Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI-TEORI BELAJAR Teori


Pemrosesan Informasi Dosen
pengampu: Tantik Toharoh

Anggota:
1. Muhamad Jahuri NIM: 21.01.01.0078
2. Murtini NIM:21.01.01.0088

STAI NIDA EL-ADABI


Jl. Raya Kabasiran Parungpanjang Bogor, Jawa Barat Indonesia
No Tlp. 021-5977184 Fax. 021-5977184 Kode post: 16360
Email
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah........................................................................................................1
A. Rumusan Masalah ..................................................................................................2
B. Tujuan Penulisan ....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Sejarah Pemerosesan Informasi ...............................................................................3
2. Teori Pemerosesan Informasi dan Komponennya ...................................................5
3. Dalam pemerosesan Belajar Mengajar ....................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran .......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9
KATA PENGANTAR

Bissmilahirrohmanirrohim
Assalamualaikum warrohmatullohi wa barrokatuh

AlhamdulliahiRobbil Alamiin, puji syukur ke hadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan
hidayah Nya serta nikmat yang sehat yang telah di berikan, sehingga Kami dapat menyeleseikan
tugas makalah tentang Teori Pemrosesan Informasi tepat waktu. Selawat serta salam tercurahkan
kepada Rosulullah shollallahu alaihi wassalam, yang safa’atNya kita nantikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori-Teori Belajar
Dalam rangaka menyelesaikan makalah ini, Kami mendapat bantuan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karna itu Kami menghaturkan terimkasih kepada;
1.Ibu Tantik Toharoh selaku dosen pengempu mata kuliah Teori-Teori Belajar
2. Temen temen dan semau pihak yang telah memberikan konstribusi dalam dalam penyelesain
makalah ini
Demilkianlah segala kerendahan hati Kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun, agar Kami dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca umumnya.

Tangerang, 24 Mai 2023


BAB. I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik.
Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan
informasI. Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif, bagi sibernetik mengkaji proses
belajar lebih penting dari hasil belajar, namun yang lebih penting dari kajian proses belajar itu
sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan
proses belajar.
Teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala
situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Asumsi ini didasarkan pada suatu pemahaman yaitu
cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Dengan penjelasan saat seorang siswa dapat
memperoleh informasi dengan satu proses, dan siswa yang lain juga dapat memperoleh informasi
yang sama namun dengan proses belajar yang berbeda.
Sebenarnya teori belajar sibernetik tergolong teori belajar yang relatif baru. Teori
Sibernetik atau teori pemrosesan informasi memiliki kajian yang lebih luas dari psikologi
kognitiaf. Psikologi kognitif adalah upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur
berpikirnya orang. Sedangkan pengolahan informasi menitikberatkan usahanya pada pelacakan
dan pemberian urutan operasi pikiran dan hasil operasi itu. Dan karena teori ini berdasarkan
perkembangan zaman yang erat kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka teori sibernetik ini tidak bercirikan karya hanya dari satu orang tokoh saja.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa teori pemrosesan informasi adalah bagian dari
teori pemrosesan informasi, yang dalam pengkajiannya akan banyak ditemukan tokoh-tokoh
yang berpengaruh dan memiliki teori yang berkaitan erat dengan proses memperoleh informasi.
Pemrosesan informasi sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu proses yang terjadi
pada peserta didik untuk mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan
dengan informasi tersebut dengan inti pendekatannya lebih kepada proses memori dan cara
berpikir.
Dalam teori pemrosesan informasi, terdapat beberapa model mengajar yang akan
mendorong pengembangan pengetahuan dalam diri siswa dalam hal mengendalikan stimulus
yaitu mengumpulkan dan mengorganisasikan data, menyadari dan memecahkan masalah,
mengembangkan konsep sehingga mampu menggunakan lambang verbal dan non verbal dalam
penyampaiannya. Bahkan orientasi utama pada model mengajarnya mengarah kepada
kemampuan siswa dalam mengolah, menguasai informasi sehingga dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang dapat dibahas dalam
makalah ini adalah”
1. Mengetahui sejarah teori pemrosesan informasi
2. Mengetahui teori pembelajaran pemrosesan infromasi dan komponennya
3. Mengetahui cara mengaplikasikan teori pembelajaran pemrosesan infromasi dalam proses
belajar mengajar.

C. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sejarah teori pemrosesan informasi
2. Mengetahui teori pembelajaran pemrosesan infromasi dan komponennya
3. Mengetahui cara mengaplikasikan teori pembelajaran pemrosesan infromasi dalam proses
belajar mengajar.

D. Manfaat
Hasil penulisan makalah ini berguna untuk lebih memahami tentang teori pembelajaran
pemrosesan informasi yang merupakan bagian dari teori sibernetik, memahami pengertian serta
pendekatan yang terdapat di dalamnya, dan pada akhirnya dapat diaplikasikan dalam
pembelajaran di kelas.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah teori pemrosesan Informasi


Salah satu tokoh pencentus dari teori pemrosesan informasi adalah Robert Gagne yang
memiliki nama lengkap Robert Milis Gagne, ia dilahirkan pada tanggal 21 Agustus 1916 di
North Andover, Massachusetts dan meninggal pada tanggal 28 Aapril tahun 2002. Setelah lulus
dari,SMA,Gagne,melanjutkan,pendidikan,diYale,Unversity.
Pada tahun 1937,Gagne mendapat gelar B.A dari Yale University,kemudian,dia
melanjutkan studinya di Brown University dan mendapat gelar Ph.D di bidang psikologi pada
tahun 1940. Robert Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan Amerika yang
terkenal dengan penemuannya berupa The Condition Of Learning. Ia profesor psikologi dan
pendidikan di Connecticut College untuk Perempuan (1940-1949), Pennsylvania State University
(1945-1946), Princeton (1958-1962), dan University of California di Berkeley (1966-1969), dan
profesor di Departemen Penelitian Pendidikan di Florida State University di Tallahassee dimulai
pada tahun 1969. Ia juga menjabat sebagai direktur penelitian untuk Angkatan Udara (1949-
1958) di Lackland, Texas, dan Lowry, Colorado. Dia bekerja sebagai konsultan untuk
Departemen Pertahanan (1958-1961), dan ke Amerika Serikat Kantor Pendidikan (1964-1966).
Selain itu, ia menjabat sebagai direktur penelitian di Institut Penelitian Amerika di Pittsburgh
(1962-1965).
Gagne merupakan pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam
training pilot AU Amerika. Munculnya teori pemrosesan informasi berawal dari modifikasi teori
matematika, yang telah disusun oleh para peneliti dengan tujuan untuk menilai dan
meningkatkan pengiriman pesan. Di sisi lain, terjadinya kondisi pemberian dan penerimaan
informasi pengetahuan akan tetap kita temukan dalam proses pembelajaran yang secara langsung
berkaitan erat dengan proses kognitif. Karena itu teori pemrosesan informasi memberikan
persfektif baru pada pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Dan
dalam perkembangan selanjutnya dalam teori ini akan ditemukan persepsi, pengkodean, dan
penyimpanan di dalam memori jangka panjang. Sehingga pada akhirnya teori ini akan
berpengaruh terhadap siswa dalam hal pemecahan masalah.
Robert S. Siegler, yang juga dikenal dengan nama Bob Siegler. Ia adalah Teresa Heinz
Profesor Psikologi di Carnegie Mellon University dan penerima Penghargaan American
Psychological Association Distinguished pada tahun 2005.
Siegler mengkhususkan diri dalam pengembangan kognitif pemecahan masalah dan
penalaran pada anak-anak. Adapun tiga bidang minat khusus dalam penelitiannya adalah strategi
pilihan, pembelajaran jangka panjang, dan aplikasi pendidikan kognitif-teori perkembangan.
Siegler menerima gelar B.A di bidang psikologi dari University of Illinois pada tahun 1970 dan
Ph.D bidang psikologi dari SUNY Stony Brook pada tahun 1974, dan ia telah bekerja di
Carnegie Mellon University sejak saat itu, dimana ia menjadi kolega dari Herbert Simon. Siegler
telah menulis beberapa buku tentang perkembangan kognitif, seperti How Children Discover
New Strategies, How Children Develop, Children’s Thinking: 4th Edition, and Emerging Minds,
yang dipilih sebagai salah satu Buku Psikologi Terbaik 1996 oleh Asosiasi Penerbit Amerika.
Dia juga telah menjabat sebagai associate editor pada jurnal Developmental Psychology, dan
jabatannya yang lain anggota Dewan Penasehat Nasional Matematika
2. Teori Pembelajaran Pemrosesan Informasi dan komponennya
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,
untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi
eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran. Gagne menjelaskan proses belajar berdasarkan kondisi internal dan eksternal pada
teori pemrosesan informasi, yaitu :
1. Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses sebagai
informasi.
2. Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori jangka
pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3. Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap
kembali setelah dilakukan pengolahan.

Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk


informasi, serta proses terjadinya lupa. Ketiga komponen tersebut adalah :
1. Sensory Receptor (SR)
SR adalah sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap
dalam bentuk aslinya, informasi hanya bertahan dalam waktu yang sangat singkat dan mudah
tergangu atau berganti.
2. Working Memory (WM)
WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang mendapat perhatian individu, perhatian
dipengaruhi oleh persepsi. Karakteristik WM yaitu memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya
bertahan selama 15 detik) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus
aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak
melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.
3. Long Term Memory (LTM)
LTM diasumsikan: 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oelh individu, 2)
mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi disimpan di dalam LTM,
ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Sedangkan lupa adalah proses gagalnya memunculkan
kembali informasi yang diperlukan.
Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori ini telah dikembangkan antara lain oleh Landa (
dalam bentuk pendekatan “ algoritmik dan heuristic” ). ”). Pendekatan belajar algortimik
menuntut pebelajar untuk berpikir secara sistematis, tahap demi tahap, linear menuju ke suatu
target tertentu. Pendekatan heuristik menuntut pebelajar berpikir secara divergen, menyebar
kebeberapa target sekaligus Serta Pask dan Scoot ( dengan pembagian tipe pebelajar, yaitu
“wholist dan tipe serialist. Pendekatan serialist memilii kesamaan dengan algoritmik. Namun
yang dinyatakan dengan berpikir menyeluruh (Wholist) tidak sama dengan cara berfikir
heuristik. Bedanya cara berfikir menyeluruh adalah berfikir yang cenderung melompat ke depan,
langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi

3. Aplikasi Teori Pembelajaran Pemrosesan Infromasi Dalam Proses Belajar Mengajar


Teori belajar pengolahan informasi termasuk dalam lingkup teori kognitif yang
mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun memori kerja
manusia mempunyai kapasitas yang terbatas, oleh karena itu untuk mengurangi muatan memori
kerja, perlu memperhatikan kapabilitas belajar, peristiwa pembelajaran, dan pengorganisasian
atau urutan pembelajaran. Belajar bukan sesuatu yang bersifat alamiah, namun terjadi dengan
kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Sehubungan hal tersebut,
maka pengelolaan pembelajaran dalam teori belajar sibernetik, menuntut pembelajaran untuk
diorganisir dengan baik yang memperhatikan kondisi internal dan kondisi eksternal.
Menurut Gagne (dalam Abdul Hamid, 2009: 30-37), Kondisi internal peserta didik yang
mempengaruhi proses belajar melalui proses pengolahan informasi, dan yang sangat penting
untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran antara lain:
1. Fase Motivasi ( motivation phase)
Siswa (yang belajar) harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan bahwa belajar akan
memperoleh hadiah.
2. Fase Pemahaman (apprehending phase)
Pebelajar yang sudah termotivasi mestinya menerima rangsangan (stimulus) yang akan
membawanya pada peristiwa penting belajar dan selanjutnya rangsangan itu disimpannya dalam
ingatan.
3. Fase perolehan (acquisition phase)
Begitu situasi eksternal diperhatikan dan ditanggapi berlangsunglah proses belajar. Fase
pemerolehan mencakup apa yang kita sebut “ peristiwa penting belajar” yakni suatu saat dimana
beberapa kesatuan pengetahuan yang baru terbentuk dimasukkan kedalam ingatan jangka
panjang.
4. Fase pengingatan (retention phase)
Informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari meori jangka pendek ke memori jangka
panjang. Ini dapat terjadi melalui pengulangan kembali, praktik, elaborasi atau lainnya
5. Fase pengungkapan kembali ( retrieval phase)
Seperti halnya pada kebanyakan proses belajar yang lain, proses pengkungkapan kembali bisa
dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. Isyarat-isyarat untuk pengungkapan kembali bisa
dikemukakan dalam bentuk komunikasi verbal kepada pebelajar.
6. Fase generalisasi
Generalisasi atau transfer informasi pada situasi-situasi baru merupakan fase kritis dalam belajar.
7. Fase penampilan ( performance phase)
Para siswa harus memperhatikan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui penampilan yang
tampak
8. Fase umpan balik
Para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka yang menunjukkan
apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan.
Kondisi eksternal yang sangat berpangaruh terhadap proses belajar dengan proses
pengolahan informasi antara lain:
1. Kondisi belajar
Kondisi belajar dapat menyebabkan adanya modifikasi tingkah laku yang dapat dilihat sebagai
akibat dari adanya proses belajar. Cara yang ditempuh pendidik untuk mengelola pembelajaran
sangat bervariasi tergantung pada kondisi belajar yang diharapkan. Gagne (dalam Ratna Willis
Dahar, 2006: 118) mengklasifikasikan ada lima macam hasil belajar, yakni: (a) keterampilan
intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep
konkret,konsep terdefinisi, aturan, dan aturan tingkat tinggi. (b) strategi kognitif, suatu proses
kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian,
belajar, mengingat dan berpikir. (c) informasi verbal, suatu pengetahuan yang disimpan sebagai
jaringan proposisi-proposisi. (d) keterampilan motorik, kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. (e) sikap, suatu
kemampuan internal yang mempengaruhi perilaku seseorang, dan didasari oleh emosi,
kepercayaan, serta faktor intelektual.
2. Tujuan belajar
Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting, sebab
komponen-komponen lain dalam pembelajaran harus bertolak dari tujuan belajar yang hendak
dicapai dalam proses belajarnya. Tujuan belajar yang dinyatakan secara spesifik dapat
mengarahkan proses belajar, dapat mengukur tingkat ketercapaian tujuan belajar, dan dapat
meningkatkan motivasi belajar.
3. Pemberian umpan balik
Pemberian umpan balik merupakan suatu hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena
memberikan informasi tentang keberhasilan, kegagalan, dan tingkat kompetensinya.
Berdasarkan deskripsi proses pengolahan informasi yang terjadi merupakan interaksi
faktor internal dan eksternal dari peserta didik, maka aplikasi pengelolaan kegiatan pembelajaran
berbasis teori sibernetik yang baik untuk dilakukan bagi pendidik agar dapat memperlancar
proses belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Menarik perhatian.
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Merangsang ingatan pada prasyarat belajar.
4. Menyajikan bahan perangsang.
5. Memberikan bimbingan belajar.
6. Mendorong unjuk kerja.
7. Memberikan balikan informatif.
8. Menilai unjuk kerja.
9. Meningkatkan retensi dan alih belajar
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

1. Teori pemrosesan informasi juga dikenal sebagai teori sebernetik yang merupakan teori baru
dalam belajar yang lebih mengutamakan sistem informasi dari materi yang dipelajari, teori ini
dipelopori oleh Robert Milis Gagne dan Robert S. Siegler
2. Komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk
informasi, serta proses terjadinya "lupa". Ketiga kom-ponen tersebut adalah sensory receptor,
long term memory, dan working memory.
3. Kondisi internal dan eksternal sangat mempengaruhi proses belajar melalui pengolahan
informasi yang perlu diperhatikan oleh seorang guru ketika melakukan pembelajaran kepada
peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Abdul ( 2009 ). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan :Pasca


Dahar, R.W ( 2006 ). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: Erlangga
Selviyana,Damyke. 2013. “Teori Pemrosesan
Informasi”. http://damyke0330.blogspot.com/2013/04/teori-pemrosesan-informasi-oleh-
damyke.html . 28 Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai