( لجََِل َِه
َ ِ ََ) مَفَعَوَل
Oleh
N I M 80100212177
Dosen Pemandu:
PROGRAM PASCASARJANA
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pra-Islam –atau yang lebih dikenal dengan jaman jahiliyah-
bahasa Arab mulai mencapai masa puncaknya (prime condition). Hal ini diawali
dengan keberhasilan orang-orang Arab Badui –di bawah pimpinan suku Quraisy-
menaklukan penduduk padang pasir, sehingga mulai saat itu bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur’an dan menjadi salah satu alat
Bahasa Arab terdiri dari beberapa cabang ilmu antara lain: Nahwu, Sharaf,
pembelajaran bahasa Arab model ini didasarkan pada asumsi bahwa bahasa
adalah gejala alami manusia untuk menyampaikan ide kepada orang lain atau
menerima ide dari orang lain. Dengan kata lain manusia sebagai makhluk sosial
bahasa yang diambil dari teks-teks yang sudah baku. Dalam bahasa Arab teks-teks
itu adalah al-Qur’an, al-Hadis dan kitab-kitab keilmuan lainnya yang sudah baku
Menurut asumsi ini barang siapa yang ingin mengkaji al-Qur’an, al-
baginya.1
1
H. Imaduddin Sukamto dan Akhmad Munawwari, Tata Bahasa Arab Sistematis:
Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab (Cet. VI; Yogyakarta: Nurma Media Idea,
2008), h. vii.
3
B. Rumusan Masalah
BAB II
4
sebelumnya atau menjelaskan illatnya dan bersatu dengan amil dan failnya dalam
satu waktu.2
dengan maf’ul liajlih adalah isim yang disebutkan untuk menjelaskan sebab
yang masdar.3
maf’ul liajlih adalah masdar yang menunjukkan sebab terjadinya suatu perbuatan
dan menunjukkan kesatuan antara amil dan illatnya pada satu waktu serta
ِ المدرس ِةَطل ا و
َ .َللعلم
.َلالحترام
ِ َِقف:َمعرفاوَبالَفيكونَم رِراوَبمإلًم ال
أ اماَإذاَجاء ا
3. Apabilamaf’ulliajlih mudaf/sandar, makabolehdinasabataudijar
2
Abbas Hasan, Nahwul Wafi, Cet. III, (Dar Ma’arif: Mesir: ) h. 237
3
Sayyid Ahmad Al Hasyimy, Al Qawaid Al AsasiyahLillugatilArabiyah, (TP. : Kairo:
2010) h. 190
5
ََلبتغاء
ِ سافرت:َِالعلمًَأ
ِ سافرتَابتغاء:َأَِجرهَبمإلًَم ال
ُّ أ اماَإذاَجاءَمضافاوَفي وزَنا ه
4
.العلم
ِ
1. Masdar
Jika bukan masdar, maka tidak boleh menjadi maf’ul liajlih. Contoh :
َ
2. Masdar qalby
Masdar qalby berasal dari fiil yang berkaitan dengan perasaan dan batin, jika
3. Masdar qalby
4. Masdar qalby
5. Masdar qalby memiliki satu waktu dengan fiil dan fail sebagai faktor atau illat
4
Abdul Latif Al Said, Qawaid Al Lugatu Al Arabiyah Al Mabsutah, Cet. III (TP.TT) h. 67
5
Al Syaikh Mustafa Al Gailayany, Jamiu Al Durus Al Arabiyyah, Cet. I (Dar Ibn Al
Haisim: Kairo) h. 427
6
maf’ul liajlih, akan tetapi hanya menjadi sesuatu sesuai dengan tuntutan amil
b. Bukanmaf’ulliajlihhanyamenjadimaf’ulbih
c. Bukanmaf’ulliajlihhanyamenjadimubtada’
d. Bukanmaf’ulliajlihhanyakhabar
Contohnya:الِىَاأللِاءَال هل
e. Bukanmaf’ulliajlihhanyamajrur
tersebut dengan huruf jar yang bermakna ta’lil (faktor penyebab) seperti huruf jar
D. Ketentuanmaf’ulliajlih
Untukmaf’ulliajlihmemilikitigaketentuansebagaiberikut6 :
1. Dinasabapabilaterpenuhisyarat-syaratnasabnyakarenamaf’ulliajlihsharih
dandii’tibarkanbahwatempatnyadinasabkarenamaf’ulliajlih. Contohnya :
6
Ibid, h. 428
7
َ
2. Bolehmendahulukanmaf’ulliajlihterhadapamilnya,
tetapibolehdinasabataudijardalamtigabentuk :
sedikitadalahmenjarnyaterdapatdalamsyair : ....مإلَامكمَلر ة
عإلَالهي اء
----------------------------------------
Maf'ul li ajlih adalah isim manshub yang berfungsi untuk menjelaskan sebab atau
motif terjadinya perbuatan.
Maf'ul li ajlih harus menggunakan isim mashdar, dan merupakan perbuatan yang
berhubungan dengan hati (A'maalul quluub).
Contoh:
( صليتُ إيمانا باهللSholaitu iimaanan billah = Aku sholat karena beriman kepada
Allah)
Kata "iimaanan" (karena beriman) merupakan maf'ul li ajlih.
8
( ضربْتُ الولد تأديبا لهDhorobtul walada ta'diiban lahu = Aku memukul anak karena
mendidiknya)
Kata "ta'diiban" (karena mendidik) merupakan maf'ul li ajlih.
-------------------
Lafadz-lafadz yang biasa menjadi maf'ul li ajlih:
( حبّاHubban = karena cinta)
( إكراماIkrooman = karena hormat)
( حياءHayaa-an = karena malu)
( خوفاKhoufan = karena takut)
( بُغضاBughdhon = karena benci)
( حزناHuznan = karena sedih)
فرحا
ْ (Farhan = karena gembira)
----------- (sumber: buku nahwu praktis A.Zakaria hal.128-129)
BAB III
PENUTUP
9
A. Kesimpulan
Berdasarkandaripembahasantersebutdapatditarikkesimpulansebagaiberik
ut :
1. Pengertianmaf’ulliajlihadalahmasdar yang
menunjukkansebabterjadinyasuatuperbuatandanmenunjukkankesatuanantaraa
mildanillatnyapadasatuwaktusertamerupakanjawabanterhadappertanyaankena
paperbuatantersebutdilakukan.
Jika bukan masdar, maka tidak boleh menjadi maf’ul liajlih.Jika bukan masdar
qalby, maka tidak boleh dinasab.Memiliki satu waktu yang sama dengan
4. Ketentuanmaf’ulliajlih
Dinasabapabilaterpenuhisyarat-syaratnasabnya. Apabilasyarattidakterpenuhi,
makadijar, tetapibolehdinasabataudijardalamtigabentuk :
c. Masdartersebutmudaf, makabolehdinasabdandijar
B. Saran
10
Saran dankritiksangatdibutuhkandalammenyempurnakantulisanini,
semogadapatmenambahkhazanahintelektual
DAFTAR PUSTAKA
11
Abdul Latif Al Said, Qawaid Al Lugatu Al Arabiyah Al Mabsutah, Cet. III (tp.tt)
:Kairo: 2010)
Haisim: Kairo:tt)