Jumlah Mufidah adalah susunan atau gabungan dari beberapa kata yang mempunyai arti sempurna.
Contoh:
َّ
الطالِبُ َي ْك ُتبُ َعلَى ال َّسب ُّْو َر ِة ; Seorang murid sedang menulis di papan tulis
KETERANGAN:
Jumlah Mufidah dalam bahasa Arab disebut َكالَ ٌم, atau kalimat sempurna dalam bahasa Indonesia.
Yaitu gabungan dari beberapa kata yang mengandung arti sempurna, terdiri dari subjek dan predikat
(S dan P).
Lafadz ْا ُ ْك ُتب disebut satu jumlah sekalipun terdiri dari satu kata, karena mempunyai arti; Tulislah oleh
kamu. Demikian juga lafadz ;إ ْق َرء bacalah, ْ;اِجْ لِس duduklah, ْ ;اِسْ َمعdengarkanlah.
Sementara lafadz ِة-;م َِن ال َم ْد َر َس dari sekolah, sekalipun terdiri dari dua kata, tidak bisa disebut satu
jumlah/ kalimat sempurna karena pengertiannya belum lengkap atau tidak sempurna.
ُّض َعلِي
َ َم ِر ; Telah sakit Ali
KETERANGAN:
Susunan kalimat sempurna dalam bahasa Arab terdiri dari dua pola:
Kalimat yang tersusun dari Subjek + Predikat. Disebut dengan Jumlah Ismiyyah.
Kalimat yang tersusun dari Predikat + Subjek. Disebut dengan Jumlah Fi’liyyah.
Susunan kalimat diatas tidak dikenal dalam istilah bahasa Indonesia. Dalam proses menterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia tetap didahulukan subjek daripada predikatnya. Contoh:
ت َعا ِئ َش ُة
ْ َخ َر َج ; Aisyah telah keluar
Sementara, jika mau menterjemahkan ke dalam bahasa Arab,seperti: “ayahku sedang sholat di
mesjid”. Bisa ditulis dengan dua pola, yaitu;
Contoh:
َار َب ٌة
ِ ال َّشمْسُ غ Matahari terbenam
Pembahasan:
Jika kita lihat contoh-contoh di atas, maka semuanya tersusun dari dua kata, bahkan lebih. Salah
satunya pada contoh pertama, kata pertama ‘ْت ُ ’ال َبيdan kedua ‘ٌ’ج ِم ْيل.
َ Jika kita hanya menggunakan
ُ ال َبي/Rumah’ maka itu tidak memahamkan dan hanya mempunyai arti tunggal
satu kata saja misal ‘ْت
yaitu rumah, satu kata ini tidak cukup untuk memahamkan lawan bicara kita, begitu juga jika kita
hanya menggunakan kata keduanya saja yaitu ‘ٌج ِم ْيل/bagus’,َ pasti memunculkan pertanyaan, apa
yang bagus? siapa yang bagus? apanya yang bagus?.
Maka dari itu kita gabungkan kedua kata tersebut sesuai tata Bahasa Arab yang benar maka menjadi
ُ ‘ ’ال َبيRumah itu bagus’, dengan begitu kita sudah paham secara sempurna dan kalimat
‘ٌ ل-ْت َج ِم ْي
tersebut menambah informasi berfaidah yang sempurna bahwa ‘Rumah itu lah yang bagus’. Begitu
juga dengan contoh-contoh kalimat selanjutnya.
Sampai sini kita paham bahwa hanya satu kata saja itu tidak cukup untuk berkomunikasi, tapi butuh
susunan dua kata atau lebih sampai membuat orang yang mendengarkan itu mendapatkan informasi
penting yang lengkap dan utuh.
ُق ْم ‘Berdirilah!’
ِس ْ إجْ ل ‘Duduklah!’
َت َكلَّ ْم ‘Bicaralah!’
yang secara dhohir kata-kata di atas hanyalah sendirian atau tunggal, tapi sebenarnya kata di atas
sudah cukup memahamkan kepada lawan bicara, karena sebenarnya kata-kata di atas tidaklah hanya
tersusun dari satu kata saja, melainkan sebenernya kata-kata di atas adalah kalimat yang tersusun
dari dua kata, salah satu di antaranya terucap, contoh pada kata di atas ‘ ’قُ ْم, kata tersebut terucap
tapi yang tidak terucap adalah kata ‘ َا ْنت/kamu’ yang dipahami oleh pendengar dari percakapan
tersirat walaupun tidak diucapkan.
Kaidahnya:
Susunan yang memberikan pemahaman secara sempurna atau informasi berfaidah yang utuh adalah
jumlah [kalimat] mufidah [bermanfaat], dan disebut juga dengan kalam.
kalimat yang mufidah terkadang tersusun dari dua kata, bahkan terkadang juga tersususun lebih dari
dua kata, dan setiap kata yang ada pada kalimat tersebut adalah bagian dari kalimat itu sendiri.