Anda di halaman 1dari 12

MAFUL LIAJLIH

( ‫لجََِل َِه‬
َ ِ ََ‫) مَفَعَوَل‬

Dipresentasikan dalam Seminar Kelas Semester I Program Magister

UIN Alauddin Makassar pada Mata Kuliah Bahasa Arab

Oleh

SY. JAPAR SADIQ

N I M 80100212177

Dosen Pemandu:

Prof. Dr. H. SabaruddinGarancang, M.Ag.

Dr. H. Munir, Lc, M.Ag

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2013
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa pra-Islam –atau yang lebih dikenal dengan jaman jahiliyah-

bahasa Arab mulai mencapai masa puncaknya (prime condition). Hal ini diawali

dengan keberhasilan orang-orang Arab Badui –di bawah pimpinan suku Quraisy-

menaklukan penduduk padang pasir, sehingga mulai saat itu bahasa Arab

dijadikan bahasa utama dan mempunyai kedudukan yang mulia di tengah

kehidupan masyarakat sahara.

Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur’an dan menjadi salah satu alat

komunikasi Internasional. Oleh karena itu mempelajari bahasa Arab menjadi

kebutuhan setiap orang khususnya umat Islam.

Bahasa Arab terdiri dari beberapa cabang ilmu antara lain: Nahwu, Sharaf,

Balaghah, Muthala’ah, Mufradat dan Nushus Adab. Suatu sistem pembelajaran

bahasa Arab yang ideal disamping mampu mengantarkan orang yang

mempelajarinya menguasai cabang-cabang ilmu tersebut di atas, juga

mengantarkan orang yang mempelajarinya mempunyai keterampilan-keterampilan

bahasa (Maharat al-lughah). Keterampilan-keterampilan bahasa itu antara lain:

1. Keterampilan mendengar (‫)مهاراتَاإلستماع‬

2. Keterampilan berbicara (‫)مهاراتَالكالم‬

3. Keterampilan membaca (‫)مهاراتَالقراءة‬

4. Keterampilan menulis (‫)مهاراتَالكتاَبة‬

Pembelajaran bahasa Arab secara garis besar dapat diklasifikasikan

menjadi dua sistem, yaitu:Pertama, Sistem pembelajaran bahasa Arab yang

berorientasi pada penguasaan bahasa sebagai ujaran secara langsung.Sistem


2

pembelajaran bahasa Arab model ini didasarkan pada asumsi bahwa bahasa

adalah gejala alami manusia untuk menyampaikan ide kepada orang lain atau

menerima ide dari orang lain. Dengan kata lain manusia sebagai makhluk sosial

menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi dengan

sesamanya.Kedua, Sistem pembelajaran bahasa Arab yang berorientasi pada

gramatika.Sistem pembelajaran bahasa Arab dengan cara ini didasarkan pada

asumsi bahwa bahasa adalah merupakan kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan

bahasa yang diambil dari teks-teks yang sudah baku. Dalam bahasa Arab teks-teks

itu adalah al-Qur’an, al-Hadis dan kitab-kitab keilmuan lainnya yang sudah baku

dari segi gramatikanya.

Menurut asumsi ini barang siapa yang ingin mengkaji al-Qur’an, al-

Hadis atau kitab-kitab keilmuan lainnya yang mempunyai konsentrasi kuat

terhadap gramatika, maka penguasaan gramatika Arab adalah suatu keharusan

baginya.1

Diantara gramatika yang penulis maksudkan adalah, al-mafail al-

khamsah yang mencakup antara lain:

1. Maf’ul bih ( ‫)َالمفعولَبه‬

2. Maf’ul mutlaq (‫)المفعولََمطلق‬

3. Maf’ul liajlih (‫) المفعولََألجله‬

4. Maf’ul fih dan ( ‫)َالمفعولََفيه‬

5. Maf’ul ma’ah ( ‫) المفعولََمعه‬

Namun pada kesempatan kali ini dibatasi hanya mengkaji dan

membahas maf’ul liajlih.

1
H. Imaduddin Sukamto dan Akhmad Munawwari, Tata Bahasa Arab Sistematis:
Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab (Cet. VI; Yogyakarta: Nurma Media Idea,
2008), h. vii.
3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Maf’ul liajlih

2. Bagaimana syarat dan ketentuan maf’ul liajlih

BAB II
4

MAF’UL LIAJLIH DAN KETENTUANNYA

A. Pengertian maf’ul liajlih

Pengertian maf’ul liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab

sebelumnya atau menjelaskan illatnya dan bersatu dengan amil dan failnya dalam

satu waktu.2

Sayyid Ahmad Al Hasyimy mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan maf’ul liajlih adalah isim yang disebutkan untuk menjelaskan sebab

terjadinya suatu perbuatan, dan merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa

perbuatan tersebut dilakukan serta disyaratkan bolehnya menasab maf’ul liajlih

yang masdar.3

Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

maf’ul liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab terjadinya suatu perbuatan

dan menunjukkan kesatuan antara amil dan illatnya pada satu waktu serta

merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa perbuatan tersebut dilakukan.

B. Pembagian Maf’ul liajlih

Maf’ul liajlih terbagi kepada tiga bagian :

1. Apabilatidakber aliflam dan mudaf, makakebanyakandinasab

َ ‫َجئ ا َإل ا‬:َ‫إذاَجاااءَالمفعااولَألج ِل ا ِهَم ا اارلاوَمااإلَالَِمااإلَاإلُاااف ِةًَفيثا ا َ ال ااوًَم ااال‬

ِ ‫المدرس ِةَطل ا و‬
َ .‫َللعلم‬

2. Apabila beralif lam, makamaf’ulliajlih di jar

.‫َلالحترام‬
ِ ‫َِقف‬:‫َمعرفاوَبالَفيكونَم رِراوَبمإلًم ال‬
‫أ اماَإذاَجاء ا‬
3. Apabilamaf’ulliajlih mudaf/sandar, makabolehdinasabataudijar

2
Abbas Hasan, Nahwul Wafi, Cet. III, (Dar Ma’arif: Mesir: ) h. 237
3
Sayyid Ahmad Al Hasyimy, Al Qawaid Al AsasiyahLillugatilArabiyah, (TP. : Kairo:
2010) h. 190
5

َ‫َلبتغاء‬
ِ ‫سافرت‬:ِ‫َالعلمًَأ‬
ِ ‫سافرتَابتغاء‬:‫َأَِجرهَبمإلًَم ال‬
ُّ ‫أ اماَإذاَجاءَمضافاوَفي وزَنا ه‬
4
.‫العلم‬
ِ

C. Syarat menasab maf’ul liajlih

Adapun syarat menasab maf’ul liajlih ada lima syarat5 :

1. Masdar

Jika bukan masdar, maka tidak boleh menjadi maf’ul liajlih. Contoh :


َ

2. Masdar qalby

Masdar qalby berasal dari fiil yang berkaitan dengan perasaan dan batin, jika

bukan masdar qalby, maka tidak boleh dinasab. Contohnya :

َِ‫ِجئ َ ِلل ِقراءة‬

3. Masdar qalby

Memiliki satu waktu yang sama dengan fiilnya. Contoh : ‫سافرتَللعلم‬

4. Masdar qalby

Memiliki satu waktu yang sama dengan failnya

5. Masdar qalby memiliki satu waktu dengan fiil dan fail sebagai faktor atau illat

terjadinya perbuatan tersebut dan merupakan jawaban atas pertanyaan “kenapa

perbuatan tersebut dilakukan” contoh : َ‫(جئ َر ةَف َالعلم‬Saya datang sebagai

bentuk kecintaan terhadap ilmu) maka ‫( ر ةَف َالعلم‬kecintaan terhadap ilmu)

merupakan jawaban terhadap pertanyaan kenapa kamu datang? Apabila tidak

disebutkan sebagai penjelasan sebab terjadinya suatu perbuatan, dan bukanlah

4
Abdul Latif Al Said, Qawaid Al Lugatu Al Arabiyah Al Mabsutah, Cet. III (TP.TT) h. 67
5
Al Syaikh Mustafa Al Gailayany, Jamiu Al Durus Al Arabiyyah, Cet. I (Dar Ibn Al
Haisim: Kairo) h. 427
6

maf’ul liajlih, akan tetapi hanya menjadi sesuatu sesuai dengan tuntutan amil

yang berkaitan dengannya,antara lain :

a. Bukanmaf’ulliajlihhanya menjadi maf’ul mutlaq.

Contohnya :‫عظم َالعلماءَتعظيما‬

b. Bukanmaf’ulliajlihhanyamenjadimaf’ulbih

Contohnya :‫علم َال إلَمعرة‬

c. Bukanmaf’ulliajlihhanyamenjadimubtada’

Contohnya :‫ال خلَلاء‬

d. Bukanmaf’ulliajlihhanyakhabar

Contohnya:‫الِىَاأللِاءَال هل‬

e. Bukanmaf’ulliajlihhanyamajrur

Contohnya :‫ايَلاءَألِىَمإلَال خل‬

Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka wajib dijar masdar

tersebut dengan huruf jar yang bermakna ta’lil (faktor penyebab) seperti huruf jar

‫َف‬,َ‫َمإل‬,‫ الالم‬contoh : ‫جئ َللكتابة‬





D. Ketentuanmaf’ulliajlih

Untukmaf’ulliajlihmemilikitigaketentuansebagaiberikut6 :

1. Dinasabapabilaterpenuhisyarat-syaratnasabnyakarenamaf’ulliajlihsharih

(jelas) jikadimaksudkanta’lil. Apabilasyarat-syarattersebuttidakterpenuhi,

makadijardenganhuruf jar yang bermaknata’lil,

dandii’tibarkanbahwatempatnyadinasabkarenamaf’ulliajlih. Contohnya :

6
Ibid, h. 428
7





َ 

2. Bolehmendahulukanmaf’ulliajlihterhadapamilnya,

samaadanyadalamkondisidinasab, seperti : َ ‫َالعلم‬ ‫َف‬ ‫ر ة‬

‫اتي‬ataudalamkondisidijarseperti : ‫للت ارةَسافرت‬

3. Tidakwajibmenasabmasdar yang memenuhisyaratnasabnya,

tetapibolehdinasabataudijardalamtigabentuk :

a. Masdartersebuttidakber-alif lam (‫ )ال‬dansandar (‫)اُافة‬, pendapat yang

terbanyakadalahmenasabnyacontoh :‫ِقف َالثاس َاحتراما َللعالم‬, pendapat yang

sedikitadalahmenjarnyaterdapatdalamsyair : ....‫مإلَامكمَلر ة‬

b. Masdartersebutber-alif lam (‫)ال‬ pendapat yang

terbanyakadalahmenjarnyacontoh : َ ‫َف‬ ‫َللر ة‬ ‫سافرت‬

‫العلم‬dankadangdinasabmenurutpendapat yang sedikitcontohnya : َ‫لاقعدَال إل‬

‫عإلَالهي اء‬

c. Masdartersebutmudaf (sandar) makabolehdinasabdandijar

Contohnyadinasab :َ‫ترك َالمثكرَخشيةَهللا‬

Ataudijarcontohnya :‫اللهترك َالمثكرَلخشية‬

Pelajaran Nahwu 46: MAF'UL LI AJLIH

----------------------------------------
Maf'ul li ajlih adalah isim manshub yang berfungsi untuk menjelaskan sebab atau
motif terjadinya perbuatan.
Maf'ul li ajlih harus menggunakan isim mashdar, dan merupakan perbuatan yang
berhubungan dengan hati (A'maalul quluub).
Contoh:
‫( صليتُ إيمانا باهلل‬Sholaitu iimaanan billah = Aku sholat karena beriman kepada
Allah)
Kata "iimaanan" (karena beriman) merupakan maf'ul li ajlih.
8

‫( ضربْتُ الولد تأديبا له‬Dhorobtul walada ta'diiban lahu = Aku memukul anak karena
mendidiknya)
Kata "ta'diiban" (karena mendidik) merupakan maf'ul li ajlih.
-------------------
Lafadz-lafadz yang biasa menjadi maf'ul li ajlih:
‫( حبّا‬Hubban = karena cinta)
‫( إكراما‬Ikrooman = karena hormat)
‫( حياء‬Hayaa-an = karena malu)
‫( خوفا‬Khoufan = karena takut)
‫( بُغضا‬Bughdhon = karena benci)
‫( حزنا‬Huznan = karena sedih)
‫فرحا‬
ْ (Farhan = karena gembira)
----------- (sumber: buku nahwu praktis A.Zakaria hal.128-129)

BAB III
PENUTUP
9

A. Kesimpulan

Berdasarkandaripembahasantersebutdapatditarikkesimpulansebagaiberik

ut :

1. Pengertianmaf’ulliajlihadalahmasdar yang

menunjukkansebabterjadinyasuatuperbuatandanmenunjukkankesatuanantaraa

mildanillatnyapadasatuwaktusertamerupakanjawabanterhadappertanyaankena

paperbuatantersebutdilakukan.

2. Maf’ul liajlih terbagi kepada tiga bagian :

a. Apabilatidakber aliflam dan mudaf, makakebanyakandinasab

b. Apabila beralif lam, makamaf’ulliajlih di jar

c. Apabilamaf’ulliajlih mudaf, makabolehdinasabataudijar

3. Syarat menasab maf’ul liajlih :

Jika bukan masdar, maka tidak boleh menjadi maf’ul liajlih.Jika bukan masdar

qalby, maka tidak boleh dinasab.Memiliki satu waktu yang sama dengan

fiilnyadanfailnya. Menjadiillat terjadinya perbuatan tersebut dan merupakan

jawaban atas pertanyaan “kenapa perbuatan tersebut dilakukan

4. Ketentuanmaf’ulliajlih

Dinasabapabilaterpenuhisyarat-syaratnasabnya. Apabilasyarattidakterpenuhi,

makadijar, tetapibolehdinasabataudijardalamtigabentuk :

a. Masdartersebuttidakber-alif lam dansandar(Terkuatdinasab)

b. Masdartersebutber-alif lam (Terkuatdijar)

c. Masdartersebutmudaf, makabolehdinasabdandijar

B. Saran
10

Saran dankritiksangatdibutuhkandalammenyempurnakantulisanini,

semogadapatmenambahkhazanahintelektual

DAFTAR PUSTAKA
11

Abbas Hasan, Nahwul Wafi, Cet. III, (Dar Ma’arif: Mesir:tt )

Abdul Latif Al Said, Qawaid Al Lugatu Al Arabiyah Al Mabsutah, Cet. III (tp.tt)

Sayyid Ahmad Al Hasyimy, Al Qawaid Al AsasiyahLillugatilArabiyah, (tp.

:Kairo: 2010)

Sukamto, H. Imaduddin dan Akhmad Munawwari, Tata Bahasa Arab Sistematis:

Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab (Cet. VI; Yogyakarta:

Nurma Media Idea, 2008).

Syaikh Mustafa Al Gailayany, Jamiu Al Durus Al Arabiyyah, Cet. I (Dar Ibn Al

Haisim: Kairo:tt)

Anda mungkin juga menyukai