Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUMANISME

DISUSUN OLEH:

SARA RITA PARAIBABO


NIS : 148620720093

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mvha Esa, yang telah
memberikan saya anugerah akal dan pikiran yang lebih sempurna di bandingkan
dengan ciptaan-Nya yang lain. Karena atas ijin, rahmat dan karunia-Nya lah, saya
dapat menyelesaika makalah ini.
Saya sadar bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari
berbagai pihak. Karena itu, ucvpan terima kasih saya sampaikan kepada pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Saya sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula
saya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat di harapkan.

Penyusun

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
D. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Koneksionisme................................................................ 3
B. Studi Teori Koneksionisme ............................................................... 4
C. Hukum Teori Koneksionisme ........................................................... 5
D. Aplikasi Teori Koneksionisme dalam Pembelajaran ........................ 7
E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Koneksionisme ........................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan proses berfikir, yang menjadikan seorang individu

menjadi tahu dan mengerti tentang berbagai hal yang tidak ia ketahu

sebelumnya. Dalam dunia pendidikan terdapat banyak sekali teori-teori

tentang belajar, yang di pelajari dalam materi belajar dan pembelajaran.

Teori-teori ini diajukan oleh benyak ahli dari bidang psikologi

maupun pendidikan. Teori-teori tentang belajar dan pembelajaran tersebut

sangat perlu diketahui dan dipahami oleh para pendidik maupun calon

pendidik, agar mereka mampu memahami bagaimana proses belajar da

pembelajaran yang baik, sehingga mereka dapat mendidik para peserta didik

dengan baik.

Secara umum berdasarkan orientasinya teori tentang belajar dan

pembelajaran diklasifikasikan menjadi empat yang meliputi teori belajar yang

beorientasi pada tingkah laku (behaviorisme), teori belajar yang berorientasi

pada kemampuan kognitif (kognitivisme), teori belajar yang berorientasi pada

proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan sendiri

(konstruktivisme), dan teori yang akan kami bahas dalam makalah ini ialah

teori belajar yang berorientasi pada pembentukan sifat kemanusiaan

(humanisme).

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teori pembelajaran humanisme?

2. Apa saja prinsip teori pembelajaran humanisme?

3. Siapa saja tokoh teori pembelajaran humanisme?

4. Bagaimana aplikasi teori pembelajaran humanisme terhadap pembelajaran

siswa?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan teori pembelajaran humanisme

2. Mengetahui apa saja prinsip dari teori pembelajaran humanisme

3. Mengetahui siapa saja tokoh dari teori pembelajaran humanisme.

4. Mengetahui bagaimana aplikasi teori pembelajaran humanisme terhadap

pembelajaran siswa.

D. Manfaat

Hasil penulisan di atas dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan

masyarakat luas. Sehingga semakin mengetahui berbagai jenis kurikulum

yang pernah dan sampai saat ini masih digunakan di sekolah. Selain itu, hasil

penulisan ini dapat menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat luas

khususnya mahasiswa tentang humanisme.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pembelajaran Humanisme

Menurut Teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan

manusia. proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami

lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami

perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang

pengamatnya.

Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah

pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar.

Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.

Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan

ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan

ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang

proses.

B. Prinsip Teori Pembelajaran Humanisme

Beberapa prinsip Teori belajar Humanisme :

1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas

3
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat

jelas , jujur dan positif.

3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk

belajar atas inisiatif sendiri.

4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses

pembelajaran secara mandiri.

5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih

pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung

resiko dariperilaku yang ditunjukkan.

6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran

siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk

bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.

7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya.

8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.

Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-

prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah :

a. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.

b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid

mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.

c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya

sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan

diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.

4
e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh

dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.

f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.

g. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan

ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.

h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik

perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil

yang mendalam dan lestari.

i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah

dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik

dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang

penting.

j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini

adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus

menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri

mengenai proses perubahan itu.

C. Tokoh Teori Pembelajaran Humanisme

1. Kolb

Pada tahap awal para peserta didik hanya sekedar mengikuti suatu

kejadian, tanpa mengetahui untuk apa dan mengapa kejadian itu terjadi.

Pada tahap kedua, para peserta didik mulai memikirkan dan memahami

kejadian tersebut. Tahap selanjutnya peserta didik mulai bisa memahami

sesuatu hal atau kejadian tersebut dengan mulai bisa memberikan contoh

5
mengenai kejadian tersebut. Pada tahap terakhir, para peserta didik sudah

mampu mengaplikasikan kejadian atau sesuatu hal tersebut.

2. Honey, Mumford, dan Hobermas

Peserta didik digolongkan ke dalam empat golongan, yaitu peserta didik

aktivis, peserta didik reflector, peserta didik teoritis, dan pserta didik

pragmatis. Peserta didik aktivis adalah peserta didik yang senang terlibat

dan berpatisipasi dalam hal-hal baru. Peserta didik reflector adalah peserta

didik yang berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan. Peserta didik

teoritis adalah peserta didik yang berfikir kritis dan sangat menutamakan

berfikir secara rasional. Peserta didik pragmatis adalah peserta didik

adalah peserta didik yang menyukai hal-hal yang praktis tidak suka

bertele-tele.

3. Habermas

a. Technical Learning (Belajar Teknis)

Siswa belajar berinteraksi dan berusaha menguasai dan mempelajari

alam sekelilingnya.

b. Practical Learning (Belajar Praktis)

Siswa berinterksi dengan orang-orang di sekelilingnya.

c. Emancipatory Learning (Belajar Emansipatoris)

Siswa berusaha mencapai pemahaman dan kesadaran yang sebaik

mungkin tentang perubahan cultural dari suatu lingkungan.

6
4. Carl Rogers

a. Hasrat untuk belajar : disebabkan adanya hasrat ingin tahu manusia

yang terus-menerus terhadap dunia sekelilingnya.

b. Belajar bermakna : seseorang yang beraktivitas akan selalu

menimbang-nimbang apakah aktivitas tersebut mempunyai makna bagi

dirinya.

c. Belajar tanpa hukuman : belajar yang bebas dari ancaman hukuman

akan membuat anak bebas melakukan apa saja, mengadakan

eksperimentasi hingga menemukan sesuatu yang baru.

d. Belajar dengan inisiatif sendiri : menyiratkan tingginya motivasi

internal yang dimiliki.

e. Belajar dan perubahan : siswa harus belajar untuk dapat menghadapi

kondisi dan situasi yang terus berubah.

D. Aplikasi Teori Pembelajaran Humanisme Terhadap Pembelajaran Siswa

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama

proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran

guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para

siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna

belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar

kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan

pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai

proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi

7
diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan

potensi diri yang bersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil

belajar. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :

1. Merespon perasaan siswa

2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah

dirancang

3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa

4. Menghargai siswa

5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan

6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan

kebutuhan segera dari siswa)

7. Tersenyum pada siswa

Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini bersifat pembentukan

kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena

sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang

bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku

dan sikap atas kemauan sendiri.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori pembelajaran humanisme adalah teori yang berorientasi pada

aspek kemanusiaan. Proses pembelajaran harus berasal dan berakhir pada

manusia itu sendiri. Teori ini terpusat pada ide atau cara-cara dalam beajar

agar para peserta didik dapat merasa nyaman dan senag untuk belajar, karena

tujuan dari teori ini untuk memanusiakan manusia. Pada proses

pembelajarannya, pembelajaran harus memiliki makna, sehingga proses

pembelajaran yang dilakukan tidak menjadi sia-sia. Jika proses pembelajaran

memiliki makna, maka para peserta didik pun akan mudah mengingat dan

menerapkan segala sesuatu yang dipelajarinya.

Namun kelemahan dari teori ini adalah sulitnya menerapkan teori ini

dalam proses pembelajaran. Padahal teori ini sangatlah ideal, dengan

pemahaman ini para pendidik dapat lebih memahami hakikat jiwa manusia

dan dapat membantu para pendidik menentukan strategi belajar yang tepat

secara lebih terarah dan tidak semata-mata hanya berdasarkan keinginannya

sendiri.

B. Saran

Pendidik harus bisa mendorong peserta didik untuk belajar atas

inisiatif sendiri bukan karena suatu paksaan, pendidik juga harus memahami

jalan pikiran peserta didik dan menerima apa adanya. Pendidik harus mampu

9
mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses

pembelajaran secara mandiri.

10
DAFTAR PUSTAKA
Bell, Margareth E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Jakarta : Pustaka Reka
Cipta

Siregar, Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia


Indonesia.

Komara, Edi. 2013. Teori Humanisme dan Implementasinya dalam Pembelajaran.


.http://catatansederhanakomara.blogspot.com/2013/07/teori-humanisme-
dan-implementasinya.html. (diakses 20 Desember 2020)

11

Anda mungkin juga menyukai