Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH BERDIRINYA PONDOK MODERN

DARUSSALAM GONTOR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas:
Kepondokmoderenan
Dosen Pengampu :
Al-Ustadz Achmad Fajarudddin, M.A

Oleh:
Fini Shofiati NIM. 3920184181505
Intan Naillul Farich NIM. 3820174181198

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN


PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
NGAWI
2021/1443

1
LATAR BELAKANG

Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menjadi


ciri khas pendidikan Islam di Indonesia. Lembaga pendidikan dalam bentuk Pondok
Pesantren merupakan bentuk syiar yang dilakukan oleh pendakwah yang datang ke
Indonesia dalam rangka menyebarkan agama Islam. Bentuk pendidikan ini lahir di
lingkungan masrayarakat yang merupakan hasil dari tranformasi budaya dan nilai-
nilai agama.

Salah satu hal yang menarik dari sistem Pondok Pesantren adalah merupakan
warisan dari pendahulu dalam tempo berabad-abad yang tidak pernah luntur dalam
memelihara sistem pendidikan. Demi meneruskan perjuangan dan cita-cita para
pendiri, pesantren membutuhkan visi, misi dan tujuan pendidikan yang tidak bisa
ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan kurikulum, manajemen, SDM, budaya
organisasi dan sebagainya.

Keberadaan Pondok Pesantren telah eksis di tengah masyarakat selama dalam


kurun waktu enam abad sejak abad ke- 15.1 Adanya Pondok Pesantren telah banyak
memberikan kontribusi pada Negara Republik Indonesia diantaranya membentuk
masyarakat melek huruf dan melek budaya.2 Selain andil dalam dunia pendidikan
juga ikut serta dalam mempertahankan kemerdekaan dari musuh bangsa Indonesia.
Catatan yang dibukukan oleh sejarah pondok pesantren merupakan lembaga
pendidikan, keagamaan dan kemasyarakatan yang sudah sejak lama dikenal sebagai
wahana pengembangan masyarakat.3

Berbagai definisi mengenai arti pondok pesantren tentu banyak pendapat yang
mengutarakan pemikirannya. Sebagai contoh adalah pendapat dari Snouck Hurgronje
1
M. Kharis Fadillah, “Manajemen Mutu Pendidikan Islam di Pesantren (Studi di Pondok
Modern Darussalam Gontor”, Jurnal At-Ta’dib, Vol. 10 No. 1, 2015, p. 116
2
Ibid, p. 117
3
Hafid Hadoyo, “Kurikulum Tersembunyi Pondok Modern Darussalam Gontor”, Jurnal At-
Ta’dib, Vol. 4 No.2, 2011, p. 191

2
yang memperhatikan bentuk lahir pondok pesantren seperti bentuk rumah kediaman
para santri dengan segala tradissinya yang statis. Namun, definisi yang sesuai dengan
Pondok Modern Darussalam Gontor bukanlah seperti itu, sebab hakikatnya Pondok
Pesantren telah emberikan jasa kepada bangsa Indonesia.4 Definisi yang paling umum
mengenai Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor adalah Lembaga
Pendidikan Islam dengan Sistem Asrama, Kyai sebagai sentral figurnya, masjid
sebagai titik pusat yang menjiwainya.5

Berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) merupakan salah


satu bentuk perhatian pendiri yaitu KH. Ahmad Sahal, KH. Imam Zarkasyi dan KH.
Zainuddin Fanannie terhadap pendidikan dan masa depan Islam. PMDG berdiri
secara resmi pada tahun 1926. Namun, perlu diketahui bahwa sebelumnya lembaga
pendidikan yang menjadi cikal- bakal berdirinya PMDG adalah Pondok Pesantren
Tegalsari yang berada di wilayah Jawa Timur dan berdiri pada tahun 1870.6

Oleh karena itu, untuk melihat dan mempelajari lebih lanjut mengenai sejarah
berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) penulis memberikan judul
dalam makalah ini yaitu “SEJARAH BERDIRINYA PONDOK MODERN
DARUSSALAM GONTOR”.

4
Pondok Modern Darussalam Gontor, Serba-serbi Pondok Modern Darussalam Gontor,
(Ponorogo: Balai Pendidikan Pondok Modern Gontor, 1997), p. 2
5
Ibid, p. 2
6
Hamid Fahmy Zarkasyi, et al, Pekan Perkenaan Khutbatu- L- ‘Arsy Universitas
Darussalam Gontor, (Ponorogo: UNIDA Gontor Press, 2020), p. vii

3
PEMBAHASAN

Cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor berasal dari sebuah


perjuangan pondok Tegalsari yang bermula pada tahun sekitar abad ke-18. Pondok
Tegalsari ini didirikan oleh Kyai Ageng Hasan Besari di desa Jetis, Kabupaten
Ponorogo, Indoneisa. Pondok pesantren Tegalsari ini sangat terkenal dan sangat
masyhur pada masanya, sehingga berduyun-duyun para ribuan santri dari berbagai
plosok nusantara ingin menimba ilmu di pondok tersebut.7 Pondok Pesantren
Tegalsari berjalan hingga mencapai pergantian enam generasi, yaitu sebagai berikut:8

Menginjak abad ke-19, yaitu pada masa kepemimpinan Kyai Hasan Khalifah,
pondok Tegalsari sempat mengalami sebuah kemunduran. Pada kala itu, Kyai Hasan
Khalifah mempunyai seorang santri yang sangat beliau sayangi dan mempunyai
kemahiran dan keunggulan dalam berbagai bidang yaitu R.M Sulaiman Djamaluddin,
seorangputra penghulu Jamaluddin dan cucu pengeran Hadiraja Sultan Kesepuluhan
Cirebon.9 Kemudian Beliau menikahkan santri kesangannya tersebut dengan putri
7
Pondok Modern Darussalam Gontor, Sejarah Pondok Tegalsari, [at 13:38], accesed on
www.gontor.ac.id, viewed on 5 Desember 2021
8
Pondok Modern Darussalam Gontor, Pondok Gontor Lama, [at 10:29], accesed on
www.gontor.ac.id, viewed on 5 Desember 2021
9
Pondok Modern Darussalam Gontor, Berdirinya Pondok Gontor, [at 11:30], accesed on
www.gontor.ac.id, viewed on 5 Desember 2021

4
bungsunya yang bernama Oemijatin yang sering dikenal dengan sebutan Nyai
Sulaiman. Kemudian Kyai Hasan Khalifah memberikan sebuah amanah dan tugas
kepada mereka berdua anak beserta menantunya untuk meneruskan perjuangan
pondok pesantren Tegalsarinya tersebut, yang kemudian hari pondok Tegalsari
beralih dengan sebutan nama Gontor Lama.10

Pondok Gontor Lama ini berdiri dengan perjuangan dan jerih payah dari Kyai
R.M Sulaiman Djamaluddin berserta istrinya. Pada awal mulanya pondok ini hanya
memiliki sekitar 40 santri saja. Dan para santri tersebut berasal dari pondok Tegalsari
sepeninggalan Kyai Hasan Khalifah. Pondok gontor lama ini berada kurang lebih 3
kilometer sebelah Timur dari pondok Tegalsari dan 11 kilometer kearah tenggara dari
kota Ponorogo. Pada masa tersebut, desa Gontor masih merupakan hutan yang kerap
ditemukan berbagai kedzoliman dari para perampok, penjahat, dan penyaman.11
Pondok Gontor Lama ini berlangsung dengan berganti generasi hingga mencapai tiga
generasi, diantaranya ialah:12

Kemudian berjalannya waktu Kyai Santoso Anom Besari menikah dengan


Rr.Sudarmi seorang wanita dari keturunan R.M Sosrodiningrat yang merupakan
seorang bupati Madiun dikala itu. Kemudian beberapa tahun berlalu, Kyai Santoso
Anom Besari meninggal berpulang menghadap Sang Maha Pencipta pada masa
10
Pondok Modern Darussalam Gontor, Sejarah Pondok Tegalsari, [at 13:38], accesed on
www.gontor.ac.id, viewed on 5 Desember 2021
11
Pondok Modern Darussalam Gontor, Berdirinya Pondok Gontor, [at 11:30], accesed on
www.gontor.ac.id, viewed on 5 Desember 2021
12
Pondok Modern Darussalam Gontor, Pondok Gontor Lama, [at 10:29], accesed on
www.gontor.ac.id, viewed on 5 Desember 2021

5
mudanya di tahun 1918. Beliau meninggalkan seorang istri dan 7 anaknya yang
terbilang masih kecil-kecil. Dan pada masa tersebut Rr Sudarmi berusaha dan
berjuang membesarkan anak-anaknya dengan sendiri.13

Pondok Modern Darussalam Gontor ini terbentuk dari suatu gagasan, cita-cita
dan pengorbanan tiga seorang bersaudara diantara ketujuh anak Kyai Santoso Anom
Besari dan Nyai Sudarmi. Dan sebelum sepeninggalan Rr Sudarmi, beliau tidak henti-
hentinya untuk selalu berdoa dan senantiasa meminta doa kepada semua orang untuk
keberhasilan ketiga putranya tersebut.14 Tiga bersaudara dan empat saudara lainnya
ditinggal ayah dan ibunya untuk menghadap Allah ketika mereka berusia masih kecil.
Mereka ditinggal ayahnya terlebih dahulu dan kemudian disusul oleh ibunya pada
tahun 1917. Dengan keadaan dan kondisi yatim piatu tersebut, mengobarkan
semangat, ketiga anaknya tersebut bersikeras untuk membangun menghidupkan
kembali pondok peninggalan ayah dan Ibunyanya. Diantara ketiga saudara tersebut
ialah;

Ketiga bersaudara ini sering disebut dengan gelar “Trimurti”. Trimurti


tersebut ditinggal ibunya dengan usia yang sangat belia, ketika itu K.H Ahmad Sahal
yang masih berusia 16 tahun, K.H Zainuddin Fananie masih berusia 12 tahun dan
K.H Imam Zarkasyi berusia 7 tahun. Meskipun dengan usinya yang masih muda dan
13
Pondok Modern Darussalam Gontor, Gagasan dan Cita-cita, [at 13:56], accesed on
www.gontor.ac.id, viewed on 5 Desember 2021
14
Hamid Fahmy Zarkasyi, et al, Pekan Perkenaan Khutbatu- L- ‘Arsy Universitas
Darussalam Gontor..., p. vii

6
belia tersebut Allah selalu memberikan hidayah-Nya dan tekad yang sangat kuad
kepada mereka untuk melanjutkan kembali perjuangan ayahnya dan menghidupkan
kembali pondok Gontor Lama yang telah mati.15

Kemudian ketiga bersaudara ini pun hidup dan tumbuh besar serta
digembleng pada suasana penjajahan khususnya di Indonesia dan dunia islam pada
umumnya. Banyak ujian, cobaan, rintangan serta lika-liku kehidupan yang mereka
rasakan. Akan tetapi tidak memupuskan rasa kesemangatan mereka. Mereka berusaha
dan berupaya menuntut dan menimba ilmu diberbagai sekolah dan pesantren.
Berbagai pendidikan telah berhasil mereka tempuh dan berbagai pengalaman di
berbagai organisasi dimasyarakat telah mereka alami. Sehingga semua jerih payah
dan upaya mereka dalam menuntut ilmu dan pengalaman ini telah membulatkan
tekad, membesarkan jiwa dan memperkuat cita-cita yang mulia serta menjadikan
sebuah landasan dan dasar untuk menciptakan lembaga pendidikan dan universitas
yang unggul dan terbaik.16

Dengan keinginan dan cita-cita yang kuat untuk mendirikan lembaga


pendidikan pesantren yang menciptakan ulama yang cendikia dan intelek. Karena
ulama yang cendikia tersebut mempunyai keahlian dalam hafalan al-Quran, ulumul
Quran dan bahasa arab. Tidak hanya itu saja yang dicita-citakan kyai yaitu
mencetuskan sumber insani yang tangguh dan terlatih serta mampu bekerja keras,
berpikir cerdas dan berhati ikhlas. Beliau merancang sistem pesantren yang
sedemikian rupa untuk dapat menciptakan nilai yang snagat optimal, baik, unggul
pada nilai lahir maupun ruhani. Semua hal itu dirancang untuk menciptakan kader
ulama yang handal, propesional, dan bermutu tinggi. Dan pesantren yang diinginkan
juga mempunyai basis yang memiliki sebuah keahlian dalam ibadah sosial
kemasyarakatan, dan pendekatan yang diberikan dengan berbagai contoh suri
tauladan.17

15
Ibid, p. viii
16
Ibid, p. vii
17
Ade Tutty R. Rosa, Laskar Seni Budaya Gontor, (Bandung: CV Publishing Sukawening
Ciwidi Bandung, 2018), p. 169

7
Motivasi lainnya yang menumbuhkan rasa ingin menciptakan lembaga
pendidikan dan universitas yang unggul ialah dengan melihat berbagai peristiwa yang
menimpa umat islam disunia sejak abad ke-13 hingga abad ke 19 yang berupa sebuah
penjajahan, pemerasan dan penindasan, sehingga menyebabkan banyak umat manusia
khususnya muslim yang semakin miskin, kurangnya pengetahuan, dan
keterbelakangan. Dengan berbagai keaadan tersebut mendorong tiga bersaudara ini
untuk mendewasakan cara berpikir mereka dan menciptakan suatu perubahan untuk
dunia khususnya umat islam.18 Maka selanjutnya, trimurti tersebut berhasil
mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tanggal 12 Rabiul Awwal 1346
H yang bertepatan dengan 9 oktober 1926.19

Berbagai inspirasi, ide, gagasan, motivasi dan cita-cita yang mulia tersebut,
pada akhirnya trimurti segera melangkah ke arah perealisasian atas semua cita-cita
tersebut dengan satu persatu. Perealisasian yang pertama dimulai dengan mendirikan
“Tarbiyatul Atfal” (TA) pada tahun 1926, yang kemudian berkembang dan berganti
menjadi Kuliyatul Mu’alimin al-Islamiyah (KMI) yang berdiri pada tahun 1936.20

Setelah itu beranjak melangkahkan kaki untuk ketahap selanjutnya


mendirikan sebuah lembaga pendidikan tinggi perkuliahan, dengan tahap awal
didirikan Institut Pendidikan Darussalam (IPD) pada tanggal 1 Rajab 1383 yang
bertepatan dengan 17 november 1963.21 Awal mula berdiri dengan satu fakultas yaitu
Syariah. Dan kemudian berkembang menjadi tiga fakultas yaitu Tarabiyah, Usuluddin
dan Syariah. Namun dengan dibukanya fakultas baru tersebut maka Kementrian
Agama menilai bahwa bidang yang diajarkan institut ini terkonsentrasi pada bidang
studi islam. Karena alasan ini maka nama IPD tidak sesuai lagi dengan fakultasnya,

18
Hamid Fahmy Zarkasyi, et al, Pekan Perkenaan Khutbatu- L- ‘Arsy Universitas
Darussalam Gontor..., p. 1
19
Win Usuluddin, Sintesis Pendidikan Islam Asia- Afrika Perspektif Pemikiran Pembaharuan
Pendidikan menurut KH. Imam Zarkasyi Gontor, (Yogyakarta: Paradigma, 2002), p. xviii
20
Hamid Fahmy Zarkasyi, et al, Pekan Perkenaan Khutbatu- L- ‘Arsy Universitas
Darussalam Gontor..., p. ix
21
Ibid, p. 17

8
maka harus dirubah menjadi Institut Studi Islam Islam Darussalam (ISID) dan
akhirnya pihak gontor pun menerima perubahan nama tersebut.22

Kemudian dengan perkembangan dan kemajuan, berbagai fakultas dan


program studi didirikan dan telah memenuhi persyaratan akan tingkatan universitas,
sehingga dengan resmi berganti ISID berganti dan berubah menjadi Universitas
Darussalam Gontor pada hari sabtu 18 september 2014, dan peresmiaan UNIDA ini
dihadiri oleh Sekjend Liga Universitas Islam Dunia yaitu Prof. Dr. ja’far
Abdussalam, Dr. Anis Mallik Thoha, Rektor Universitas Sultan Agung Semarang,
Prof. Dr. Imam Suprayogo, Rektor UIN Maulan Ibrahim Malang, Dr. Ainun Niam
Sekjen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.23

22
Ibid, p. 23

23
Ibid, p. ix

9
PENUTUP

Dapat disimpulkan bahwasanya Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan


atas cita-cita dan impian besar tiga bersaudara atau sering disebut dengan sebutan
“Trimurti” yaitu anak dari Kyai Santoso Anom Besari dan Nyai Sudarmi. Tiga
bersaudara tersebut ialah K.H Ahmad Sahal, K.H Zainuddin Fananie dan K.H Imam
Zarkasyi. Untuk menuju berdirinya pondok ini, banyak halang rintang yang
mewarnainya, sehingga tiba waktu yang telah ditetapkan Allah Pondok Modern
Darussalam Gontor berdiri secara resmi pada tanggal 12 Rabiul Awwal 1346 H yang
bertepatan dengan 9 oktober 1926, yang terletak di Desa Gontor, Kabupaten
Ponorogo, Indonesia.

Awal mula lembaga yang didirikan yaitu “Tarbiyatul Atfal” (TA) pada tahun
1926, yang kemudian berkembang dan berganti menjadi Kuliyatul Mu’alimin al-
Islamiyah (KMI) yang berdiri pada tahun 1936. Dan dilanjutkan penemabahan
perguruan tinggi yang bernama Institut Pendidikan Darussalam (IPD) pada tanggal 1
Rajab 1383 yang bertepatan dengan 17 november 1963, yang berjalannya waktu
berganti dengan Institut Studi Islam Islam Darussalam (ISID). Setelah itu terjadi
peruibahan dari ISID menjadi menjadi Universitas Darussalam Gontor yang
diresmikan pada hari sabtu 18 september 2014.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fadillah, M. K. (2015). Manajemen Mutu Pendidikan Islam di Pesantren (Studi di


Pondok Modern Darussalam Gontor. Jurnal At- Ta'dib, 10(1).

Handoyo, H. (2011). Kurikulum Tersembunyi Pondok Modern Darussalam Gontor.


Jurnal At- Ta'dib, 4(2).

Pondok Modern Darussalam Gontor. (1997). Serba-serbi Pondok Modern


Darussalam Gontor. Ponorogoo: Balai Pendidikan Pondok Modern Gontor.

Pondok Modern Darussalam Gontor. (n.d.). Berdirinya Pondok Gontor. Retrieved


Desember 5, 2021, from Pondok Modern Darussalam Gontor:
www.gontor.ac.id

Pondok Modern Darussalam Gontor. (n.d.). Pondok Gontor Lama. Retrieved


Desember 5, 2021, from Pondok Modern Darussalam Gontor:
www.gontor.ac.id

Pondok Modern Darussalam Gontor. (n.d.). Sejarah Pondok Tegalsari. Retrieved


Desember 5, 2021, from Pondok Modern Darussalam Gontor:
www.gontor.ac.id

Pondok Modern Darussalam Gontor. (n.d.). Serba-serbi.

Rosa, A. T. (2018). Laskar Seni Budaya Gontor. Bandung: CV Publishing


Sukawening Ciwidi Bandung.

Usuluddin, W. (2002). Sintesis Pendidikan Islam Asia- Afika Perspekif Pemikiran


Pembaharuan Pendidikan menurut KH. Imam Zarkasyi Gontor. Yogyakarta:
Paradigma.

Zarkasyi, H. F., Muslih, K., Umam, K., & Yahya, Y. K. (2020). Pekan Perkenalan
Khutbatu- L- 'Arsy. Ponorogo: Unida Gontor Press.

11
12

Anda mungkin juga menyukai