Dosen Pengampu :
Oleh :
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan nikmat-
Nya dan juga atas kerja keras penulis, makalah ini dapat diselesaikan. Penulis mengambil
judul yaitu “Teori Belajar Kontruktivistik” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Belajar dan Pembelajaran dengan tenggang waktu yang diberikan sampai pada pembuatan
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penyusunan makalah ini tidak mungkin diselesaikan tanpa dukungan dari semua
pihak. Untuk itu perkenankan saya menyampaikan terima kasih kepada YTH Ibu Faradilla
Iedliany, M.psi,. Psikolog yang sudah memberikan petunjuk dan bimbingannya. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu
kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini dikesempatan yang akan
datang.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN................................................................................5
A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang Belajar dan Pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Teori Belajar Kontruktivistik?
2. Apa Tujuan Teori Belajar Kontruktivistik?
3. Siapa Saja Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Konstruktivistik?
4. Bagaimana Proses Teori Belajar Konstruktivistik?
5. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Kontruktivistik?
3
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Belajar dan Pembelajaran ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Teori Belajar Kontruktivistik.
2. Untuk Mengetahui Tujuan Teori Belajar Kontruktivistik.
3. Untuk Mengetahui Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Konstruktivistik.
4. Untuk Mengetahui Proses Teori Belajar Konstruktivistik.
5. Untuk Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Kontruktivistik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar Kontruktivistik
Teori belajar konstruktivistik adalah metode yang memfokuskan pada proses
atau aktivitas pembelajaran yang mendalami pengetahuan secara bebas agar siswa
bisa memaknai pengetahuan baru sesuai dengan pengalamannya.
Menurut paham konstruktivistik pengetahuan merupakan konstruksi (bentuk)
dari orang yang mengenal sesuatu. Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam
konteks filsafat pendidikan. Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata
susunan hidup yang berbudaya modern. Yang terpenting dalam teori konstruktivistik
adalah bahwa dalam proses pembelajaran siswalah yang harus mendapatkan
penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka,
bukannya guru atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil
belajarnya. Kreativitas dan keaktifan akan membantu mereka untuk berdiri sendiri
dalam kehidupan kognitif siswa (Suparno, 1997 :81).
Fosnot (1996) mengatakan kontruktivistik adalah teori tentang pengetahuan
dan belajar, yang menguraikan tentang apa itu “mengetahui” (knowing)
dan bagaimana seseorang “menjadi tahu” (come to know). Kontruktivistik
memandang ilmu pengetahuan bersifat non-objective, temporer, dan
selaluberubah. Hal ini sesuai denan pendapat radical constructivists, yang menyatakan
bahwa pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognisi si pembelajar,
bukanberada secara terpisah diluar diri si pembelajar. Pengetahuan selalu memahami
perubahan sejalan dengan proses asimilasi dan akomodasi, karena itu guru
harusmemberikan kesempatan pada si pembelajar untuk membangun konsep
yangakurat tentang pengetahuan tersebut. (Rumel Hart & Norman dalam Sulton,
1998).
Dari perspektif kontruktivistik, belajar merupakan suatu proses pengaturan
dalam diri seseorang yang berjuang dengan konflik antara model pribadi yang telah
ada dan hasil pemahaman yang baru tentang dunia ini sebagai hasil kontruksinya,
manusia adalah makhluk yang membuat makna melalui aktivitas sosial, dialog,
dan debat. Dengan demikian, belajar menurut teori kontruktivistik dapat dirumuskan
sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkret, melalui aktivitas
kolaboratif, refleksi dan iterpretasi. Aktivitas yang demikian memungkinkan si
pembelajar memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung
5
pada pengalamnnya dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya.
Pembelajaran merupakan aktivitas pengaturan lingkungan agar terjadi proses
belajar, yaitu interaksi si pembelajar dengan lingkungannya.
B. Tujuan Teori Belajar Kontruktivistik
Teori belajar kontruktivistik memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
1. Menanamkan pada diri seseorang khususnya peserta didik akan rasa
tanggung jawab, dan kemandirian.
2. Mampu mengembangkan studi peserta didik.
3. Peserta didik mampu melakukan penyelidikan dan pemecahan masalah nyata.
4. Mampu menunjukkan aktivitas belajar yang dinamik yang dapat
meningkatkan pengetahuan mereka.
5. Membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk menjadi pemikir yang mandiri.
6. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu bukan
menekankan kepada hasil.
7. Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau
diskusi dengan peserta didik lain dan guru.
8. Siswa bisa terdorong dan sadar bahwa belajar merupakan kewajiban untuk
dirinya sendiri.
9. Peserta didik akan lebih mampu dan peka untuk mengetahui masalah yang
ada disekitar dan bisa mencari solusi yang harus dilakukan.
10. Siswa akan dapat menemukan pertanyaan atas persoalan yang ada.
11. Peserta didik bisa lebih terbantu dalam meningkatkan pemahaman dan
pengertian tentang sebuah konsep secara detail.
12. Siswa berkembang dan mampu untuk menjadi seorang pemikir yang
independen.
13. Siswa lebih sadar tentang pentingnya proses belajar dan bagaimana cara
belajar.
C. Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Konstruktivistik
Dalam teori belajar konstruktivistik ini, tokoh yang berperan adalah Pieget dan
Vygotsky.
Menurut Pieget
Ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dangan kegiatan asimilasi
dan akomodasi. Menurutnya siswa mengkonstruksi pengetahuan dan informasi serta
6
menekan seorang guru memberi sebuah dukungan bagi siswa untuk mengeksplorasi
dan membimbing ketimbang sebagai pengatur dan pembentuk pembelajaran siswa.
Menurut Vygotsky
Seorang siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang
lain. Isi dari pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh lingkungan dan kebiasaan mereka.
Dan seorang guru harus banyak menciptakan kesempatan bagi siswa untuk belajar
dengan teman sebaya dan guru dalam mengkonstruksi pengetahuan bersama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran konstruktivistik, yaitu :
2. Mengutamakan proses.
2. Menggalakkan ide yang timbul dari siswa untuk digunakan sebagai panduan
merancang pengajaran.
5. Membina siswa untuk dapat berdialog dengan sesama siswa dan guru.
2. Pengetahuan tidak dapat dipindah dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan
siswa sendiri untuk menalar.
4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi
berjalan lancar.
7
5. Mencari dan menilai pendapat siswa.
Proses tersebut berupa pemberian makna terhadap objek dan pengalaman oleh
individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui
interaksi.
2. Peranan Guru
Dengan belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru hanya membentuk
pengetahuannya sendiri. Guru dituntun lebih memahami jalan pikiran atau cara
pandang siswa dalam belajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara
yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemauannya.
8
2. Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak dengan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa.
3. Memberikan pemahaman kepada peserta didik karna dalam hal ini peserta
didik terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan
lebih paham dan dapat mengaplikasikannya dalam semua situasi.
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua
sekolah memiliki sarana dan prasarana yang dapat membantu
keaktifan dan kreatifitas peserta didik.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Pieget
Ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dangan kegiatan asimilasi
dan akomodasi. Menurutnya siswa mengkonstruksi pengetahuan dan informasi serta
menekan seorang guru memberi sebuah dukungan bagi siswa untuk mengeksplorasi
dan membimbing ketimbang sebagai pengatur dan pembentuk pembelajaran siswa.
Menurut Vygotsky
B. Saran
Teori ini lebih cocok diterapkan dalam pendidikan yang peserta didiknya
remaja dan dewasa, karena dalam usia tersebut sudah adanya kematangan secara
fisik maupun fisikis sehingga lebih mudah dalam menerapkannya, dari pada usia
anak-anak. Apalagi dalam perkuliahan, teori ini sangat penting dan sering kali
diterapkan. Oleh karena itu, kami mengajak pada teman-teman mahasiswa untuk
lebih aktif dalam mencari wawasan dan pengetahuan seperti makna dalam teori ini.
10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
11