Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MAF’UL LI AJLIH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab


Dosen Pengampu
Drs. Ahmad Fadlillah

Oleh

BAB I

ALEX FERNANDA NIM : 201944012566


WIDODO NIM : 201944012561
ABDUL WARO’UDDIN NIM : 201944012560
TAUFIK KURROHMAN NIM : 201944012562

Program Studi Pedidikan Agama Islam


Institut Agama Islam Al Falah Assunniyyah
Kencong Jember
Tahun 2020
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Arab ialah salah satu daripada unit keluarga Bahasa Semiti. Dr.

Subhi Salleh (1388H:47) mengatakan ia berasal daripada keturunan anak-anak

Nabi Nuh a.s. iaitu Sam, Ham dan Yafis yang akhirnya membentuk puak-puak

dan kabilah-kabilah Arab berikutnya. Tempat awal perkembangan bahasa Arab

ialah bahagian Barat Daya Semenanjung Tanah Arab. Bahasa Arab adalah unit

keluarga Bahasa Semiti yang paling banyak mendapat perhatian para pengkaji. Ia

dianggap sebagai bahasa semiti yang tertua.1 Ilmu Bahasa Arab adalah Ilmu agar

dapat memahami dan membuat kalam (ucapan) dalam bahasa Arab. Kalam (atau

disebut juga Jumlah) dalam istilah Nahwu adalah lafadz yang tersusun dari

beberapa kalimat yang dapat memberikan kefahaman.

Tujuan mempelajari bahasa Arab adalah agar dapat memahami makna-

makna Al-Quran dan Sunnah-sunnah Rasul. Untuk menyusun, membaca maupun

memahami dengan sebuah Kalam benar harus mengetahui tentang Kalimat (Kata),

dan Posisinya dalam suatu kalam. Karena itu, pembahasan dalam bahasa Arab

terbagi menjadi tiga bagian penting, yakni pembahasan Kalam, pembahasan

tentang kalimat sebagai penyusun kalam, dan pembahasan Kedudukan kalimat

1
SYARH MUKHTASHOR JIDDAN
dalam suatu kalam. Pembahasan mengenai Kalam misalnya; mengenai

pengertiannya dan  macam-macamnya Kalam.2

Bahasa Arab adalah bahasa kesatuan kaum muslimin sedunia, bahasa yang

digunakan untuk komunikasi Allah swt. dengan hamba-Nya (Rasulullah saw.)

berupa al-Quran. Bahasa yang telah dipilih oleh Allah swt. ini adalah bahasa yang

kaya dan sempurna di antara bahasa-bahasa yang ada di bumi ini. Suatu bahasa

yang tetap akan terjaga (keaslian) sampai hari qiyamat, tak akan terkontaminasi

oleh lajunya peradaban dunia. Tidak seperti bahasa lain yang mudah tercemar

seiring dengan globalisasi dan majunya peradaban.

Belajar bahasa Arab memang sebuah keharusan yang layak dikuasai oleh

umat Islam. Sebab sejak awal mula diturunkan ajaran Islam sampai hari ini,

bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab. Seseorang tak akan mampu

memahami Islam dengan benar tanpa melalui kaidah bahasa Arab. Menafsirkan

al-Qur’an wajib menggunakan kaidah bahasa Arab, bukan dengan kaidah/tata

bahasa-bahasa selainnya. Seorang muslim tak akan mungkin (mustahil) berpisah

dari bahasa Arab. Untuk itu kita mempunyai kewajiban untuk terus berusaha

medalami dan mensyi’arkannya dalam kehidupan sehari hari.3

Oleh karena itu, orang yang mempelajari sumber-sumber asli ajaran agama

Islam mustilah memahami dengan baik bahasa Arab yang meliputi berbagai

aspek. Di antara aspek bahasa Arab yang sangat urgen adalah dan menjadi faktor

utama adalah Ilmu Nahwu Sharaf (Tata Bahasa Arab) yang mempunyaio nilai

2
Ibid.,
3
K. H. Moch. Anwar, Ilmu Nahwu: Terjemahan Matan al-Ajurumiyyah dan 'Imrithy Berikut
Penjelasannya, (Cet. XV; Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), h. V
strategis dalam menggali ajaran-ajaran Islam. Orang yang tidak memahai Ilmu

Nahwu dan Sharaf akan memamahami buku-buku berbahasa arab dengan

melenceng. Begitu pula orang yang hendak menerjemahkan buku-buku berbahasa

Arab ke dalam Bahasa Indonesia, mutlak harus mendalami dan memahami Ilmu

Nahwu dan sharaf secara baik untuk terhindar dari kesalahan-kesalahan.4

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan singkat latar belakang tentang urgensi mempelajari,

mendalami dan memahami bahasa arab maka salah satu bagian dari proses

pemahaman bahasa mulia ini adalah mempelajari kaidah-kaidahnya. Dengan

demikian, penting (dalam pembahasan ini) membatasi makalah dengan rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud Maf’ul Li Ajlih?

2. Syarat-syaratnya?

3. Perbandingan dengan maf'ul yang lainnya.

4
AH. Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf 3 (Tata Bahasa Arab), (Jilid : Raja II. Cet. II;
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. V.
BAB II

‫اَ ْل َم ْف ُع ْو ُل َِأل ْجلِ ِه‬

‫المفعول الٴجله هو اسم المنصوب الذي يذكر بيانا لسبب وقوع الفعل‬
Maf’ul Min ’ajlih Ialah Isim mansub yang dinyatakan sebagai penjelas bagi

penyebab terjadinya fii’il (perbuatan).5

Maf’ul Li ajlih ( ‫ول ألجله‬KKKKKKKKKKKKKKKKK‫)المفع‬

Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah fi’il untuk menjelaskan sebab

terjadinya perbuatan (merupakan jawaban dari “mengapa” perbuatan itu terjadi)

Misal : ‫علي إكراما ً لِمحم ٍد‬


ُّ ‫ض َر‬
َ ‫( َح‬hadhoro ‘Aliyyun ikrooman li Muhammadin) = Ali
hadir karena memuliakan Muhammad. Kata ً ‫ا‬Q ‫( إكرام‬penghormatan) merupakan

maf’ul liajlih, karena menjelaskan sebab Ali hadir, yaitu karena memuliakan (

ً ‫ )إكراما‬Muhammad.6

Dari definisi di atas sudah jelas bahwa maf’ul min ’ajlih merupakan

masdar mansub yang didatangkan untuk menjelaskan penyebab terjadinya

perbuatan.

5
Syekh Syamsuddin Muhammad Araa'ini, Ilmu Nahwu. Diterjemahkan oleh K. H. Moch
Anwar, Ilmu Nahwu, Terjemahan Mutammimah Ajurumiyyah, (Cet. XI; Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2010), h. 254. Bandingkan dengan K. H. Moch. Anwar, op.cit., h. 155
6
www.islamicunderground.wordpress.com dan
http://almasakbar45.blogspot.com/2011/01/blog-post.html), download 12/10/2011
Contoh :

‫يُ َسافِ ُر ُم َح َّم ٌد ِإلَى ِمصْ َر طَلَبًا لِ ْل ِع ْل ِم‬

Muhammad pergi ke Mesir untuk mencari ilmu

َ‫قُ ْم اِحْ تِ َرا ًما ُِأل ْستَا ِذك‬

Berdirilah sebagai penghormatan untuk gurumu !

Contoh I’ROB :

‫ت ُش ْكرًا‬
ُ ‫َس َج ْد‬

Aku bersujud untuk bersyukur

‫اض َم ْبنِ ٌّي َعلَى ال ُّس ُكوْ ِن‬ ُ ‫ َس َج ْد‬،


ٍ ‫ “سجد” فِ ْع ٌل َم‬  :   ‫ت‬

‫ض ِّم فِى َم َحلِّ َر ْف ٍع‬


َّ ‫َو التَّا ُء ضمير فاعل َم ْبنِ ٌّي َعلَى ال‬

Aku bersujud : Fi’l Madhy mabny atas Sukun,

dan “Ta” adalah Dhomir Fa’il mabny atas Dhommah ditempat Rof’i.

‫ َم ْفعُوْ ٌل َِأل جْ لِ ِه َم ْنصُوْ بٌ بِ ْالفَ ْت َح ِة‬  :   ‫ُش ْكرًا‬

Untuk bersyukur : Maf’ul Li Ajlih Manshub dengan Fathah

Ada banyak contoh dalam Alqur'an seperti:

    


"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu Karena takut kemiskinan...."

    

"Orang-orang yang membelanjakan hartanya Karena mencari keridhaan Allah..."

I. Syarat Maf’ul Li ajlih

Dari definisi di atas maka Ibn ‘Aqil dalam al-Tahzib menegaskan setidaknya

ada tiga syarat dalam menetapkan Maf’ul Li ajlih :

1. Hendaklah merupakan Masdar

2. Hendaknya berdiri sebagai illat (alasan) dari kejadian sebelumnya.

3. Hendaknya menyatu dalam satu waktu antara amil dan fa’il.7

Apabila 3 syarat di atas tidak dipenuhi maka harus dijarkan dengan huruf jar

yang menunjukkan arti sebab. Seperti ‫ علي‬,‫من‬,‫ ب‬,‫ ل‬dll. Dengan kata lain ketika

dimasuki huruf jar maka tela keluar dari pengertian Maf’ul Li ajlih dan beralih

kepada kaidah jar dan majrur.

II. Penggunaan Maf’ul Li ajlih

Maf’ul Li ajlih kebanyakan digunakan pada dua tempat :

1. Nakirah

‫قمت اجالالً ألستاذي‬


ُ

2. Mudaf

‫طلب التفوق‬
َ ‫يجتهد زيد‬

7
JURMIYAH
Pada dasarnya, yang menasabkan maf’ul li ajlih itu adalah fi’il. Adapun

amil-amil yang lain yaitu :

1. Masdar

‫طلب الراح ِة ضرورةٌ بعد العمل الشاق‬


َ ‫ت‬
ِ ‫لزوم البي‬

‫لزوم‬ : Mubtada’ ‫ت‬


ِ ‫البي‬ : mudaf ilaih Majrur ‫طلب‬
َ Maf’ul ‫الراح ِة‬ mudaf

ٌ‫ضرورة‬ khabar mubtada’. Adapun masdar ‫لزوم‬ yang menasabkan maf’ul

liajlih.

2. Isim Fa’il

‫زيد مجتهد طلبا ً للتفوق‬

3. Isim Maf’ul

‫هو محبوب أكراما ً ألخيه‬

4. Sigah Mubalagah

‫هو مقدا ٌم في الحرب طلبا ً للشهادة أو النصر‬

5. Isim Fi’il

‫ص ْه اجالالً للقرآن‬

Anda mungkin juga menyukai