Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS STIT DARUSALAM LHOKSEUMAWE, ACEH

SHARAF
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH
Dosen Pembimbing:

Di susun oleh:MUHAMMAD AFZAL


/20/2021

Makalah Pengertian sharaf dan contohnya


Contents
Kata Pengantar.........................................................................................................................................................3
Pendahuluan.............................................................................................................................................................4
1. Latarbelakang...............................................................................................................................................4
2. Rumusan.......................................................................................................................................................4
I. Pengertian Sharaf......................................................................................................................................4
II. Thasref Af A’la.....................................................................................................................................4
III. Tsulatsi Mujarrad..................................................................................................................................4
IV. Tsulatsi Mazid Rubai' Wazan................................................................................................................4
V. Shahih dan Mukta..................................................................................................................................4
3. Tujuan...........................................................................................................................................................4
A. Pengunaan dan penempatan..................................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................................................................5
PENGERTIAN SHARAF.......................................................................................................................................5
1. Pengertian Sharaf..........................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................................6
SHAHIH DAN MU’TAL........................................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................................8
Tsulatsi Mujarrad.....................................................................................................................................................8
BAB IV....................................................................................................................................................................9
Tsulatsi Mazid Rubai' Wazan..................................................................................................................................9
BAB V...................................................................................................................................................................11
FAIDAH WAZAN AF’ALA.................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................12
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Sharaf ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas makalah Sharaf. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Musawah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Karimullah, Lc selaku dosen
Sharaf, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

lhokseumawe, 20 Maret 2021

Pendahuluan

1. Latarbelakang
Ilmu Saraf (variasi ejaan: sharaf, shorof) adalah salah satu cabang dalam Ilmu tata bahasa
Arab yang membahas permasalahan bentuk suatu kalimah atau kata, baik tentang
perubahan bentuk, penambahan huruf, susunan huruf yang membentuk kata. Ilmu Sharaf
tidak membahas ikrab atau baris di ujung kalimah atau kata. Ilmu Sharaf membahas
secara khusus tentang huruf-huruf 'Ilah, Idgam, Ibdal dan Susanan huruf yang membentuk
suatu kata.

Pada dasarnya, perubahan suatu kata hanya tinggal melihat wazan atau bentuk tetap dari setiap
babnya. Kita hanya perlu memasukan kata kerja yang akan diubah kepada bentuk-bentuk yang
telah disediakan pada tashrif Ishtilahi. Dan pada tashrif Lughawi, kita hanya menambahkan
dhamir-dhamir yang diwakilkan oleh beberapa huruf.

Hal tersebut memang sangat mudah, tapi perlu diingat tidak semua kata bias diterapkan dengan
mudah ke dalam wazan-wazan yang telah disediakan atau sekedar menambahkan huruf-huruf
lain . Untuk kata-kata yang shahih (tidak mengandung huruf ‘illah), mentashrif bukan hal yang
rumit. Beda lagi ketika kita menjumpai kata-kata yang didalamnya terdapat huruf ‘illah
(mu’tal). Akan ada beberapa kaidah tambahan yang harus diikuti agar kita mendapatkan tujuan
tashrif, secara benar dan tepat.

2. Rumusan

I. Pengertian Sharaf
II. Thasref Af A’la
III. Tsulatsi Mujarrad
IV. Tsulatsi Mazid Rubai' Wazan
V. Shahih dan Mukta

3. Tujuan

A. Pengunaan dan penempatan

BAB I

PENGERTIAN SHARAF

1. Pengertian Sharaf

Ilmu sharaf adalah ilmu yang membahas tentang perubahan satu kata menjadi beberapa kata
yang memiliki makna berbeda untuk maksud yang tidak dapat dittuju kecuali dengannya.

Pada dasarnya, perubahan suatu kata hanya tinggal melihat wazan atau bentuk tetap dari setiap
babnya. Kita hanya perlu memasukan kata kerja yang akan diubah kepada bentuk-bentuk yang
telah disediakan pada tashrif Ishtilahi. kita hanya menambahkan dhamir-dhamir yang
diwakilkan oleh beberapa huruf.

Hal tersebut memang sangat mudah, tapi perlu diingat tidak semua kata bias diterapkan dengan
mudah ke dalam wazan-wazan yang telah disediakan atau sekedar menambahkan huruf-huruf
lain . Untuk kata-kata yang shahih (tidak mengandung huruf ‘illah), mentashrif bukan hal yang
rumit. Beda lagi ketika kita menjumpai kata-kata yang didalamnya terdapat huruf ‘illah
(mu’tal). Akan ada beberapa kaidah tambahan yang harus diikuti agar kita mendapatkan tujuan
tashrif, secara benar dan tepat.

Salah satu kitab yang membahas tentang shorof adalah kitab yang bernama "at-Tashrif" oleh
Abu Utsman al-Mazini (247 H).

BAB II

SHAHIH DAN MU’TAL

Shahih secara bahasa bisa diartikan sehat, dan sebaliknya, mu’tal berarti sakit. Dengan
demikian, fi’il shahih adalah fi’il yang seluruh huruf asalnya shahih/sehat, sedangkan fi’il
mu’tal adalah fi’il yang satu atau dua dari huruf asalnya adalah sakit.  Dikatakan sakit,
huruf itu dianggap ‘uzur , berat ( ‫ثقل‬   ) bagi orang Arab mengucapkannya, dan sebagainya.
Untuk membedakan keduanya cukup kuasai huruf yang sakit karena jumlahnya sedikit,
yaitu tiga huruf (   ‫ ي‬، ‫ و‬، ‫ا‬  ), selain itu semuanya huruf shahih/sehat.

A. PEMBAGIAN FI’IL SHAHIH

Fi’il shahih terbagi tiga:

1. Mahmuz  (‫)مهموز‬
Yaitu fi’il yang salah satu huruf asalnya ada hamzah.  Terkadang hamzahnya ada di
awal, terkadang ada di tengah, dan bahkan ada yang diakhir. Contohnya:
·       ‫أَخَ َذ‬  , fi’il yang ada hamzah di awal ini disebut istilah mahmuz fa’, karena ada
pada fa’ fi’il.
·       ‫ َسأ َ َل‬, fi’il ini dinamakan mahmuz ‘ain, karena hamzahnya terletak pada fa’ fi’il.
·       َ‫ قَ َرأ‬, dab fi’il ini dinamakan mahmuz lam, karena hamzahnya terletak di lam fi’il.

2. Mudha’af (  ‫مضاعف‬    )

Fi’il ini ada dua macam:


·       Mudha’af tsulasi,
Yaitu fi’il yang fa’ fi’il dan lam fi’ilnya dari huruf sejenis. Contohnya: ‫ َم َّر‬،  ‫ َش َّذ‬،   َّ‫ هَب‬،  ‫ َم َّد‬ 
. sebelum di idhgham-kan, asal fi’il tersebut adalah ‫ َم َر َر‬،  ‫ َش َذ َذ‬،  ‫ب‬ َ َ‫ هَب‬،  ‫ َم َد َد‬.
·       Mudha’af Ruba’i,
Yaitu fi’il yang fa’ dan lam fi’lnya yang pertama, kemudian ‘ain dan lam fi’ilnya yang
kedua berasal  dari huruf sejenis. Contohnya: ‫ فَرْ فَ َر‬،  ‫ َرجْ َر َج‬،  ‫ َز ْل َز َل‬  .
Harus diingat... bahwa yang sejenis itu adalah huruf asal, bukan dengan huruf
tambahan. Maka pada contoh “     َ‫نَبَّه‬       “ bukanlah fi’il mudha’af. Karena salah satu
huruf  ‫ب‬   nya adalah huruf tambahan.

3.  Salim (  ‫سالم‬   ),

Yaitu fi’il yang seluruh huruf asalnya tidak ada hamzah dan huruf sejenis.
Contohnya: ‫س‬ َ َ‫ َجل‬،  ‫َب‬
َ ‫ َكت‬،  ‫ َمنَ َع‬  .

B.  PEMBAGIAN FI’IL MU’TAL

Adapun fi’il mu’tal terbagi lima:


a.    Fi’il mitsal (  ‫مثال‬   )
Yaitu fi’il yang fa’ fi’ilnya berasal dari huruf ‘ilat. Contohnya: َ‫ يَ ُمن‬،  ‫ يَ َس َر‬،  ‫ص َل‬
َ ‫ َو‬،  ‫ َو َج َد‬  .

b.   Fi’il ajwab (  ‫أجوف‬  )


Yaitu fi’il yang ‘ain fi’ilnya adalah huruf ‘ilat. Contoh: ‫ بَا َع‬، ‫ار‬
َ ‫ َس‬،  ‫صا َم‬ َ َ‫ ق‬.
َ ،  ‫ال‬

c.    Fi’il naqis (  ‫ناقص‬  )


Yaitu fi’il yang lam fi’ilnya adalah huruf ‘ilat. Contoh: ‫ َسر َ‚ُو‬ ،  ‫ َر َمى‬ ،  ‫ لَقِ َي‬ ،  ‫ َدعَا‬    .

d.   Fi’il lafif maqrun (  ‫لفيف مقرون‬  )


‚َ ‫قَ ِو‬
Yaitu fi’il yang ‘ain dan lam fi’ilnya berasal dari huruf ‘ilat. Contohnya: ،  ‫ ن ََوى‬،  ‫ي‬
‫ هَ َوى‬،  ‫ َعيِ َي‬  .

e.    Fi’il lafif mafruq (  ‫لفيف مفروق‬   )


Yaitu fi’il yang fa’ dan lam fi’ilnya adalah huruf ‘ilat. Contohnya: ‫ َوفَى‬،  ‫ َولِ َي‬،  ‫ َوعَى‬،  ‚‫ َوقَى‬ 
.
BAB III
Tsulatsi Mujarrad

Saudara sekalian. Mengetahui morfologi/tashrif sangatlah penting untuk bisa membentuk kata.
Tsulatsi artinya 3 dan mujarrod artinya tanpa tambahan. Sedangkan tsulatsi mujarrod artinya
fiil-fiil yang hurufnya ada 3 dan ke 3 nya huruf asli. Adapun fiil tsulatsi mujarrod ada 6 bab.
Semuanya dapat dibedakan dari harokat ain pada fiil madhi dan mudhori’nya.
Bab 1: fathah ain madhinya dan dhommah ain mudhori’nya.
Bab 2: fathah ain madhinya dan kasroh ain mudhori’nya.
Bab 3: fathah ain madhinya dan fathah ain mudhori’nya.
Bab 4: kasroh ain madhinya dan fathah ain mudhori’nya.
Bab 5: dhommah ain madhinya dan dhommah ain mudhori’nya.
Bab 6: kasroh ain madhinya dan kasroh ain mudhori’nya.
Untuk lebih lengkapnya, silahkan lihat tabel tashrifan tsulatsi mujarrod.

‫ صيغة‬١ ‫ باب‬٢ ‫ باب‬٣ ‫ باب‬٤ ‫ باب‬٥ ‫ باب‬٦ ‫باب‬


‫فعل ماض فَ َع َل فَ َع َل فَ َع َل فَ ِع َل فَع َُل فَ ِع َل‬
‫فعل مضارع‚ يَ ْف ُع ُل يَ ْف ِع ُل يَ ْف َع ُل يَ ْف َع ُل يَ ْف ُع ُل يَ ْف ِع ُل‬

‫فُ ْعاَل نًا‬ ‫فُ ْعاًل‬ ‫فِ ْعاًل‬ ‫فَ ْعاًل‬ ‫فَ ْعاًل‬ ‫فَ ْع ًل‬ ‫ا مصدر‬
‫َم ْف َعاًل‬ ‫َم ْف َعاًل‬ ‫َم ْف َعاًل‬ ‫َم ْف َعاًل‬ ‫َم ْف َعاًل‬ ‫مصدر ميم َم ْف َعاًل‬

ِ َ‫ف‬
‫اع ٌل‬ ‫فَ َع ٌل‬ ِ َ‫ف‬
‫اع ٌل‬ ِ َ‫ف‬
‫اع ٌل‬ ِ َ‫ف‬
‫اع ٌل‬ ِ َ‫ف‬
‫اع ٌل‬ ‫اسم فاعل‬

‫اسم مفعول َم ْفعُوْ ٌل َم ْفعُوْ ٌل َم ْفعُوْ ٌل َم ْفعُوْ ٌل َم ْفعُوْ ٌل‬


ْ‫اِ ْف ِعل‬ ْ‫اُ ْفعُل‬ ْ‫اِ ْف َعل‬ ْ‫اِ ْف َعل‬ ْ‫اِ ْف ِعل‬ ْ‫اُ ْفعُل‬ ‫فعل أمر‬
ْ‫اَل تَ ْف ِعل‬ ْ‫اَل تَ ْفعُل‬ ْ‫اَل تَ ْف َعل‬ ْ‫اَل تَ ْف َعل‬ ْ‫اَل تَ ْف ِعل‬ ْ‫اَل تَ ْفعُل‬ ‫فعل نهي‬

‫َم ْف ِع ٌل‬ ‫َم ْف َع ٌل‬ ‫َم ْف َع ٌل‬ ‫َم ْف َع ٌل‬ ‫َم ْف ِع ٌل‬ ‫َم ْف َع ٌل‬ ‫اسم زمان‬

‫َم ْف ِع ٌل‬ ‫َم ْف َع ٌل‬ ‫َم ْف َع ٌل‬ ‫َم ْف َع ٌل‬ ‫َم ْف ِع ٌل‬ ‫َم ْف َع ٌل‬ ‫اسم مكان‬

‫ِم ْف َع ٌل‬ ‫ِم ْف َع ٌل‬ ‫ِم ْف َع ٌل‬ ‫اسم آلة‬

BAB IV

Tsulatsi Mazid Rubai' Wazan


Tashrif dan Makna Fi'il Tsulatsi Mazid Rubai' Wazan (‫)أَ ْف َع َل‬
Fi’il tsulatsi mazid ruba’i bab 1 adalah fi'il tsulatsi yang pada bentuk madhinya
ditambahkan hamzah qatha’ di awalnya sehingga menjadi pola ( ‫)أَ ْف َع َل‬.
Setelah sebelumnya dibahas tentang tashrifan fi’il tsulatsi mujarrad, selanjutnya saya akan
memberikan sedikit pemaparan tentang tashrifan tsulatsi mazid 1 huruf. Untuk bab yang
pertama yaitu ditambah hamzah qatha’ di awal. Perubahan kata juga berdampak terhadap
makna, maka disini juga saya memaparkan faedah makna dari fi'il tsulatsi mazid wazan (‫)أَ ْف َع َل‬.
Berikut tashrifan tsulatsi mazid ruba’i wazan ( ‫)أَ ْف َع َل‬:

‫اب أَ َم َّد أَ ْك َر َم أَ ْف َع َل فعل ماض‬


َ ‫أَ ْب َرأَ أَ ْعطَى أَ َج‬

‫ئ يُ ْع ِطى يُ ِجيْبُ يُ ِم ُّد يُ ْك ِر ُم يُ ْف ِع ُل فعل مضارع‬


ُ ‫يُب ِْر‬
‫إِ ْب َرا ًء إِ ْعطَا ًء إِ َجابَةً إِ ْمدَادًا إِ ْك َرا ًما إِ ْف َعااًل مصدر‬

‚‫ُم ْب َرأً ُم ْعطًى ُم َجابًا ُمـ َمـ ًّدا ُم ْك َر ًما ُم ْف َعاًل مصدر‬

‫ئ ُم ْع ٍط ُم ِجيْبٌ ُمـ ِمـ ٌّد ُم ْك ِر ٌم ُم ْف ِع ٌل اسم فاعل‬


ٌ ‫ُمب ِْر‬

‫ُم ْب َرأٌ ُم ْعطًى ُم َجابٌ ُمـ َمـ ٌّد ُم ْك َر ٌم ُم ْف َع ٌل اسم مفعول‬

‫أَب ِْرئْ أَ ْع ِط أَ ِجبْ أَ ِم َّد أَ ْك ِر ْم أَ ْف ِعلْ فعل أمر‬

‫ْط اَل تُ ِجبْ اَل تُ ِم َّد اَل تُ ْك ِر ْم اَل تُ ْف ِعلْ فعل نهي‬
ِ ‫اَل تُب ِْرئْ اَل تُع‬

‫ُم ْب َرأٌ ُم ْعطًى ُم َجابٌ ُمـ َمـ ٌّد ُم ْك َر ٌم ُم ْف َع ٌل اسم زمان‬

‫ُم ْب َرأٌ ُم ْعطًى ُم َجابٌ ُمـ َمـ ٌّد ُم ْك َر ٌم ُم ْف َع ٌل اسم مكان‬

Adapun makna dari fi’il tsulatsi mazid ruba’i wazan (‫ )أَ ْف َع َل‬adalah:

1. Ta’diyah ( ‫ )لِلتَّ ْع ِديَ ِة‬yaitu merubah fiil lazim menjadi muta’addi. Contoh:
ُ‫اَ ْك َر َم أَحْ َم ُد ُمدَرِّ َسه‬
Artinya: Ahmad “memuliakan” gurunya. Asalnya (‫ ) َك ُر َم‬yang artinya mulia.
‫صاَل ةَ فِي ْال َم ْس ِج ِد‬ َّ ‫يُقِ ْي ُم ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ ال‬
Artinya: Kaum muslimin “mendirikan” shalat di masjid.
2. Dukhul Fi Syai (‫ )لِل ُّد ُخوْ ِل فِى ال َّش ْيء‬yaitu menunjukkan arti masuk/berada ke dalam sesuatu.
Contoh:
ِ‫ك هلل‬ ُ ‫أَصْ بَحْ نَا َوأَصْ بَ َح ْال ُم ْل‬
Artinya: Kami “berpagi hari” dan “berpagi hari” pula kerajaan milik Allah. Berpagi hari artinya
memasuki pagi hari.
3. Qashdul makan (‫ان‬ ِ ‫ )لِقَصْ ِد ْال َم َك‬yakni berarti menuju tempat. Contoh:
ُ‫ق َس ْل َمان‬ َ ‫اَ ْع َر‬
Artinya: Salman “menuju Iraq”.
4. Shairurah (‫ص ْيرُوْ َر ِة‬ َّ ‫ )لِل‬berarti menjadi. Contoh:
‫اقف َر ُج َحا‬ َ ْ َ
Artinya: Juha “menjadi miskin”.
5. Mubalaghah (‫ )لِ ْل ُمبَالَ َغ ِة‬yakni untuk melebih-lebihkan. Contoh:
‫ت خَا ِد ِم ْي‬ ُ ‫اَ ْشغ َْل‬
Artinya: Saya “sangat menyibukkan” pembantu saya.
6. Adanya sesuatu yang dihasilkan dari fi’il pada fa’il. Contoh:
‫أَ ْثـ َمـ َر ْال َموْ ُز‬
Artinya: Pisang “telah berbuah”. (apabila berbuah maka pasti ada buah di pohon pisang
tersebut)
7. Adanya sifat
‫ت ُم َد ِّرسًا‬ ُ ‫أَ ْعظَ ْم‬
Artinya: Saya “memuliakan guru” (menemukan sifat mulia pada seorang guru).
8. Ta’ridh (‫ْض‬ ِ ‫ )لِلتَّع‬artinya menyajikan, menggelar, dan memperlihatkan. Contoh:
ِ ‫ْري‬
‫ب‬ َّ َ
َ ْ‫أبَا َع أحْ َم ُد الثو‬ َ
Artinya: Ahmad “menjual” baju. Maksudnya Ahmad memperlihatkan atau menggelar baju
untuk dijual.
9. Hainunah (‫ )لِ ْل َح ْينُوْ نَ ِة‬artinya dekat waktunya. Contoh:
ُ ْ‫ص َد ال َّزر‬
‫ع‬ َ ْ‫أَح‬
Artinya: Tanaman itu “telah dekat waktu panen”

BAB V

FAIDAH WAZAN AF’ALA

Tambahan hamzah qotho’ di awal kalimah:

1. LIT-TA’DIYAH (memuta’addikan fi’il lazim), contoh:

‫أكرمت زيدا‬
AKROMTU ZAIDAN = aku menghormati zaid.

2. LID-DUKHUULI FISY-SYAI’ (masuk pada sesuatu), contoh:

‫أمسى المسافر‬
AMSA AL-MUSAAFIRU = Musafir itu/seorang yg dalam perjalanan itu sudah masuk sore.
3. LI QASHDIL-MAKAAN (hendak ke suatu tempat), contoh:
‫أ‬
‫حجز زيد‬
AHJAZA ZAIDUN = Zaid hendak ke Hijaz

‫أعرق زيد‬

A’ROQO ZAIDUN = Zaid hendak ke Iraq

4. LI WUJUUDI MAA USYTUQQA MINHU AL-FI’LU FIL-FAA’IL (untuk menunjukkan adanya


suatu barang pada Fa’il, yg mana fi’ilnya dimusytaq dari nama berang tsb, contoh:

‫أثمر الطلح‬
ATSMARO ATH-THOLHU = pohon itu telah berbuah

‫أورق الشجر‬
AWROQO ASY-SYAJARU = pohon itu telah berdaun

5. LIL MUBAALAGHOH (mempersangat/melebihkan), contoh:

‫أشغلت عمرا‬
ASYGHOLTU ‘AMRON = aku menyibukkan ‘Amar, yakni aku menjadikannya lebih sibuk.

6. LI WIJDAANI SY-SYAI’ FI SIFATIN (merasakan adanya sesuatu di dalam suatu sifat),


contoh: ‫أعظمت زيدا‬

A’ZHOMTU ZAIDAN = aku mendapati zaid seorang yg agung.


‫أحمدت زيدا‬
AHMADTU ZAIDAH = aku mendapati zaid seorang yg terpuji.

7. LISH-SHAIRUURAH (menjadi), contoh: ‫أقفر البلد‬

AQFARA AL-BALADU = Negeri itu menjadi gersang

8. LIT-TA’RIIDH (menampakkan/memajang), contoh: ‫أباع الثوب‬

ABAA’A ATS-TSAUBA = aku memajang baju untuk dijual.


sekitar sejam yang lalu

9. LIS-SALBI (menanggalkan), contoh: ‫أشفى المريض‬

ASYFAA AL-MARIIDHU = orang sakit itu telah hilang kesembuhannya

10. LIL-HAINUUNAH (tiba masanya), contoh: ‫أحصد الزرع‬


AHSHODA AZ-ZAR’U = tanaman itu sudah waktunya panen.

DAFTAR PUSTAKA
Silsilatu at-Ta’liim al-Lughah al-‘Arabiyah al-Mustawa ats-Tsalits

Ustadz A. Zakariya bin Ahmad. Al Kaafi fi ‘Ilmi ash-Sharfi Jilid 1. Garut.

Ustadz Fadhil. Al-Amtsilatu at-Tashrifiyah. Surabaya: Maktabah Salim Nabhan.

Anda mungkin juga menyukai