Disusun Oleh :
Ika Nur Azizah (16420017)
Hilyatul Auliya (19104020001)
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun makalah panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penyusun makalah dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai waktunya.
Penyusun makalah mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan
harapan dapat membantu pembaca dalam memahami pelajaran Al-Nahwu.
Disanping itu, penyusun makalah berharap bahwa makalah ini dapat dijadikan bekal
pengetahuan untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Penyusun makalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih ada
kekurangan sehingga penyusun makalah berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian
khususnya dari dosen pengampu mata kuliah Al-Nahwu agar dapat meningkatkan mutu
dalam penyajian berikutnya.
2
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 10
B. Kritik dan Saran ............................................................................................ 10
3
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an, memiliki signifikansi yang besar bagi
kaum muslimin. Hal ini wajar karena Al-Qur’an merupakan kitab suci dan tuntunan
bagi kaum muslimin. Disamping itu, Bahasa Arab juga menjadi bahasa hadits. Itulah
sebabnya dapat ditetapkan bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab
sekaligus bahasa orang Islam, meskipun realitanya tidak sedikit penutur Bahasa Arab
bukan pemeluk agama Islam.
Keunggulan Bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya, pengertian
abstraknya, ketepatan maknanya, dan pembentukan kata turunan. Al-Qur’an turun
dengan Bahasa Arab karena Rsulullah SAW dan para mukhattab pertamanya
menggunakan bahasa tersebut.
Di dalam Bahasa Arab mempelajari Ilmu Nahwu itu sangat penting, karena
dari Ilmu Nahwu bisa mempelajari Bahasa Arab dengan mudah. Selain itu,
mempelajari Ilmu Nahwu sangat penting untuk memahami Al-Qur’an.
Sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari kesalahan
mengucap lafadz al-Qur’an dan Hadits maka dari itu ilmu Nahwu harus dipelajari dan
dipahami lebih dulu dibanding ilmu yang lain. Dalam pembelajaran ilmu Nahwu , kita
mempelajari tentang Maf’ul Fih atau Zhorof Zaman dan Makan.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian Maf’ul Fih?
2. Apa saja macam kata yang menunjukkan keterangan waktu?
3. Apa saja macam kata yang menunjukkan keterangan tempat?
4. Apa saja pembagian Maf’ul Fih?
5. Bagaimana I’rab Maf’ul Fih?
4
3. Untuk mengetahui macam kata yang menunjukkan ketengan tempat
4. Untuk mengetahui pembagian Maf’ul Fih
5. Untuk mengetahui I’rab Maf’ul Fih
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
مساء: pada waktu sore
أبدا: kekal
أمدا: selamanya
حينا: ketika
عاما: setahun
شهرا: sebulan
أسبوعا: seminggu
ساعة: sesaat.”2
Contoh :
( أَذْ َهبُ ِإلَى ا ْل َم ْكتَ َب ِة ال َك ِب ْي َر ِة ا ْل َي ْو َمSaya pergi ke perpustakaan yang besar hari ini)
س َحرا َ ظ ِإ َما َ ُم ا ْل َم ْس ِج ِد َ َ( اِ ْستَ ْيقImam masjid bangun tidur pada waktu sahur)
طا ُء بُ ْك َرة َ ب ا ْل ُعما ُل الن
َ ش َ ( ذَ َهPara pekerja yang rajin berangkat pada waktu pagi)
C. Macam-macam Kata yang Menunjukkan Keterangan Tempat
Keterangan tempat atau disebut zhorof makan. Dalam kitab Jurumiyah
disebutkan bahwa zhorof makan adalah:
و ظرف المكان هو اسم المكان المنصوب بتقدير في نحو أمام و خلف و قدام و وراء و فوق و
.تحت و عند و مع و إزاء و حذاء و تلقاء و هذه الثلثة معناها واحد و ثم و هنا
“Zhorof makan adalah isim makan yang dinashobkan dengan taqdir maknanya
fii في. contoh
أمام: di depan
خلف: di belakang
قدام: di depan
وراء: di belakang
فوق: di atas,
تحت: di bawah
عند: di sisi
مع: beserta
إزاء: di muka atau di depan
2 Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini, Ilmu Nahwu Terjemahan Mutammimah Ajurumiyah, Terj. Moch.
Anwar dan Anwar Abubakar, (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2002), hlm.247.
7
حذاء: di muka
تلقاء: di hadapan
dan ketiga lafazh yang terakhir ini maknanya sama
ثم: di sana
هنا: di sini.”3
Contoh:
3 Ibid, hlm.248
8
Contoh :
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maf’ul Fih atau Zhorof adalah isim yang menunjukkan keterangan waktu atau
tempat terjadinya suatu perbuatan dan dibagi menjadi dua, yaitu : zhorof mutasharrif
dan zhorof ghairu mutasharrif. I’rab zhorof terbagi menjadi dua, yaitu
mu’rab dan mabni
B. Kritik dan Saran
Makalah ini dibuat hanyalah semata-mata untuk memenuhi persyaratan mata
kuliah Nahwu, apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah
ini terlebih dahulu penulis minta maaf yang sedalam-dalamnya.
Penulis juga sangat mengharapkan kritikan dan saran atas penulisan makalah
ini agar supaya wawasan penulis tentang ketata bahasa Araban bertambah maju.
10
DAFTAR PUSTAKA
11