DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Drs.Muhammadi,M.si
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt karena rahmat, nikmat serta kesempatan
hidup dan sehat dari-nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada mata Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Digital.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs.Muhammadi,M.si dan Ibuk Salmaini Safitri
Syam, M.Pd selaku dosen pengampu dalam mata kuliah ini, yang telah memberikan bimbingan
dan pemantapan konsep materi kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik.
Kami menyadari dalam penulisan tugas berupa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karena tentunya masih banyak kekurangan seperti dalam pemilihan kata, tanda baca, informasi
yang dimuat dan sebagainya, sehingga kritik dan saran dari pembaca akan sangat berguna bagi
penulis demi kelengkapan tugas ini untuk kedepannya.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 23
B. Saran .................................................................................................................. 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era digital saat ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia
pendidikan. Kehadiran teknologi digital telah mengubah cara penyampaian dan
penerimaan informasi dalam proses pembelajaran. Salah satu dampak dari perkembangan
ini adalah munculnya konsep bahan ajar digital sebagai alternatif atau pelengkap bahan
ajar konvensional.
Bahan ajar digital merupakan materi pembelajaran yang dikemas dalam bentuk digital dan
dapat diakses melalui berbagai perangkat elektronik seperti komputer, laptop, tablet, atau
smartphone. Bahan ajar digital menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan
bahan ajar cetak tradisional, seperti kemudahan akses, interaktivitas, multimedia, dan
kemampuan untuk diperbarui secara real-time.
Selain itu, bahan ajar digital juga memberikan fleksibilitas bagi pendidik dalam
mengembangkan dan menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik. Pendidik dapat dengan mudah memperbarui konten,
menambahkan sumber daya pembelajaran baru, atau bahkan mengintegrasikan bahan ajar
digital dengan metode pembelajaran lainnya.
Meskipun demikian, pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar digital juga menghadapi
beberapa tantangan, seperti ketersediaan infrastruktur teknologi yang memadai,
keterampilan digital pendidik dan peserta didik, serta keamanan dan privasi data. Oleh
karena itu, diperlukan upaya yang komprehensif dalam merancang, mengembangkan, dan
memanfaatkan bahan ajar digital yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan di
era digital ini.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian bahan ajar digital
2. Apa itu Langkah-langkah pengembangan bahan ajar digital
3. Apa itu prinsip pengembangan bahan ajar
4. Apa itu E-Book (Elektronic Book)
5. Apa itu Multimedia Interaktif
6. Apa itu Karakteristik Bahan Ajar Digital yang Efektif
7. Apa itu Pengembangan Bahan Ajar Digital
8. Apa itu Tantangan dan Peluang Bahan Ajar Digital
9. Apa itu E-Modul
10. Apa itu Trik Penyusunan Bahan Ajar E-modul
11. Apa itu E-Learning
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian bahan ajar digital
2. Untuk mengetahui Langkah -langkah pengembangan bahan ajar digital
3. Untuk mengetahui prinsip pengembangan bahan ajar
4. Untuk mengetahui E-Book (Elektronic Book)
5. Untuk mengetahui multimedia interaktif
6. Untuk mengetahui Karakteristik Bahan Ajar Digital yang Efektif
7. Untuk mengetahui Pengembangan Bahan Ajar Digital
8. Untuk mengetahui Tantangan dan Peluang Bahan Ajar Digital
9. Untuk mengetahui E-Modul
10. Untuk mengetahui Trik Penyusunan Bahan Ajar E-modu
11. Untuk mengetahui E-Learning
5
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan ajar digital adalah seperangkat materi pelajaran yang telah disusun secara
sistematis yang tampilkan melalui perangkat digital, seperti komputer, laptop, tablet,
handphone, notebook dan sejenisnya. Kosasih (2021, p. 251) mengatakan bahwa bahan
ajar digital adalah bahan ajar yang berbasis komputer dan dilengkapi dengan perangkat
multimedia lainnya. Disebut perangkat multimedia, karena dapat mengkombinasikan dua
atau lebih media yaitu bisa berupa teks, gambar, animasi, video, audio dan lainnya. Sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Prastowo dalam Sunarti & Rusilowati (2020, p. 285) bahwa
bahan ajar digital merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan beberapa media
pembelajaran seperti audio, video, teks atau grafik untuk mengendalikan suatu perintah
dari suatu presentasi.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat pada bahan ajar digital, antara lain:
1. dapat menyajikan berbagai bentuk grafis, animasi, audio, dan video secara lengkap.
4. mudah dibawa
6
6. tidak memerlukan ruang yang luas atau tempat yang khusus dalam memanfatkan dan
menyimpannya.
Alessi & Trollip (2001) dalam Kosasih (2021) menyebutkan lima kriteria minimal yang
terdapat pada suatu bahan ajar digital, yakni adanya (1) pendahuluan program, (2) petunjuk
navigasi, (3) materi, (4) petunjuk penggunaan, dan (5) menu akhir program.
Selain itu, kriteria suatu bahan ajar digital yang baik adalah sebagai berikut:
1) Subject matter, yaitu berkaitan dengan (a) keleluasaan/kedalaman materi, (b) urutan materi,
(c) kejelasan bahasa yang digunakan, (d) kesesuaian materi dengan tujuan belajar, (e)
glosarium atau penjelasan mengenai istilah-istilah tertentu.
2) Auxiliary information, yaitu informasi tambahan berupa petunjuk, bantuan dan kesimpulan.
3) Affective considerations, yaitu keberadaan multimedia yang dapat memengaruhi motivasi
siswa dalam belajar.
4) Interface, yaitu tampilan teks, animasi, gambar, dan video.
5) Navigation, yaitu cara siswa dapat berpindah-pindah halaman sesuai dengan keinginannya.
6) Pedagogi, yaitu kesesuaian metode yang digunakan, interaktivitas siswa, tingkat kesulitan
materi, control pengguna, serta pengukuran terhadap tingkat penguasaan materi.
Sementara itu, Romiszowski (1986) dalam Kosasih (2021) mengungkapkan kriteria bahan
ajar digital yang baik, yakni materi yang sudah divalidasi oleh ahli materi, materi yang
memberika kebermanfaatan bagi siswa, menyajikan konsep secara jelas, contoh dan latihan
soal yang sesuai dengan materi atau tujuan belajar.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar digital
merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis dengan
mengkombinasikan lebih dari satu media yang dapat ditampilkan melalui smartphone atau
computer
7
a. pengumpulan
b. Persiapan
Guru membimbing dan menginstruksikan peserta didik dalam rancangan bahan ajar
berbasis digital. Tahap persiapan ini merupakan tahap di mana guru atau pengembang
bahan ajar berbasis digital merancang materi pembelajaran tersebut. Ini melibatkan
penentuan struktur bahan ajar, pemilihan konten, pengaturan penyajian materi, dan
pengembangan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk memastikan bahwa bahan ajar
yang disiapkan dapat efektif mengkomunikasikan konsep dan pengetahuan kepada
peserta didik dengan menggunakan platform digital.
c. Pemeliharaan
8
bahan ajar tetap relevan, berfungsi dengan baik, dan dapat diakses oleh peserta didik
secara konsisten.
Ada beberapa prinsip yang perlu diingat dalam mengembangkan bahan ajar, yaitu:
a. Koherensi.
Materi bahan ajar harus dikembangkan secara koheren (lengkap, tidak terpisah-
pisah antara satu bagian dengan bagian lainnya). Prinsip koherensi diperlukan agar
tidak terjadi kontradiksi antara materi yang satu dengan yang lain.
b. Komprehensif.
c. Kelekatan Budaya.
Setiap individu memiliki latar budaya yang unik. Semakin asing secara budaya,
maka akan semakin sulit seseorang menangkap dan menyerap materi yang dipelajari.
Dalam hal ini perlu memperhatikan karakteristik dan tingkat kesulitan materi yang
diajarkan kepada peserta didik.
d. Fungsional
10
Menurut Fitriani (2019:12) E-Book memiliki manfaat antara lain:
1. Teks
Teks digunakan untuk menyampaikan informasi, instruksi, atau penjelasan dalam
bahan ajar. Teks dapat disajikan dalam bentuk narasi, deskripsi, atau penjelasan konsep.
2. Gambar
Gambar dapat berupa foto, ilustrasi, diagram, atau grafik yang digunakan untuk
memperjelas informasi, memvisualisasikan konsep, atau memberikan contoh.
3. Audio
11
Audio dapat berupa narasi, musik, atau efek suara yang mendukung proses
pembelajaran. Audio dapat membantu memperkuat pemahaman dan memberikan
variasi dalam penyajian materi.
4. Video
Video dapat digunakan untuk menunjukkan proses, demonstrasi, atau simulasi yang
sulit dijelaskan dengan teks atau gambar saja.
5. Animasi
Animasi dapat dimanfaatkan untuk memvisualisasikan konsep yang abstrak,
menjelaskan proses yang kompleks, atau memberikan contoh yang lebih interaktif.
6. Elemen Interaktif
Elemen interaktif seperti tombol, menu, kuis, permainan, atau simulasi memungkinkan
pengguna untuk berinteraksi secara aktif dengan bahan ajar. Elemen interaktif ini dapat
meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar peserta didik.
12
Namun, dalam mengembangkan multimedia interaktif, perlu diperhatikan juga
faktor-faktor seperti ketersediaan sumber daya, biaya, dan kemampuan teknis pengembang.
Selain itu, multimedia interaktif yang efektif juga harus disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik, tujuan pembelajaran, dan konteks pendidikan yang spesifik.
F. Karakteristik Bahan Ajar Digital yang Efektif
Agar bahan ajar digital dapat dimanfaatkan secara optimal dan memberikan
dampak positif terhadap proses pembelajaran, maka perlu memperhatikan beberapa
karakteristik penting yang harus dimiliki oleh bahan ajar digital yang efektif. Berikut
adalah karakteristik-karakteristik tersebut:
1. Interaktivitas
Bahan ajar digital yang efektif harus bersifat interaktif, artinya mampu melibatkan
peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Interaktivitas dapat diciptakan
melalui berbagai elemen seperti kuis, simulasi, permainan edukasi, atau aktivitas
praktis yang menuntut partisipasi aktif peserta didik. Interaktivitas membantu
meningkatkan keterlibatan, motivasi, dan retensi informasi bagi peserta didik.
2. Multimedia
Bahan ajar digital yang efektif memanfaatkan kombinasi berbagai media seperti teks,
gambar, audio, video, animasi, dan elemen-elemen interaktif lainnya. Penggunaan
multimedia yang tepat dapat memfasilitasi berbagai gaya belajar, memperjelas konsep,
dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan menyenangkan.
3. Aksesibilitas
Bahan ajar digital yang efektif harus mudah diakses oleh peserta didik kapan saja dan
di mana saja dengan menggunakan berbagai perangkat seperti komputer, laptop, tablet,
atau smartphone. Aksesibilitas yang baik memungkinkan peserta didik untuk belajar
sesuai dengan kecepatan dan preferensi belajar masing-masing.
4. Kebaruan dan Kebenaran Konten
Konten dalam bahan ajar digital harus selalu up-to-date, akurat, dan sesuai dengan
perkembangan terbaru dalam bidang ilmu yang relevan. Bahan ajar digital yang efektif
seharusnya mudah diperbarui dan disesuaikan dengan informasi terbaru untuk menjaga
relevansi dan kebenaran konten.
5. Desain yang Menarik
13
Bahan ajar digital yang efektif harus memiliki desain antarmuka yang menarik, user-
friendly, dan sesuai dengan prinsip-prinsip desain instruksional yang baik. Desain yang
baik dapat meningkatkan motivasi belajar, memfasilitasi navigasi yang mudah, dan
menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.
7. Fleksibilitas
Bahan ajar digital yang efektif harus memiliki fleksibilitas dalam penggunaannya, baik
dalam hal penyesuaian konten, strategi pembelajaran, atau integrasi dengan metode
pembelajaran lainnya. Fleksibilitas ini memungkinkan pendidik untuk mengadaptasi
bahan ajar digital sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang
berbeda-beda.
1) Analisis Kebutuhan
Tahap awal dalam pengembangan bahan ajar digital adalah melakukan analisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran,
karakteristik peserta didik, konteks pembelajaran, serta ketersediaan sumber daya dan
14
infrastruktur pendukung. Informasi ini akan menjadi landasan dalam merancang bahan
ajar digital yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.
3) Pengembangan Konten
Tahap pengembangan konten melibatkan penyusunan materi pembelajaran dalam
format digital. Konten dapat berupa teks, gambar, audio, video, animasi, atau
multimedia interaktif lainnya. Dalam tahap ini, perlu diperhatikan aspek keakuratan,
kebaruan, dan kesesuaian konten dengan tujuan pembelajaran serta prinsip-prinsip
desain instruksional yang baik.
4) Pengembangan Multimedia
Jika bahan ajar digital melibatkan elemen-elemen multimedia seperti video, animasi,
atau simulasi interaktif, maka diperlukan tahap pengembangan multimedia secara
terpisah. Tahap ini melibatkan proses produksi, editing, dan integrasi multimedia ke
dalam bahan ajar digital.
15
didik atau ahli untuk mendapatkan umpan balik dan evaluasi. Berdasarkan hasil
evaluasi, bahan ajar digital dapat direvisi atau disempurnakan sebelum digunakan
secara luas.
Dalam proses pengembangan bahan ajar digital, sangat penting untuk melibatkan
kolaborasi antara berbagai pihak seperti ahli materi, desainer instruksional, pengembang
multimedia, dan pendidik. Kolaborasi ini memastikan bahwa bahan ajar digital yang
dihasilkan memenuhi standar kualitas, relevan dengan kebutuhan pembelajaran, serta
memanfaatkan potensi teknologi digital secara optimal.
H. Tantangan dan Peluang Bahan Ajar Digital
Pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar digital dalam dunia pendidikan
membawa tantangan sekaligus peluang yang perlu diperhatikan. Berikut adalah penjelasan
lebih lanjut mengenai tantangan dan peluang bahan ajar digital:
a. Infrastruktur Teknologi
Salah satu tantangan utama dalam penggunaan bahan ajar digital adalah ketersediaan
infrastruktur teknologi yang memadai, seperti perangkat keras (komputer, laptop, tablet,
dll.), akses internet yang stabil, serta fasilitas pendukung lainnya. Kurangnya
infrastruktur ini dapat menjadi hambatan dalam mengakses dan memanfaatkan bahan
ajar digital secara optimal.
17
Bahan ajar digital memberikan peluang untuk meningkatkan akses terhadap sumber
belajar secara lebih luas dan fleksibel. Peserta didik dapat mengakses bahan ajar kapan
saja dan di mana saja, sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing.
18
Dengan menghadapi tantangan-tantangan tersebut secara bijak dan memanfaatkan
peluang-peluang yang ada, bahan ajar digital dapat menjadi katalis dalam transformasi
pendidikan di era digital saat ini. Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan,
perencanaan yang matang, serta investasi yang tepat dalam infrastruktur dan
pengembangan sumber daya manusia menjadi kunci keberhasilan dalam mengoptimalkan
peran bahan ajar digital dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
I. E-Modul
Menurut Winatha, Suharsono, dan Agustin pada tahun 2018 bahwa perkembangan
teknologi adalah salah satu faktor yang mendorong pergantian teknologi cetak, sehingga
menggunakan teknologi komputer pada proses belajar mengajar. Modul pada mulanya
yaitu media pembelajaran cetak, lalu ditransformasikan penyajian dalam bentuk elektronik.
Sehingga dapat bisa menghasilkan istilah yaitu modul elektronik dan dikenal dengan istilah
e-modul.
Nugraha, Subarkah dan Sari pada tahun 2015 menyebutkan bahwa Modul
Elektronik atau e-modul diartikan sebagai suatu media untuk pembelajaran menggunakan
komputer dengan menampilkan teks, grafik, gambar, audio, animasi, dan juga video pada
kegiatan pembelajaran.
E-modul adalah alat atau bisa berupa sarana pembelajaran, berisikan materi,
metode, dan juga berbagai batasan dan cara mengevaluasi yang bisa dirancang dengan
sistematis dan menarik guna mencapai kompetensi yang diperlukan berdasarkan level
kompleksitasnya secara elektronik sebagaimana dijelaskan oleh Imansari dan
Sunaryatiningsih tahun 2017. Ada beberapa contoh e-modul yaitu Hard disk, Disket, CD,
Flashdisk, dan HP.
Alasan penggunaan bahan ajar digital sangat penting karena saat ini, semua peserta
didik sudah mempunyai HP. Itulah mengapa, guru dapat meningkatkan prestasi dan juga
hasil belajar dengan memaksimalkan HP sebagai media pembelajaran. Sejumlah penelitian
menunjukkan jika tingkat keberhasilan pada proses pembelajaran menggunakan media
19
teknologi informasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara-cara konvensional.
Contohnya adalah dalam menggunakan modul, LKS, atau buku paket.
Menggunakan e-modul sebagai bahan ajar digital sangat bermanfaat karena dapat
mendukung pembelajaran, termasuk dalam hal kualitas dan efektifitas pembelajaran, tetapi
juga untuk meningkatkan cara menguasai materi untuk guru dan untuk peserta didik.
Dalam menyusun e-modul, ada beberapa prinsip pengembangan yang harus diperhatikan,
yaitu:
9. Terdapat rangkuman.
10. Gaya penulisan atau gaya Bahasa interaktif, komunikatif, dan semi formal.
12. Membutuhkan strategi pembelajaran mulai pendahuluan, penyajian, dan juga penutup.
20
15. Perlu adanya pedoman atau petunjuk sebelum hingga setelah memakai modul.
Bahan ajar digital berupa e-modul menekankan keterampilan proses dan juga cara
belajar active learning. Sehingga, media pembelajaran semakin penting. Modul
memfasilitasi para peserta didik agar bisa belajar mandiri ataupun belajar konvensional.
K. E-Learning
Pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik untuk mengakses
kurikulum pendidikan di luar ruang kelas tradisional. Dalam kebanyakan kasus, ini
mengacu pada program yang disampaikan secara online (cyber) dikenal dengan istilah e-
learning (Munir, 2008).
Sekarang ada solusi e-learning yang terjangkau untuk perangkat keras dan internet,
hanya saja dibutuhkan alat elearning yang bagus untuk memfasilitasi pendidikan di mana
saja. Teknologi begitu mau sehingga kesenjangan geografis dijembatani dengan
penggunaan alat yang membuat peserta didik merasa seolah-olah berada di dalam kelas. E-
learning menawarkan kemampuan untuk berbagi materi dalam semua jenis format seperti:
a) video; b) tayangan slide; c) dokumen kata; dan d) pdf. Melakukan webinar (kelas online
langsung) dan dapat berkomunikasi dengan mentor/instruktur melalui forum
diskusi/chatting juga merupakan pilihan yang tersedia bagi peserta (Munir, 2008).
Ada sejumlah sistem e-learning yang berbeda dikenal sebagai sistem manajemen
pembelajaran/LMS (Learning Management System) yang memungkinkan proses
pembelajaran akan disampaikan. Dengan alat yang tepat, berbagai proses dapat
21
diotomatisasi seperti proses pembelajaran dengan materi yang diatur dan latihan soal yang
ditandai secara otomatis dan dapat dikerjakan dengan sangat sederhana oleh peserta didik.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar digital telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia
pendidikan di era digital saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
bahan ajar digital menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik, interaktif, dan efektif bagi
peserta didik.
Bahan ajar digital hadir dalam berbagai bentuk, seperti e-book, multimedia
interaktif, video pembelajaran, audio pembelajaran, situs web pembelajaran, dan aplikasi
pembelajaran mobile. Masing-masing jenis bahan ajar digital memiliki karakteristik dan
keunggulan tersendiri dalam memfasilitasi proses belajar mengajar.
Dengan menghadapi tantangan secara bijak dan memanfaatkan peluang yang ada,
bahan ajar digital dapat menjadi katalis dalam transformasi pendidikan di era digital.
Investasi dalam infrastruktur teknologi, pengembangan keterampilan digital, dan
perencanaan yang matang sangat penting untuk mengoptimalkan peran bahan ajar digital
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih
dinamis, kontekstual, dan sesuai dengan tuntutan zaman.
B. Saran
1. Peningkatan Infrastruktur Teknologi
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu melakukan investasi yang signifikan dalam
mengembangkan infrastruktur teknologi yang memadai untuk mendukung penggunaan
bahan ajar digital secara optimal. Ini meliputi penyediaan perangkat keras, jaringan internet
yang stabil, serta fasilitas pendukung lainnya di seluruh institusi pendidikan.
23
Perlu adanya program pelatihan dan pengembangan keterampilan digital yang
komprehensif bagi pendidik dan peserta didik. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan
bahwa mereka memiliki kemampuan yang memadai dalam memanfaatkan bahan ajar
digital secara efektif dan mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran.
24
DAFTAR RUJUKAN
Fauzi, A. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran E-Book pada Materi Jenis dan Karakteristik
Bahan Baja Kelas X TGB SMK Negeri 1 Mojokerto. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan,
1(1/JKPTB/15).
Saputri, A. E., & Susilowibowo, J. (2020) Pengembangan Bahan Ajar E-Book Pada Mata Pelajaran
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Jurnal Penelitian Pendidikan, 20(2), 154-162.
Benny, dkk. (2019). Pengembangan Bahan Ajar. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Farhana, Fitri. Dkk. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Digital Pada Mata Pelajaran Bahasa
Inggris Di Smk Atlantis Plus Depok. Jurnal Instruksional Vol 3 No 1.
25