Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
BAB II............................................................................................................................................. 4
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 13
B. Saran .................................................................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Masor M. (1994) berpendapat bahwa Pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh
jaringan informasi yang memungkinkan berinteraaksi dan kolaborasi, bukannya Gedung
sekolah. Namun teknologi tetap akan memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin. Tony
Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila
digunakan secara bijak untuk Pendidikan dan latihan dan mempunyai arti yang sangat
penting bagi kesejahteraan ekonomi. Alisjahbana I (1996) mengemukakan bahwa pendekatan
pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “saat itu juga (just on time) “.teknek
pembelajaran baru akan beersifat dua arah, kolaboratif dan interdisipliner. Berdasarkan
ramalan dan pandangan para cendekiawan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
masuknya pengaruh globalisasi, Pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan
dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkai pada produktifitas kerja dan kompetitif.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang Pendidikan, maka pada
saat itu sudah dimungkinka untuk diadakannya belajar jarak jauh dengan menggunakan
media internet untuk menghubungkan anatara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai
mahasiswa secara online, mengecek keunan, melihat jadual kuliah, mengirimkam berkas
tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semunya itu sudah dapat dilakukan. Factor
utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalaaha tidaka adanya
interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian dengan media internet sangat
dimungkinkan untuk melakkan interaksi antara dosen dan mahasiswa baik dalam bentuk
real time (waktu nyata) atau tidak.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
PEMBAHASAN
Secara etimologis istilah blanded learning, atau istilah lain yaitu hybrid learnig, terdiri
dari dua kata yaitu Blanded dan learning. Kata blanded berarti campuran, Bersama untuk
meningkatkan kualitas agar bertambah baik. (Collins Dictionary) atau formula suatu
penyelarasan kombinasi atau perpaduan . sedangkan learning memiliki makna umum yakni
belajar, dengan demikian sepintas mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung
unsur pencampuran atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya. Yaitu dua
unsur utama, yakni pembelajaran dikelas (classroom lesson) dengaan online learning. Pada
perkembangannya istilah yang lebih popular adalah blanded blanded e-learning diandingkan
dengan blanded learning. Kedua istilah tersebut merupakan isu Pendidikan terbaru dalam
perkembangan globalisasi dan teknologi blanded e-learning sulit untuk di defenisikan .
4
5
menjelaskan “issu blanded blanded e-learning sulit untuk di defenisikan karena merupakan
sesuatu yang baru”. Menurut Ahmed, menyebutkan Blanden blended e-learning, on the other
hand, aspects of blanded e-learning such as: web-bassed instruction, streaming video, audio,
synchronous and asynchronous communication, etc: with tradisional, face-to pace “learning.
Defenisi lain yang hampir sama dari Soekartawi yaitu : One of newest models is called
blanded blended e-learning (BEL) . the model, BEL is designed basically based on
combination of the best aspect of application of information technology blanded e-learning,
structured face-to pace activities, and real word practice.Berdasakan pendapat tersebut,
terdapat persamaan antara blanded blanded e-learning yaitu penggabungan aspek blanded
elearning yang termasuk web-bassed instruction atau aspek terbaik pada aplikasi teknologi
informasi blanded e-learning dengan kegiatan tatap muka. Pada intinya menggabungkan dua
pendekatan pembelajaran yang digunakan, sehingga menjadi pendekatan pembelajaran baru.
Blanded blanded e-learning berisi tatap muka, dimana berisikan dengan blanded e-learning.
Pada blended e-learning terdapat pembelajaran berbasis computer yang berisikan dengan
pembelajaran online. Dalam pembelajaran online terdapat pembelajaran berbasis internet
yang didalamnya ada pembeljaran berbasis web. Deskripsi tersebut disimpulkan baahwa
dalam blanded blanded e-learning terdapat tatap muka yang berisikan dengan blanded e-
learning dimana blanded e-learning beserta komponen-komponennya yang berbasis computer
dan pembelajaran online berbasis web-internet untuk pembelajaran. Berdasarkan komponen
yang ada dalam blanded blanded e-learning maka terri belajar yang mendasari model
pembelajaran tersebut adalah teri belajar konstruktivisme dari Piaget, kognitif dari Bruner,
gagne, dan Blooms danlingkungan belajar social dari Vygtsky.
Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam Pendidikan anak adalah
sebagai berikut :
a. Tujuan Pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu
atau anak yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan
yang dihadapi;
b. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan
pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, Latihan
memecahkan masalah sering kali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari;
c. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sessuai bagi
dirinya.. guru hanyalah sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat situasi
yang kondosif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
Karateristik teori belajar konstruktivisme untuk blended learning adalah sebagai berikut :
1. Active learners;
2. Learners construc their knowledge;
3. Subjective, dynamic and expanding;
4. Processing and understanding of information;
5. Leaner has his own learning.
7
1. Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai
dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
2. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi pendidik dan peserta didik untuk
pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
4. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para peseta didik dalam
pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online memberikan peserta didik konten
multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama
peserta didik memiliki akses internet.
Blended Blended e-Learning berisi tatap muka, dimana beririsan dengan blended e-
learning. pada blended e-learning terdapat pembelajaran berbasis komputer yang berisikan
dengan pembelajaran online. Dalam pembelajaran online terdapat pembelajaran berasis
internet yang di dalamnya ada pembelajaran berbasis web. Diskripsi tersebut disimpulkan
bahwa dalam Blended Blended e-Learning terdapat tatap muka yang beririsan dengan
blended e-learning dimana blended e-learning beserta komponen-komponennya yang
berbasis komputer dan pembelajaran online berbasis web internet untuk pembelajaran.
Berdasarkan komponen yang ada dalam Blended Blended e-Learning maka teori belajar
yang mendasari moder pembelajaran tersebut adalah teori belajar Konstruktivisme
(individual learning) dari Piaget, kognotif dari Bruner Gagne dan Blooms dal lingkungan
belajar sosial atau Social Constructivisit (collaborativ learning).
8
Secara spesifik dalam pendidikan guru blrnded e-learning memiliki makna sebagai
berikut:
Kapasitas guru amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan penyampaiannya.
Makin baik keselarasan antarconten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka
akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih
baik.
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Dimana guru dan siswa, siswa dan sesama
siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan
tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
Memanfaatkan jadwal pelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yng
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Web Course.
Web Centric Caurse.
Model Web Enhanced Caurse.
a. tatap muka
b. belajar mandiri
c. aplikasi
d. tutorial
e. kerjasama
f. evaluasi
Dengan membangun dan memiliki website sendiri, langkah awal untuk mulai
menerapkan metode Blended Learning bisa diwujudkan, karena pada dasarnya
metode Blended Learningmerupakan :
b. Salah satu cara untuk mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop
antara guru dan siswa.
d. Sebagai pressure agar siswa mulai belajar memanfaatkan teknologi dengan benar dan
untuk tujuan yang bermanfaat, sekaligus memahami bahwa selain hiburan teknologi
juga bisa memperkaya pengetahuan sekaligus bahan pembelajaran.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ranganathan, Negash, dan Wilcox, membagi empat jenis klasifikasi e-Learning, yaitu:
(1)e-Learningtanpa kehadiran dan tanpa komunikasi, (2 e-Learning tanpa kehadiran tetapi
dengan komunikasi, (3)e-Learningdikombinasikan dengan kehadiran sesekali, (4) e-
Learningdigunakan sebagai alat dalam mengajar di kelas.
Blended learning memiliki dua kategori utama, yaitu peningkatan bentuk aktifitas tatap-
muka, dan Hybrid learning.
B. Saran
Pendidik atau calon pendidik hendaknya memiliki kemampuan teknologi yang mumpuni agar
proses pembelajaran menggunakan program Blended Learning dapat berjalan dengan baik dan
berfungsi sebagaimana mestinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Unesco, Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada (GP
Press), 2009).
14