Disusun oleh :
T. Nancy Indah Sari
Yulia Kartika
Ahmad Rifai Muhibbin
Farhan Isnan
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat yang telah
dilimpahkannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun pokok
bahasan yang dikaji dalam makalah ini adalah tentang “ FA’IL dan MAF’UL BIH “ yang bertujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Bahasa Arab.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada ustadzah Nurainun Hasibuan, M.Si yang
merupakan dosen Bahasa Arab yang telah membimbing kami. Saya mohon bantuan yang sebesar-
besarnya jika masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan
kesilapan baik dalam hal penulisannya maupun isi. Kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca sekalian yang bersifat membangun yang bisa jadi bahan acuan dan pertimbangan bagi kami
untuk kesempurnaan makalah dikemudian harinya.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................2
A. Latar Belakang....................................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................4
A. Pengertian Fa’il...................................................................................................................................4
a. Maf’ul bih Zhahir yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti)....................6
b. Maf’ul bih Dhamir Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).....................................6
A. Kesimpulan.........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................9
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun pembahasan dalam Nahwu salah satunya adalah fa’il dan maf’ul bih, yang dimana
fa’il ini termasuk kedalam marfu’ isim dan maf’ul bih ini adalah mansub isim, maka dari itu
pembahasan fa’il dan maf’ul bih ini akan dibahas dalam makalah ini.
Adapun fa’il dalam bahasa Indonesia adalah subjek ( pelaku ), sedangkan maf’ul bih ini
dalam bahasa Indonesia adalah kata keterangan. Fa’il dan maf’ul ini dalam bahasa arab saling
bergandengan, setiap ada fa’il pasti ada maf’ul akan tetapi ada juga fa’il yang maf’ulnya itu jauh
di belakang fa’il.
Isim- isim yang manshub semuanya berjumlah dua belas, yaitu:
1. Maf’ul Bih
2. Maf’ul Fiih
3. Maf’ul liajlih
4. Maf’ul Al- Muthlaq
5. Maf’ul ma’ah
6. Al Hal
7. At- Tamyiz
8. Al- Mustatsna
9. Khobar kana dan saudara- saudaranya
10. Isim inna dan saudara- saudaranya
11. Al- Munada
12. At- tawabi’
Maf’ul Bih merupakan salah satu isim yang Manshub yaitu di fathah kan akhir
hurufnya. Maf’ul Bih adalah isim yang akan dibahas dalam makalah ini. Dengan alasan
terkadang kita sulit menentukan Maf’ul bih dalam satu jumlah mufidah atau dalam
beberapa jumlah mufidah terutama dalam ayat- ayat Al’quran. Maka dari itu makalah ini
disusun untuk membantu kita dalam memahami tentang Maf’ul Bih. Insyaallah .
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fa’il
Fa’il adalah isim marfu’ yang disebut terlebih dahulu Fi’ilnya, atau lafadz yang
mengandung takwil fi’il ( makna yang dimaksud ialah isim fa’il, sifat yang diserupakan dengan
fi’il, mashdar, dan sebagainya dari isim- isim yang dapat beramal sepertifi’il ). (Araaini, 2004)
Perlu diingat kembali, bahwa ada 3 pola susunan jumlah Fi’iliyyah harus dibaca rafa’
( marfu’ ), dan jika Fa’il itu berupa isim zhahir, maka tanda rafa’nya tergantung kepada bentuk
kalimatnya.
Fa’il ada dua bagian: (Umam, 2013)
1. Isim- isim yang menunjukkan benda itu sendiri, nama- nama orang atau jenis
ِاْس ٌم َم ْر ُفْو ٌع َو َع اَل َم ُة الَر ْفِع ِه َضَّم ٌة َظاِهَر ٌة ِفى َاِخ ِر ِه َاِلّنُه ِم ْن َفاِع ٍل: َزْيٌد
2. Berupa isim dhamir, yaitu isim- isim yang menunjukkan orang ke II dan orang ke III.
Seperti:
dan selain kata ganti, di sebut isim-isim zhahir, seperti : َزْيٌد َر ُجٌلdan sebagai. (pent.)
( َقاَم َزْيٌد: َفَقاَم ِفْعٌل َم ا ِض َم ْبِنٌي َع َلي َفْتٍح َظاِهٍر ِفي َاِخ ِر ِه َو َزْيٌد َفاِع ٌل َم ْر ُفْو ٌع ِبا لَضَّمِة ا لَظا ِهَرِة ) َفا لّظَاِهُر َنْح ُو َقْو ُلَك
4
Fa’il yang berupa isim zhahir , contoh nya :
= قاَمfi’il madhi mabni atas fatah yang zhahir (nyata ) dihurufnya yang terakhir.
= َزْيٌدFa’il marfu’ ,dengan tandanya dommah Zhahirah (yang nyata tampak) Tanda rafa’ fa’il
tergantung pada bentuk kalimatnya, sebagai berikut:
1. Jika Fa’il berupa isim mufrad, baik mufead mudzakkar atau mufrad muannats, atau berupa
jamak ‘taksir shighah muntahal- juma, atau berupa jamak ‘muannats salim, maka tanda
rafa’nya adalah dhammah atau tanwin dlammah.
2. Jika fa’il berupa isim mutsanna muannats, maka tanda rafa’nya adalah alif dan nun.
3. Jika fa’il jama’ mudzakkar salim, maka tanada rafa’nya adalah waw dan nun.
4. Jika fa’il berupa asma’ul khamsah yaitu ُفْو َك َح ٌم َاٌخ َاٌبdan ‘ ُذ ْوmaka tanda rafa’nya adalah
waw ()و.
5. Menurut kaidah asal hendaknya fa’il mengiringi fi’ilnya kemudian disebutkan maf’ul nya.
(araaini., 2004)
Maf’ul bih menurut bahasa Indonesia sama dengan penderita. Karena dia dikenai suatu
pekerjaan. Atau dengan kata lain berfungsi sebagai obyek. Dalam istilah Maf’ul bih adalah isim
manshub syaratnya adanya fi’il dan fa’il atau kesempurnaan kalimat. Dengan kata lain maf’ul bih
hanya dibutuhkan oleh jenis fi’il muta’adi, sedangkan fi’il lazim tidak.
5
Contoh : ; َكَتَب اْلَو َلُد الَّدْر َسAnak itu telah menulis pelajaran.
ِاْس ٌم َم ْر ُفْو ٌع َو َع اَل َم ُة الَر ْفِع ِه َضَّم ٌة َظاِهَر ٌة ِفى َاِخ ِر ِه َاِلَّنُه ِم ْن َفاِع ٍل: َاْلَو َلُد.
ِاْس ٌم َم ْنُصْو ٌب َو َع اَل َم ُة َنْص ِبِه َفْتَح ٌة َظاِهَر ٌة ِفى َاِخ ِر ِه َاِلَّنُه ِم ْن َم ْفُعْو ٍل ِبِه: َالَّدْر َس.
Maf’ul bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya ‘’memukul’’ berarti
maf’ul bih- nya ‘’ yang dipukul’’. Jika fi’ilnya ‘’menolong’’ maka maf’ul bih- nya ‘’yang
ditolong’’
Maf’ul bih terbagi dua, yaitu Maf’ul bih yang sharih dan yang ghairu sharih. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
a. Maf’ul bih Zhahir yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti).
َضَر َب َم ْبِنٌي َع َلى اْلَفْتِح َاِلَّنُه ِم ْن ِفْع ٍل َم اٍض َضِم ْيُر ُهَو
َع ِلٌي ِاْس ٌم َم ْر ُفْو ٌع َو َع اَل َم ُة الَر ْفِعِه َضَّم ٌة َظاِهَر ٌة ِفى َاِخ ِر ِه َاِلَّنُه ِم ْن ِاْس ٍم َفاِع ٍل
َك ْلًبا ِاْس ٌم َم ْنُصْو ٌب َو َع اَل َم ُة الَنْص ِبِه َفْتَح ٌة َظاِهَر ٌة ِفى َاِخ ِر ِه َاِلَّنُه ِم ْن َم ْفُعْو ٍل ِبِه
b. Maf’ul bih Dhamir Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
َو َض َرَبُهَّن، َو َض َرَبُهْم، َو َضَرَبُهَم ا، َو َضَرَبَها، َو َضَرَبُه، َو َضَرَبُك َّن، َو َضَرَبُك ْم، َو َضَرَبُك َم ا، َو َضَرَبِك، َو َضَرَبَك، َو َضَرَبَنا، َضَرَبِنْي.
6
2). Dhamir Munfashil (terpisah)
واَّياُهَّن، واَّياُهْم، واَّياهما، واَّياها، واَّياُه، واَّياُك َّن، واَّياُك ْم، واَّياكَم ا، واَّياِك، واَّياَك، واَّياَنا، اّياَي.
Contoh :
Contoh :
Kata Al-Baita menjadi Maf’ul bih Manshub binaz’il Khafid, yaitu membuang huruf yang men-
jarkannya. Ditakdirkan kepada َد َخ ْلُت ِفْي اْلَبْيِت.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian makalah yang pemakalah tulis, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun penyampaian dari maklah dan pemakalah, pemakalah mohon diberi kritik dan saran guna
untuk perbaikan dalam makalah selanjutnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Mustafa, Gulayaini. Jami’ud Durus Al- Arobiyyah. Bairut: Darul Fikr, 2007
Fahmi, Ahmad Akrom. Ilmu Nahwu dan Sharaf 3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2022.
Anwar, Moch. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al- Jurumiyah dan Imrithy Berikut Penjelasannya.
Bandung:Sinar Baru Algensido, 2000
Zakaria Aceng “ ILMU NAHWU PRAKTIS SISITEM BELAJAR 40 JAM” Garut: ibn azka, 2004
Syekh Syamsuddin Muhammad Araaini. Ilmu Nahwu Terjemahan Mutamminah Ajurummiyyah.
Bandung: SINAR BARU ALGENSINDO.2004
9
10