Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ISIM MAUSHUL

Dosen Pengampu: Fahmia Shofiana, S.Pd

Disusun Oleh:

1. Asri Hidayatun Nasiha

2. Eli Suhesti

3. Ita Purnamasari

4. Meli Afrilia

5. Nida Nabila

6. Trio Fadriana

YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN ALHIKMAH 2

AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH SIRAMPOG BREBES

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas rahmat dan

karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ISIM

MAUSHUL”. Penyusunan makalah ini tentu masih banyak kekurangan,maka dari itu

kritik dan saran yang bersifat mendukung kami harapkan dari para pembaca agar

dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa menyusun lebih baik lagi.

Kami ucapkan banyak terima ini dapat terselesaikan dengan lancar’ semoga

Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya. Harapan kami setelah

membaca makalah ini kita dapat mengambil ilmu dan mengambil manfaatnya.

Demikian kata pengantar ini saya buat atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Benda, 25 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim Maushul..........................................................................................3

B. Pembagian Isim Maushul.........................................................................................3

C. Bentuk-bentuk Isim Maushul...................................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................7

B. Saran.........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa arab merupakan bahasa yang banyak digunakan oleh Negara-

negara timur tengah dan sekitarnya. Di Indonesia, bahasan arab merupakan

pelajaran yang baru dan hanya diajarkan pada sekolah maupun

perguruantinggi tertentu yang berlatar belakang agama islam. Bahasa arab

merupakan pelajaran penting bagi mahasiswa yang beragama islam, karena

kitab suci al-quran dan alhadis ditulis dalam bahasa arab. Selain itu, bahasa

arab juga sudah termasuk bahasa internasional dan banyak dipelajari oleh para

ilmuwan barat untuk mengkaji peradaban islam.Bahasa arab juga mempunyai

aturan tersendiri dalam penulisannya,dan mempunyai berbagai macam bentuk

kata kerja, kata ganti dan kata sifat.Kata kerja dan kata ganti itu terbagi lagi

kedalam beberapa macam bentuk,seperti pada kata ganti diketahui kata ganti

penghubung (isim al-isyarah), kata ganti penghubung (al-ism al-maushul) dan

kata ganti penanya (adawat alistifham). Dalam makalah ini saya akan

membahas mengenai al-ism al-maushul.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Isim Maushul?

2. Bagaimana saja pembagian Isim Maushul?

3. Apa saja bentuk-bentuk Isim Maushul?

C. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah bahasa Arab

1
2. Untuk mengetahui pengertian dari Isim Maushul

3. Untuk mengetahui bagaimana pembagian Isim Maushul

4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Isim Maushul

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim Maushul

Isim Maushũl (Kata Sambung) ialah Isim yang bermanfaat untuk

menghubungkan sejumlah  kalimat atau pokok benak  menjadi satu kalimat.

Maksudnya, bahwa masing-masing isim ma’rifat tersebut akan menjadi jelas

bila estafet dengan kalimat sesudahnya, yang disebut Shilah. Shilah(anak

kalimat) tersebut  harus mempunyai  dhamir yang berpulang kepada  isim

maushul, yang disebut  a’id. Dalam bahasa Kita, biasanya Kata Sambung 'isim

Mausul' ini diterjemah menjadi kata: "yang". Bentuk asal atau dasar dari Isim

Maushũl merupakan: ْ‫( الَّ ِذي‬yang).

B. Pembagian Isim Maushul

Dalam Bab ini Isim Maushũl terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Isim Maushul Ismi

Isim Maushũl Ismi adalah Isim Maushũl isim yang selamanya butuh

kepada Shilah dan A’id.

Contoh: ‫ َجا َء الَ ِّذي قَا َم اَبُوْ ه‬, terjemahannya adalah ‘telah datang seseorang yang

ayahnya berdiri’.

2. Isim Maushul Harfi

Maushul harfi merupakan isim di mana huruf pada shilahnya dita’wili

dengan masdar. Terdapat lima macam maushul harfi, yaitu:

 ْ (An)
Huruf ‫أن‬

3
Pembacaan huruf ‘An’ adalah dengan fathah. Huruf ini dapat masuk

ke dalam fi’il madli, fi’il amar, dan fi’il mudhori.

 Huruf ‫( أَ َّن‬Anna)

Contoh pemakaian huruf “anna” pada maushul harfi adalah berada

pada Q.S. Al-Ankabũt : 51.

 Huruf ‫( َك ْى‬Kai)

Huruf ini hanya dapat digunakan dengan fi’il mudhori saja.

 Huruf ‫( َما‬Ma)

Huruf “ma” dapat berbentuk masdariyah dharfiyyah dan masdariyah

ghairu dharfiyyah.

 Huruf ْ‫( لَو‬Lau)

Huruf ‘lau’ yang digunakan untuk maushul dapat masuk pada fi’il

mudhori dan f’il madli.

C. Bentuk-bentuk Isim Maushul

Terdapat tujuh bentuk isim maushul, yaitu:

 Bentuk Maushul Mufrad dan Maushul Mutsanna

Mufrad artinya tunggal dan mutsanna artinya ganda. Bentuk maushul ada

yang berjenis lelaki ‫ الَّ ِذي‬dan perempuan ‫الَّتِي‬, baik ‘aqil maupun ghairu

‘aqil. Apabila kedua bentuk tersebut ditatsniyahkan atau digandakan,

maka terdapat huruf yang tidak boleh dibuang yakni huruf Ya’.

Contoh:

- Datang kepadaku seorang (laki-laki) yang berdiri.

4
‫َجا َء نِ ْي الَ ِّذي قَا َم‬

- Datang kepadaku seorang (perempuan) yang berdiri.

‫َجا َء ْتنِ ْي الَ ِّذي قَا َم‬

 Bentuk Maushul Jama’ (Banyak)

Bentuk jama’ maushul berjenis lelaki adalah ‫األلَى‬atau َ‫الَّ ِذ ْين‬. Lafaz tersebut

dapat digunakan pada nashab, rofa, dan jarr. Sebagian orang Arab ada

yang memakai wawu pada saat mahal rofa dan lafaznya menjadi َ‫اَلَّ ُذوْ ن‬.

ِ َّ‫الال‬
Sedangkan lafaz jama’ untuk maushul berjenis perempuan adalah ‫ت‬

atau ‫الالَّ ِء‬.

 Bentuk Maushul Mutlak (Umum)

Lafaz isim maushul mutlak adalah ‫ َما‬,‫ َم ْن‬, dan ْ‫أَل‬. Lafaz tersebut memiliki

hukum yang sama dengan maushul pada umumnya. Oleh karena itu,

maushul mutlak dapat digunakan untuk perempuan, laki-laki, mufrad,

mutsanna, atau jama’.

 Bentuk Maushul Dza

Bentuk maushul dza hampir sama dengan maushul ma, yakni dapat

digunakan untuk tunggal, ganda, jamak, laki-laki, dan perempuan.

 Bentuk Shilah Maushul

Pada umumnya, shilah yang terhubung dengan isim maushul akan terdiri

dari jumlah atau shibbul jumlah. Salah satu isim maushul “al” memiliki

5
shilah yang bersifat sharihah (Isim Fai’l atau Isim Maf’ul atau Sifat

Musyabbah).

 Bentuk Maushul Ayyun dan Shilahnya

Hukum isim maushul “ayyun” hampir sama dengan maushul “ma” atau

maushul mutlak. Hal tersebut dikarenakan maushul “ayyun” dapat

digunakan untuk lelaki, perempuan, tunggal, ganda, dan jamak.

 Bentuk Pembuangan Shadar Shilah

Pembuangan shadar shilah merupakan pembuangan ‘aid yang telah dijarr-

kan oleh kata sifat. Selain itu, ‘aid’ yang dikhofadkan juga harus dibuang.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Isim Maushul bermnafaat untuk menghubungkan sejumlah kalimat

atau pokok benak menjadi satu kalimat . masing-masing isim ma'rfiat tersebut

akan menjadi jelas bila estafet dengan kalimat sesudahnya yang di sebut

shilah.

Mempelajari isim maushul tidak sesederhana mempelajari kata hubung

dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut dikarenakan maushul dalam bahasa

Arab memiliki berbagai macam ketentuan. Salah satu ketentuan yang paling

utama adalah adanya shilah maushul. Tanpa adanya shilah maushul, maka

kalimat tidak akan memiliki makna yang jelas.

B. Saran

Belajar berbahasa bukan hanya sekedar membaca. Maka,hendaknya

kita mampu membedakan susunan-susunan kalimat tersebut. Setelah kita

mempelajarinya,hendaknya kita mempraktikkannya, serta mengamalkannya.

Agar ilmu yang telah kita pahami tidak terlupakan. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi pembaca dan juga penulis

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/337522333_PEMBAHASAN_ISIM_MAU

SHUL_DALAM_BAHASA_ARAB

http://arabunaa.blogspot.com/2019/08/pengertian-pembagian-dan-contoh-contoh.html

https://sahabatmuslim.id/isim-maushul/

Anda mungkin juga menyukai