Disusun oleh:
Dosen Pengampu:
Mukhsin, M.Pd.
Alhamdullillahhirobil ‘alamin, segalah puji kami panjatkan kehadirat Alloh SWT atas
segala rohmat dan hidayahNya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini. Sholawat serta
salam kita panjatkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW dan keluarganya,
sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman. Aamiin yaa robbal ‘alamin.
Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Media dan Teknologi Pembelajaran Berbasis IT
dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
khususnya dan kepada para pembaca pada umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Tenaga pendidik baik guru atau dosen, merupakan individu yang sangat menentukan
keberhasilan dalam proses belajar peserta didik.Tugas pendidik tidak hanya berperan untuk
mentransfer ilmu pengetahuan saja, tapi juga membantu peserte didik agar memiliki kompetensi
yang di inginkan. Selain memiliki pengetahuan terhadap subtansi keilmuan, pendidik juga perlu
memiliki kemampuan untuk memotivasi siswa agar mampu melakukan proses belajar secara
kontinu.
Pendidikan yang bermutu di tentukan oleh berbagai faktor, secara teoritis menurut
Purwadhi (2000), salah satu cara yang harus diperhatikan dalam mendesain proses pembelajaran
yang efektif, adalah media pembelajaran. Tanpa media pembelajaran, efektifitas belajar maupun
mutu pendidikan tidak akan tercapai, demikian pula jika tersedia media pembelajaran tetapi kita
tidak memiliki kemampuan memilihan media mana ynag paling efektif dan efisien, maka
efektifitas pembelajaran pun tidak akan tercapai. Karena itulah perlu dinamika pembelajaran yang
mampu mengikuti setiap pembangunan tersebut. Jadi bukan produk ICT-nya yang di pelajari,tetapi
semangat-semangat yang muncul dalam mempelajari produk ICT itu yang harus ditumbuh
kembangkan pada setisp individu pembelajar. Bila tidak memiliki semangat belajar yang di
maksud tersebut,maka kita masih tidak keluar dari orang yang gagap teknologi. Banyak sekali
produk ICT yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, misalnya produk mikrosoft atau
menggunakan free software, juga tidak masalah.
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami lebih luas tentang Integrasi Media Pembelajaran
2. Untuk mengetahui tentang fungsi dan juga manfaat media pembelajaran
3. Untuk mengetahui tengtang teknik penggunaan media pembelajaran
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Media secara harfiah dalam bahasa Arab adalah wasiilah (perantara atau pengantar)
pesan oleh seorang pengirim pesan kepada orang yang menerima pesan. Apabila dilihat
dari sejarah media adalah kata dari bahasa latin medius yang memiliki arti tengah,
perantara atau pengantar. Hal tersebut kemudian diperjelas sedikit oleh Gerlach dan Ely
dalam Rodhatul (2009) dengan menyebut media adalah suatu bentuk materi, digambarkan
sebagai manusia atau proses atau upaya dalam membangun. Selanjutya lebih spesifik
mengenai definisi media pembelajaran adalah alat dan bahan yang dapat digunakan dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan serta (Mudarris: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam p-
ISSN: 2622-1993 Vol. 3, No. 2, November 2020, pp. 183-196 e-ISSN: 2622-1586 187)
pembelajaran seperti radio, televisi, koran, majalah, dan sebagainya. Akan tetapi, ketika
terdapat hal-hal yang memungkingkan pelajar mendapat pengetahuan juga dapat disebut
sebagai media pembelajaran.
Jadi, integrasi media dan teknologi adalah suatu keselarasan, kesinambungan, dan
konektivitas antara media pembelajaran dalam bentuk alat dan bahan ataupun hal lain yang
5
dapat membantu siswa mendapatkan pengetahuan, menguasai keterampilan, dan memiliki
sikap yang baik, dengan teknologi berupa kaedah atau proses penanganan masalah dalam
pembelajaran dengan asas kajian saintifik guna menciptakan pelajar yang memiliki sikap
kepemimpinan dan nilai-nilai Islami yang mencerminkan karakter sesuai dengan Al-
Qur’an dan Hadis.
Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu
proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip
penggunaanya antara lain:
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu
sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai
tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu.
2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam
usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar.
3. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran
yang digunakan.
4. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media
pengajaran.
5. Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang
mengunakannya.
6. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru
dapat memanfaatkan multi-media yang menguntungkan dan memperlancar proses
belajar-mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam KBM,
yaitu:
1. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
3. Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
6
4. Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa.
5. Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran
siswa.
Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1. Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi
pelajaran) disampaikan.
2. Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah
yang diajak ke lokasi objek tersebut.
3. Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau
tiruannya.
4. Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari
objek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
5. Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri
media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
6. Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk
mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis
lingkaran.
7
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,
yaitu:
1. Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak
tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak
disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya, gambar
yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian
mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk
memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
2. Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca)
teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual
yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain,
media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima
dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi
utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang
besar jumlahnya, yaitu:
8
1. Memotivasi minat atau tindakan,
2. Menyajikan informasi,
3. Memberi instruksi.
Berdasarkan beberapa fungsi di atas, dapat di simpulkan bahwa fungsi media pembelajaran
di dalam proses belajar mengajar,sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian peran dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik
dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri – sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya .
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.
9
b. Penggunaan Media di Luar Kelas
Seperti yang telah dijelaskan di atas, terdapat media yang penggunaannya di luar
situasi kelas, dalam hal ini media tidak secara langsung dikendalikan oleh guru, namun
digunakan oleh siswa sendiri tanpa instruksi guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua
siswa. Penggunaan media pembelajaran di luar situasi kelas dapat dibedakan dalam dua
kelompok utama, yaitu penggunaan media tidak terprogram dan penggunaan media secara
terprogram, simaklah penjelasannya berikut ini.
> Penggunaan Media Tidak Terprogram
Penggunaan media dapat terjadi di masyrakat luas. Hal ini ada kaitannya dengan
keberadaan media massa yang ada di masyarakat, misalnya televisi, radio, penggunaan film
melaui CD/DVD ROM, penggunaan media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu
digunakan tanpa dikontrol atau diawasi dengan tidak terprogram sesuai tuntutan kurikulum
yang diberikan oleh guru atau sekolah. Pembuat media mendistribusikan program media
tersebut di masyarakat baik dengan cara diperjual-belikan maupun didistribusikan secara
bebas dengan harapan media itu akan digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai
tujuan tertentu. Pemakaian media dalam menggunakannya menurut kebutuhan masing-
masing. Biasanya mereka menggunakannya secara perorangan. Dalam mengguakan media
ini mereka tidak dituntut untuk mencapai tingkat pemahaman tertentu. Mereka juga tidak
diharapkan untuk memberikan umpan balik kepada siapapun dan juga tidak perlu
mengikuti tes atau ujian. Sehingga penggunaan media didasarkan atas inisiatif sendiri tanpa
disuruh oleh pihak sekolah, medianya pun dapat diperoleh dimana saja, misalnya di toko
buku, supermarket, pameran pendidikan, dan lain- lain. Sebagai contoh jenis penggunaan
media seperti ini ialah:
(1) Penggunaan Kaset Pelajaran Bahasa Inggris
Kita dapat menjumpai di toko disekitar tempat tinggal kita banyak dijual kaset
pelajaran bahasa Inggris yang dibuat untuk melengkapi buku-buku pelajaran bahasa
Inggris tertentu. Orang yang merasa memerlukan program tersebut dapat membelinya
secara bebas. Tidak hanya siswa sekolah tapi juga orang tua atau masyarakat umum. Hasil
yang dicapainyapun tergantung pada orang itu sendiri secara perorangan dalam istilah
media konsep ini disebut media as a tools, media yang berfungsi sebagai alat untuk
mempelajari materi tertentu.
10
(2) Penggunaan Siaran Radio untuk Pendidikan
Pada saat ini banyak siaran radio atau televisi yang bersifat pendidikan. Program-
program itu disiarkan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan
tertentu.
> Penggunaan Media Secara Terprogram
Penggunaan media secara terprogram adalah bahwa media tersebut digunakan
dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan
tertentu, disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. Bila media itu
berupa media pembelajaran, sasaran didik (audience) diorganisasikan dengan baik hingga
mereka dapat menggunakan media itu secara teratur, berkesinambungan dan mengikuti
pola belajar mengajar tertentu.
Berikut ini beberapa contoh penggunaan media secara terprogram:
(1) Penggunaan Radio di SLTP Terbuka
Penggunaan radio sebagai media pembelajaran dilaksanakan diluar kelas, sesuai
dengan karakteristik SLTP terbuka yaitu sebagian besar belajar menggunakan bahan
berupa modul, belajar dimana saja disaat mereka bekerja atau bermain. Tatap muka
porsinya hanya sedikit yaitu pada saat di sekolah induk dan di tempat kegiatan belajar
(TKB).
(2) Penggunaan E-Learning Di Beberapa Sekolah di Indonesia
Menurut Munir (2008), E-learning berarti “pembelajaran dengan menggunakan
media atau jasa bantuan perangkat elektronika”. Sebagian besar berasumsi bahwa
elektronik yang dimaksud disini lebih diarahkan pada penggunaan teknologi komputer dan
internet. Melalui komputer, siswa dapat belajar secara individual baik secara terprogram
maupun tidak terprogram. Secara tidak terprogram siswa dapat mengakses berbagai bahan
belajar dan informasi di internet menggunakan fasilitas di internet seperti mesin pencari
data (search enggine).
Internet juga dapat digunakan secara terprogram, salah satunya dengan program e-
learning. Pada program ini sekolah atau pihak penyelenggara menyediakan sebuah
situs/web e-lerning yang menyediakan bahan belajar secara lengkap baik yang bersikap
interaktif maupun non interaktif. Kegiatan siswa dalam mengakses bahan belajar melalui
e-learning dapat dideteksi apa yang mereka pelajari, bagaimana progresnya, bagaimana
11
kemajuan belajarnya, berapa skor hasil belajarnya dan lain- lain. Di Indonesia pada
umumnya masih bersifat blended e-learning, yaitu e-learning bukan alat pembelajaran
utama melainkan sebagai bahan dan alat perlengkapan dari pembelajaran konvensional.
12
diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Diskusi dapat dilakukan baik sebelum maupun
sesudah mereka menggunakan media itu.
Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
a. Suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga semua anggota
kelompok dapat mendengarnya.
b. Gambar atau tulisan dalam media tersebut harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh
semua anggota kelompok itu.
c. Perlu alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amlifier) dan membesarkan gambar
(proyektor).
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
2. Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu
proses kegiatan belajar-mengajar. Terdapat beberapa prinsip dalam penggunaannya, dan
juga terdapat beberapa syarat umum yang harus terpenuhi dalam pemanfaatan suatu
media.
3. Fungsi media pembelajaran ada 4 yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif,
fungsi kompensatoris.
4. Penggunaan media berdasarkan tempat dibagi menjadi 2. Pertama, penggunaan media
dikelas atau suatu ruangan. Kedua, penggunaan media diluar kelas atau diluar ruangan.
5. Terdapat 3 variasi penggunaan media. Pertama, media dapat digunakan secara
peorangan. Kedua, media dapat digunakan secara berkelompok. Ketiga, media yang
digunakan secara massal.
3.2 SARAN
Segala saran dan opini yang sifatnya membangun dan memperbaiki makalah ini
sangat kami harapkan. Kami selaku penulis meminta maaf apabila ada penulisan kata
yang masih keliru. Sekian dari kami semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum
warohmatullohi wabarokatuh
14
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,Azhar.2003.MediaPembelajaran.Jakarta;RajaGrafindo
Prasada.Asyhar,Rayandra.2012.
Sadiman.Arief,dkk.2002.MediaPendidikan,Pengertian,Pengembangandan
pemanfaatannya.Jakarta;Grafindo Persada
15