SHARAF
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH
Dosen Pembimbing:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Sharaf ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas makalah Sharaf. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Musawah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Karimullah, Lc selaku dosen
Sharaf, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Pendahuluan
1. Latarbelakang
Ilmu Saraf (variasi ejaan: sharaf, shorof) adalah salah satu cabang dalam Ilmu tata bahasa
Arab yang membahas permasalahan bentuk suatu kalimah atau kata, baik tentang
perubahan bentuk, penambahan huruf, susunan huruf yang membentuk kata. Ilmu Sharaf
tidak membahas ikrab atau baris di ujung kalimah atau kata. Ilmu Sharaf membahas
secara khusus tentang huruf-huruf 'Ilah, Idgam, Ibdal dan Susanan huruf yang membentuk
suatu kata.
Pada dasarnya, perubahan suatu kata hanya tinggal melihat wazan atau bentuk tetap dari setiap
babnya. Kita hanya perlu memasukan kata kerja yang akan diubah kepada bentuk-bentuk yang
telah disediakan pada tashrif Ishtilahi. Dan pada tashrif Lughawi, kita hanya menambahkan
dhamir-dhamir yang diwakilkan oleh beberapa huruf.
Hal tersebut memang sangat mudah, tapi perlu diingat tidak semua kata bias diterapkan dengan
mudah ke dalam wazan-wazan yang telah disediakan atau sekedar menambahkan huruf-huruf
lain . Untuk kata-kata yang shahih (tidak mengandung huruf ‘illah), mentashrif bukan hal yang
rumit. Beda lagi ketika kita menjumpai kata-kata yang didalamnya terdapat huruf ‘illah
(mu’tal). Akan ada beberapa kaidah tambahan yang harus diikuti agar kita mendapatkan tujuan
tashrif, secara benar dan tepat.
2. Rumusan
I. Pengertian Sharaf
II. Thasref Af A’la
III. Tsulatsi Mujarrad
IV. Tsulatsi Mazid Rubai' Wazan
V. Shahih dan Mukta
3. Tujuan
BAB I
PENGERTIAN SHARAF
1. Pengertian Sharaf
Ilmu sharaf adalah ilmu yang membahas tentang perubahan satu kata menjadi beberapa kata
yang memiliki makna berbeda untuk maksud yang tidak dapat dittuju kecuali dengannya.
Pada dasarnya, perubahan suatu kata hanya tinggal melihat wazan atau bentuk tetap dari setiap
babnya. Kita hanya perlu memasukan kata kerja yang akan diubah kepada bentuk-bentuk yang
telah disediakan pada tashrif Ishtilahi. kita hanya menambahkan dhamir-dhamir yang
diwakilkan oleh beberapa huruf.
Hal tersebut memang sangat mudah, tapi perlu diingat tidak semua kata bias diterapkan dengan
mudah ke dalam wazan-wazan yang telah disediakan atau sekedar menambahkan huruf-huruf
lain . Untuk kata-kata yang shahih (tidak mengandung huruf ‘illah), mentashrif bukan hal yang
rumit. Beda lagi ketika kita menjumpai kata-kata yang didalamnya terdapat huruf ‘illah
(mu’tal). Akan ada beberapa kaidah tambahan yang harus diikuti agar kita mendapatkan tujuan
tashrif, secara benar dan tepat.
Salah satu kitab yang membahas tentang shorof adalah kitab yang bernama "at-Tashrif" oleh
Abu Utsman al-Mazini (247 H).
BAB II
Shahih secara bahasa bisa diartikan sehat, dan sebaliknya, mu’tal berarti sakit. Dengan
demikian, fi’il shahih adalah fi’il yang seluruh huruf asalnya shahih/sehat, sedangkan fi’il
mu’tal adalah fi’il yang satu atau dua dari huruf asalnya adalah sakit. Dikatakan sakit,
huruf itu dianggap ‘uzur , berat ( ثقل ) bagi orang Arab mengucapkannya, dan sebagainya.
Untuk membedakan keduanya cukup kuasai huruf yang sakit karena jumlahnya sedikit,
yaitu tiga huruf ( ي، و، ا ), selain itu semuanya huruf shahih/sehat.
1. Mahmuz ()مهموز
Yaitu fi’il yang salah satu huruf asalnya ada hamzah. Terkadang hamzahnya ada di
awal, terkadang ada di tengah, dan bahkan ada yang diakhir. Contohnya:
· أَخَ َذ , fi’il yang ada hamzah di awal ini disebut istilah mahmuz fa’, karena ada
pada fa’ fi’il.
· َسأ َ َل, fi’il ini dinamakan mahmuz ‘ain, karena hamzahnya terletak pada fa’ fi’il.
· َ قَ َرأ, dab fi’il ini dinamakan mahmuz lam, karena hamzahnya terletak di lam fi’il.
2. Mudha’af ( مضاعف )
3. Salim ( سالم ),
Yaitu fi’il yang seluruh huruf asalnya tidak ada hamzah dan huruf sejenis.
Contohnya: س َ َ َجل، َب
َ َكت، َمنَ َع .
Saudara sekalian. Mengetahui morfologi/tashrif sangatlah penting untuk bisa membentuk kata.
Tsulatsi artinya 3 dan mujarrod artinya tanpa tambahan. Sedangkan tsulatsi mujarrod artinya
fiil-fiil yang hurufnya ada 3 dan ke 3 nya huruf asli. Adapun fiil tsulatsi mujarrod ada 6 bab.
Semuanya dapat dibedakan dari harokat ain pada fiil madhi dan mudhori’nya.
Bab 1: fathah ain madhinya dan dhommah ain mudhori’nya.
Bab 2: fathah ain madhinya dan kasroh ain mudhori’nya.
Bab 3: fathah ain madhinya dan fathah ain mudhori’nya.
Bab 4: kasroh ain madhinya dan fathah ain mudhori’nya.
Bab 5: dhommah ain madhinya dan dhommah ain mudhori’nya.
Bab 6: kasroh ain madhinya dan kasroh ain mudhori’nya.
Untuk lebih lengkapnya, silahkan lihat tabel tashrifan tsulatsi mujarrod.
فُ ْعاَل نًا فُ ْعاًل فِ ْعاًل فَ ْعاًل فَ ْعاًل فَ ْع ًل ا مصدر
َم ْف َعاًل َم ْف َعاًل َم ْف َعاًل َم ْف َعاًل َم ْف َعاًل مصدر ميم َم ْف َعاًل
ِ َف
اع ٌل فَ َع ٌل ِ َف
اع ٌل ِ َف
اع ٌل ِ َف
اع ٌل ِ َف
اع ٌل اسم فاعل
َم ْف ِع ٌل َم ْف َع ٌل َم ْف َع ٌل َم ْف َع ٌل َم ْف ِع ٌل َم ْف َع ٌل اسم زمان
َم ْف ِع ٌل َم ْف َع ٌل َم ْف َع ٌل َم ْف َع ٌل َم ْف ِع ٌل َم ْف َع ٌل اسم مكان
BAB IV
‚ُم ْب َرأً ُم ْعطًى ُم َجابًا ُمـ َمـ ًّدا ُم ْك َر ًما ُم ْف َعاًل مصدر
ْط اَل تُ ِجبْ اَل تُ ِم َّد اَل تُ ْك ِر ْم اَل تُ ْف ِعلْ فعل نهي
ِ اَل تُب ِْرئْ اَل تُع
Adapun makna dari fi’il tsulatsi mazid ruba’i wazan ( )أَ ْف َع َلadalah:
1. Ta’diyah ( )لِلتَّ ْع ِديَ ِةyaitu merubah fiil lazim menjadi muta’addi. Contoh:
ُاَ ْك َر َم أَحْ َم ُد ُمدَرِّ َسه
Artinya: Ahmad “memuliakan” gurunya. Asalnya ( ) َك ُر َمyang artinya mulia.
صاَل ةَ فِي ْال َم ْس ِج ِد َّ يُقِ ْي ُم ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ ال
Artinya: Kaum muslimin “mendirikan” shalat di masjid.
2. Dukhul Fi Syai ( )لِل ُّد ُخوْ ِل فِى ال َّش ْيءyaitu menunjukkan arti masuk/berada ke dalam sesuatu.
Contoh:
ِك هلل ُ أَصْ بَحْ نَا َوأَصْ بَ َح ْال ُم ْل
Artinya: Kami “berpagi hari” dan “berpagi hari” pula kerajaan milik Allah. Berpagi hari artinya
memasuki pagi hari.
3. Qashdul makan (ان ِ )لِقَصْ ِد ْال َم َكyakni berarti menuju tempat. Contoh:
ُق َس ْل َمان َ اَ ْع َر
Artinya: Salman “menuju Iraq”.
4. Shairurah (ص ْيرُوْ َر ِة َّ )لِلberarti menjadi. Contoh:
اقف َر ُج َحا َ ْ َ
Artinya: Juha “menjadi miskin”.
5. Mubalaghah ( )لِ ْل ُمبَالَ َغ ِةyakni untuk melebih-lebihkan. Contoh:
ت خَا ِد ِم ْي ُ اَ ْشغ َْل
Artinya: Saya “sangat menyibukkan” pembantu saya.
6. Adanya sesuatu yang dihasilkan dari fi’il pada fa’il. Contoh:
أَ ْثـ َمـ َر ْال َموْ ُز
Artinya: Pisang “telah berbuah”. (apabila berbuah maka pasti ada buah di pohon pisang
tersebut)
7. Adanya sifat
ت ُم َد ِّرسًا ُ أَ ْعظَ ْم
Artinya: Saya “memuliakan guru” (menemukan sifat mulia pada seorang guru).
8. Ta’ridh (ْض ِ )لِلتَّعartinya menyajikan, menggelar, dan memperlihatkan. Contoh:
ِ ْري
ب َّ َ
َ ْأبَا َع أحْ َم ُد الثو َ
Artinya: Ahmad “menjual” baju. Maksudnya Ahmad memperlihatkan atau menggelar baju
untuk dijual.
9. Hainunah ( )لِ ْل َح ْينُوْ نَ ِةartinya dekat waktunya. Contoh:
ُ ْص َد ال َّزر
ع َ ْأَح
Artinya: Tanaman itu “telah dekat waktu panen”
BAB V
أكرمت زيدا
AKROMTU ZAIDAN = aku menghormati zaid.
أمسى المسافر
AMSA AL-MUSAAFIRU = Musafir itu/seorang yg dalam perjalanan itu sudah masuk sore.
3. LI QASHDIL-MAKAAN (hendak ke suatu tempat), contoh:
أ
حجز زيد
AHJAZA ZAIDUN = Zaid hendak ke Hijaz
أعرق زيد
أثمر الطلح
ATSMARO ATH-THOLHU = pohon itu telah berbuah
أورق الشجر
AWROQO ASY-SYAJARU = pohon itu telah berdaun
أشغلت عمرا
ASYGHOLTU ‘AMRON = aku menyibukkan ‘Amar, yakni aku menjadikannya lebih sibuk.
DAFTAR PUSTAKA
Silsilatu at-Ta’liim al-Lughah al-‘Arabiyah al-Mustawa ats-Tsalits