afrika Perspektif Pemikiran Pembaharuan
Pendidikan menurut KH. Imam Zarkasyi Gontor, (Yogyakarta: Paradigma, 2002), p. xviii
20
Hamid Fahmy Zarkasyi, et al, Pekan Perkenaan Khutbatu- L- ‘Arsy Universitas
Darussalam Gontor..., p. ix
21
Ibid, p. 17
8
maka harus dirubah menjadi Institut Studi Islam Islam Darussalam (ISID) dan
akhirnya pihak gontor pun menerima perubahan nama tersebut.22
22
Ibid, p. 23
23
Ibid, p. ix
9
PENUTUP
Awal mula lembaga yang didirikan yaitu “Tarbiyatul Atfal” (TA) pada tahun
1926, yang kemudian berkembang dan berganti menjadi Kuliyatul Mu’alimin al-
Islamiyah (KMI) yang berdiri pada tahun 1936. Dan dilanjutkan penemabahan
perguruan tinggi yang bernama Institut Pendidikan Darussalam (IPD) pada tanggal 1
Rajab 1383 yang bertepatan dengan 17 november 1963, yang berjalannya waktu
berganti dengan Institut Studi Islam Islam Darussalam (ISID). Setelah itu terjadi
peruibahan dari ISID menjadi menjadi Universitas Darussalam Gontor yang
diresmikan pada hari sabtu 18 september 2014.
10
DAFTAR PUSTAKA
Zarkasyi, H. F., Muslih, K., Umam, K., & Yahya, Y. K. (2020). Pekan Perkenalan
Khutbatu- L- 'Arsy. Ponorogo: Unida Gontor Press.
11
12