Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISTIK

Dosen Pengampu :

Faradilla Iedliany, M.Psi,. Psikolog

Oleh :

Rara Anggraini 8620601220021

PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BORNEO LESTARI
2022/2023

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan nikmat-
Nya dan juga atas kerja keras penulis, makalah ini dapat diselesaikan. Penulis mengambil
judul yaitu “Teori Belajar Kontruktivistik” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Belajar dan Pembelajaran dengan tenggang waktu yang diberikan sampai pada pembuatan
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Penyusunan makalah ini tidak mungkin diselesaikan tanpa dukungan dari semua
pihak. Untuk itu perkenankan saya menyampaikan terima kasih kepada YTH Ibu Faradilla
Iedliany, M.psi,. Psikolog yang sudah memberikan petunjuk dan bimbingannya. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu
kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini dikesempatan yang akan
datang.

Banjarbaru, Juni 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................iii

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................3


B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................5

A. Pengertian Teori Belajar Kontruktivistik.............................................5


B. Tujuan Teori Belajar Kontruktivistik...................................................6
C. Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Konstruktivistik...........................6
D. Proses Teori Belajar Konstruktivistik...................................................8
E. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Kontruktivistik..................9

BAB III PENUTUP........................................................................................10

A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10

BAB IV DAFTAR PUSTAKA.......................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar dan mengajar yang harus diperhatikan adalah


bagaimana manusia belajar dan bagaimana manusia mengajar. Kedua kegiatan
tersebut dalam rangka memahami cara manusia mengkonstruksi pengetahuannya
tentang objek-objek dan peristiwa yang dijumpai selama kehidupannya. Manusia
akan mencari dan menggunakan hal-hal atau peralatan yang dapat membantu
memahami pengalamannya.

Demikian juga manusia akan mengkonstruksi pengetahuan mereka


sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu yang sudah ada dan tersedia sementara orang
lain tinggal menerimanya, pengetahuan bukanlah suatau barang yang dapat
dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada
pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut.

Menurut pendekatan konstruktivistik, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta


dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai kunstruksi
kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain
tinggal menerimanya. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat
dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada
pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut. Pengetahuan
diartikan sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang
setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang Belajar dan Pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Teori Belajar Kontruktivistik?
2. Apa Tujuan Teori Belajar Kontruktivistik?
3. Siapa Saja Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Konstruktivistik?
4. Bagaimana Proses Teori Belajar Konstruktivistik?
5. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Kontruktivistik?

3
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Belajar dan Pembelajaran ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Teori Belajar Kontruktivistik.
2. Untuk Mengetahui Tujuan Teori Belajar Kontruktivistik.
3. Untuk Mengetahui Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Konstruktivistik.
4. Untuk Mengetahui Proses Teori Belajar Konstruktivistik.
5. Untuk Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Kontruktivistik.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar Kontruktivistik
Teori belajar konstruktivistik adalah metode yang memfokuskan pada proses
atau aktivitas pembelajaran yang mendalami pengetahuan secara bebas agar siswa
bisa memaknai pengetahuan baru sesuai dengan pengalamannya.
Menurut paham konstruktivistik pengetahuan merupakan konstruksi (bentuk)
dari orang yang mengenal sesuatu. Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam
konteks filsafat pendidikan. Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata
susunan hidup yang berbudaya modern. Yang terpenting dalam teori konstruktivistik
adalah bahwa dalam proses pembelajaran siswalah yang harus mendapatkan
penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka,
bukannya guru atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil
belajarnya. Kreativitas dan keaktifan akan membantu mereka untuk berdiri sendiri
dalam kehidupan kognitif siswa (Suparno, 1997 :81).
Fosnot (1996) mengatakan kontruktivistik adalah teori tentang pengetahuan
dan belajar, yang menguraikan tentang apa itu “mengetahui” (knowing)
dan bagaimana seseorang “menjadi tahu” (come to know). Kontruktivistik
memandang ilmu pengetahuan bersifat non-objective, temporer, dan
selaluberubah. Hal ini sesuai denan pendapat radical constructivists, yang menyatakan
bahwa pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognisi si pembelajar,
bukanberada secara terpisah diluar diri si pembelajar. Pengetahuan selalu memahami
perubahan sejalan dengan proses asimilasi dan akomodasi, karena itu guru
harusmemberikan kesempatan pada si pembelajar untuk membangun konsep
yangakurat tentang pengetahuan tersebut. (Rumel Hart & Norman dalam Sulton,
1998).
Dari perspektif kontruktivistik, belajar merupakan suatu proses pengaturan
dalam diri seseorang yang berjuang dengan konflik antara model pribadi yang telah
ada dan hasil pemahaman yang baru tentang dunia ini sebagai hasil kontruksinya,
manusia adalah makhluk yang membuat makna melalui aktivitas sosial, dialog,
dan debat. Dengan demikian, belajar menurut teori kontruktivistik dapat dirumuskan
sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkret, melalui aktivitas
kolaboratif, refleksi dan iterpretasi. Aktivitas yang demikian memungkinkan si
pembelajar memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung

5
pada pengalamnnya dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya.
Pembelajaran merupakan aktivitas pengaturan lingkungan agar terjadi proses
belajar, yaitu interaksi si pembelajar dengan lingkungannya.
B. Tujuan Teori Belajar Kontruktivistik
Teori belajar kontruktivistik memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
1. Menanamkan pada diri seseorang khususnya peserta didik akan rasa
tanggung jawab, dan kemandirian.
2. Mampu mengembangkan studi peserta didik.
3. Peserta didik mampu melakukan penyelidikan dan pemecahan masalah nyata.
4. Mampu menunjukkan aktivitas belajar yang dinamik yang dapat
meningkatkan pengetahuan mereka.
5. Membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk menjadi pemikir yang mandiri.
6. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu bukan
menekankan kepada hasil.
7. Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau
diskusi dengan peserta didik lain dan guru.
8. Siswa bisa terdorong dan sadar bahwa belajar merupakan kewajiban untuk
dirinya sendiri.
9. Peserta didik akan lebih mampu dan peka untuk mengetahui masalah yang
ada disekitar dan bisa mencari solusi yang harus dilakukan.
10. Siswa akan dapat menemukan pertanyaan atas persoalan yang ada.
11. Peserta didik bisa lebih terbantu dalam meningkatkan pemahaman dan
pengertian tentang sebuah konsep secara detail.
12. Siswa berkembang dan mampu untuk menjadi seorang pemikir yang
independen.
13. Siswa lebih sadar tentang pentingnya proses belajar dan bagaimana cara
belajar.
C. Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Konstruktivistik
Dalam teori belajar konstruktivistik ini, tokoh yang berperan adalah Pieget dan
Vygotsky.
Menurut Pieget
Ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dangan kegiatan asimilasi
dan akomodasi. Menurutnya siswa mengkonstruksi pengetahuan dan informasi serta

6
menekan seorang guru memberi sebuah dukungan bagi siswa untuk mengeksplorasi
dan membimbing ketimbang sebagai pengatur dan pembentuk pembelajaran siswa.
Menurut Vygotsky
Seorang siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang
lain. Isi dari pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh lingkungan dan kebiasaan mereka.
Dan seorang guru harus banyak menciptakan kesempatan bagi siswa untuk belajar
dengan teman sebaya dan guru dalam mengkonstruksi pengetahuan bersama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran konstruktivistik, yaitu :

1. Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan.

2. Mengutamakan proses.

3. Menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial.

4. Menanamkan pembalajaran dalam upaya mengkonstruksi mengalaman.

Ciri-ciri teori balajar konstruktivistik

1. Memberi peluang kepada siswa untuk membina pengetahuan baru.

2. Menggalakkan ide yang timbul dari siswa untuk digunakan sebagai panduan
merancang pengajaran.

3. Menerima daya usaha siswa.

4. Dapat mangaji bagaimana siswa belajar menemukan ide.

5. Membina siswa untuk dapat berdialog dengan sesama siswa dan guru.

Prinsip-prinsip Teori Belajar Konstruktivistik

1. Pengetahuan dibangun dan dikembangkan oleh siswa.

2. Pengetahuan tidak dapat dipindah dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan
siswa sendiri untuk menalar.

3. Siswa aktif mengkonstruksi secara terus-menerus.

4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi
berjalan lancar.

7
5. Mencari dan menilai pendapat siswa.

D. Proses Teori Belajar Konstruktivistik

Proses tersebut berupa pemberian makna terhadap objek dan pengalaman oleh
individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui
interaksi.

1. Peranan Siswa (si Belajar)

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan


pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif
melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang
hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang harus mengambil prakarsa untuk
menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun
yang akhirnya paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa
sendiri. Dengan istilah lain, dapat dikatakan bahwa hakekatnya kendali belajar
sepenuhnya ada pada siswa.

Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki


kemampuan awal sebelum mempunyai sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan
menjadi dasar dalam mengonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu, meskipun
kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana atau dijadikan dasar pembelajaran
dan pembimbing.

2. Peranan Guru

Dengan belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru hanya membentuk
pengetahuannya sendiri. Guru dituntun lebih memahami jalan pikiran atau cara
pandang siswa dalam belajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara
yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemauannya.

Peranan kunci guru dalam pendidikan adalah pengendalian yang meliputi :

1. Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil


keputusan dan bertindak.

8
2. Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak dengan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa.

3. Menyediakan sistem dukungan yang memberi kemudahan belajar agar siswa


mempunyai peluang optimal untuk berlatih.

E. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Kontruktivistik

Teori belajar kontruktivistik ini memiliki beberapa kelebihan dalam


penerapannya dalam suatu proses pembelajarannya seperti :

1. Memberikan kesempatan berfikir tentang pengalaman yang dimilikinya,


ini dapat mendorong peserta didik berfikir kreatif, imainatif,
mendorong refleksi tentang model dan teori dalam pembelajaran.

2. Mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan gagasan


mereka setelah menyadari kemajuan mereka seta memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengidentfikasi perubahan gagasan mereka.

3. Memberikan pemahaman kepada peserta didik karna dalam hal ini peserta
didik terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan
lebih paham dan dapat mengaplikasikannya dalam semua situasi.

Adapun kelemahan dari teori belajar kontruktivistik adalah :

1. Peserta didik mengkontruksikan pengetahuannya sendiri, tidak jarang


bahwa hasil kontruksi siwsa tidak cocok dengan hasil kontruksi
sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan
miskonsepsi.

2. Kontruktvistik menanamkan peserta didik membangun pengetahuannya


sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap peserta didik
memerlukan penangangan yang berbeda –beda.

3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua
sekolah memiliki sarana dan prasarana yang dapat membantu
keaktifan dan kreatifitas peserta didik.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori belajar konstruktivistik adalah metode yang memfokuskan pada proses


atau aktivitas pembelajaran yang mendalami pengetahuan secara bebas agar siswa
bisa memaknai pengetahuan baru sesuai dengan pengalamannya.

Menurut Pieget
Ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dangan kegiatan asimilasi
dan akomodasi. Menurutnya siswa mengkonstruksi pengetahuan dan informasi serta
menekan seorang guru memberi sebuah dukungan bagi siswa untuk mengeksplorasi
dan membimbing ketimbang sebagai pengatur dan pembentuk pembelajaran siswa.
Menurut Vygotsky

Seorang siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang


lain. Isi dari pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh lingkungan dan kebiasaan mereka.
Dan seorang guru harus banyak menciptakan kesempatan bagi siswa untuk belajar
dengan teman sebaya dan guru dalam mengkonstruksi pengetahuan bersama.

B. Saran

Teori ini lebih cocok diterapkan dalam pendidikan yang peserta didiknya
remaja dan dewasa, karena dalam usia tersebut sudah adanya kematangan secara
fisik maupun fisikis sehingga lebih mudah dalam menerapkannya, dari pada usia
anak-anak. Apalagi dalam perkuliahan, teori ini sangat penting dan sering kali
diterapkan. Oleh karena itu, kami mengajak pada teman-teman mahasiswa untuk
lebih aktif dalam mencari wawasan dan pengetahuan seperti makna dalam teori ini.

10
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997)

Dr. Herpratiwi, M.Pd. 2009. “Teori Belajar dan pembelajaran”.Bandar Lampung


:Universitas Lampung.

Khodijah Nyayu.2014. “Psikologi Pendidikan”. Jakarta : Rajawali Pers.

11

Anda mungkin juga menyukai