Anda di halaman 1dari 12

MODEL SISTEM PEMBELAJARAN

BLENDED LEARNING

KELOMPOK 4
1. DESIKA AISYARI (521111003)
2. FICKRY CHAIRUL AMRI (5211111002)
3. MARTINA LUMBAN GAOL (5213311003)
4. MAJODI S. H SIREGAR ( 5213111042 )
5. PUTRI ANISA RAHMADANI (5212111006)
6. SEM YEREMIA TARIGAN ( 5213111033)

KELAS: PTB_B
MATKUL : DESAIN SISTEM PEMBELJARAN
DOSEN PENGAMPUH: Drs. SEMPURNA PERANGIN ANGIN M.Pd

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penuis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Desain Sistem
Pembelajaran ini tentang yang berjudul “Model Sistem Pembelajaran“. Penulis berterima
kasih kepada ibuk dosen Drs.SEMPURNA PERANGIN ANGIN M.Pd yang sudah
memberikan bimbingannya.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penuisan dan penulisan juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 28 Agustus 2022

Penulis

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Konsep Blended Learning .......................................................................................... 3
2.2 Karakteristik Blended Learning ................................................................................. 4
2.3 Model Blended Learning ............................................................................................ 6
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning .......................................................... 7
2.5 Penerapan Blended Learning…..................................................................................7
BAB III...................................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, perkembangan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
berlangsung sangat pesat, sehingga pantaslah para ahli menyebut gejala ini sebagai revolusi.
Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam proses berjalan, sejak sekarang sudah dapat
diperkirakan akan terjadi berbagai perubahan dibidang informasi maupun bidang-bidang
kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan tersebut. Perubahan-
perubahan yang akan dan sedang terjadi, terutama disebabkan oleh potensi dan kemampuan
TIK yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan
mereka akan informasi hampir tanpa batas. Dalam berhubungan satu dengan yang lain terdapat
beberapa keterbatasan yang dialami, seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan,
dan lain-lain, kini dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai teknologi informasi dan
komunikasi mutakhir. Dengan menggunakan satelit misalnya hampir tidak ada lagi batas, jarak,
dan waktu untuk menjangkau khalayak yang dituju dimanapun dan kapanpun. McLuhan (1965)
mengemukakan pendapatnya bahwa teknologi baru menjanjikan kepada umat manusia akan
terbentuknya “jendela dunia”, dan teknologi informasi dan komunikasi baru akan membentuk
“desa dunia”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi
baru membuat dunia semakin “kecil”.
Mukhopadhyay M (1995) berpendapat bahwa pengaruh teknologi informasi dan
komunikasi dalam dunia pendidikan semakin terasa sejalan dengan adanya pergeseran pola
pembelajaran dari tatap muka yang konvensional kearah pendidikan yang lebih terbukan dan
bermedia. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka
pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan
media internet untuk menghubungkan mahasiswa dengan dosennya, melihat mahasiswa secara
online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang dikirimkan
tugas dan lain sebagainya.
Pembelajaran konvensional tidak lagi sepenuhnya dapat diandalkan, Namun ditangan
kemajuan saat ini diperlukan variasi metode yang memberikan kesempatan untuk belajar
dengan memanfaatkan aneka sumber, tidak hanya dari main power seperti halnya guru.
Pembelajaran yang dibutuhkan adalah dengan memanfaatkan unsur teknologi informasi
dengan tidak meninggalkan pola bimbingan langsung dari pengajar dan pemanfaatan sumber
belajar yang lebih luas. Konsep ini sering diistilahkan dengan pencampuran antara blended e-
learning dengan konvensional sehingga disebut dengan blended learning.
Pada era teknologi saat ini, hampir semua aktivitas manusia membutuhkan bantuan
perangkat canggih yang dapat dengan mudah membantu aktivitasnya. Hal ini tentu
mengisyaratkan kepada para pendidik maupun calon pendidik agar mampu menerapkan cara
belajar dengan pemanfaatan teknologi yang mutakhir. Artinya, pendidik atau calon pendidik
harus bisa dan paham akan teknologi agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, makalah ini menyajikan bagaimana
menggunakan dan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran melalui konsep blended
learning. Pembahasan lebih jauh mengenai blended learning, akan dibahas dalam bab II pada
makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Blended Learning?
2. Apa Karakteristik Blended Learning?
3. Apa Model Blended Learning?
4. Apa Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning?
5. Bagaimana Penerapan Blended Learning ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami Konsep Blended Learning
2. Memahami Karakteristik Blended Learning
3. Memahami Model Blended Learning
4. Memahami Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
5. Memahami Penerapan Blended Learning
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Blended Learning


Secara etimologi istilah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan
learning. Kata blend berarti “campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah
baik” (Collins Dictionary), atau formula suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan
(Oxford English Dictionary) (Heinze and Procter, 2006 (dalam buku pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi). Sedangkan learning memiliki makna pola
pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran, atau penggabungan antara satu pola
dengan pola lainnya. Apa yang dicampurkan? Elenena Mosa (2006) menyampaikan bahwa
yang dicampurkan adalah dua unsur utama, yakni pembelajaran di kelas (classroom lesson)
dengan online learning.

Gambar: (Sumber: http://www.elearningserv.com)


Garrison dan Vaughan (2008) mendefinisikan yang dikutip oleh Francine S.Glazer,
“Blended learning adalah proses pembelajaran campuran tatap muka dengan online, sehingga
menjadi pengalaman belajar yang unik. Menurut Josh Bersin, “Blended learning merupakan
pembelajaran secara tradisional yang dilengkapi media elektronik/media teknologi”.
Sedangkan menurut Catlin R.Tucker, “Blended learning merupakan satu kesatuan yang
kohesif (berpadu/melekat), maksudnya adalah memadukan atau menggabungkan
pembelajaran tradisional tatap muka dengan komponen online”.
Selanjutnya menurut Kaye Thorne dan David Mackey, blended learning merupakan
pembelajaran campuran yang memanfaatkan teknologi multimedia, CD-rom, voice-mail, e-
mail, video streaming, dan lain sebagainya. Dari definisi tersebut maka blended learning
dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang menggabungkan atau mengombinasikan
pembelajaran tatap muka (face to face) dengan media TIK, seperti komputer (online maupun
offline), multimedia, kelas virtual, internet dan sebagainya.
2.2 Karakteristik Blended Learning
Adapun karakteristik dari blended learning yaitu:
a) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model
pembelajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang
beragam.
b) Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung (face to face), belajar mandiri,
dan belajar mandiri via online.
c) Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara
mengajar dan gaya pembelajaran.
d) Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai
fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.
Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan komputer, walaupun
sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended). Terjadinya pembelajaran, awalnya
karena adanya tatap muka dan interaksi antara pengajar dan pelajar, setelah ditemukan mesin
cetak maka guru memanfaatkan media cetak. Pada saat ditemukan media audio visual, sumber
belajar dalam pembelajaran mengombinasi antara pengajar, media cetak, dan audio visual.
Namun blended learning muncul setelah berkembangnya teknologi informasi sehingga
sumber dapat diakses oleh pembelajaran secara offline maupun online. Saat ini, pembelajaran
berbasis blended learning dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka,
teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi m-
learning (mobile learning). Dalam blended learning terdapat enam unsur yang harus ada, yaitu:
(1) Tatap Muka, (2) Belajar Mandiri, (3) Aplikasi, (4) Tutorial, (5) Kerjasama, Dan (6)
Evaluasi.
1. Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi cetak,
audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama.
2. Belajar Mandiri
Dalam pembelajaran berbasis blended learning, akan banyak sumber belajar yang harus
diakses oleh peserta didik, karena sumber-sumber tersebut tidak hanya terbatas pada sumber
belajar yang dimiliki pengajar atau perpustakaan lembaga pendidikannya saja, melainkan
sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan seluruh dunia.
3. Aplikasi
Aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat dilakukan melalui
pembelajaran berbasis masalah, pelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah, mencari
berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Tutorial
Pada tutorial, peserta didik yang aktif untuk menyampaikan masalah yang dihadapi,
seorang pengajar akan berperan sebagai tutor yang membimbing. Meskipun aplikasi teknologi
dapat meningkatkan keterlibatan pelajar dalam belajar, peran pengajar masih diperlukan
sebagai tutor.
5. Kerjasama
Keterampilan kolaborasi harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran berbasis
blended learning. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka konvensional
yang semua peserta didik belajar di dalam kelas yang sama di bawah pengawasan pengajar.
Sedangkan dalam pembelajaran berbasis blended, maka peserta didik bekerja secara mandiri
dan berkolaborasi.
6. Evaluasi
Evaluasi pembelajaran berbasis blended learning tentunya akan sangat berbeda
dibanding dengan evaluasi pembelajaran tatap muka. Evaluasi harus didasarkan pada proses
dan hasil yang dapat dilakukan melalui penilaian evaluasi kinerja. belajar pelajar berdasarkan
portofolio. Demikian pula penilaian perlu melibatkan bukan hanya otoritas pengajar, namun
perlu ada penilaian diri oleh pelajar.
2.3 Model Blended Learning
Dalam Blended Learning secara umum terdapat 6 model, yaitu:
1. Face-to-Face Driver
Melibatkan siswa tidak hanya sekedar tatap muka di ruang kelas atau laboratorium,
melainkan melibatkan siswa dalam kegiatan di luar kelas dengan mengintegrasikan teknologi
web secara online.
2. Rotation
Mengintegrasikan pembelajaran online sambil bertatap muka di dalam kelas dengan
pengawasan guru atau pendidik.
3. Flex
Memanfaatkan media internet dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Dalam
hal ini siswa dapat membentuk kelompok diskusi.
4. Online Lab
Pembelajaran yang berlangsung di dalam ruang laboratorium komputer dengan semua
materi pembelajaran di sediakan secara softcopy, dimana para peserta berinteraksi dengan guru
secara online. Dalam hal ini guru dibantu oleh pengawas agar disiplin dalam belajar tetap
terjaga.
5. Self Blend
Dalam hal ini siswa mengikuti kursus online, hal ini sebagai pelengkap kelas tradisional
yang dilakukan tidak harus di dalam ruang kelas akan tetapi bisa di luar kelas.
6. Online Driver
Merupakan pembelajaran secara online, dimana dalam hal ini seorang guru bisa
mengupload materi pembelajaran di internet, sehingga dapat mendownload/ mengunduhnya
dari jarak jauh agar siswa bisa belajar mandiri di luar kelas dan dilanjutkan dengan tatap muka
berdasarkan waktu yang telah disepakati.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
Adapun kelebihan blended learning adalah:
a) Hemat waktu
b) Hemat biaya,
c) Pembelajaran lebih efektif dan efisien,
d) Peserta mudah dalam mengakses materi pembelajaran,
e) Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri,
f) Memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online,
g) Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan guru atau peserta didik lain di luar
jam tatap muka,
h) Pengajar tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk mengajar, Menambahkan
materi pengayaan melalui fasilitas internet,
i) Memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan,
j) Hasil yang optimal serta meningkatkan daya tarik pembelajaran, dan lain sebaginya.
Adapun kekurangan dari blended Learning:
a) Sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung,
b) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta,
c) Akses internet yang tidak merata di setiap tempat, dan lain sebagainya.
2.5 Penerapan Blended Learning
Blended e-Learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidika terbuka
dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas Terbuka yang diizinkan menyelengarakan
pendidikan jarak jauh, maka kini dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional NO.107/U/2001 (2 juli 2001 ) tentang‘penyelenggaraan program pendidikan tingi
jarak jauh’, maka perguruan tinggi tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan
pendidikan terbuka dan jarak jauh mengunakan blended e-learning, juga telah diizinkan
penyelenggaraanya.
Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai
teks, grafik, animasi, simulai, audio, dan video. Perbedaan pembelajaran tradisional dengan
blended e-learning yaitu ‘tradisional’, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan
ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam
pembelajaran ‘blended e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu
tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya.
Penerapan Blended Learning dalam pendidikan dasar dan menengah tidak begitu
dibutuhkan jika penerapannya disamakan dengan penerapan Blended Learning di Perguruan
Tinggi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendekatanan dan metode pendidikan terutama
di perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan jarak jauh. Pada pelaksanaan pendidikan
dasar dan menengah, harus menerapkan tatap muka dalam pembelajarannya, akan tetapi bukan
berarti dalam pendidikan dasar dan menengah tidak dapat menerapkan Blended Learning. Pada
pendidikan dasar dan menengah juga dapat menerapkan Blended Learning, hanya saja secara
teknis pelaksanaan pembelajaran tidak dapat disamakan dengan pelaksanaan pembelajaran di
perguruan tinggi yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Proses pembelajaran Blended Learning ini dibutuhkan pada saat penyampaian atau
pemberian materi pelajaran, pemberian tugas hingga penugasan-penugasan kepada peserta
didik yang dilaksanakan di luar jam sekolah.
Blended Learning dibutuhkan pada saat :
 Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet.
 Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pendidik dan
siswa.
 Siswa dan pendidik dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar.
Membantu proses percepatan pendidikan yang salah satunya dengan menerapkan flip
classroom yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, model blended learning merupakan
kombinasi dari beberapa pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran conventional berupa
tatap muka dan e-learning yang berbasis internet. Dalam pembelajaran ‘blended e-learning’
fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab
untuk pembelajarannnya. Suasana pembelajaran ‘blended e-learning’ akan ‘memaksa’ pelajar
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Adapun karakteristik dari
blended learning yaitu:
a) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pembelajaran,
gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
b) Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan
belajar mandiri via online.
c) Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara
mengajar dan gaya pembelajaran.
d) Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai
fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung
Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Adapun model-model pembelajaran: (1) Face-to-Face Driver, (2) Rotation, (3) Flex, (4)
Online Lap, (5) Self Blend, (6) Online Driver. Blended learning juga memiliki berbagai
kelebihan dan kekurangan yang mana hal itu telah disampaikan pada makalah di atas.
Penerapan Blended Learning, yang mana metode itu tidak begitu dibutuhkan dalam
pendidikan dasar dan menengah jika penerapannya disamakan dengan penerapan Blended
Learning di Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendekatanan dan
metode pendidikan terutama di perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan jarak jauh.
Pada pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah, harus menerapkan tatap muka dalam
pembelajarannya, akan tetapi bukan berarti dalam pendidikan dasar dan menengah tidak dapat
menerapkan Blended Learning. Pada pendidikan dasar dan menengah juga dapat menerapkan
Blended Learning, hanya saja secara teknis pelaksanaan pembelajaran tidak dapat disamakan
dengan pelaksanaan pembelajaran di perguruan tinggi yang melaksanakan pembelajaran jarak
jauh.
DAFTAR PUSTAKA

Catlin R.Tucker, 2012. Blended Learning in Grades 4–12. London: Corwin Press
Fathurrahman & Nuthpaturrahman. 2015. Blended Learning. diakses di
http://idr.iainantasari.ac.id/12/1/Makalah%20Kelompok%20TI-Kelas%20Khusus.pdf. pada
tanggal 20 November 2015 pukul13:08
Francine S.Glazer. 2012. Blended Learning. Virginia: Stylus Publishing Gilang, Novia.
2014. Blended Learning. diakses di http://noviagilang.blogspot.com/2014/04/ makalah-
blended-learning.html, pada tanggal 20 November 2015 pukul 15:11
Prayitno, Wendhie. 2015. Implementasi Blended Learning dalam Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Menengah. diakses di http://lpmpjogja.org, pada tanggal 20 November 2015
pukul 13:20
Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai