Anda di halaman 1dari 12

AKSI NYATA

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR HUMANISME

DALAM PEMBELAJARAN

MAKALAH
Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Para Mitta Purbosari, M.Pd.
Kelas PPG Prajabatan Gel. 2 PGSD

Di susun oleh :
WIWIN SETIYANINGSIH

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Aksi Nyata Implementasi Teori Belajar Humanisme Dalam Pembelajaran” ini bisa
diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan.Makalah ini diajukan untuk memenuhi
tugas dari Ibu Para Mitta Purbosari, M.Pd. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah SAW beserta keluarga. Aamiin.

Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikannya. Namu, berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta dengan
usaha yang semaksimal mungkin, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahanbaik dari isi maupun dari tata cara penulisan. Untuk itu penulis masih mengharapakan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata
semoga bermanfaat bagi kita semua.

Sukoharjo, 25 Desember 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
C. Latar belakang

Dalam dunia pendidikan terdapat dua komponen pokok yang harus jelas tentang
keberadaanya, yaitu peserta didik dan guru. Suatu proses pembelajaran tidak akan
berkembang jika hanya ada guru saja, dan begitu juga sebaliknya. Selain itu, setiap peserta
didik memiliki keunikan dan kepribadian yang berbeda. Oleh karena itu, untuk mengetahui
bagaimana keadaan psikologi siswa dalam proses pembelajaran harus dilakukan beberapa
pendekatan. Sehingga dapat mempersiapkan dan memilih metode yang tepat dalam
menyampaikan materi. Dalam dunia pendidikan banyak dikenal beberapa teori pendidikan.
Salah satunya yaitu teori humanisme yang fokus pembahasanya menitikberatkan kepada
perilaku seseorang manusia.
Makalah ini disusun oleh penulis agar dapat memberikan kontribusi khususnya dalam dunia
pendidikan. Selain itu penulis juga mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan
gambaran awal bagi para calon guru untuk mempersiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin
sehingga kualitas pendidikan di tanah air ini dapat berkembang dan maju.

D. Rumusan masalah
Dari pemaparan latar belakang yang singkat diatas dapat diambil beberapa rumusan
masalah :
1. Apa yang dimaksud dengan teori humanisme?
2. Apa saja kekurangan dan kelebihan teri humanisme?
3. Bagaimana implementasi teori humanisme dalam pembelajaran?

E. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan pembuatan makalah ini,
yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian teori humanisme
2. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan teri humanisme
3. Untuk mengetahui implementasi teori humanisme dalam pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar dan Teori Humanisme


1. Pengertian Teori Belajar
Teori belajar merupakan cara yang dilakukan peserta didik dan guru dalam
memperoleh maupun menyampaikan ilmu pengetahuan melalui proses belajar atau
mengajar. Setiap manusia wajib untuk belajar agar menjadi manusia yang memiliki
derajat tertingggi dibandingkan makhluk lainnya, itu sebab timbulnya perbedaan antara
manusia dengan hewan. Pada dasarnya guru dalam memberikan pengajaran harus
berlandas pada teori belajar, apabila guru mengajar tanpa menggunakan teori belajar
ibarat menyampaikan ilmu seperti berkhayal setinggi langit. Maka dari itu, mengajar
dengan menggunakan teori belajar sangatlah penting agar mengetahui bagaimana cara
membuat peserta didik menyukai guru pada saat mengajar maupun di luar jam mengajar.
Teori belajar dibagi menjadi 4, yaitu, behaviour, kognitif, konstruktivisme, dan
humanisme. Dalam makalah ini kita akan focus membahas mengenai teori belajar
humanisme, berikut penjelasannya:
2. Pengertian Teori Humanisme
Menurut Teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
proses belajar dianggap berhasil jika peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Menurut Yasin (2017) teori humanistik memandang proses belajar ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia. Teori humanistik sangat mementingkan apa
yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri.
Menurut Rofikoh (2014) pembelajaran humanistik memberi kebebasan kepada
peserta didik untuk mengungkapkan pendapat. Guru sebagai tenaga pendidik tidak
berhak mencela atau mengkritik peserta didik, karena peserta didik diperlakukan sebagai
subjek dan bukan sebagai objek pembelajaran. Dengan demikian melalui pembelajaran
humanistik peserta didik diharapkan aktif dalam belajar dalam mengembangkan potensi
dirinya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teori humanisme
merupakan teori yang mengajarkan bagaimana caranya memanusiakan manusia. di mana
seorang individu dalam hal ini peserta didik dapat menggali kemampuanya sendiri untuk
di terapkan dalam lingkungannya.

B. Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanisme

Menurut Budiningsih (2005) teori humanisme memiliki kelebihan dan


kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisme

1) Kelebihan teori belajar humanisme:

a) Teori humanisme lebih cocok untuk diterapkan dalam materi pelajaran yang
bersifat pembentukan karakter.

b) Teori ini dinyatakan berhasil apabila siswa bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran. Contoh kongkritnya siswa berinisiatif dalam belajar dan terjadi
perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

c) Teori ini mengharapkan siswa untuk menjadi manusia yang bebas, tidak terikat
oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan,
norma, disiplin atau etika yang berlaku.

d) Teori ini mendorong guru untuk dapat lebih mengenali peserta didiknya

e) Teori ini memberikan dampak yang signifikan terhadap proses perkembangan


anak dilihat dari sisi kepribadianya

f) Teori ini lebih mengedepankan aspek memanusiakan manusia dan pembentukan


karakter.

g) Meningkatkan minat belajar individu

h) Membantu meningkatkan kreativitas setiap orang.

i) Membentuk pola pikir yang cerdas dan luas, serta sikap yang baik.

j) Mampu menghadirkan sebuah pengalaman yang baru dan menarik pada setiap
individu.

2) Kekurangan teori belajar humanism:

1) Teori humanistik ini dapat memunculkan perilaku individualis.

2) Apabila tidak ada kesungguhan dari murid untuk belajar maka proses belajar pun
dapat dianggap gagal.

3) Tenaga pengajar sebagai fasilitator menjadi minim peranan.

4) Akan munculnya perbedaan yang signifikan terhadap murid satu dengan yang
lainnyasehingga timbul kesenjangan.

5) Siswa yang tidak menyadari dan memahami potensi dirinya akan ketinggalan
dalam proses belajar.

6) Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam
proses belajar.

7) Proses pembelajaran lebih difokuskan kepada pengembangan potensi yang


dimiliki siswa, sehingga pengembangan intelektual siswa tidak terasah.

C. Implementasi Teori Humanisme Dalam Pembelajaran

Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran cenderung mengarahkan siswa


untuk mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus dapat menentukan langkah-
langkah pembelajaran yang mengacu pada aspek tersebut. Adapun contoh langkah
kongkrit yang bisa dijadikan bahan pertimbangan oleh guru adalah :

1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.

2. Menentukan materi pelajaran.

3. Mengidentifikasi kemampuan awal siswa.

4. Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif


melibatkan diri dalam proses pembelajaran.

Kemudian implementasi dari teori humanisme dalam pembelajaran itu dapat kita
lihat dengan beberapa model pembelajaran yang telah digunakan pada beberapa lembaga
pendidikan. Dalam makalah ini penulis hanya memaparkan tiga model pembelajaran
yang berkaitan dengan implementasi teori humanisme, yaitu Confluent Education, Open
Education dan Cooperative Learning.

1. Confluent Education

Confluent Education adalah pendidikan yang memadukan atau


mempertemukan pengalaman-pengalaman afektif dengan belajar kognitif di dalam
kelas. Hal ini merupakan cara yang bagus sekali untuk melibatkan para siswa secara
pribadi di dalam bahan pelajaran.

Sebagai contoh misalnya, guru agama memberikan tugas kepada para siswa
untuk membaca sebuah kisah yang berjudul “Hijrah Nabi Muhammad SAW”.
Melalui tugas itu, siswa-siswa tidak hanya diharapkan memahami isi bacaan tersebut
dengan baik tetapi juga memperoleh kesadaran antar pribadi yang lebih baik dengan
jalan guru membahas nilai-nilai yang terkandung dalam kisah tersebut. Sehingga
siswa tahu bagaimana seharusnya bersikap dalam kehidupan sehari-hari.

2. Open Education

Open Education adalah proses pendidikan terbuka. Menurut Walberg dan


Tomas(1972), Open Education itu memiliki delapan kriteria, yaitu:

a. Kemudahan belajar tersedia, artinya berbagai macam bahan yang diperlukan


untuk belajar tersedia, para siswa bergerak bebas di sekitar ruangan, tidak
dilarang berbicara, tidak ada pengelompokkan atas dasar tingkat kecerdasan.

b. Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan hangat, artinya menggunakan bahan
buatan siswa, guru menangani masalah-masalah tingkah laku dengan jalan
berkomunikasi secara pribadi dengan siswa yang bersangkutan, tanpa
melibatkan kelompok.

c. Mendiagnosa pristiwa-pristiwa belajar, artinya siswa-siswa memerikasa


pekerjaan mereka sendiri, guru mengamati dan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan.

d. Penilaian, wujudnya: guru membuat catatan, penilaian secara individual, hanya


sedikit sekali diadakan tes formal.

e. Mencari kesempatan untuk pertumbuhan profesional, artinya guru menggunakan


bantuan orang lain, guru bekerja dengan teman sekerjanya.

f. Guru mengamati semua siswa untuk memantau kegiatan mereka.

g. Menciptakan suasana kelas hangat dan ramah, para siswa asyik melakukan
sesuatu.
h. Meskipun pendidikan terbuka memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
bergerak secara bebas di sekitar ruangan dan memilih aktifitas belajar mereka
sendiri, namun bimbingan guru tetap diperlukan.

3. Cooperative Learning

Cooperative Learning atau belajar kooperatif merupakan fondasi yang baik


untuk menigkatkan dorongan berprestasi siswa. Menurut Slavin (1980) Cooperative
Learning mempunyai tiga karakteristik:

a. Siswa bekerja dalam tim-tim belajar yang kecil (4-6 orang anggota), komposisi
ini tetap selama berminggu-minggu.

b. Siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat
akademik atau dalam melakukan tugas kelompok.

c. Siswa diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi kelompok.

Adapun teknik Cooperative Learning itu ada empat macam, yaitu:

1) Team-Games-Tournament.

Dalam teknik ini siswa yang kemampuan dan jenis kelaminnya


berbeda-beda disatukan dalam tim yang terdiri dari lima orang anggota.
Setelah guru menyajikan bahan, tim lalu mengerjakan lembaran-lembaran
kerja, saling mengajukan pertanyaan, dan belajar bersama untuk persiapan
menghadapi turnamen atau pertandingan, yang biasanya diselenggaran sekali
seminggu. Dalam turnamen itu ditentukan beranggotakan tiga orang siswa
untuk bertanding melawan siswa-siswa yang kemampuannya serupa (atas
dasar hasil minggu sebelumnya). Hasilnya siswa-siswa yang prestasi paling
rendah pada setiap kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk
memperoleh poin bagi timnya sebagai siswa yang berprestasi paling tinggi.

2) Student Teams-achievement Divisions.

Teknik ini juga menggunakan tim yang terdiri dari empat sampai lima
anggota tetapi kegiatan turnamen diganti dengan saling bertanya selama lima
belas menit, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu disusun
oleh tim, skor-skor yang tertinggi memperoleh poin lebih dari pada skor-skor
yang lebih rendah, kecuali itu juga digunakan “skor perbaikan”.

3) Jigsaw.

Dalam teknik ini siswa dimasukkan ke dalam tim-tim kecil yang


bersifat heterogen. Bahan pelajaran dibagikan kepada anggota-anggota tim,
kemudian siswa-siswa tersebut mempelajari bagian mereka masing-masing
bersama-sama dengan anggota-anggota dari tim lain yang memiliki bahan
yang sama. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya masing-masing dan
mengajarkan bagian-bagian yang telah dipelajari bersama-sama dengan
anggota tim lain itu kepada anggota-anggota timnya sendiri. Akhirnya, semua
anggota tim dites mengenai seluruh bahan pelajaran.

Misalnya, guru menetapkan tujuan yang menuntut para siswa


mempelajari perkalian. Guru kemudian membagikan table perkalian tersebut
menjadi lima bagian tergantung pada banyaknya anggota tim. Kemudian para
siswa belajar bersama-sama dengan anggota tim lain yang menerima table
perkalian yang sama. Setelah itu mereka kembali dan mengajarkannya pada
anggota timnya sendiri. Tujuannya adalah agar setiap tim mempelajarai
seluruh tabel perkalian.

4) Group Investigation.

Group Investigation adalah teknik dimana siswa bekerja di dalam


kelompok-kelompok kecil untuk menangani berbagai macam proyek kelas.
Setiap kelompok membagi-bagi tugas tersebut menjadi sub topik-sub topik,
kemudian setiap anggota kelompok melakukan kegiatan-kegiatan meneliti
yang diperlukan untuk mecapai tujuan kelompok. Setelah itu setiap kelompok
mengajukan hasil penelitiannya kepada kelas. Dalam metode ini, hadiah atau
poin dapat diberikan.

Demikianlah sekilas tentang keempat teknik Cooperative Learning


itu. Menurut penulis, ternyata Cooperative Learning itu pada umumnya
mempunyai efek positif terhadap prestasi akademik. Keberhasilan
Cooperative Learning bergantung pada kemampuan siswa berinteraksi di
dalam kelompok.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi teori belajar
humanisme dapat diterapkan dengan cara sebagai berikut:
a. Guru dapat memberikan reward kepada peserta didik yang telah berhasil
melakukan suatu hal, agar peserta didik tersebut semakin semangat dan
termotivasi dalam pembelajaran.

b. Peserta didik perlu di hindarkan dari tekanan pada lingkungan sehingga mereka
merasa aman untuk belajar lebih mudah dan bermakna.

c. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuanya


agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

d. Guru harus memfasilitasi peserta didik dengan memberikan sumber belajar yang
variative, interaktif dalam mendukung kegiatan pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teori humanisme merupakan teori yang mengajarkan bagaimana caranya
memanusiakan manusia. di mana seorang individu dalam hal ini peserta didik
dapat menggali kemampuanya sendiri untuk di terapkan dalam lingkungannya.
2. Kelebihan teori humanisme yaitu cocok digunakan untuk pembelajaran yang
bersifat pembentukan karakter dan lain sebagainya. Sedangkan kekuranganya
yaitu siswa tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses
belajar dan lain sebagainya.
3. Implementasi teori humanisme dalam pembelajaran dapat dilihat dari model
pembelajaran yang digunakan dalam beberapa lembaga pendidikan. Contoh
kongkrit model pembelajaran yang menjadi indikasi implementasi teori
humanisme dalam pembelajaran yaitu : Confluent Education, Open Education
dan Cooperative Learning.

B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang penulis peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin & Esa Wahyuni, (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz
Medis,

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta.

Rofikoh, (2014). Pengaruh Pembelajaran Humanistik Terhadap Keaktifan Belajar danHasil


Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang
Semester I Tahun Ajaran 2014/2015. (Doktoraldisertasi, Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP-UKSW),2014

Yasin, Muhammad, (2017). Teori Humanistik dalam Pembelajaran: (Jurnal An-Nur,1(1).

Anda mungkin juga menyukai