Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MARFU’ATIL ASMA,PENGERTIAN FA’IL DAN


TSULASI MAJID BAGIAN DUA
Disusun untuk memahami tugas kelompok mata kuliah Bahasa Arab

Kelompok 6
Asep Muhiban
Deden Subagja
Peni Anisah
Maryani

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Syari’ah Nahdatul Ulama


Garut, Jl. Pembangunan No. 58
Tauhn 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga bisa menyusun dan meyelesaikan makalah dengan judul “Khofad Jazem dan Rubai
Mujarod” ini tepat pada waktunya. Makalah Bahasa Arab ini disusun untuk memenuhi tugas
dalam perkuliahan Bahasa Arab semester awal.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Cecep, S.PdI.,M.Pd sebagai dosen
Bahasa Arab yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
serta saran untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Jika terdapat kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Marfu’atil Asma
2. Macam-Macam Marfu’atil Asma
3. Pengertian Fa’il
4. Ada berapa bab tsulasi majid bagian ke dua

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAPTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAULHUAN

A. Latar Belakang

Upaya dalam memudahkan pengkajian ilmu nahwu telah ada sejak munculnya ilmu
nahwu itu sendiri. Berbagai konsep dan metode telah dikemukakan oleh para tokoh
nahwu. Disadari atau tidak, bahwa perjalanan ilmu nahwu terus berjalan dari abad
klasik hingga abad modern bahkan kontemporer saat ini. Tentunya terdapat banyak
sejarah tokoh, pemikiran-pemikiran, serta predebatan yang terjadi yang telah banyak
memberikan wama tersendiri dalam khazanah ilmu nahwu. Dengan landasan itu,
kiranya perlu banyak kajian terhadap ilmu nahwu dalam rangka menggali lebih dalam
sejarah perkembangan nahwu hingga sekarang. Karena sesengguhnya hal itu akan
menjadi bukti eksistensi suatu peradaban.
Seperti halnya bahasa-bahasa yang lain, Bahasa arab mempunyai kaidah-kaidah
tersendiridi dalam mengungkapkannya atau menuliskan sesuatu hal, baik berupa
komunikasi atau informasi. Terutama dalam memahami ilmu agama yang mana
bersumber dari al-qur’an dan al-hadist yang harus memerlukan kaidah nahwu yang
mana di dalamnya terdapat sebagai kajian tentang Marfu’atil Asma , Fa’il , tsulasi majid
bagian ke dua yang akan kami jelaskan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Marfu’atil Asma ?
2. Apa saja macam-macam Marfu’atil Asma ?
3. Bagaimana pengertian Fa’il ?
4. Ada berapa bab tsulasi majid bagian ke dua ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Marfu’atil Asma
2. Untuk mengetahui macam-macam Marfu’atil Asma
3. Untuk mengetahui pengertian fail
4. Untuk mengetahui tsulasi majid bagian ke dua
BAB II

PEMBAASHAN

A. Pengertian Marfu’atil Asma


Marfu’atil asma yaitu isim-isim yang dibaca rofa’. Suatu kata dapat diketahui dibaca
rofa’ jika ia memiliki salah satu dari 4 tanda I’rob rofa’, tanda-tanda tersebut yaitu
harokat dommah, huruf wawu, huruf alif, dan huruf nun.
Keempat tanda ini jika memasuki salah satu kata baik itu isim atau fi’il maka kata
tersebut ada dalam keadaan I’rob rofa’. Dan keempat tanda tersebut dommah
merupakan tanda yang bisa mewakili I’rob rofa’ atau tanda utama I’rob rofa’ adalah
dommah.
B. Macam-macam Marfu’atil Asma
Isim-isim yang dibaca rofa’ ada tujuh yaitu :
1. Fa’il )‫(الفاعل‬

2. Naibul Fa’il/maf’ul yang tidak desebut fa’ilnya )‫(النائب عن الفاعل‬

3. Mubtada )‫(المبتداء‬

4. Khobar mubtada )‫(خبر مبتداء‬

5. Isim Kana dan teman nya )‫(اسم كان وأخواتها‬

6. Khobar Inna dan temannya )‫(خبر إن وأخواتها‬

7. Tawabi’ )‫(التوابع‬

Tawabi’ada empat yaitu na’at )‫(النعت‬, athof )‫(العطف‬, taukid )‫(التوكيد‬, dan

badal )‫(البدل‬
C. Pengertian Fa’il
Fa’il adalah orang yang mengerjakan suatu perbuatan. Syaikh Muhammad bin Dawud
Assinhaji atau yang dikenal dengan Ibnu Ajurum berkata dalam kitab jurumiyah bawha Fa’il
itu adalah
‫أألسم المرفوع المذكور قبله فعله‬
Artinya : Isim yang dirofa’kan yang terletak setelah fi’il ma’lum.

Contoh : ‫جاء ُم ِح َبن‬

Artinya “Muhiban telah datang”


Dalam contoh ‫جا َء ُم ِحبَن‬
َ lafad ‫( َجا َء‬telah datang) adalah fi’il, lafad ‫ ُم ِحبَن‬adalah fa’il yaitu
orang yang melakukan perbuatan / subjek (yang datang). Setiap fa’il harus dibaca rofa’.

Fa’il terbagi menjadi dua bagian yaitu fa’il Isim dzoihr dan fail Isim domir
1. Fail Isim Dohir
Fa’il isim doihr adalah yang menjadi fa’il nya isim dohir.
Contoh : ‫جا َء ُم ِحبَن‬
َ
Artinya “Muhiban telah datang”
2. Fail Isim Domir
Fa’il isim domir adalah yang menjadi fa’il nya isim domir.
Contoh : ُ‫ص ْرت‬
َ َ‫ن‬
Artinya “Saya telah menolong”

Sebagai mana dikatakan Ibnu Ajurum dalam kitab Jurumiyah

‫وهو علي قسمين ظاهر ومضمر‬

D. Tsulasi Mazid Bagian ke Dua


Tsulasi artinya tiga, mazid artinya diberi tambahan, dan bagian ke dua maksudnya yang
menjadi tambahan nya ada dua. Jadi tsulasi mazid bagian ke dua itu hurufnya ada 5, tiga

َ ‫ ِإ ْن َك‬asalnya ‫س َر‬
huruf asal dan dua huruf tambahan. Seperti contoh wazan ‫س َر‬ َ ‫َك‬
َ ‫ِإ ْن َك‬
ditambahkan “hamzah” dan “nun” di awal jadi ‫س َر‬

Adapun tsulasi mazid bagian kedua terdiri dari 5 bab

BAB WAZAN MAUZUN


1 ‫ِإ ْنفَ َع َل‬ ‫س َر‬ َ ‫ِإ ْن َك‬
2 ‫ِإ ْفت َ َع َل‬ ‫ِإجْ ت َ َم َع‬
3 ‫ِإ ْف َعل‬ ‫ِإحْ َمر‬
4 ‫تَفَع َل‬ ‫ت َ َكل َم‬
5 ‫ع َل‬ َ ‫تَفَا‬ َ‫عد‬ َ ‫تَبَا‬
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Marfu’atil asma yaitu isim-isim yang dibaca rofa’. Isim-isim yang dibaca rofa’ ada tujuh
yaitu : Fa’il, Naibul Fa’il/maf’ul yang tidak desebut fa’ilnya, Mubtada, Khobar mubtada, Isim
Kana dan teman nya, Khobar Inna dan temannya, Tawabi’ .

Fa’il adalah Isim yang dirofa’kan yang terletak setelah fi’il ma’lum.

B. Saran
Setelah menyusun makalh ini kami mengharapkan bawha akan semakin banyak rekan-rekan
yang dapat meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang ilmu nahwu dan shorof.
Supaya tidak adanya lagi kesalahan ketika membaca kitab karangan para ulama dan
memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Muhammad Bin Dawud Assinhaji, 1291 H. Jurumiyah, Thoha Putra
Syaikh Abi Hasan Ali bin Hisyam Alkailani, tanpa tahun. Al Kailani. Darul Kitab Alislami
Adhi Maftuhin, 2018 M. Sanad Ulama Nusantara. CV Arya Duta

Anda mungkin juga menyukai