Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Blended Learning Dalam Pembelajaran

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :


“ Teknologi Informasi Pembelajaran”

Dosen Pengampu: Drs. Haris Budiman, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 9:


Diansyah Embong Prasojo (2011010039)
Muhammad Ilham Jaya Kesuma (2011010100)
Nabila Yasa (2011010105)
Kelas: C/4

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Teknologi Informasi Pembelajaran Islam dengan
materi,“Blended Learning Dalam Pembelajaran”, yang insha Allah telah diselesaikan dengan
baik.
Kemudian shalawat beserta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
Nabi Muhammad SAW yang mudah-mudahan kita selaku umat- Nya mendapat syafa‟atul
„uzma-Nya dihari kiamat kelak. Atas tersusunnya makalah ini, kami ucapkan terima kasih
kepada dosen kami Bapak Drs. Haris Budiman, M.Pd. Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami harap kritik dan
saran yang membangun agar sekiranya penyusunan makalah yang kurang baik akan menjadi
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, memahami dan
mengamalkannya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung 1 Maret 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3

C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................................. 3

BAB II............................................................................................................................................. 4

A. Pengertian Pembelajaran Blended Learning ........................................................................ 4

B. Karakteristik Blanded Learning dalam Pembelajaran PAI .................................................. 5

C. Tujuan Blended Learning ....................................................................................................... 7

D. Prosedur Blended Learning dalam Pembelajaran PAI......................................................... 8

E. Kekurangan dan Kelebihan dalam Pembelajaran Blended Learning ................................ 12

BAB III ......................................................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 13

B. Saran .................................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pekembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini berlangsung


demikian pesat, sehingga pantaslah para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi.
Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya sejak sekarang sudah dapat
diperkirakan bakal terjadi berbagai perubahan dibidang informasi maupun bidang-bidang
Perubahan-perubahan yang akan dan sedang terjadi, terutama desebabkan oleh potensi dan
kemampuanteknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan manusia untuk saling
berhubungan dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasi hamper tanpa kehidupan lain
yang berhubungan, sehingga implikasi dari perkembangan keadaan tersebut. batas. Dengan
menunakan satelit misalnya hampir tidak ada lagi batas jarak dan waktu untuk menjangkau
khalayak yang dituju dimanapun dan kapanpun. Begitupula dengan kemampuan menerima,
mengumpulkan, menyimpan dan menelusuri Kembali informasi yang dimiliki oleh perangkat
teknologi informasi seperti computer , maka hampir tidak ada lagi hambatan yang dialami
untuk memenuhi segala kebutuhan dan keperluan yang berkenaan dengan kemampuan
sasaran yang digunakan. Sehingga seorang pakar yaitu McLuhan (1965) berpendpat bahwa
teknologi baru menjanjikan kepada umat manusia akan terbentuknya “jendela dunia”, dan
teknologi informasi dan komunikasi baru akan membentuk “desa dunia”. Dengan demikian
TIK baru membuat dunia semakin “kecil”. Pengaruh Teknologi informasi dan Komunikasi
dalama bidang Pendidikan semakin terasa sjalan dengan adanya pergeseraan pola
pembelajaran dari tatap muka yang konvensional kea rah Pendidikan yang lebih terbuka dan
bermedia (Mukhopadhyay M: 1995). Bishop G. (1989) meramalkan bahwa Pendidikan masa
mendatang akan bersifat luwes, terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan
tanpa pandang factor jenis, usia maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.

1
2

Masor M. (1994) berpendapat bahwa Pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh
jaringan informasi yang memungkinkan berinteraaksi dan kolaborasi, bukannya Gedung
sekolah. Namun teknologi tetap akan memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin. Tony
Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila
digunakan secara bijak untuk Pendidikan dan latihan dan mempunyai arti yang sangat
penting bagi kesejahteraan ekonomi. Alisjahbana I (1996) mengemukakan bahwa pendekatan
pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “saat itu juga (just on time) “.teknek
pembelajaran baru akan beersifat dua arah, kolaboratif dan interdisipliner. Berdasarkan
ramalan dan pandangan para cendekiawan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
masuknya pengaruh globalisasi, Pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan
dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkai pada produktifitas kerja dan kompetitif.

Kecenderungan dunia penddikan di Indonesia dimasa mendatang adalah :

 Pertama, berkembangnya Pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh


(distance learning);
 Kedua, Sharing resource Bersama anatar Lembaga Pendidikan/Latihan dalam sebuah
jaringan ;
 Ketiga, perpustakaan & instrument Pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah
fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku;
 Keempat, Pengunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM multi
media dalam Pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang Pendidikan, maka pada
saat itu sudah dimungkinka untuk diadakannya belajar jarak jauh dengan menggunakan
media internet untuk menghubungkan anatara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai
mahasiswa secara online, mengecek keunan, melihat jadual kuliah, mengirimkam berkas
tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semunya itu sudah dapat dilakukan. Factor
utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalaaha tidaka adanya
interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian dengan media internet sangat
dimungkinkan untuk melakkan interaksi antara dosen dan mahasiswa baik dalam bentuk
real time (waktu nyata) atau tidak.
3

Pembelajaran konvensional tidak lagi sepenuhnya menjadi andalan, namun ditengah


kemajuan teknologi saat ini diperlukan variasi metode yang lebih memberi kesempatan
untuk belajar dengan memanfaatkan aneka sumber , tidak hanya dari man power sepeti
halnya guru. Pembelajaran yang dibutuhkan adalah dengan memanfaatkan unsur teknologi
informasi, dengan tidak meninggalkan pola bimbingan langsung dari pengajar dan
pemanfaatan sumber belajar lebih luas. Konsep ini sering juga diistilahkan dengan
pencampuran antara blended e-learning dengan konvensional sehingga disebut dengan
blanded learing.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Blended Learning itu?

2. Bagaimana Karakteristik Blended Learning itu?

3. Bagaimana tujuan Blanded Learning?

4. Bagaimana Prosedur Blended Learning dalam Pembelajaran PAI?

5. Apa Kekurangan dan Kelebihan dalam Pembelajaran Blended Learning?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui apa itu blended learning.

2. Untuk mengetahui karakteristik blended learning.

3. Untuk mengetahuai apa tujuan Blanded Learning.

4. Untuk mengetahui prosedur blended learning dalam pembelajaran PAI.

5. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran blended learning.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Blended Learning

Menurut Harding, Kaczynski dan Wood, Blended Learning merupakan pendekatan


pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka dan pembelajaran
jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang
dapat digunakan oleh guru dan siswa. Pelaksanaan pendekatan ini memungkinkan
penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, tanpa meninggalkan kegitan
tatap muka. Dengan pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran berlangsung lebih
bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.Dari penjelasan diatas
Blended Learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai
macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media
dan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalam
pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional,
dimana antara pendidik dan peserta didik saling berinteraksi secara langsung, masing-masing
dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pembelajaran), belajar mandiri (belajar
dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara online.

Secara etimologis istilah blanded learning, atau istilah lain yaitu hybrid learnig, terdiri
dari dua kata yaitu Blanded dan learning. Kata blanded berarti campuran, Bersama untuk
meningkatkan kualitas agar bertambah baik. (Collins Dictionary) atau formula suatu
penyelarasan kombinasi atau perpaduan . sedangkan learning memiliki makna umum yakni
belajar, dengan demikian sepintas mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung
unsur pencampuran atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya. Yaitu dua
unsur utama, yakni pembelajaran dikelas (classroom lesson) dengaan online learning. Pada
perkembangannya istilah yang lebih popular adalah blanded blanded e-learning diandingkan
dengan blanded learning. Kedua istilah tersebut merupakan isu Pendidikan terbaru dalam
perkembangan globalisasi dan teknologi blanded e-learning sulit untuk di defenisikan .

4
5

menjelaskan “issu blanded blanded e-learning sulit untuk di defenisikan karena merupakan
sesuatu yang baru”. Menurut Ahmed, menyebutkan Blanden blended e-learning, on the other
hand, aspects of blanded e-learning such as: web-bassed instruction, streaming video, audio,
synchronous and asynchronous communication, etc: with tradisional, face-to pace “learning.
Defenisi lain yang hampir sama dari Soekartawi yaitu : One of newest models is called
blanded blended e-learning (BEL) . the model, BEL is designed basically based on
combination of the best aspect of application of information technology blanded e-learning,
structured face-to pace activities, and real word practice.Berdasakan pendapat tersebut,
terdapat persamaan antara blanded blanded e-learning yaitu penggabungan aspek blanded
elearning yang termasuk web-bassed instruction atau aspek terbaik pada aplikasi teknologi
informasi blanded e-learning dengan kegiatan tatap muka. Pada intinya menggabungkan dua
pendekatan pembelajaran yang digunakan, sehingga menjadi pendekatan pembelajaran baru.

B. Karakteristik Blanded Learning dalam Pembelajaran PAI

Menurut Sharpen karateristik blanded blaanded e-learning adalah :


1. Ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang berhubungan selama garis
tradisional Sebagian besar, melalui institusional pendukung lingkungan belajar virtual;
2. Transformative tingkat praktik pembelajaran didukung oleh rancngan pembelajaran
sampai mendalam;
3. Pandangan menyeluruh tentang teknologi untuk mendukung pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan diatas, karateristik blanded blanded e-learning adalah sumber


suplemen dengan pendekatan tradisional juga mendukung lingkunganbelajar virtual melalui
suatu Lembaga, rancangan pembelajaran yang mendalam pada saat perubahan tingkatan
praktik pembelajaran dan pandangan tentang semua teknologi dugunakan untuk mendukung
pembelajaran. Penerapan suatu model pembelajaran harus berdasarkan teori belajar yang
cocok untuk proses pembelajaran agar kelangsungan proses tersebut dapat sesuai dengan
tujuan yang telah ditentukan. Karena model ini adalah model pembelajaran campuran maka
teori yang digunakan pun terdiri dari berbagai teori belajar yang dikemukakan oleh beberapa
ahli dengan disesuaikan situasi dan kondidi peserta belajar dan institusi yang menggunakan.
6

Blanded blanded e-learning berisi tatap muka, dimana berisikan dengan blanded e-learning.
Pada blended e-learning terdapat pembelajaran berbasis computer yang berisikan dengan
pembelajaran online. Dalam pembelajaran online terdapat pembelajaran berbasis internet
yang didalamnya ada pembeljaran berbasis web. Deskripsi tersebut disimpulkan baahwa
dalam blanded blanded e-learning terdapat tatap muka yang berisikan dengan blanded e-
learning dimana blanded e-learning beserta komponen-komponennya yang berbasis computer
dan pembelajaran online berbasis web-internet untuk pembelajaran. Berdasarkan komponen
yang ada dalam blanded blanded e-learning maka terri belajar yang mendasari model
pembelajaran tersebut adalah teri belajar konstruktivisme dari Piaget, kognitif dari Bruner,
gagne, dan Blooms danlingkungan belajar social dari Vygtsky.

Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam Pendidikan anak adalah
sebagai berikut :
a. Tujuan Pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu
atau anak yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan
yang dihadapi;
b. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan
pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, Latihan
memecahkan masalah sering kali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari;
c. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sessuai bagi
dirinya.. guru hanyalah sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat situasi
yang kondosif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.

Karateristik teori belajar konstruktivisme untuk blended learning adalah sebagai berikut :
1. Active learners;
2. Learners construc their knowledge;
3. Subjective, dynamic and expanding;
4. Processing and understanding of information;
5. Leaner has his own learning.
7

C. Tujuan Blended Learning

Blended Learning memiliki tujuan, diantaranya:

1. Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai
dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.

2. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi pendidik dan peserta didik untuk
pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.

3. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan menggabungkan aspek


terbaik dari tatap muka dan instruksi online.

4. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para peseta didik dalam
pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online memberikan peserta didik konten
multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama
peserta didik memiliki akses internet.

Blended Blended e-Learning berisi tatap muka, dimana beririsan dengan blended e-
learning. pada blended e-learning terdapat pembelajaran berbasis komputer yang berisikan
dengan pembelajaran online. Dalam pembelajaran online terdapat pembelajaran berasis
internet yang di dalamnya ada pembelajaran berbasis web. Diskripsi tersebut disimpulkan
bahwa dalam Blended Blended e-Learning terdapat tatap muka yang beririsan dengan
blended e-learning dimana blended e-learning beserta komponen-komponennya yang
berbasis komputer dan pembelajaran online berbasis web internet untuk pembelajaran.

Berdasarkan komponen yang ada dalam Blended Blended e-Learning maka teori belajar
yang mendasari moder pembelajaran tersebut adalah teori belajar Konstruktivisme
(individual learning) dari Piaget, kognotif dari Bruner Gagne dan Blooms dal lingkungan
belajar sosial atau Social Constructivisit (collaborativ learning).
8

D. Prosedur Blended Learning dalam Pembelajaran PAI

1. Prosedur Blended Learning


Secara spesifik Profesor Steve Slemer (2005) dan Soekartawi (2005)
menyarankan enam tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan Blended Learning
agar hasilnya optimal, yaitu :

 Tetapkan macam dan materi bahan ajar.

 Tetapkan rancangan dari Blended Learning yang digunakan.

 Tetapkan format dari on-line Learning.

 Lakukan uji terhadap rancangan yang dibuat.

 Selenggarakan Blended Learning dengan baik dengan cara menyiapkan tenaga


pengajar yang ahli dalam bidang tersebut.

 Siapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan Blended Learning.

2. Penerepan Blended Learning


Blended e-learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan
terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas Terbuka yang diizinkan
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, maka ini dengan terbitnya surat keputusan
Mentri pendidikan Nasional No.107/U/2001 (2 juli 2001) tentang penyelenggaraan
program pendidikan Tinggi jarak jauh, maka perguruan tinngi tertentu yang mempunyai
kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh menggunakan blended e-
learning, juga telah diizinkan menyelenggarakannya. Lembaga-lembaga pendidikan non-
formal seperti kursus-kursus, juga telah memanfaatkan keunggulan blended e-learning ini
untuk program-programnya.
9

Secara spesifik dalam pendidikan guru blrnded e-learning memiliki makna sebagai
berikut:

 Blended e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,


pelatihan-pelatihan tentang materi keguruan baik substansi materi pelajaran maupun
ilmu pendidikan secara online.

 Blended e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai


belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terdapat buku teks,
CD-ROM dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan
perkembangan globalisasi.

 Blended e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam


kelas, tetapi memperkaut model belajar tersebut melalui pengayaan conten dan
pengembangan teknologi pendidikan.

 Kapasitas guru amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan penyampaiannya.
Makin baik keselarasan antarconten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka
akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih
baik.

 Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Dimana guru dan siswa, siswa dan sesama
siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan
tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.

 Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).

 Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di


komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa tanpa saja dan dimana saja bila
yang bersangkutan memerlukannya.

 Memanfaatkan jadwal pelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yng
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

Dapat dipahami bahwa Model blended e-learning merupakan kombinasi dari


beberapa pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran konvensional berupa tatap muka
dan e-learning berbasis internet.
10

3. Model Pengembangan Blended Leraning


Model pengembangan Blended learning penggunaan ICT dalam pendidikan juga
mangacu pada model yang diambil dari pendapat Haughey (1998) ada tiga yaitu:

 Web Course.
 Web Centric Caurse.
 Model Web Enhanced Caurse.

4. Unsur-Unsur Blanded Learning

Unsur-Unsur pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan antara


tatap muka dan e-learningyang memiliki 6 (enam) unsur, yaitu:

a. tatap muka

b. belajar mandiri

c. aplikasi

d. tutorial

e. kerjasama

f. evaluasi

Pembelajaran tatap muka dilakukan seperti yang sudah dilakukan sebelum


ditemukannya teknologi cetak, audio visual, dan komputer, pendidik sebagai sumber
belajar utama.

5. Klasifikasi Blanded Learning

Klasifikasi Blended Learninguntuk memahami e-Learning beberapa ahli


mengklasifikasi berdasarkan karakteristik. Pada umumnya pembelajaran e-
Learning atau onlineadalah "asynchronous", di mana pendidik/guru/dosen/instruktur dan
orang yang belajar (siswa) tidak bertemu di saat yang sama. Ranganathan, Negash, dan
Wilcox (2007) membagi empat jenis klasifikasi e-Learning, yaitu:
11

1. e-Learning tanpa kehadiran dan tanpa komunikasi.

2. e-Learning tanpa kehadiran tetapi dengan komunikasi.

3. e-Learning dikombinasikan dengan kehadiran sesekali.

4. e-Learning digunakan sebagai alat dalam mengajar di kelas.

6. Metode Blended Learning

Dengan membangun dan memiliki website sendiri, langkah awal untuk mulai
menerapkan metode Blended Learning bisa diwujudkan, karena pada dasarnya
metode Blended Learningmerupakan :

a. Proses belajar-mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu


pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.

b. Salah satu cara untuk mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop
antara guru dan siswa.

c. Membantu proses percepatan pengajaran materi bahan ajar.

d. Sebagai pressure agar siswa mulai belajar memanfaatkan teknologi dengan benar dan
untuk tujuan yang bermanfaat, sekaligus memahami bahwa selain hiburan teknologi
juga bisa memperkaya pengetahuan sekaligus bahan pembelajaran.

Metode Blended Learning dengan salah satu komponen pembelajarannya yang


menggunakan media interaktif merupakan salah satu solusi untuk menyesuaikan gaya
belajar siswa dengan cara mengajar guru. Hal ini menjadi penting, karena proses
transformasi materi dari guru kepada siswa harus tepat sasaran dan bisa dimengerti oleh
siswa, sehingga proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan baik dan menghasilkan
generasi yang terdidik, yang mampu bersaing dan menjawab tantangan masa depan, serta
berprestasi
12

E. Kekurangan dan Kelebihan dalam Pembelajaran Blended Learning

Kelebihan blended learning ialah sebagai berikut:


 Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki
kelebihan yang dapat saling melengkapi.
 Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
 Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta didik semakin
mudah dalam mengakses materi pembelajaran.

Kekurangan blended learning ialah sebagai berikut:


 Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
 Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses
internet. Padahal dalam blended learningdiperlukan akses internet yang memadai,
apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti
pembelajaran mandiri via online.
 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi.
 Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses
internet.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan


berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai
macam media dan teknologi.Unsur-Unsur pembelajaran berbasis blended
learning mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learningyang memiliki 6 (enam) unsur,
yaitu: (a) tatap muka (b) belajar mandiri, (c) aplikasi, (d) tutorial, (e) kerjasama, dan (f)
evaluasi.

Ranganathan, Negash, dan Wilcox, membagi empat jenis klasifikasi e-Learning, yaitu:
(1)e-Learningtanpa kehadiran dan tanpa komunikasi, (2 e-Learning tanpa kehadiran tetapi
dengan komunikasi, (3)e-Learningdikombinasikan dengan kehadiran sesekali, (4) e-
Learningdigunakan sebagai alat dalam mengajar di kelas.

Blended learning memiliki dua kategori utama, yaitu peningkatan bentuk aktifitas tatap-
muka, dan Hybrid learning.

B. Saran

Pendidik atau calon pendidik hendaknya memiliki kemampuan teknologi yang mumpuni agar
proses pembelajaran menggunakan program Blended Learning dapat berjalan dengan baik dan
berfungsi sebagaimana mestinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rusman,Kurniawan Deni, Riyana Cepi. Pembelajaran Berbasisi Teknologi Informasi dan


Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013).

Unesco, Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada (GP
Press), 2009).

14

Anda mungkin juga menyukai