Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

PEMBAHASAN IMPLEMENTASI TEORI HUMANISTIK

DOSEN PENGAMPU :

PENYUSUN :

NI KOMANG AYU NOVAYANI 2211031180

NI KOMANG DENYA BUDHI LISTIANI 2211031224

NI KOMANG DEA PUNIAWATI 2211031245

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

TAHUN AJARAN

2023
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................1
BAB I.............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN............................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
2.1 Pengertian Teori Humanistik Dalam Pembelajaran...............................................4
2.2 Implementasi Teori Humanistik Dalam Pembelajaran...........................................5
BAB III...........................................................................................................................................9
PENUTUP......................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................9
3.2 Saran...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan dan pembelajaran bagi setiap individu merupakan “personal
requirement” yang sangat harus dipenuhi oleh setiap manusia yang bertujuan
meningkatkan taraf hidupnya serta mengangkat derajatnya yang dilakukan di
lingkungan keluarga sebagai organisasi kecil , sekolah maupun lingkungan
masyarakat (Baharun, 2016).
Pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dilakukan
dengan maksud untuk memfasilitasi belajar peseta didik sehingga mampu
memperoleh tujuan dari pelajaran yang dipelajari. Dalam pencapaian tujuan
Pendidikan, belajar merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan harus
mendapatkan desakan yang kuat. Karena tanpa belajar seseorang tidak mungkin
bisa menjadi orang yang terdidik. Dalam kehidupan belajar merupakan hal yang
selalu melekat pada manusia, sehingga tertanam suatu prinsip pada dirinya yaitu
“tiada hari tanpa belajar”, dimana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar dilakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan
(Djamarah, 2002). Belajar ialah proses yang kompleks dimana terjadi karena
adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya (Baharun, 2016).
Dengan belajar, manusia dapat melakukan perubahan-perubahan kualitatif
indivdu sehingga tingkah lakunya dapat berkembang. Semua aktivitas dan
prestasi hidup manusia tidak lain hasil dari belajar. Belajar bukanlah sekedah
hanya sebuah pengalaman, namun belajar yang berlangsung secara aktif dan
integrative dengan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan
(Nidawati, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan
masalah yaitu :
1.2.1 Apa pengertian dari teori humanistik dalam pembelajaran?
1.2.2 Bagaimana implementasi teori humanistik dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, diketahui tujuannya yaitu :
1.3.1 Mengetahui arti dari teori humanistik dalam pembelajaran
1.3.2 Mengetahui bagaimana implementasi teori humanistik
pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Humanistik Dalam Pembelajaran


Teori merupakan suatu pendapat yang didasari oleh penelitian dan
penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Secara umum teori
humansitik meruoakan sebuah teori belajar yang mengutamakan pada proses
belajar bukan pada hasil belajar. Teori ini mengembangkan konsep
memanusiakan manusia sehingga manusia mampu memahami dirinya dan
lingkungannya.
Teori humanistic ini bermula pada ilmu psikologi yang sangat mirip
dengan teori kepribadian. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, teori ini dapat diterapkan dalam dunia Pendidikan khususnya dalam
pembelajaran formal maupun non formal dan cenderung mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam dunia Pendidikan. Melalui teori ini mendapatkan
pencerahan khususnya dalam bidang Pendidikan bahwa setiap Pendidikan
haruslah berparadigma Humanistik yaitu dengan praktik Pendidikan yang
memandang manusia sebagai satu kesatuan yang integralistik, harus ditegakkan,
dan pandangan dasar demikian diharapkan dapat mewarnai segenap komponen
sistematik kependidikan dimanapun serta apapun jenisnya.
Teori belajar ini berusaha untuk memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan melalui sudut pandang pengamatnya. Teori
humanistic lebih mengedepankan sisi humanis manusia dan tidak menuntut
jangka waktu pembelajar mencapai pemahaman yang diinginkan, akan tetapi
lebih menekankan pada isi atau materi yang harus dipelajari agar membentuk
manusia seutuhnya.
Abraham Maslow merupakah tokoh yang dikenal sebagai pelopor aliran
psikologi humanistic. Teorinya yang sangat terkenal sampai saat ini yaitu
tentang Hierarchy of Needs (Hiarki Kebutuhan). Manusia memiliki 5 kebutuhan
dalam hidup yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and
security needs (kebutuhan akan rasa aman). Love and belonging needs
(kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem needs (kebutuhan
akan harga diri), dan self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).
Sehingga Pendidikan humanistik harus mencakup kelima kebutuhan tersebut
(Arbayah, 2013).

2.2 Implementasi Teori Humanistik Dalam Pembelajaran


Implementasi Teori Humanistik dalam pembelajaran cenderung mengarahkan
siswa untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus
dapat menentukan langkah-langkah pembelajaran yang mengacu pada aspek tersebut.
Adapun contoh langkah kongkrit yang bisa dijadikan bahan pertimbangan oleh guru
yaitu :

a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.


b. Menentukan materi pelajaran.
c. Mengidentifikasi kemampuan awal siswa
d. Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara
aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran.

Kemudian implementasi dari teori humanisme dalam pembelajaran itu dapat kita
lihat dengan beberapa model pembelajaran yang telah digunakan pada beberapa
lembaga pendidikan. Dalam makalah ini penulis hanya memaparkan tiga model
pembelajaran yang berkaitan dengan implementasi teori humanisme, yaitu Pendidikan
Konfluen, Open Education dan Cooperative Learning.

1. Confluent Education

Confluent Education adalah pendidikan yang memadukan atau mempertemukan


pengalaman-pengalaman afektif dengan belajar kognitif di dalam kelas. Hal ini
merupakan cara yang bagus sekali untuk melibatkan para siswa secara pribadi di dalam
bahan pelajaran.

Sebagai contoh misalnya, guru bahasa Arab memberikan tugas kepada para siswa
untuk membaca sebuah Qishoh yang berjudul “Abu Nawas”. Melalui tugas itu, siswa-
siswa tidak hanya diharapkan memahami isi bacaan tersebut dengan baik tetapi juga
memperoleh kesadaran antar pribadi yang lebih baik dengan jalan guru membahas nilai-
nilai yang terkandung dalam qishoh tersebut. Sehingga siswa tahu bagaimana
seharusnya bersikap dalam kehidupan sehari-hari.

2. Open Education
Open Education adalah proses pendidikan terbuka. Menurut Walberg dan
Tomas(1972), Open Education itu memiliki delapan kriteria, yaitu:
a. Kemudahan belajar tersedia, artinya berbagai macam bahan yang
diperlukan untuk belajar tersedia, para siswa bergerak bebas di sekitar
ruangan, tidak dilarang berbicara, tidak ada pengelompokkan atas dasar
tingkat kecerdasan.
b. Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan hangat, artinya menggunakan
bahan buatan siswa, guru menangani masalah-masalah tingkah laku
dengan jalan berkomunikasi secara pribadi dengan siswa yang
bersangkutan, tanpa melibatkan kelompok.
c. Mendiagnosa peristiwa-peristiwa belajar, artinya siswa-siswa
memerikasa pekerjaan mereka sendiri, guru mengamati dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
d. Pengajaran, yaitu pengajaran individual, tidak ada tes ataupun buku
kerja.
e. Penilaian, dapat di wujudkan seperti : guru membuat catatan, penilaian
secara individual dengan memberikan sedikit tes formal. Mencari
kesempatan untuk pertumbuhan profesional, artinya guru menggunakan
bantuan dari teman sesama guru.
f. Persepsi guru sendiri, artinya guru mengamati semua siswa untuk
memantau kegiatan mereka.
g. Asumsi tentang para siswa dan proses belajar, artinya suasana kelas
hangat dan ramah, para siswa asyik melakukan sesuatu.
h. Meskipun pendidikan terbuka memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk bergerak secara bebas de sekitar ruangan dan memilih
aktifitas belajar mereka sendiri, namun bimbingan guru tetap diperlukan.
3. Cooperative Learning

Cooperative Learning atau belajar kooperatif merupakan fondasi yang baik


untuk menigkatkan dorongan berprestasi siswa. Menurut Slavin (1980) Cooperative
Learning mempunyai tiga karakteristik:
a. Siswa bekerja dalam tim-tim belajar yang kecil (4-6 orang anggota),
komposisi ini tetap selama berminggu-minggu.
b. Siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang
bersifat akademik atau dalam melakukan tugas kelompok.
c. Siswa diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi kelompok.

Adapun teknik Cooperative Learning yang dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

1. Team Games Tournament


Dalam teknik ini siswa yang kemampuan dan jenis kelaminnya berbeda-
beda disatukan dalam tim yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota.
Setelah guru menyajikan bahan, kelompok atau tim yang sudah dibentuk
kemudian mengerjakan lembaran-lembaran kerja, saling mengajukan
pertanyaan, dan belajar bersama untuk persiapan menghadapi turnamen atau
pertandingan, yang biasanya diselenggaran sekali dalam seminggu. Dalam
turnamen itu ditentukan beranggotakan tiga orang siswa untuk bertanding
melawan siswa-siswa yang kemampuannya serupa berdasarkan hasil turnamen
sebelumnya. Hasilnya siswa-siswa dengan kemampuan yang rendah, pada setiap
timnya memiliki kesempatan yang sama, untuk memperoleh poin bagi timnya
sebagai siswa yang berprestasi paling tinggi.
2. Student Teams Achievement Divisions
Teknik ini juga menggunakan tim yang terdiri dari empat sampai lima
anggota tetapi kegiatan turnamen diganti dengan saling bertanya selama lima
belas menit, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu disusun
oleh tim, skor-skor yang tertinggi memperoleh poin lebih dari pada skor-skor
yang lebih rendah, kecuali itu juga digunakan “skor perbaikan”.
3. Jigsaw
Dalam teknik ini siswa dimasukkan ke dalam tim-tim kecil yang bersifat
heterogen. Bahan pelajaran dibagikan kepada anggota-anggota tim, kemudian
siswa-siswa tersebut mempelajari bagian mereka masing-masing bersama-
sama dengan anggota-anggota dari tim lain yang memiliki bahan yang sama.
Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya masing-masing dan mengajarkan
bagian-bagian yang telah dipelajari bersama-sama dengan anggota tim lain itu
kepada anggota-anggota timnya sendiri.
4. Group Investigation
Group Investigation adalah teknik dimana siswa bekerja di dalam
kelompok-kelompok kecil untuk menangani berbagai macam proyek kelas.
Setiap kelompok membagi-bagi tugas tersebut menjadi beberapa sub topik,
kemudian setiap anggota kelompok melakukan kegiatan-kegiatan meneliti
yang diperlukan untuk mecapai tujuan kelompok. Setelah itu setiap
kelompok mengajukan hasil penelitiannya kepada kelas. Dalam metode
ini, hadiah atau poin tidak diberikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori humanistic ini bermula pada ilmu psikologi yang sangat mirip
dengan teori kepribadian. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, teori ini dapat diterapkan dalam dunia Pendidikan khususnya dalam
pembelajaran formal maupun non formal dan cenderung mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam dunia Pendidikan.. Implementasi Teori Humanistik
dalam pembelajaran cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir induktif,
mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus dapat menentukan
langkah-langkah pembelajaran yang mengacu pada aspek tersebut. Kemudian
implementasi dari teori humanisme dalam pembelajaran itu dapat kita lihat
dengan beberapa model pembelajaran yang telah digunakan pada beberapa
lembaga pendidikan. Dalam makalah ini penulis hanya memaparkan tiga model
pembelajaran yang berkaitan dengan implementasi teori humanisme, yaitu
Pendidikan Konfluen, Open Education dan Cooperative Learning.

3.2 Saran
Dalam pembelajaran humanistik, dapat memberi kesempatan kepada
manusia untuk dapat memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Diharapkan
pendidik dapat mendorong peserta didik untuk memiliki kepekaan dalam
berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandri. Pendidik juga
harus bisa mendorong peserta didik untuk belajar atas kemanuan sendiri bukan
karena suatu paksaan. Pendidik juga harus memahami jalan piker peserta didik
dan menerima apa adanya.
DAFTAR PUSTAKA

Qodir, A. (2017, July - December). TEORI BELAJAR HUMANISTIK DALAM MENINGKATKAN


PRESTASI BELAJAR SISWA. Jurnal Pedagogik, 04(02), 188-202.

Anda mungkin juga menyukai