PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu nahwu merupakan cabang ilmu yang membahas mengenai kata-kata arab baik
perkata maupun dalam kalimat sehingga dapat mengetahui baris akhir kata, kata yang tetap
barisnya, atau kata yang dapat berubah. Ibnu Khaldun dalam al-Muqaddimahnya memandang
ilmu nahwu sebagai bagian integral dari seluruh pilar linguistic arab, yang terdiri dari: ilmu
bahasa (‘ilm lughah), ilmu nahwu (‘ilm nahwu), ilmu bayan (‘ilm bayan), dan ilmu sastra
(‘ilm al-adab). Biasanya ilmu nahwu digunakan untuk meluruskan atas bacaan-bacaan bahasa
arab (terutama ayat-ayat Al-Qur’an) yang dianggap menyalahi bacaan konvensional, Seperti
yang telah kita ketahui, orang yang pertama kali mencetuskan ilmu nahwu adalah Abu Aswad
Ad-Duali dari Bani Kinanah, seorang hakim di kota Bashrah, Irak yang semakin prihatin
terhadap maraknya lahn saat membaca Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian dzaraf zaman dan dzaraf makan?
B. Bagaimana hukum pengamalan dzaraf zaman dan dzaraf makan?
C. Apa saja kaidah pengamalan hukum dzaraf zaman dan dzaraf makan dalam Al-Qur’an?
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DZOROF
Dzorof atau disebut juga maf’ul fih adalah isim yang dibaca nashob yang
menunjukkan waktu atau tempat terjadinya perbuatan, dengan mengira-ngirakan /menyimpan
makna huruf ( فيdi/pada).
Lafadz يَوْ َم اَ َما َمdibaca nashob sebagai dzorof atau maf’ul fih.
Dzorof harus dibaca nashob, oleh sebab itu jika kalimat yang menunjukkan arti waktu
atau tempat tidak dibaca nashob, maka tidak dinamakan dzorof.
Kedua lafadz يومdiatas tidak disebut dzorof, karena sudah keluar dari ketentuan dzorof yang
mengharuskan untuk dibaca nashob, karena يومpada contoh pertama menjadi Khobar dan
dibaca rofa’, sedangkan contoh يومkedua menjadi majrur dan dibaca jar.
Pengecualian isim yang menunjukkan makna waktu atau tempat yang tidak
menyimpan makna في,seperti jika ditarkib menjadi:
َ َ( يَوْ ُم ْال ُج ْم َع ِة يَوْ ٌم ُمبhari jum’at adalah hari yang diberkahi)
ٌ ار
mubtada’: ك
kemasukan huruf jar: االح ِد ُ ْ( ِسرsaya berjalan di hari ahad)
َ ت فِي يَوْ ِم
a. Mashdar, sepertiضرْ بِكَ َز ْيدًا يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة ِع ْن َد ْاالَ ِمي ِْر ُ َع ِجب
َ ْت ِم ْن
b. Fi’il, sepertiْت َز ْيدًا يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة اَ َما َم ْاالَ ِمي ِْر
ُ ض َرب
َ
c. Isim sifat, seperti َ اربٌ َز ْيدًا ْاليَوْ َم ِع ْن َد
ك ِ ضَ اَنَا
2
‘Amil yang menashobkan dzorof adakalanya tampak seperti contoh-contoh diatas, dan
adakalanya dibuang. ‘Amil yang dibuang ada dua macam:
1. Dibuang secara wajib, yaitu ketika dhorof ditarkib menjadi.
a. Na’at, seperti َت بِ َرج ٍُل ِع ْندَك
ُ َْم َرر
b. Shilah, seperti ََجا َء الَّ ِذيْ ِع ْندَك
َ ت بِ َز ْي ٍد ِع ْن َد
c. Hal, sepertiك ُ َْم َرر
d. Khobar, seperti , َ زَ ْي ٌد ِع ْندَكatau berasal dari tarkib Khobar, sepertiك
َ ت زَ ْيدًا ِع ْن َد
ُ ظَنَ ْن
2. Dibuang secara jawaz, seperti contoh-contoh yang digunakan menjawab pertanyaan,
seperti lafadh يَوْ َم ْال ُخ ُم َع ِةyang digunakan untuk menjawab pertanyaan َ َمتَى ِجْئت, yang jika
dijawab dengan sempurna berbunyi ت يَوْ َم ْال ُخ ُم َع ِة
ُ جْئ. ُ جْئboleh
ِ Lafadh ت ِ dibuang karena
terdapat petunjuk dalam kata tanya, yakni َِجْئت
D. PEMBAGIAN DZOROF
1. Dzorof Zaman
Yaitu isim yang dibaca nashob dan menunjukkan arti zaman (waktu) dengan
menyimpan makna يىrrف. dzorof zaman adakalanya yang mubham dan adakalanya yang
mukhtash.
a. Dzorof makan mubham. َر ُم َعيَّ ٍنrrrْا ِن َغيrrr ْد ٍر ِمنَ ال َّز َمrrrَا َد َّل َعلَى قrrr َو َمrrrُ هyaitu isim yang
menunjukkan zaman yang tidak tertentu (waktu yang tidak jelas batasnya). Seperti اَبَدًا
(selamanya), ( ِح ْينًاpada saaat), ( َو ْقتًاpada waktu),( زَ َمانًاSemasa).
ُ ص ْم
Contoh: ت يَوْ ًما ُ (saya berpuasa pada satu hari).
Contoh dalam Al-Qur’an:
ُ َاَ ْليَوْ َم اً ِح َّل لَ ُك ُم الطَّيِّب
ات
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik”. (QS. Al-Maidah[5]:5)
ٍ هُ َو َما َد َّل َعلَى َو ْقyaitu isim yang menunjukkan
b. Dzorof zaman mukhtash. ت ُمقَ َّد ٍر ُم َعيَّ ٍن َمحْ ُدوْ ٍد
zaman yang sudah tertentu (waktu yang jelas dan terbatas) dengan cara di ma’rifahkan
atau dimudhofkan atau disifati . Seperti: ً( َسا َعةsatu jam), ( يَوْ ٌمsehari), ً( لَ ْيلَةsemalam),
ٌ ْ( اُ ْسبُوseminggu), ( َش ْه ٌرsebulan) , ً( َسنَةsetahun), ( عَا ٌمsetahun), (اَ ْس َما ُء ال ُّشهُوْ ِرnama-nama
ع
bulan).
ِ ت يَوْ َم ْال َخ ِمي
Contoh:ْس ُ ص ْم
ُ (saya berpuasa pada hari kamis).
Contoh dalam Al-Qur’an:
3
ُ َاُ ِح َّل لَ ُك ْم لَ ْيلَةَ الصِّ يَ ِام ال َّرف
ث الَى نِ َساء ُكم
Artinya: “Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa untuk bercampur dengan istri-
Istrimu”. (QS. Al-Baqoroh[2]:187)
Artinya: “pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik”. (QS. Al-Maidah[5]:5)
Artinya: “dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa untuk bercampur dengan
ٍ ُِإاَّل آ َل ل
وط نَ َّج ْينَاهُ ْم بِ َس َح ٍر
4
f. َغدًا: esok hari, hari setelah hari ini.
Contoh: ً( اَتِ ْيكَ َعتَ َمةsaya akan datang padamu di awal malam)
h. صبَاحًا
َ (waktu permulaan hari sampai zawal/dzuhur)
i. ( َم َسا ًءwaktu sejak zawal/dzuhur sampai akhirnya separuh malam yang awal)
Contoh: ( اَبَدًا الَ اُ َكلِّ ُم زَ ْيدًاsaya tidak akan berbicara dengan zaid selamanya)
k. ( اَ َمدًاwaktu yang akan datang tanpa batas (selamanya), sama dengan اَبَدًا
Contoh: ( اَ َمدًا الَ اُ َكلِّ ُم َز ْيدًاsaya tidak akan berbicara dengan zaid selamanya)
Selain lafadz-lafadz diatas masih banyak lafadz yang menunjukkan arti waktu
(zaman) yang bisa menjadi maf’ul fih. Diantaranya adalah: َو ْقتًا,ً َسا َعة,ضحًى َ ,ً لَحْ ظَة,َد ْهرًا
ُ ,ًضه َْوة
2. Dzorof Makan
Yaitu isim yang dibaca nashob dan menunjukkan arti tempat dengan menyimpan
ِ ْت اَ َما َم ْال َمس
makna في. Contoh: ْج ِد ُ ( َجلَسsaya duduk didepan masjid). Adapun isim makan yang
bisa ditarkib menjadi dzorof ada 3 macam:
Adalah isim yang menunjukkan arti tempat yang tidak jelas batasnya, yakni tidak
memiki bentuk yang bisa dilihat oleh panca indera, dan bentuknya tidak terbatas. Seperti
َ ْ( فَوatas), ُ( يَ ِميْنkanan), ًِش َماال
asma’ al-jihaat as sitti (isim-isim yang menunjukkan enam arah): ق
5
(kiri), ( اَ َما َمdepan), َ(خَ ْلفbelakang). Dan selain itu, seperti:( قُ َّدا َمdi depan), ( َو َرا َءdi belakang),
( ِع ْن َدdi sisi), ( َم َعbeserta), ( اِزَ ا َءdi depan), ( ِح َذا َءdidekat), ( تِ ْلقَا َءdihadapan),( هُنَاdisini).
Seperti:( َم ْي ٌلsatu mil),( فَرْ َس ٌخsatu farsyakh), ( بَ ِر ْي ٌدsatu barid), ٌ( قَصْ بَةsebatang bambu),
( ِك ْيلُوْ َمتَرsatu kilometer). Contoh: ت فَرْ َس ًخا
ُ ْ( ِسرsaya berjalan satu farsakh)
Diperbolehkannya menarkib dzorof pada isim makan yang musytaq, apabila ia mustaq dari
amilnya seperti contoh diatas, sedangkan isim makan yang tidak musytaq dari amilnya tidak
boleh ditarkib mejadi dzorof, maka tidak boleh mengatakan: س َز ْي ٍد ُ ْ( َدعَوsaya berdo’a
َ ِت َمجْ ل
َ ِ َمجْ لdi jarkan
ditempat duduknya zaid). Kalau terpaksa ingin arti seperti itu, maka lafadz س
dengan huruf jar فيmenjadi س زَ ْي ٍد ُ َْدعَو
ِ ِت فِي َمجْ ل
a. = اَ َما َمdepan.
Contoh ْت اَ َما َم ْاالَ ِمي ِْر
ُ جلَس:
َ (Saya duduk didepan raja).
b. َ =خَ لَفbelakang.
ُ (خَ ْلفَكَ َجلَسSaya duduk dibelakangmu)
Contoh: ْت
c. =قُ ّدا َمdepan
Contoh: ْت ق َّدا َم ْاالَ ِمي ِْر
ُ ( َجلَسSaya duduk didepan raja)
d. =و َرا َء
َ belakang
Contoh: ك ُ ( َجلَسSaya duduk dibelakangmu).
َ ْت َو َرا َء
e. َ ْ =فَوatas
ق
Contoh: ق ْال ِم ْنبَ ِر ُ ( َجلَسSaya duduk didepan mimbar).
َ ْْت فَو
f. َ =تَحْ تbawah
6
Contoh: ْت تَحْ تَ ال َّش َج َر ِة
ُ ( َجلَسSaya duduk dibawah pohon).
g. =ع ْن َد
ِ samping
Contoh: ْت ِع ْن َد َز ْي ٍد
ُ ( َجلَسSaya duduk disamping zaid), dan
ِ َو ِع ْن َدهُ َمفَاتِ ُح ْال َغ ْي
ب
Artinya: “Dan disisi Allah lah kunci-kunci semua yang ghaib”. (QS. Al-
An’am[6]:59)
h. = َم َعtempat berkumpul, bersama.
ُ ( َجلَسSaya duduk bersama zaid).
Contoh: ْت َم َع َز ْي ٍد
ِإ َّن هّللا َ َم َعنَا
Artinya: “Sesunggguhnya Allah bersama kita”. (QS. At-Taubah [9] :40)
i. =اِزَ ا َءarah lurus.
ُ ( َجلَسSaya duduk dihadapan zaid).
Contoh: ْت اِزَ ا َء َز ْي ٍد
j. =ح َذا َء
ِ tempat yang dekat.
Contoh: ْت ِح َذا َءء َز ْي ٍد
ُ (جلَسSaya
َ duduk didekat zaid).
k. =تِ ْلقَا َءarah lurus.
Contoh: ْت تِ ْلقَا َء َز ْي ٍد
ُ ( َجلَسSaya duduk dihadapan zaid).
l. =ثَ َّمisim isyaroh untuk tempat yang jauh (disana).
Conto: ْت ثَ َّم
ُ ( َجلَسSaya duduk disana).
m. = هُنَاisim isyaroh untuk tempat yang dekat (disini).
ُ ( َجلَسSaya duduk disini).
Contoh: ْت هُنَا
Dzorof zaman dan makan mutashorrif ialah lafadz yang hanya dapat digunakan
ٌ َم َك
sebagai dzorof atau syibhu dzorof (serupa dzorof). Seperti lafadz يَوْ ٌمdan ان
Dzorof mutashorrif bisa ditarkib menjadi fa’il, contoh isim zaman: ِةr( َجا َء يَوْ ُم ْال ُج ْم َعTelah
datang hari jum’at)
7
Adapun dzorof zaman dan makan ghairu mutashorrif adalah lafadz yang hanya dapat
digunakan sebagai dzorof atau syibhu dzorof (ialah dijarkan dengan huruf jar ) ِم ْن
Artinya: “Pada hari (ketika) azan menutup mereka dari atas dan dari bawah kaki mereka”
(QS. Al-Ankabut[23]:55)
Terkadang dzorof makan digantikan mashdar, namun hal ini jarang terjadi, seperti
َ ْْت قُر
ب زَ ْي ٍد ِ ْْت َم َكانَ قُر
ُ ( َجلَسSaya duduk di tempat dekat zaid), yang asalnya ialah ب َز ْي ٍد ُ َجلَس
terbetuknya mudhof-mudhof ilaih dengan membuang mudhofnya ( َ) َم َكان, dan menempatkan
ِ ْ ) قُرdiposisinya.
mudhof ilaih (ب
Adapun dzorof zaman sering digantikan oleh mashdar secara kiasi, sehingga dapat
diberlakukan pada setiap mashdar, seperti:
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dzorof atau disebut juga maf’ul fih adalah isim yang dibaca nashob yang
menunjukkan waktu atau tempat terjadinya perbuatan, dengan mengira-ngirakan /menyimpan
makna huruf ( فيdi/pada). Dzorof harus dibaca nashob, oleh sebab itu jika kalimat yang
menunjukkan arti waktu atau tempat tidak dibaca nashob, maka tidak dinamakan dzorof.
‘Amil dzorof dapat berupa: Mashdar, Fi’il, Isim sifat. Amil yang menashobkan dzorof
adakalanya tampak seperti contoh-contoh diatas, dan adakalanya dibuang. ‘Amil yang
dibuang ada dua macam: Dibuang secara wajib dan dibuang secara jawaz. Dzorof terbagi
menjadi 2 macam yaitu 1) Dzorof Zaman, yaitu isim yang dibaca nashob dan menunjukkan
arti zaman (waktu) dengan menyimpan makna فيى. dzorof zaman adakalanya yang mubham
dan adakalanya yang mukhtash, dan 2) Dzorof Makan, yaitu isim yang dibaca nashob dan
menunjukkan arti tempat dengan menyimpan makna في. Dzorof zaman dan makan
mutashorrif ialah lafadz yang hanya dapat digunakan sebagai dzorof atau syibhu dzorof
(serupa dzorof).
9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghalayani, Syaikh Musthafa bin Muhammad Salim. Ibnu ‘Aqil Syarh Alfiyyah.
Huda, Nailul dan M. Muqoyyim. 2018. Alfiyyahku Istimewa. Kediri: Santri Salaf Press
Ghazali, Muhammad Khoirun. 2012. Ensi Mini Nahwu Sharf. Malang: Citra A Media
Hasan, Afif Zainul. 2021. Syarah dan Terjemah Perkata Nadzom ‘Imrithi. Bondowoso:
Miftahul Ulum Lombok Kulon
Ahmad, H. Asep Faqih. 2006. Nahwu Al-Qur’an. Sukabumi: PT. Alma’ Arif
Hakim, Muhammad Fikril. 2013. Terjemah Matan Al-Ajurumiyah. Kediri: Lirboyo Press
10