Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI BELAJAR SIBERNETIK

DOSEN PENGAMPU :
Akhyar H.M. Tawil, S.Pd., M.Pd

KELOMPOK 5 :
Yuliana A. Adjipase A23123012
Muhammad Rifky A23123031
Sapitri Ilham A23123054
Al Maina A23123076
Ariesta Rubissalmawah A23123113
Delsi Andriyani A23123128

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh Segalanya puji bagi Allah


SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa'atnya di akhirat nanti.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN dengan materi “Teori belajar sibernetik”. Dalam proses
penyajiannya, makalah ini berusaha disusun dengan baik. Sejumlah sumber kami
gunakan untuk membatu kami dalam memahami materi. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
serta kekurangan di di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, semoga makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Palu, 10 Februari 2024

KELOMPOK 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 3

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Sibernetik...................................................................4


B. Gagasan Para Ahli ................................................................................ 4
C. Proses Pengolahan Informasi ................................................................ 5
D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Sibernetik ......................................... 6
E. Contoh Penerapan Teori Sibernetik dalam Proses Belajar Matematika .. 7

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 9
B. Saran ....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar adalah proses mengalami, Dalamhal ini berarti bahwa
belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya, baik
itu lingkungan fisik ataupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik itu
sendirimerupakan lingkungan yang ada disekeliling individu, baik itu dalam
wujud alam sekitar (natural) maupun dalam wujud hasil ciptaan manusia
(cultural). Jadi dapat simpulkan bahwa Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh Suatu perubahan tingkah laku
yang baru Secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Good and Brophy (dalam Thobroni: 2015) yang tertuang
dalam bukunya“Educational Psycology: A Realitistic Approac” menyatakan
bahwa belajaradalah“Learning is the development of new associaton as a
result of experience” Jadi, jelaslah bahwa “belajar” menurutnya adalah
bukan tingkah laku yang tampak, tetapi yang utama adalah prosesnya yang
terjadi Secara internal dalam individu sebagai usaha untuk memperoleh
hubungan-hubungan yang terbaru. Hubungan-hubungan baru tersebut dapat
berupa antara perangsang-perangsang, antara reaksireaksi, atau antara
perangsang dan reaksi.
Maka diperlukan bagaimana seseorang dalam belajar mampu
mengelola informasi karena mengorganisasi informasi merupakan proses
pembelajaran. kemampuan untuk mengorganisasi informasi merupakan hal
yang mendasar bagi seorang siswa. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah
pebelajar mempelajari segala sesuatu dengan berbagai macam media,
seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio dan sebagainya,

1
sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan fasilitator
dalam mengelola proses pembelajaan.
Menurut Gagne, mengajar atau teaching merupakan bagian dari
pembelajaran (instruction), dimana peran instruktur lebih ditekankan
kepada bagaiman merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan
fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam
mempelajari sesuatu. Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari
konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Teori belajar
menjelaskan dengan pasti apa yang terjadi, namun teori pembelajaran hanya
membimbing apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan hal tersebut
(Thobroni: 2015).
Teori belajar sibernetik adalah teori belajar yang mementingkan
proses pembelajaran dan menggunakanteknologidalam mendapatkan
informasi yang cepat dan tepat. Tujuan dari pada pelajaran ini adalah
meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima informasi dan
mengkreatifkan instruktur di dalampembelajarannya. Berdasarkan uraian
tersebut, teori belajar sibernetik dalam proses pembelajaran dan penerapan
Informasi Teknologi di Era Modern menarik untuk dilakukan pengkajian.
Hal yang signifikan yang perlu dibahas pada jurnal ini, yaitu, (1)
proses belajar dan pembelajaran, (2) teori belajar sibernetik, (3)penerapan
Informasi dan Teknologi di era modern dan (4) Implikasi Teori belajar
Sibernetik. Tujuan utama dari tulisan ini adalah untuk mengungkap teori
belajar modern dan implikasinya dalam pembelajaran. Pendapat Cronbach
sama dengan apa yang disampaikan oleh Dahar (2011), dia mengatakan
belajar adalah perubahan perilaku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil
latihan atau pengalaman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah :
1. Apa yang dimaksud dengan teori Sibernetik?2.
2. Apa gagasan-gagasan para ahli tentang teori sibernetik?3.
3. Bagaimana proses pengolahan informasi?

2
4. Apa kelebihan dan kekurangan teori sibernetiik?
5. Bagaimana contoh kasus pembelajaran yang menerapkan teori
sibernetik dalam proses belajar Matematika?
C. Tujuan
Makalah ini di tulis untuk mendeskripsikan:
1. Pengertian teori sibernetik
2. Gagasan para ahli tentang teori sibernetik
3. Proses pengolahan informasi
4. Kelebihan dan kekurangan teori sibernetik
5. Contoh kasus pembelajaran yang menerapkan teori sibernetik dalam
proses belajar matematika

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Sibernetik

Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif


barudibandingkan dengan teori-teori belajar yang telah ada, seperti teori
belajar behavioristik, konstruktivistik, humanistik, dan teori belajar
kognitif. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan
informasi, menurut teorisibernetik, belajar merupakan pengolahan
informasi. Teori ini memiliki kesamaandengan teori kognitif, yaitu
mementingkan proses belajar dibandingkan hasil belajar. Perbendaan teori
ini dengan teori kognitif adalah proses belajar sangatditentukan oleh sistem
informasi yang dipelajari. Cara belajar dengan sistemsibernetik terjadi jika
peserta didik mengolah informasi, memonitornya, danmenyusun strategi
berkenaan dengan informasi tersebut. Hal yang terpenting dalam teori ini
adalah “sistem infor masi” yang akan menentukan proses terjadinya belajar.
Menurut teori ini tidak ada satu pun cara belajar yang ideal untuk
segalasituasi.

B. Gagasan Para Ahli


Menurut Budiningsih (2012:87-89), gagsan-gagasan menurut para
ahlitentang teori sibernetik di antaranya adalah:
1. Teori Belajar Menurut Landa

Landa membedakan ada dua macam proses berpikir, yaitu proses


berpikiralgoritmik dan proses berpikir heuristic. Proses berpikir algoritmik,
yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap, linear, konvergen,
lurus menuju kesatu target tujuan tertentu. Sedangkan cara berpikir
heuristic, yaitu cara berpikirdivergen, menuju ke beberapa target tujuan
sekaligus. Memahami suatu konsepyang mengandung arti ganda dan

4
penafsiran biasanya menuntut seseorang untukmenggunakan cara berpikir
heuristic.

2. Teori Belajar Menurut Pask dan Scott

Ahli lain yang pemikirannya beraliran sibernetik adalah Pask dan


Scott.Menurut mereka, ada dua macam cara berpikir yaitu cara berpikir
serialis dan cara berpikir wholist atau menyeluruh.

Pendekatan serialis yang di kemukakannya memiliki kesamaan


dengan pendekatan algoritmik. Sedangkan cara berpikir menyeluruh
(wholist) adalah berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke
gambaran lengkapsebuah sistem informasi. Siswa tipe ini cenderung
mempelajari sesuatu dari tahapyang paling umum kemudian bergerak yang
lebih khusus.

Pendekatan yang berorientasi pada pengelolaan informasi


menekankan beberapa hal seperti ingatan jangka pendek, ingatan jangka
panjang, dan yang berhubungan dengan apa yang terjadi dalam otak kita
dalam proses pengolahan informasi. Namun, menurut teori sibernetik ini,
agar proses belajar berjalanseoptimal mungkin, bukan hanya cara kerja otak
kita yang perlu dipahami, tapi juga lingkungan yang mempengaruhi
mekanisme itu pun perlu diketahui.

Asumsi di atas direfleksikan ke dalam suatu model belajar dan


pembelajaran. Model tersebut menggambarkan proses mental dalam belajar
yangsecara terstruktur membentuk suatu sistem kegiatan mental. Dari
model inidikembangkan prinsip-prinsip belajar seperti:

 Proses mental dalam belajar terfokus pada pengetahuan yang


bermakna.
 Proses mental tersebut mampu menjadi informasi secara bermakna.
C. Proses Pengolahan Informasi
Dalam upaya menjelaskan bagaimana suatu informasi (pesan
pengajaran)diterima, disandi, disimpankan, dan dimunculkan kembali dari

5
ingatan sertadimanfaatkan jika diperlukan, telah dikembangkan sejumlah
teori dan model pemrosesan informasi oleh para pakar seperti Biehler dan
Snowman (1986);Bayne (1986); dan Tennyson (1986). Teori teori tersebut
umumnya brepijak padatiga asumsi:
1. Bahwa antara stimulus dan respon terdapat suatu seri terhadap
pemrosesaninformasi di mana pada masing-masing tahapan dibutuhkan
sejumlah waktutertentu.
2. Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami
perubahan bentuk atau kondisinya.
D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Sebernetik
1. Kelebihan Teori Sebernetik

Kesemua teori belajar dalam aliran-aliran yang menekankan aspek


yang berbeda-beda ini sebetulnya memiliki kesamaan karena melihat bahwa
belajaradalah suatu proses yang berlangsung pada diri seseorang yang
melalui tahapan-tahapan tertentu. Isi dari proses belajar adalah sistem
informasi yang diperolehmelalui pengalaman akan suatu kejadian tertentu
yang disusun sebagai suatukonsep, teori, atau informasi umum.Hasil dari
proses teori belajar ini adalah adanya perubahan, baik yang dilihatsebagai
perubahan tingkah laku maupun secara kemampuan pada tanah
kognitif,afektif dan psikomotorik.Secara rinci dapat di bagi menjadi :

 Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.


 Penyajian pengetahuan yang luas.
 Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
 Adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin
dicapai.
 Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya.
 Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-
masing individu.

6
 Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang
tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk
kerja yang diharapkan.
2. Kekurangan Teori Sibernetik
Teori aliran ini dikritik karena tidak secara langsung membahas
tentang proses belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori
ini cenderungke dunia psikologi dan informasi dengan mencoba melihat
mekanisme kerja otak.Karena pengetahuan dan pemahaman akan
mekanisme ini sangat terbatas makaterbatas pula kemampuan untuk
menerapkan teori ini.
E. Contoh Penerapan Terori Sibernetik dalam Proses Belajar Matematika
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir krisis matematika pada
pembelajaran sibernetik teori-praktik pada siswa kelas.
1. Materi :
Teorema Pythagoras
2. Tujuan :
a. Memahami pengertian Pythagoras
b. Memahami pembuktian rumus dan penggunaan rumus padateorema
pythagoras
c. Mengetahui manfaat dalam aplikasi kehidupan sehari-hari
padateorema pythagorasc.
3. Pendekatan :
Pada materi teorema pythagoras pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan algoritmik yang dalam pengerjaannya membutuhkan
langkah yang sistematis , tahap demi tahap, dan mengarah pada
pencapaian tujuan
4. Pengembangan informasi :

7
Teorema Phytagoras atau yang lebih dikenal Dalil Pythagoras
merupakansalah satu dalil yang paling sering digunakan secara luas. Dalil
ini pertama kaliditemukan oleh Pythagoras, yaitu seorang ahli matematika
bangsa Yunani yanghidup dalam abad keenam Masehi (kira-kira pada tahun
525 sebelum Masehi ).Dalil ini sesungguhnya telah dikenal orang-orang
Babilonia sekitar 1.000tahun sebelum masa kehidupan Pythagoras dan
sampai saat ini masih digunakanantara lain untuk pelayaran, astronomi, dan
arsitektur.Teorema Pythagoras ini adalah teorema yang sangat terkenal.
Teorema iniakan sering digunakan dalam menghitung luas bangun datar.
Selain digunakandalam perhitungan pada bangun datar, perhitungan pada
dimensi 3 atau yang lain juga sering menggunakan teorema Pythagoras

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Sibernetik menawarkan pandangan yang menarik tentang belajar


sebagai proses pengolahan informasi. Dengan memfokuskan pada sistem
informasi yang dipelajari, teori ini menggambarkan bagaimana peserta
didik mengolah informasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik.
Namun, penerapan teori ini memerlukan pemahaman yang mendalam dan
kolaborasi antara teori dan praktik untuk memastikan efektivitasnya dalam
konteks pembelajaran.

B. Saran

untuk optimalisasi penerapan Teori Sibernetik dalam pembelajaran


meliputi: Mendalami teori secara lebih mendalam, mengkaji penerapannya
dalam berbagai konteks pembelajaran, meningkatkan kolaborasi antara ahli
teori dan praktisi pendidikan, melakukan evaluasi teratur terhadap
efektivitas penerapan, dan memberikan pelatihan kepada guru untuk
mengintegrasikan konsep-konsep teori tersebut dalam praktik pembelajaran
mereka. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan penggunaan Teori
Sibernetik dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam proses
pembelajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mahiroh, Rifqiyyatush Sholihah, and Suyadi Suyadi. "Kontribusi Teori Kognitif Robert M.
Gagne Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam." QALAMUNA: Jurnal
Pendidikan, Sosial, Dan Agama 12.2 (2020): 117-126.

Arifin, Muhammad, Ayu Puspita Sari, and Adriawan Maulana Tama. "Implikasi Teori Belajar
Sibernetik dalam Proses Pembelajaran dan Penerapan IT di Era Modern."
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan (The
Progressive & Fun Education Seminar) ke-2, 2017.

SARI, INTAN PUSPITA. "PERBEDAAN KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI FISIKA


DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KONKRET DAN FORMAL SISWA."
(2017).

Yunus, Razali. "Teori belajar sibernetik dan implementasinya dalam pelaksanaan


diklat." Journal of Education Science 4.2 (2018).

Anda mungkin juga menyukai