Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

“BAHAN AJAR DIGITAL”

DISUSUN OLEH :

Yones Atrasia (22129102)

Yawuru nur hasanah (22129239)

Wulan Rahmadania (22129383)

Yaumi Aulia Fadira (22129238)

DOSEN PENGAMPU :

Drs.Muhammadi,M.si

Salmaini Safitri Syam, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt karena rahmat, nikmat serta kesempatan
hidup dan sehat dari-nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada mata Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Digital.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs.Muhammadi,M.si dan Ibuk Salmaini Safitri
Syam, M.Pd selaku dosen pengampu dalam mata kuliah ini, yang telah memberikan bimbingan
dan pemantapan konsep materi kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik.

Kami menyadari dalam penulisan tugas berupa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karena tentunya masih banyak kekurangan seperti dalam pemilihan kata, tanda baca, informasi
yang dimuat dan sebagainya, sehingga kritik dan saran dari pembaca akan sangat berguna bagi
penulis demi kelengkapan tugas ini untuk kedepannya.

Padang, 20 Maret 2024

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4

A. Latar Belakang .................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Tujuan masalah ................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 6

A. pengertian bahan ajar digital ............................................................................ 6


B. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar digital ...................................... 7
C. prinsip pengembangan bahan ajar ................................................................... 9
D. E-Book (Elektronic Book) ................................................................................. 9
E. Multimedia Interaktif ........................................................................................ 11
F. Karakteristik Bahan Ajar Digital yang Efektif ................................................ 13
G. Pengembangan Bahan Ajar Digital .................................................................. 14
H. Tantangan dan Peluang Bahan Ajar Digital .................................................... 16
I. E-Modul ............................................................................................................. 19
J. Trik Penyusunan Bahan Ajar E-modul ............................................................ 20
K. E-Learning ......................................................................................................... 21

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 23

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 23
B. Saran .................................................................................................................. 23

DAFTAR RUJUKAN .................................................................................................... 25

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era digital saat ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia
pendidikan. Kehadiran teknologi digital telah mengubah cara penyampaian dan
penerimaan informasi dalam proses pembelajaran. Salah satu dampak dari perkembangan
ini adalah munculnya konsep bahan ajar digital sebagai alternatif atau pelengkap bahan
ajar konvensional.

Bahan ajar digital merupakan materi pembelajaran yang dikemas dalam bentuk digital dan
dapat diakses melalui berbagai perangkat elektronik seperti komputer, laptop, tablet, atau
smartphone. Bahan ajar digital menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan
bahan ajar cetak tradisional, seperti kemudahan akses, interaktivitas, multimedia, dan
kemampuan untuk diperbarui secara real-time.

Selain itu, bahan ajar digital juga memberikan fleksibilitas bagi pendidik dalam
mengembangkan dan menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik. Pendidik dapat dengan mudah memperbarui konten,
menambahkan sumber daya pembelajaran baru, atau bahkan mengintegrasikan bahan ajar
digital dengan metode pembelajaran lainnya.

Meskipun demikian, pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar digital juga menghadapi
beberapa tantangan, seperti ketersediaan infrastruktur teknologi yang memadai,
keterampilan digital pendidik dan peserta didik, serta keamanan dan privasi data. Oleh
karena itu, diperlukan upaya yang komprehensif dalam merancang, mengembangkan, dan
memanfaatkan bahan ajar digital yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan di
era digital ini.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian bahan ajar digital
2. Apa itu Langkah-langkah pengembangan bahan ajar digital
3. Apa itu prinsip pengembangan bahan ajar
4. Apa itu E-Book (Elektronic Book)
5. Apa itu Multimedia Interaktif
6. Apa itu Karakteristik Bahan Ajar Digital yang Efektif
7. Apa itu Pengembangan Bahan Ajar Digital
8. Apa itu Tantangan dan Peluang Bahan Ajar Digital
9. Apa itu E-Modul
10. Apa itu Trik Penyusunan Bahan Ajar E-modul
11. Apa itu E-Learning
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian bahan ajar digital
2. Untuk mengetahui Langkah -langkah pengembangan bahan ajar digital
3. Untuk mengetahui prinsip pengembangan bahan ajar
4. Untuk mengetahui E-Book (Elektronic Book)
5. Untuk mengetahui multimedia interaktif
6. Untuk mengetahui Karakteristik Bahan Ajar Digital yang Efektif
7. Untuk mengetahui Pengembangan Bahan Ajar Digital
8. Untuk mengetahui Tantangan dan Peluang Bahan Ajar Digital
9. Untuk mengetahui E-Modul
10. Untuk mengetahui Trik Penyusunan Bahan Ajar E-modu
11. Untuk mengetahui E-Learning

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan ajar digital


Bahan ajar merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
sumber belajar yang digunakan guru untuk menyampaikan pembelajaran. Bahan ajar dapat
mendukung proses pembelajaran dan meningkatkan keberhasilan peserta didik. Idealnya
bahan ajar akan disesuaikan dengan konten yang digunakan oleh guru, untuk peserta didik
di kelas dalam berbagai bentuk dan jenis, tetapi semua memiliki tujuan pembelajaran yang
sama (Hutson, 2016).

Bahan ajar digital adalah seperangkat materi pelajaran yang telah disusun secara
sistematis yang tampilkan melalui perangkat digital, seperti komputer, laptop, tablet,
handphone, notebook dan sejenisnya. Kosasih (2021, p. 251) mengatakan bahwa bahan
ajar digital adalah bahan ajar yang berbasis komputer dan dilengkapi dengan perangkat
multimedia lainnya. Disebut perangkat multimedia, karena dapat mengkombinasikan dua
atau lebih media yaitu bisa berupa teks, gambar, animasi, video, audio dan lainnya. Sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Prastowo dalam Sunarti & Rusilowati (2020, p. 285) bahwa
bahan ajar digital merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan beberapa media
pembelajaran seperti audio, video, teks atau grafik untuk mengendalikan suatu perintah
dari suatu presentasi.

Adapun beberapa kelebihan yang terdapat pada bahan ajar digital, antara lain:

1. dapat menyajikan berbagai bentuk grafis, animasi, audio, dan video secara lengkap.

2. pemanfaatannya lebih fleksibel

3. lebih mudah diakses

4. mudah dibawa

5. menyajikan pengalaman belajar yang lebih kaya

6
6. tidak memerlukan ruang yang luas atau tempat yang khusus dalam memanfatkan dan
menyimpannya.

Alessi & Trollip (2001) dalam Kosasih (2021) menyebutkan lima kriteria minimal yang
terdapat pada suatu bahan ajar digital, yakni adanya (1) pendahuluan program, (2) petunjuk
navigasi, (3) materi, (4) petunjuk penggunaan, dan (5) menu akhir program.

Selain itu, kriteria suatu bahan ajar digital yang baik adalah sebagai berikut:

1) Subject matter, yaitu berkaitan dengan (a) keleluasaan/kedalaman materi, (b) urutan materi,
(c) kejelasan bahasa yang digunakan, (d) kesesuaian materi dengan tujuan belajar, (e)
glosarium atau penjelasan mengenai istilah-istilah tertentu.
2) Auxiliary information, yaitu informasi tambahan berupa petunjuk, bantuan dan kesimpulan.
3) Affective considerations, yaitu keberadaan multimedia yang dapat memengaruhi motivasi
siswa dalam belajar.
4) Interface, yaitu tampilan teks, animasi, gambar, dan video.
5) Navigation, yaitu cara siswa dapat berpindah-pindah halaman sesuai dengan keinginannya.
6) Pedagogi, yaitu kesesuaian metode yang digunakan, interaktivitas siswa, tingkat kesulitan
materi, control pengguna, serta pengukuran terhadap tingkat penguasaan materi.

Sementara itu, Romiszowski (1986) dalam Kosasih (2021) mengungkapkan kriteria bahan
ajar digital yang baik, yakni materi yang sudah divalidasi oleh ahli materi, materi yang
memberika kebermanfaatan bagi siswa, menyajikan konsep secara jelas, contoh dan latihan
soal yang sesuai dengan materi atau tujuan belajar.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar digital
merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis dengan
mengkombinasikan lebih dari satu media yang dapat ditampilkan melalui smartphone atau
computer

B. langkah-langkah pengembangan bahan ajar digital

Langkah-langkah pengembangan menyusun bahan ajar berbasis digital, sebagai berikut:

7
a. pengumpulan

Melakukan analisis kebutuhan bahan ajar peserta didik, menganalisis kompetensi-


kompetensi yang diperlukan untuk pencapaian tujuan dan sasaran yang dibutuhkan.
Pada tahap ini, fokusnya adalah untuk mengumpulkan informasi dan data yang
diperlukan untuk merancang bahan ajar berbasis digital. Proses pengumpulan ini dapat
melibatkan analisis kebutuhan peserta didik, yang mencakup pemahaman tentang
tingkat pemahaman mereka, gaya belajar, dan preferensi penggunaan teknologi. Selain
itu, diperlukan analisis kompetensi yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembelajaran yang telah ditetapkan. Ini mencakup identifikasi keterampilan dan
pengetahuan yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk berhasil dalam pembelajaran
tersebut.

b. Persiapan

Guru membimbing dan menginstruksikan peserta didik dalam rancangan bahan ajar
berbasis digital. Tahap persiapan ini merupakan tahap di mana guru atau pengembang
bahan ajar berbasis digital merancang materi pembelajaran tersebut. Ini melibatkan
penentuan struktur bahan ajar, pemilihan konten, pengaturan penyajian materi, dan
pengembangan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk memastikan bahwa bahan ajar
yang disiapkan dapat efektif mengkomunikasikan konsep dan pengetahuan kepada
peserta didik dengan menggunakan platform digital.

c. Pemeliharaan

Melakukan maintenance terhadap platform bahan ajar berbasis digital. Tahap


pemeliharaan ini berfokus pada pemeliharaan dan perawatan platform atau sistem yang
digunakan untuk menyajikan bahan ajar berbasis digital. Ini melibatkan melakukan
maintenance terhadap platform tersebut, termasuk perbaikan bug, peningkatan fitur,
serta pembaruan konten sesuai dengan perkembangan kurikulum atau kebutuhan
pembelajaran yang baru muncul. Pemeliharaan yang baik akan memastikan bahwa

8
bahan ajar tetap relevan, berfungsi dengan baik, dan dapat diakses oleh peserta didik
secara konsisten.

C. Prinsip Pengembangan bahan ajar

Ada beberapa prinsip yang perlu diingat dalam mengembangkan bahan ajar, yaitu:

a. Koherensi.

Materi bahan ajar harus dikembangkan secara koheren (lengkap, tidak terpisah-
pisah antara satu bagian dengan bagian lainnya). Prinsip koherensi diperlukan agar
tidak terjadi kontradiksi antara materi yang satu dengan yang lain.

b. Komprehensif.

Materi pembelajaran harus disusun secara konprehensif mencakup pengetahuan


dasar yang paling sederhana hingga pengetahuan keterampilan dan sikap yang lebih
kompleks.

c. Kelekatan Budaya.

Setiap individu memiliki latar budaya yang unik. Semakin asing secara budaya,
maka akan semakin sulit seseorang menangkap dan menyerap materi yang dipelajari.
Dalam hal ini perlu memperhatikan karakteristik dan tingkat kesulitan materi yang
diajarkan kepada peserta didik.

d. Fungsional

Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, materi pembelajaran akan


lebih mudah diterima jika memiliki manfaat fungsional yang mendukung pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.

D. E-Book (Elektronic Book)


Menurut Fitria (2017:5) E-Book adalah bentuk buku yang dapat dibuka
mengunakan komputer secara elektronis. Ebook berisi file dengan bermacammacam
format, yang merupakan rangkaian huruf biasa yang dibuat dengan menggunakan software
9
Microsoft Office atau software sejenis lainnya. Menurut Wikipedia, e-book atau buku
digital adalah versi elektronik dari sebuah buku, yang berisikan informasi digital yang
dapat berupa wujud teks atau gambar. Ebook diminati karena ukuranya yang kecil
dibandingkan dengan buku, dan umumnya memiliki fitur pencarian yang sehingga kata-
kata dalam ebook dapat diakses atau dicari dengan cepat. Format E-Book yang populer
adalah teks polos, jpeg, pdf, doc lit dan html. Format-format tersebut memiliki kekurangan
dan kelebihan masing-masing, tergantung dengan alat yang digunakan untuk membaca
ebook tersebut.

Menurut Fauzi (2015:149) Media pembelajaran E-book adalah teknologi yang


menggunakan komputer untuk mengajar. Keunggulan perangkat pembelajaran berbasis e-
book adalah dapat diintegrasikan ke dalam pertunjukan suara, grafik, gambar, animasi dan
film untuk memberikan informasi yang lebih bervariasi. E-book juga dapat dikelola
menggunakan pencarian halaman, yang membuat pengalaman pengguna lebih mudah
daripada buku biasa. Dapat disimpulkan bahwa E-Book adalah bentuk dari buku yang
kemudian dikembangkan menjadi buku elektronik yang diakses menggunakan internet,
dengan menggunkana format pdf, doc, jpeg dan html sehingga dalam penggunaanya lebih
maksimal.
Fungsi ebook menurut fitria (2017:5), E-Book beberapa tahun ini menjadi media
belajar yang populer karena pemerintah mendukung secara penuh penggunaan ebook
dalam pembelajaran. Ebook memiliki keunggulan yang berperan penting dalam proses
pembelajaran. Keunggulan tersebut telihat dari fungsi dan manfaatnya sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas belajar.
Proses pembelajaran tidak terlepas dari sumber belajar berupa buku bacaan seperti ebook.

2. Referensi yang tidak terbatas.


Karena ebook merupakan referensi yang tidak terbatas jadi tidak terpaku pada satu sumber
belajar.
3. Membantu pendidik dalam mengefisiensikan waktu pembelajaran.
4. Data digital yang mudah dibawa dalam banyak file.

10
Menurut Fitriani (2019:12) E-Book memiliki manfaat antara lain:

a. Dapat melestarikan literatur buku yang banyak jumlahnya.


b. Tidak lapuk dan dapat bertahan dalam waktu yang lama karena disimpan dalam
bentuk file.
c. E-Book memiliki sifat portabel yang dapat digunakan kapan saja dan dimana
saja
d. Terdapat soal yang dapat dikerjakan langsung dan dapat diketahui skornya saat
sudah selesai mengerjakan seluruh soal.
E. Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif merupakan salah satu jenis bahan ajar digital yang
mengombinasikan berbagai media seperti teks, gambar, audio, video, animasi, dan elemen-
elemen interaktif. Multimedia interaktif memungkinkan pengguna untuk terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran melalui interaksi dengan konten digital yang disajikan.

Multimedia interaktif dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih


menarik, menyenangkan, dan efektif bagi peserta didik. Dengan menggabungkan berbagai
media dalam satu paket bahan ajar, multimedia interaktif dapat memfasilitasi berbagai gaya
belajar dan menjangkau peserta didik dengan preferensi belajar yang berbeda-beda.

Beberapa komponen utama dalam multimedia interaktif antara lain:

1. Teks
Teks digunakan untuk menyampaikan informasi, instruksi, atau penjelasan dalam
bahan ajar. Teks dapat disajikan dalam bentuk narasi, deskripsi, atau penjelasan konsep.
2. Gambar
Gambar dapat berupa foto, ilustrasi, diagram, atau grafik yang digunakan untuk
memperjelas informasi, memvisualisasikan konsep, atau memberikan contoh.
3. Audio

11
Audio dapat berupa narasi, musik, atau efek suara yang mendukung proses
pembelajaran. Audio dapat membantu memperkuat pemahaman dan memberikan
variasi dalam penyajian materi.

4. Video
Video dapat digunakan untuk menunjukkan proses, demonstrasi, atau simulasi yang
sulit dijelaskan dengan teks atau gambar saja.
5. Animasi
Animasi dapat dimanfaatkan untuk memvisualisasikan konsep yang abstrak,
menjelaskan proses yang kompleks, atau memberikan contoh yang lebih interaktif.
6. Elemen Interaktif
Elemen interaktif seperti tombol, menu, kuis, permainan, atau simulasi memungkinkan
pengguna untuk berinteraksi secara aktif dengan bahan ajar. Elemen interaktif ini dapat
meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar peserta didik.

Multimedia interaktif dapat dirancang dalam berbagai format, seperti aplikasi


desktop, aplikasi web, atau aplikasi mobile. Dalam pengembangannya, multimedia
interaktif perlu memperhatikan prinsip-prinsip desain instruksional dan prinsip multimedia
yang baik agar dapat menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menyenangkan.

Beberapa manfaat utama dari penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran


antara lain:
a. Meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta didik dalam proses belajar.
b. Memfasilitasi gaya belajar yang berbeda-beda dengan menyajikan informasi melalui
berbagai media.
c. Membantu memvisualisasikan konsep abstrak atau kompleks dengan lebih jelas.
d. Menyediakan pengalaman belajar yang interaktif dan menyenangkan.
e. Memperkuat pemahaman dan retensi informasi melalui kombinasi multimedia yang
optimal.

12
Namun, dalam mengembangkan multimedia interaktif, perlu diperhatikan juga
faktor-faktor seperti ketersediaan sumber daya, biaya, dan kemampuan teknis pengembang.
Selain itu, multimedia interaktif yang efektif juga harus disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik, tujuan pembelajaran, dan konteks pendidikan yang spesifik.
F. Karakteristik Bahan Ajar Digital yang Efektif
Agar bahan ajar digital dapat dimanfaatkan secara optimal dan memberikan
dampak positif terhadap proses pembelajaran, maka perlu memperhatikan beberapa
karakteristik penting yang harus dimiliki oleh bahan ajar digital yang efektif. Berikut
adalah karakteristik-karakteristik tersebut:
1. Interaktivitas
Bahan ajar digital yang efektif harus bersifat interaktif, artinya mampu melibatkan
peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Interaktivitas dapat diciptakan
melalui berbagai elemen seperti kuis, simulasi, permainan edukasi, atau aktivitas
praktis yang menuntut partisipasi aktif peserta didik. Interaktivitas membantu
meningkatkan keterlibatan, motivasi, dan retensi informasi bagi peserta didik.
2. Multimedia
Bahan ajar digital yang efektif memanfaatkan kombinasi berbagai media seperti teks,
gambar, audio, video, animasi, dan elemen-elemen interaktif lainnya. Penggunaan
multimedia yang tepat dapat memfasilitasi berbagai gaya belajar, memperjelas konsep,
dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan menyenangkan.
3. Aksesibilitas
Bahan ajar digital yang efektif harus mudah diakses oleh peserta didik kapan saja dan
di mana saja dengan menggunakan berbagai perangkat seperti komputer, laptop, tablet,
atau smartphone. Aksesibilitas yang baik memungkinkan peserta didik untuk belajar
sesuai dengan kecepatan dan preferensi belajar masing-masing.
4. Kebaruan dan Kebenaran Konten
Konten dalam bahan ajar digital harus selalu up-to-date, akurat, dan sesuai dengan
perkembangan terbaru dalam bidang ilmu yang relevan. Bahan ajar digital yang efektif
seharusnya mudah diperbarui dan disesuaikan dengan informasi terbaru untuk menjaga
relevansi dan kebenaran konten.
5. Desain yang Menarik
13
Bahan ajar digital yang efektif harus memiliki desain antarmuka yang menarik, user-
friendly, dan sesuai dengan prinsip-prinsip desain instruksional yang baik. Desain yang
baik dapat meningkatkan motivasi belajar, memfasilitasi navigasi yang mudah, dan
menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.

6. Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran


Bahan ajar digital yang efektif harus dirancang sedemikian rupa sehingga konten,
aktivitas, dan multimedia yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Kesesuaian ini memastikan bahwa bahan ajar digital dapat memfasilitasi
pencapaian kompetensi atau keterampilan yang diharapkan dari peserta didik.

7. Fleksibilitas
Bahan ajar digital yang efektif harus memiliki fleksibilitas dalam penggunaannya, baik
dalam hal penyesuaian konten, strategi pembelajaran, atau integrasi dengan metode
pembelajaran lainnya. Fleksibilitas ini memungkinkan pendidik untuk mengadaptasi
bahan ajar digital sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang
berbeda-beda.

Dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik tersebut, bahan ajar digital dapat


menjadi sumber belajar yang efektif, interaktif, dan menarik bagi peserta didik, serta
membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya dan dinamis.
G. Pengembangan Bahan Ajar Digital
Pengembangan bahan ajar digital merupakan proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai tahapan serta pertimbangan penting. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut
tentang tahapan-tahapan dalam pengembangan bahan ajar digital yang efektif:

1) Analisis Kebutuhan
Tahap awal dalam pengembangan bahan ajar digital adalah melakukan analisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran,
karakteristik peserta didik, konteks pembelajaran, serta ketersediaan sumber daya dan

14
infrastruktur pendukung. Informasi ini akan menjadi landasan dalam merancang bahan
ajar digital yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.

2) Perancangan Bahan Ajar Digital


Setelah analisis kebutuhan dilakukan, tahap selanjutnya adalah merancang bahan ajar
digital. Dalam tahap ini, dilakukan perencanaan struktur konten, pemilihan media dan
format yang akan digunakan, serta penyusunan strategi pembelajaran yang akan
diintegrasikan dalam bahan ajar digital. Perancangan juga meliputi pembuatan
storyboard atau wireframe untuk memvisualisasikan alur dan tampilan bahan ajar
digital.

3) Pengembangan Konten
Tahap pengembangan konten melibatkan penyusunan materi pembelajaran dalam
format digital. Konten dapat berupa teks, gambar, audio, video, animasi, atau
multimedia interaktif lainnya. Dalam tahap ini, perlu diperhatikan aspek keakuratan,
kebaruan, dan kesesuaian konten dengan tujuan pembelajaran serta prinsip-prinsip
desain instruksional yang baik.

4) Pengembangan Multimedia
Jika bahan ajar digital melibatkan elemen-elemen multimedia seperti video, animasi,
atau simulasi interaktif, maka diperlukan tahap pengembangan multimedia secara
terpisah. Tahap ini melibatkan proses produksi, editing, dan integrasi multimedia ke
dalam bahan ajar digital.

5) Pengujian dan Evaluasi


Sebelum diimplementasikan, bahan ajar digital perlu diuji terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa semua komponen berfungsi dengan baik dan sesuai dengan
rancangan awal. Tahap pengujian dapat melibatkan uji coba terbatas dengan peserta

15
didik atau ahli untuk mendapatkan umpan balik dan evaluasi. Berdasarkan hasil
evaluasi, bahan ajar digital dapat direvisi atau disempurnakan sebelum digunakan
secara luas.

6) Implementasi dan Pemeliharaan


Setelah melalui tahap pengujian dan evaluasi, bahan ajar digital siap untuk
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Namun, proses pengembangan bahan
ajar digital tidak berhenti di sini. Diperlukan pemeliharaan dan update berkala untuk
menjaga kebaruan konten, memperbaiki bug atau masalah yang muncul, serta
mengintegrasikan perbaikan atau fitur baru sesuai dengan umpan balik dari pengguna.

Dalam proses pengembangan bahan ajar digital, sangat penting untuk melibatkan
kolaborasi antara berbagai pihak seperti ahli materi, desainer instruksional, pengembang
multimedia, dan pendidik. Kolaborasi ini memastikan bahwa bahan ajar digital yang
dihasilkan memenuhi standar kualitas, relevan dengan kebutuhan pembelajaran, serta
memanfaatkan potensi teknologi digital secara optimal.
H. Tantangan dan Peluang Bahan Ajar Digital
Pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar digital dalam dunia pendidikan
membawa tantangan sekaligus peluang yang perlu diperhatikan. Berikut adalah penjelasan
lebih lanjut mengenai tantangan dan peluang bahan ajar digital:

Tantangan Bahan Ajar Digital :

a. Infrastruktur Teknologi
Salah satu tantangan utama dalam penggunaan bahan ajar digital adalah ketersediaan
infrastruktur teknologi yang memadai, seperti perangkat keras (komputer, laptop, tablet,
dll.), akses internet yang stabil, serta fasilitas pendukung lainnya. Kurangnya
infrastruktur ini dapat menjadi hambatan dalam mengakses dan memanfaatkan bahan
ajar digital secara optimal.

b. Keterampilan Digital Pendidik dan Peserta Didik


16
Baik pendidik maupun peserta didik harus memiliki keterampilan digital yang
memadai untuk dapat menggunakan bahan ajar digital secara efektif. Kurangnya
pelatihan atau dukungan dalam pengembangan keterampilan digital dapat
menyebabkan kesulitan dalam mengintegrasikan bahan ajar digital ke dalam proses
pembelajaran.

c. Masalah Teknis dan Pemeliharaan


Bahan ajar digital dapat menghadapi masalah teknis seperti bug, kerusakan file, atau
inkompatibilitas dengan perangkat tertentu. Selain itu, pemeliharaan dan pembaruan
konten secara berkala juga merupakan tantangan tersendiri untuk menjaga relevansi
dan keakuratan bahan ajar digital.

d. Keamanan dan Privasi Data


Penggunaan bahan ajar digital yang melibatkan pertukaran data dan informasi secara
online memunculkan risiko terkait keamanan dan privasi data. Perlindungan terhadap
kebocoran data, serangan siber, atau penyalahgunaan informasi menjadi perhatian
penting dalam pengembangan dan penggunaan bahan ajar digital.

e. Resistensi terhadap Perubahan


Beberapa pendidik atau institusi pendidikan mungkin mengalami resistensi atau
keengganan dalam mengadopsi bahan ajar digital karena faktor-faktor seperti
kebiasaan, kurangnya pemahaman, atau keterbatasan sumber daya. Resistensi ini dapat
memperlambat proses transisi menuju pemanfaatan bahan ajar digital secara luas.

Peluang Bahan Ajar Digital :

a) Peningkatan Akses dan Fleksibilitas Pembelajaran

17
Bahan ajar digital memberikan peluang untuk meningkatkan akses terhadap sumber
belajar secara lebih luas dan fleksibel. Peserta didik dapat mengakses bahan ajar kapan
saja dan di mana saja, sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing.

b) Pembelajaran yang Lebih Interaktif dan Menarik


Dengan memanfaatkan multimedia interaktif, animasi, simulasi, dan elemen-elemen
visual yang menarik, bahan ajar digital dapat menciptakan pengalaman belajar yang
lebih menyenangkan dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran.

c) Personalisasi dan Diferensiasi Pembelajaran


Bahan ajar digital memungkinkan adanya personalisasi dan diferensiasi pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan, gaya belajar, dan kemampuan masing-masing peserta didik.
Hal ini dapat meningkatkan efektivitas dan kualitas proses pembelajaran.

d) Kolaborasi dan Berbagi Sumber Belajar


Teknologi digital memfasilitasi kolaborasi dan berbagi sumber belajar antar pendidik,
peserta didik, atau institusi pendidikan. Hal ini dapat memperkaya konten pembelajaran
dan mendorong terciptanya komunitas belajar yang lebih luas.

e) Pembaruan dan Penyesuaian Konten yang Lebih Mudah


Bahan ajar digital memungkinkan pembaruan dan penyesuaian konten secara lebih
cepat dan mudah dibandingkan dengan bahan ajar cetak konvensional. Hal ini
memastikan bahwa informasi yang disajikan selalu up-to-date dan relevan dengan
perkembangan terkini.

f) Potensi Integrasi dengan Teknologi Pendidikan Lainnya


Bahan ajar digital dapat diintegrasikan dengan berbagai teknologi pendidikan lainnya
seperti pembelajaran virtual, kecerdasan buatan, atau analitik pembelajaran untuk
menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan efektif.

18
Dengan menghadapi tantangan-tantangan tersebut secara bijak dan memanfaatkan
peluang-peluang yang ada, bahan ajar digital dapat menjadi katalis dalam transformasi
pendidikan di era digital saat ini. Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan,
perencanaan yang matang, serta investasi yang tepat dalam infrastruktur dan
pengembangan sumber daya manusia menjadi kunci keberhasilan dalam mengoptimalkan
peran bahan ajar digital dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
I. E-Modul

Menurut Winatha, Suharsono, dan Agustin pada tahun 2018 bahwa perkembangan
teknologi adalah salah satu faktor yang mendorong pergantian teknologi cetak, sehingga
menggunakan teknologi komputer pada proses belajar mengajar. Modul pada mulanya
yaitu media pembelajaran cetak, lalu ditransformasikan penyajian dalam bentuk elektronik.
Sehingga dapat bisa menghasilkan istilah yaitu modul elektronik dan dikenal dengan istilah
e-modul.

Nugraha, Subarkah dan Sari pada tahun 2015 menyebutkan bahwa Modul
Elektronik atau e-modul diartikan sebagai suatu media untuk pembelajaran menggunakan
komputer dengan menampilkan teks, grafik, gambar, audio, animasi, dan juga video pada
kegiatan pembelajaran.

E-modul adalah alat atau bisa berupa sarana pembelajaran, berisikan materi,
metode, dan juga berbagai batasan dan cara mengevaluasi yang bisa dirancang dengan
sistematis dan menarik guna mencapai kompetensi yang diperlukan berdasarkan level
kompleksitasnya secara elektronik sebagaimana dijelaskan oleh Imansari dan
Sunaryatiningsih tahun 2017. Ada beberapa contoh e-modul yaitu Hard disk, Disket, CD,
Flashdisk, dan HP.

Alasan penggunaan bahan ajar digital sangat penting karena saat ini, semua peserta
didik sudah mempunyai HP. Itulah mengapa, guru dapat meningkatkan prestasi dan juga
hasil belajar dengan memaksimalkan HP sebagai media pembelajaran. Sejumlah penelitian
menunjukkan jika tingkat keberhasilan pada proses pembelajaran menggunakan media
19
teknologi informasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara-cara konvensional.
Contohnya adalah dalam menggunakan modul, LKS, atau buku paket.

J. Trik Penyusunan Bahan Ajar E-modul

Menggunakan e-modul sebagai bahan ajar digital sangat bermanfaat karena dapat
mendukung pembelajaran, termasuk dalam hal kualitas dan efektifitas pembelajaran, tetapi
juga untuk meningkatkan cara menguasai materi untuk guru dan untuk peserta didik.

Dalam menyusun e-modul, ada beberapa prinsip pengembangan yang harus diperhatikan,
yaitu:

1. Mampu menimbulkan minat belajar siswa.

2. Ditulis dan dibuat untuk digunakan siswa.

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran berupa goals dan objectives.

4. Disusun berdasarkan pola belajar fleksibel.

5. Dikembangkan sesuai kebutuhan belajar dan pencapaian tujuan pembelajaran siswa.

6. Fokus pada pemberian kesempatan siswa dalam berlatih.

7. Mengakomodasi apa saja kesulitan belajar siswa.

8. Membutuhkan sistem navigasi yang cermat.

9. Terdapat rangkuman.

10. Gaya penulisan atau gaya Bahasa interaktif, komunikatif, dan semi formal.

11. Dikemas dengan tujuan proses pembelajaran.

12. Membutuhkan strategi pembelajaran mulai pendahuluan, penyajian, dan juga penutup.

13. Memiliki mekanisme dalam mengumpulkan umpan balik.

14. Mendukung penilaian diri.

20
15. Perlu adanya pedoman atau petunjuk sebelum hingga setelah memakai modul.

Bahan ajar digital berupa e-modul menekankan keterampilan proses dan juga cara
belajar active learning. Sehingga, media pembelajaran semakin penting. Modul
memfasilitasi para peserta didik agar bisa belajar mandiri ataupun belajar konvensional.

K. E-Learning
Pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik untuk mengakses
kurikulum pendidikan di luar ruang kelas tradisional. Dalam kebanyakan kasus, ini
mengacu pada program yang disampaikan secara online (cyber) dikenal dengan istilah e-
learning (Munir, 2008).

Ketika datang ke pembelajaran online dalam pendidikan, konsep e-learning ini


cukup mudah sampai awal 2000-an pendidikan yang tadinya berada di ruang kelas peserta
didik dengan seorang guru yang memimpin proses. Kehadiran fisik tidak perlu dipikirkan
lagi, dan segala jenis pembelajaran lainnya dipertanyakan. Kemudian dengan hadirnya
internet dan pendidikan tradisional/konvensional menjadi sejarah. E-learning merupakan
proses pembelajaran yang berkembang pesat, dampaknya dapat kita telusuri seperti saat ini
dengan tren dalam bentuk pembelajaran jarak jauh).

Sekarang ada solusi e-learning yang terjangkau untuk perangkat keras dan internet,
hanya saja dibutuhkan alat elearning yang bagus untuk memfasilitasi pendidikan di mana
saja. Teknologi begitu mau sehingga kesenjangan geografis dijembatani dengan
penggunaan alat yang membuat peserta didik merasa seolah-olah berada di dalam kelas. E-
learning menawarkan kemampuan untuk berbagi materi dalam semua jenis format seperti:
a) video; b) tayangan slide; c) dokumen kata; dan d) pdf. Melakukan webinar (kelas online
langsung) dan dapat berkomunikasi dengan mentor/instruktur melalui forum
diskusi/chatting juga merupakan pilihan yang tersedia bagi peserta (Munir, 2008).

Ada sejumlah sistem e-learning yang berbeda dikenal sebagai sistem manajemen
pembelajaran/LMS (Learning Management System) yang memungkinkan proses
pembelajaran akan disampaikan. Dengan alat yang tepat, berbagai proses dapat

21
diotomatisasi seperti proses pembelajaran dengan materi yang diatur dan latihan soal yang
ditandai secara otomatis dan dapat dikerjakan dengan sangat sederhana oleh peserta didik.

Sistem manajemen pembelajaran atau LMS adalah perangkat lunak yang


membantu pengguna membuat, mengelola dan menganalisis pembelajaran e-learning.
Sebagai hub terpusat untuk sumber informasi dan pembelajaran, LMS pada dasarnya
adalah mesin yang mendukung e-learning. Tanpa perangkat lunak ini, lembaga pendidikan
kesulitan hosting dan mengevaluasi pembelajaran, kursus dan inisiatif e-learning lainnya
(Amiroh, 2012) Komponen LMS yakni: a) sumber daya manusia (pengguna), b) alat
administrasi, c) akses konten, d) pengembangan konten, e) manajemen keterampilan, f)
evaluasi, memenuhi standar konfigurasi dan keamanan

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan ajar digital telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia
pendidikan di era digital saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
bahan ajar digital menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik, interaktif, dan efektif bagi
peserta didik.

Bahan ajar digital hadir dalam berbagai bentuk, seperti e-book, multimedia
interaktif, video pembelajaran, audio pembelajaran, situs web pembelajaran, dan aplikasi
pembelajaran mobile. Masing-masing jenis bahan ajar digital memiliki karakteristik dan
keunggulan tersendiri dalam memfasilitasi proses belajar mengajar.

Dengan menghadapi tantangan secara bijak dan memanfaatkan peluang yang ada,
bahan ajar digital dapat menjadi katalis dalam transformasi pendidikan di era digital.
Investasi dalam infrastruktur teknologi, pengembangan keterampilan digital, dan
perencanaan yang matang sangat penting untuk mengoptimalkan peran bahan ajar digital
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih
dinamis, kontekstual, dan sesuai dengan tuntutan zaman.

B. Saran
1. Peningkatan Infrastruktur Teknologi
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu melakukan investasi yang signifikan dalam
mengembangkan infrastruktur teknologi yang memadai untuk mendukung penggunaan
bahan ajar digital secara optimal. Ini meliputi penyediaan perangkat keras, jaringan internet
yang stabil, serta fasilitas pendukung lainnya di seluruh institusi pendidikan.

2. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Digital

23
Perlu adanya program pelatihan dan pengembangan keterampilan digital yang
komprehensif bagi pendidik dan peserta didik. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan
bahwa mereka memiliki kemampuan yang memadai dalam memanfaatkan bahan ajar
digital secara efektif dan mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran.

3. Standarisasi dan Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Digital


Lembaga pendidikan atau badan terkait perlu menetapkan standar dan pedoman yang jelas
untuk pengembangan bahan ajar digital yang berkualitas. Pedoman ini meliputi aspek-
aspek seperti desain instruksional, aksesibilitas, keamanan data, serta kesesuaian dengan
kurikulum dan tujuan pembelajaran.

24
DAFTAR RUJUKAN

Fauzi, A. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran E-Book pada Materi Jenis dan Karakteristik
Bahan Baja Kelas X TGB SMK Negeri 1 Mojokerto. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan,
1(1/JKPTB/15).

Saputri, A. E., & Susilowibowo, J. (2020) Pengembangan Bahan Ajar E-Book Pada Mata Pelajaran
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Jurnal Penelitian Pendidikan, 20(2), 154-162.

Benny, dkk. (2019). Pengembangan Bahan Ajar. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Farhana, Fitri. Dkk. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Digital Pada Mata Pelajaran Bahasa
Inggris Di Smk Atlantis Plus Depok. Jurnal Instruksional Vol 3 No 1.

25

Anda mungkin juga menyukai