Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN KONTEN BAHAN AJAR

DAN MULTIMEDIA

KELOMPOK 3:

An Nissa Indira (8226121009)

Endang Wifda Munjiah Gea (8226121008)

Sonia Lubis (8226121007)

KELAS : TEKNOLOGI PENDIDIKAN A 2022


MATA KULIAH : PRODUKSI BAHAN AJAR DAN MULTIMEDIA
DOSEN : Prof. Dr. MURSID, M. Pd.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kepada penulis sehinggga dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
pengembangan konten bahan ajar dan multimedia ini dengan sebaik- baiknya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah produksi bahan ajar dan
multimedia yaitu bapak Prof. Dr. Mursid, M.Pd yang telah mengarahkan dan membimbing
penulis pada mata kuliah ini.

Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

kata sempurna, oleh karena itu kami minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan

kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi pembaca

ataupun penulis sendiri.

Medan, 19 September 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan bahan ajar inovatif berbasis multimedia perlu mendapat perhatian
dalam memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pendidikan dan mendukung pembelajaran
konvensional menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik serta peningkatan
efisiensi dan efektifitas pembelajaran menuju pembaharuan guna mencapai hasil belajar yang
baik. Penyediaan bahan ajar berkualitas baik sesuai dengan kurikulum nasional akan dapat
menolong siswa dalam belajar secara efektif (Situmorang dkk, 2015). Bahan ajar sangat
penting dalam proses pembelajaran karena dapat mendukung dan menguatkan informasi
materi ajar yang disampaikan oleh guru. Bahan ajar membantu siswa memahami konsep ilmu
mencapai kompetensi yang diinginkan sehingga mudah diingat dan dapat diulang-ulang
(Situmorang, 2013). Bahan ajar harus memuat visi, misi, konteks, konten, dan proses diri
suatu informasi yang disajikan sehingga mampu membuat siswa termotivasi untuk belajar
(Situmorang, 2014).

Bahan ajar yang baik sangat efektif digunakan sebagai media pembelajaran karena
berfungsi sebagai alat komunikasi yang membawa informasi akurat dari sumber belajar
kepada pembelajar (Silitonga dan Situmorang, 2009). Bahan ajar yang baik harus selalu
mengikuti perkembangan teknologi, seni dan realitas kehidupan di dalam masyarakat yang
semakin mengglobal (Ho, dkk., 2009; Corrigan, dkk; 2009; Howe, 2009). Bahan ajar yang
baik juga harus mampu menyajikan materi pelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum,
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta dapat
menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan tercapai (Jippes, dkk
(2010); Jignickel, dkk (2009). Menggunakan bahan ajar yang baik akan mempercepat
tercapainya kompetensi karena berfungsi sebagai guru yang baik, objektif, memiliki
kebenaran dan relevan (Zevenbergen, dkk, 2010). Bahan ajar yang dikemas dengan baik
sangat diperlukan dalam pembelajaran karena dapat menyajikan pesan atau informasi sesuai
dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan peserta didik, dapat dipelajari kapan dan dimana
saja karena mudah dibawa (Mahdjoubi dan Rahman, 2012).

Dalam pengembangan bahan ajar yang inovatif, adaptasi teknologi baru terhadap
kebutuhan pembelajaran bidang sain menjadi salah satu sasaran inovasi pembelajaran
berbasis multimedia (Mahdjoubi dan Rahman, 2012; Kolluru, 2012). Penggunaan multimedia
di dalam bahan ajar menjadi menarik karena dapat memadukan berbagai media pembelajaran
sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri (Munthe dan Situmorang,
2015). Perkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap inovasi pembelajaran
(Varghese, dkk, 2012). Banyak studi telah dilakukan yang menjelaskan pembelajaran
berbasis multimedia (Kulasekara, dkk¸ 2011; Situmorang dan Situmorang, 2009).
Ketersediaan berbagai jenis software dan hardware memudahkan untuk mengintegrasikan
komputer dengan peralatan elektronik lain seperti video, camera, dan instrumen laboratorium
(Kramer, dkk, 2012). Penggunaan komputer sebagai alat bantu komunikasi dan pembelajaran
sudah menjadi kebutuhan sesuai dengan ketersediaan alat bantu komunikasi internet,
computer managed learning (CML), LAN dan world wide web (www) (Thompson, dkk,
2010). Tersedianya fasilitas yang lengkap di dalam web memberi peluang bagi
siswamempelajari materi pelajaran relevan secara optimum (Badge, dkk, 2008).

Oleh karena itu dalam makalah ini kita akan membahas tentang pengembangan
konten bahan ajar dan multimedia.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa itu konten bahan ajar dan multimedia?
2. Bagaimana langkah-langkah pengembangan konten bahan ajar?
3. Apa contoh dari konten bahan ajar multimedia?
4. Bagaimana Pengembangan konten bahan ajar dan multimedia?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui konten bahan ajar dan multimedia.
2. Mengetahui bagaimana langkah-langkah pengembangan konten bahan ajar.
3. Megetahui contoh dari konten bahan ajar multimedia.
4. Mengetahui pengembangan konten bahan ajar dan multimedia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian konten bahan ajar dan multimedia


Bahan ajar adalah salah satu bagian penting dalam pembelajaran (aspek
instruksional). Proses instruksional dibangun berdasarkan strategi instruksional yang
berbentuk sintesis dari langkah-langkah kegiatan, metode, media dan alat, serta waktu
yang diperlukan untuk menyajikan bahan instruksional ke arah pencapaian tujuan
(Suparman dalam Safitri, 2020).

Konten bahan ajar adalah isi atau materi yang disajikan untuk tujuan pembelajaran.
Konten ini dapat berupa teks, gambar, grafik, audio, video, dan elemen-elemen multimedia
lainnya yang digunakan untuk menyampaikan informasi, konsep, atau keterampilan kepada
siswa.
Disisi lain, Menurut Vaughan (2008:1), multimedia merupakan kombinasi berbagai
media kemudian disampaikan menggunakan komputer atau peralatan elektronik dan digital.
Multimedia dapat memiliki arti sebagai penggunaan sejumlah media berbeda yang disatukan
sebagai alat untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam bentuk teks, grafis, audio,
animasi maupun video (Rusman, dkk 2011:71).

Sedangkan menurut Zainiyati (2017:172), multimedia dalam proses pembelajaran


merupakan penggunaan berbagai jenis media secara bersama-sama seperti teks, video,
gambar dan lain-lain, dengan semua media bersama bersatu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah dirumuskan.

Berdasarkan difinisi oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah
perpaduan berbagai macam media teks, audio, grafis, animasi dan video secara interaktif
yang akan disampaikan menggunakan komputer atau peralatan elektronik untuk
menyampaikan informasi dan dapat digunakan dalam membantu proses pembelajaran.
Multimedia dapat meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran dengan menyajikan
informasi dalam berbagai bentuk yang menarik dan memicu keterlibatan siswa.

Dalam konteks pembelajaran, konten bahan ajar multimedia menggabungkan dua


konsep ini. Ini berarti mengembangkan dan menggunakan konten pembelajaran
menggunakan berbagai elemen multimedia seperti teks, gambar, grafik, audio, video,
animasi, dan interaksi untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif,
menarik, dan efektif. Dalam konteks ini, multimedia digunakan untuk meningkatkan
pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

2.2 Langkah-langkah dalam pengembangan konten bahan ajar


Langkah-langkah dalam pengembangan konten bahan ajar dapat bervariasi tergantung
pada konteks dan target pengguna, namun umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Analisis kebutuhan pembelajaran: Identifikasi tujuan pembelajaran, pesan inti yang
ingin disampaikan, dan kebutuhan siswa. Lakukan penelitian terhadap target
pengguna, tujuan pembelajaran, serta tuntutan kurikulum atau standar pembelajaran
yang relevan.
2. Desain instruksional: Merencanakan struktur dan alur materi pembelajaran. Tetapkan
tujuan pembelajaran yang spesifik, identifikasi konten yang relevan, serta buat
rencana untuk menyajikan dan mengorganisasikan informasi dengan cara yang paling
efektif.
3. Pengembangan konten: Membuat materi pembelajaran seperti teks, gambar, grafik,
audio, video, animasi, dan interaksi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pastikan
materi yang dihasilkan mudah dipahami, menarik, dan relevan dengan konteks
pembelajaran.
4. Integrasikan pengalaman pembelajaran: Bahan ajar bisa dioptimalkan dengan
memanfaatkan pengalaman nyata, simulasi, aktivitas kolaboratif, tugas praktis, atau
permainan edukatif. Integrasikan elemen-elemen ini dengan menggunakan teknologi
multimedia untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan pengalaman pembelajaran
yang interaktif.
5. Uji dan evaluasi: Uji materi pembelajaran dengan melibatkan target pengguna atau
ahli pendidikan untuk memberikan umpan balik. Evaluasi konten secara menyeluruh
untuk memastikan kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kejelasan penyajian, dan
efektivitas dalam menyampaikan informasi.
6. Revisi dan penyempurnaan: Analisis umpan balik dan revisi konten sesuai dengan
kebutuhan. Perbaiki aspek yang teridentifikasi sebagai kelemahan dan pantau
keberhasilan penggunaan konten dalam pembelajaran nyata.
Teruslah beradaptasi dan meningkatkan konten bahan ajar sesuai dengan
perkembangan kurikulum, teknologi, dan kebutuhan siswa. Penting juga untuk menjaga
konten tetap relevan, teraktualisasi, dan sesuai dengan kebijakan atau pedoman yang berlaku.

2.3 Contoh konten bahan ajar multimedia

Berikut adalah beberapa contoh konten bahan ajar multimedia:

1. Presentasi slide yang menggunakan teks, gambar, grafik, dan audio: Misalnya,
presentasi PowerPoint yang menggabungkan teks yang jelas, gambar yang relevan,
grafik yang memvisualisasikan data, dan audio narasi untuk menjelaskan konsep atau
proses tertentu dalam pelajaran.
2. Video pembelajaran: Misalnya, video tutorial yang menjelaskan langkah-langkah
dalam menyelesaikan suatu masalah matematika, video demonstrasi eksperimen
ilmiah, atau video singkat yang memvisualisasikan konsep-konsep abstrak.
3. Animasi interaktif: Misalnya, animasi interaktif yang memperlihatkan bagaimana
kerja suatu mesin atau proses alam bekerja, dan siswa dapat mengklik elemen-elemen
di dalam animasi untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagian-bagian atau langkah-
langkahnya.
4. Interactive games: Dalam beberapa kasus, permainan interaktif dapat digunakan
sebagai bahan ajar untuk mempelajari konsep-konsep tertentu. Misalnya, permainan
matematika online yang melibatkan pemecahan masalah atau permainan bahasa yang
meningkatkan pemahaman kata-kata dan tata bahasa.
5. Podcast: Konten bahan ajar dalam bentuk podcast, yaitu rekaman audio yang berisi
penjelasan, diskusi, atau wawancara tentang topik pembelajaran tertentu. Podcast
dapat diakses dan didengarkan oleh siswa kapan pun mereka mau.
6. Simulasi interaktif: Contoh ini melibatkan penggunaan perangkat lunak simulasi yang
memungkinkan siswa untuk "mendapatkan pengalaman" dalam situasi yang relevan
dengan subjek pembelajaran. Misalnya, simulasi fisika yang memungkinkan siswa
untuk mengatur percobaan atau simulasi kalkulator keuangan yang membantu siswa
memahami konsep matematika dan ekonomi.
7. E-book interaktif: E-book yang berisi konten pembelajaran yang dapat diakses secara
digital. E-book interaktif dapat menyediakan fitur-fitur seperti penjelasan interaktif,
video terintegrasi, pertanyaan latihan, dan link ke sumber daya tambahan untuk
pengayaan belajar.
8. Webinar atau video konferensi: Menggunakan teknologi konferensi video online, guru
dapat menyampaikan pembelajaran langsung atau pemaparan materi kepada siswa
melalui webinar. Webinar juga dapat merekam presentasi sehingga siswa dapat
mengakses ulang dan mengulanginya nanti.
9. Simulasi augmented reality atau virtual reality: Dalam konteks pembelajaran,
menggunakan teknologi augmented reality atau virtual reality untuk menampilkan
simulasi interaktif yang memberikan pengalaman "nyata" dalam subjek pembelajaran,
seperti berjalan di sepanjang Great Wall of China atau eksplorasi tata surya.

Setiap konten bahan ajar multimedia ini membawa keunggulan dan kemungkinan
interaksi yang unik untuk meningkatkan pembelajaran. Kunci utamanya adalah menggunakan
teknologi dan konten yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa. Setiap
konten bahan ajar multimedia ini dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan konteks
penggunaannya untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang interaktif, memikat, dan
efektif.

2.4 Pengembangan konten bahan ajar dan multimedia

Pengembangan bahan ajar multimedia didasarkan oleh beberapa hal yaitu:

1) kemampuan bahan ajar mendemonstrasikan pengetahuan prosedural,

2) memfasilitasi peserta didik belajar mandiri,

3) fleksibel,

4) memuat unsur-unsur multimedia (teks, gambar, audio, video, dan animasi),

5) memuat sejumlah proyek otentik,

6) belum ada yang mengembangkan, dan

7) berdasarkan hasil observasi,

Sumber daya manusia (SDM) dan sarana operasional sangat mendukung pemanfaatan
bahan ajar multimedia di sekolah. Salah satu bagian dari klasifikasi media adalah multimedia.
Istilah multimedia menurut Mayer (2001) mempresentasikan dua unsur yaitu teks (lisan atau
tercetak) dan gambar (ilustrasi, foto, animasi, atau video). Penggunaan multimedia dalam
pembelajaran turut mempengaruhi perkembangan sajian isi bahan ajar dari mulanya tercetak
hingga dikenal istilah bahan ajar multi-media. Percival dan Ellington (dalam Ahmad, 2007)
memberi batasan tentang multimedia yang digunakan dalam pembelajaran sebagai suatu
paket bahan belajar yang diwujudkan dalam beberapa bentuk media, tetapi hanya membahas
atau berhubungan dengan suatu topik khusus (pokok bahasan) saja dan dibentuk dalam satu
kesatuan yang terintegrasi dan menyeluruh. Peran multimedia dalam bahan ajar adalah
membantu peserta didik memahami dan mempraktikkan pengetahuan prosedural dalam
rangka penyelesaian proyek.

Pemilihan bentuk atau format bahan ajar multimedia mengacu pada jenis pengetahuan
yang akan dikonstruksi siswa. Robyler dan Doering (2010) membagi format multimedia
menjadi lima bagian.

1. Format tutorial menyajikan topiktopik pembelajaran secara berurutan, mirip dengan


pembelajaran oleh pengajar di kelas. Format tutorial biasanya digunakan sebagai
bahan ajar mandiri.
2. Format drill and practice bertujuan memberikan latihan kepada siswa agar memiliki
kemahiran dalam suatu keterampilan dan ada umpan balik tentang kebenaran
keterampilan yang sedang dipelajari.
3. Format simulasi adalah sebuah model yang dirancang untuk membelajarkan tentang
cara kerja suatu sistem.
4. Format game merupakan format untuk memjembatani antara hiburan dan
pembelajaran dalam upaya menciptakan aktivitas belajar yang efektif dan
menyenangkan.
5. Format problem solving merupakan format yang menekankan pengembangan
keterampilan memecahkan masalah. Bahan ajar yang dikembangkan menggunakan
formulasi format tutorial dan format problem solving.

Aspek desain pembelajaran memainkan peranan yang sangat penting dalam


pengembangan bahan ajar multimedia. Dilihat dari aspek desain pembelajaran, ada dua hal
yang sifatnya normatif untuk dipertimbangkan. Menurut Wahono, dkk., (2007) pertimbangan
tersebut, yaitu komponen pembuka sebagai pemicu atau trigger dan kom-ponen inti. Pada
komponen pembuka, ada tiga aspek penting yaitu:

1) judul harus menantang dan menarik,

2) tujuan pembelajaran dirumuskan secara jelas, dan


3) bahan ajar memuat apersepsi untuk mengkaitkan apa yang telah diketahui siswa
dengan apa yang akan dipelajari dalam bahan ajar.

Komponen inti merupakan hal utama yang memuat pesan-pesan pembelajaran.


Komponen ini memuat beberapa hal yaitu:

1) uraian isi yang komunikatif,

2) menggunakan contoh, ilustrasi atau analogi,

3) menggunakan latihan, tes, dan umpan balik korektif,

4) pemilihan media yang relevan,

5) relevansi dan konsistensi antara latihan atau tes dan materi dengan tujuan
pembelajaran,

6) adanya interaktivitas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konten bahan ajar adalah isi atau materi yang disajikan untuk tujuan pembelajaran.
Konten ini dapat berupa teks, gambar, grafik, audio, video, dan elemen-elemen multimedia
lainnya yang digunakan untuk menyampaikan informasi, konsep, atau keterampilan kepada
siswa. Multimedia dapat menjadi alat yang efektif dan menarik dalam pembelajaran. Konten
bahan ajar dalam bentuk multimedia dapat menggabungkan berbagai elemen media seperti
teks, gambar, audio, dan video untuk menyampaikan informasi dan pesan dengan cara yang
lebih interaktif dan menarik bagi siswa.
Melalui penggunaan multimedia dalam bahan ajar, siswa dapat terlibat secara aktif
dan memperoleh pengalaman pembelajaran yang lebih kaya. Multimedia juga memungkinkan
adanya pengayaan pembelajaran dengan menyediakan berbagai sumber daya tambahan
seperti simulasi interaktif, video konferensi, atau podcast. Keunggulan lain dari penggunaan
multimedia dalam bahan ajar adalah kemampuan untuk memberikan akses fleksibel. Siswa
dapat mengakses konten multimedia kapan saja dan di mana saja dengan menggunakan
perangkat yang mendukung. Hal ini memungkinkan belajar mandiri dan pembelajaran
berbasis online.
Namun, penting untuk memastikan bahwa konten bahan ajar multimedia
dikembangkan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Konten harus
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dikemas dengan cara yang menarik, dan
mengintegrasikan elemen multimedia dengan tepat. Penyampaian informasi juga harus jelas
dan mudah dipahami. Secara keseluruhan, multimedia dapat meningkatkan pembelajaran
dengan memberikan pengalaman yang beragam dan interaktif. Namun, tetap penting untuk
mengimplementasikan dan menyusun konten bahan ajar multimedia dengan baik guna
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Dey, P.K., Bhattacharya, A., dan Ho, W. (2015). Strategic Supplier Performance Evaluation :
A Case Based Action Research of a UK Manufacturing Organization. International
Journal Production Economics. 166, 192-214.

Kramer RA, Allen L, Gergen PJ. Health and social characteristics and children's
cognitive functioning: results from a national cohort. American Journal of Public Health.
1995;85(3):312-8.

Adi Rahman. (2012). Keefektifan Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan


Matematika Realistik Indonesia Ditinjau dari Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik dan Karakter Peserta didik SMP. Skripsi. FMIPA UNY.

Garrison, D. R, & Vaughan, N. D. (2008). Blended Learning in Higher Education:


Framework Principles and Guidelines. San Fransisco. Joyes. Bass.

Prabawa, D. G. A. P. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Multimedia Berbasis Proyek untuk


Meningkatkan Ha-sil Belajar Siswa SMK. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 46(3).

Rusman. 2011. Model – Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada

Situmorang, M., dkk., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Kimia SMA/MA Inovatif
dan Interaktif Berbasis Multimedia, Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN
Barat Universitas Tanjungpura Pontianak, Hal.533- 542.

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Sma Melalui Inovasi
Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa .
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung Tahun 2013.

Situmorang, M., dan Situmorang, A.A., (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran


Inovatif pada Pengajaran Laju Reaksi, Prosiding Seminar BKS Bogor Tahun 2014.

Safitri, A. (2020). Penggunaan Media Gambar dalam Meningkatkan Minat Belajar


Siswa Kelas IV di SD Negeri 3 Ranomeeto. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan.
Volume 20 Nomor 1 (2020)
Zainiyati, Husniyatus Salamah. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
ICT (Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam). Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai