Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Kelas/Semester : C/4
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah “Bahasa Arab Profesi” dengan materi “Jumlah
Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah” yang Insya Allah telah diselesaikan dengan baik.
Shalawat beserta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi
Muhammad SAW yang mudah-mudahan kita selaku umat-Nya mendapat syafa’atul ‘uzma-Nya
dihari kiamat kelak. Atas tersusunnya makalah ini, kami ucapkan terima kasih kepada dosen
kami Ibu Yenny Lailatul Wahdah, MA.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.Oleh
karena itu, kami harap kritik dan saran yang membangun agar sekiranya penyusunan makalah
yang kurang baik akan menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membaca, memahami dan mengamalkannya.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, hadirnya bahasa Arab merupakan bahasa yang berbentuk konsonan
berbeda dengan bahasa Indonesia yang meliputi konsonan dan vokal. Belajar bahasa Arab
dapat memberikan kemaslahatan umat Islam dan memberikan kemudahan dalam memahami
ilmu tafsir dan ilmu lain. Sejak abad ke XV Hijriah suatu abad yang diyakini dan diharapkan
menjadi awal kebangkitan umat Islam dan seiring dengan disuarakannya kebangkitan Islam
itu, kebutuhan akan kemampuan berbahasa Arab semaking dirasakan oleh kaum muslim,
khususnya di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Jumlah Ismiyah ?
2. Apa Yang Dimaksud Jumlah Fi’liyah?
3. Apa Saja Contoh Jumlah Ismiyah Dan Jumlah Fi’liyah?
C. Tujuan
1. Untuk Memahami Jumlah Ismiyah.
2. Untuk Memahami Jumlah Fi’liyah.
3. Untuk Memahami Contoh Jumlah Ismiyah Dan Jumlah Fi’liyah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jumlah Ismiyah
Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata benda). Jumlah
ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari mubtada’ dan
khabar. Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah. Sifat dari
mubtada' adalah harus berupa isim ma'rifat. Khobar adalah isim yang berfungsi untuk
melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang sempurna. Dengan kata lain, mubtada’
adalah subyek, sedangkan khabar adalah predikat (keterangan).
Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila mubtada’nya
isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtada’
berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.
Contoh :
= ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪ َرﺳُﻮْ ٌلMuhammad adalah Rasul.
◌ٌ = َز ْﯾﺪ ٌُ◌ أُﺳْﺘﺎَ ُذZaidah adalah seorang guru.
◌ٌ ُ = َز ْﯾﺪ ٌُ◌ ﺑَ ْﯿﺘُﮫُ َﻛﺒِﯿْﺮZaidah rumahnya besar.
= اَﻟﻘَﻠَ ُﻢ َﺟ ِﺪﯾ ٌﺪPulpen itu baru
Keterangan : Kata yang berwarna merah adalah mubtada’ sedangkan yang berwarna
hitam adalah khobar.
· Mubtada’
Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah (kalimat). Sifat
dari mubtada’ yaitu harus isim ma’rifat. Isim ma’rifat adalah isim (kata benda) yang
menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Adapun yang termasuk isim
ma’rifat adalah sebagai berikut :
2
3
Kata ◌ٌ ﻗَﻠَ ُﻢadalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan dengan
isim ma’rifat yaitu ٍ◌ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ِﺪ
4
6) Isim Maushul
Isim maushul adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai perantara kata
yang disebutkan sesudahnya. Dalam bahasa indonsia biasa diartikan dengan “yang”.
Contoh:
( اﻟﱠ ِﺬيyang,untuk mudzakar)
, ( اﻟﱠﺘِﻲyang, untuk muannast).
· Khabar
Khabar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk menerangkan keadaan
mubtada' serta bisa berupa kata ataupun kalimat ( sebagai anak kalimat).
Contoh : ﺾ ُ ﺳﺘ
ٌ َﺎذ َﻣ ِﺮ ْﯾ ْ ُ = ْاﻷUstadz itu sakit
ٌﺸ ْﯿﻂ
ِ َ = ا ْﻟ َﻮﻟَ ُﺪ ﻧAnak itu rajin
a. Dibaca rofa’
Tanda Rofa’ pada isim adalah dhommah, wawu, alif, dan nun
Contoh: ﺻ ِﻐ ْﯿ ٌﺮ ُ اﻟﺒَﯿ
َ ْﺖ = rumah itu kecil
َ =اﻟ ُﻤ ْﺴﻠِ ُﻤﻮْ نَ َﻣ ِﮭ ْﯿﺮُوْ نorang-orang muslim itu pintar
ﺎن ِ َ= اﻟﻄَﺎﻟِﺒdua murid itu pintar
ِ ﺎن َﻋﺎِﻟ َﻤ
d. Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal munannas dan mudzakkar
serta mufrod, musanna, dan jama’nya
Contoh : ٌﺎط َﻤﺔُ َﺟ ِﻤ ْﯿﻠَﺔ
ِ َ = ﻓFatimah cantik
= زَ ْﯾ ٌﺪ َﺟ ِﻤ ْﯿ ٌﻞZaid tampan
= اﻟﺘﻠﻤﯿﺬان ﻣﺎھﺮانdua murid itu pintar
B. Jumlah Fi’liyah
Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan fi’il (kata
kerja). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri
dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu
masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Fa’il (subjek) adalah
isim yang terletak setelah fi’il dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.
Apabila fa’il berbentuk muannas, maka fi’il juga harus muannas. Begitu juga apabila
berbentuk musanna (ganda) ataupun jamak (banyak), maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).
Maf’ul bih adalah isim yang dikenai pekerjaan (objek). Sebuah kalimat yang berpredikat
kata kerja transitif harus dilengkapi dengan objek atau maf’ul bih. Obyek tidak harus ada
dalam jumlah fi’liyah, karena ada fi’il yang menuntut obyek dan ada yang tidak menuntut
obyek.
Contoh :
ﺲ َﻋﻠِ ﱞﻲَ َ = َﺟﻠAli telah duduk ٌ = َﺟﺎ َءتْ إِ ْﻣ َﺮأَةseorang perempuan telah datang
ُ ﺸﺔَ ِ = ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻋَﺎﺋAisyah telah berkata َ = ﯾَ ْﻜﺘ ُُﺐ اﻟﺪ ْﱠرdia sedang menulis pelajaran
س
َ = ﯾَ ْﻜﺘ ُُﺐ اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ ُﺬ اﻟﺪ ْﱠرmurid-murid menulis pelajaran
س
6
2 ِ اَ ْﻟ ُﻤ َﺪ ﱢر َﺳ
ﺎن َد ﱠر َﺳﺎ اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬ ِ ﱠس ْاﻟ ُﻤﺪَرﱢ َﺳ
ﺎن اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬ َ َدرDua orang guru mengajar murid-
murid
3 اَ ْﻟ ُﻤﺪَرﱢ ﺳُﻮنَ َد ﱠرﺳُﻮا اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬ ﱠس ْاﻟ ُﻤ َﺪ ﱢرﺳُﻮنَ اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬ
َ َدرBeberapa orang guru mengajar
murid- murid
6 ُ اَ ْﻟ ُﻤ َﺪ ﱢر َﺳ
ﺎت َد ﱠر ْﺳﻦَ اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬ ُ َد ﱠر َﺳﺖ ْاﻟ ُﻤ َﺪ ﱢر َﺳBeberapa orang guru(pr) mengajar
ﺎت اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬ
murid- murid
7
1. اَ ْﻟ ُﻤﺪَرﱢسُ ﯾُﺪَرﱢسُ اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬ ﯾُﺪَرﱢسُ ْاﻟ ُﻤ َﺪرﱢسُ اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬSeorang guru mengajar murid-
murid
3 اَ ْﻟ ُﻤﺪَرﱢ ﺳُﻮنَ ﯾُ َﺪ ﱢرﺳُﻮنَ اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬ ﯾُﺪَرﱢسُ ْاﻟ ُﻤﺪَرﱢ ﺳُﻮنَ اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬBeberapa orang guru mengajar
murid- murid
4 اَ ْﻟ ُﻤﺪَرﱢ ﺳﺔُ ﺗُ َﺪرﱢسُ اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬ ﺗُﺪَرﱢسُ ْاﻟ ُﻤﺪَرﱢ َﺳﺔً ُ◌ اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬSeorang guru (pr) mengajar
murid-murid
5 اَ ْﻟ ُﻤﺪَرﱢ َﺳﺘَﺎ ِن ﺗُ َﺪ ﱢرﺳﺎ ِن اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬ ﺗُﺪَرﱢس ْاﻟ ُﻤﺪَرﱢ َﺳﺘَﺎ ِن اﻟﺘﱠﻼَ ِﻣ ْﯿ َﺬDua orang guru(pr) mengajar
murid-murid
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata benda). Jumlah
ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari mubtada’ dan
khabar.
2. Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah. Sifat dari
mubtada' adalah harus berupa isim ma'rifat
3. Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat
yang sempurna.
4. Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila mubtada’nya
isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtada’
berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.
5. Sifat dari mubtada’ yaitu harus isim ma’rifat, adapun yang termasuk isim ma’rifat adalah
sebagai berikut : Isim yang diawali dengan alif lam, Isim Dhomir (Kata Ganti), Isim
Isyaroh (Kata Tunjuk), Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda), Isim nakiroh yang
disandarkan pada isim ma’rifat yang lain, Isim Maushul.
6. Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan fi’il (kata
kerja). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri
dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
7. Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan fa’il, berikut adalah beberapa ketentuan mengenai
fi’il dan fa’il : Fa’il wajib berkedudukan setelah fi’il, Fi’il wajib Ifrod meskipun fa’ilnya,
Fi’il wajib dimu’anaskan jika fa’ilnya Mu’annas hakiki.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu atas selesainya makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami susun tidak
sempurna. Oleh karena itu kami memohon kritik yang membangun agar dapat memperbaiki
makalah kami selanjutnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Bakar Muhammad. Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab. Surabaya: Usaha
Nasional. 1981
Ma’ruf, Amir. 2002. “Istilah Kalimat dan Klausa dalam Bahasa Arab,” Humaniora Volume XIV,
No. 1/2002. Yogyakarta.
Rifa’i, Ilyas. 2013. Gramatika Bahasa Arab (memahami konsep kata dalam bahasa Arab dengan
mudah dan sistematis). Bandung: Fajar media.
Zakaria, A. 2004. Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam. : Azka press.