Konstuktivisme
Oleh :
1. Darwin Saragih - 20227270128
2. Ayu Widowati - 20227270097
3. Rizki Deni Fahrizal -20227270038
4. Farhan sidik 20227270177
5. Shahifa Wahyi Fuadyah 20227270018
Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kreativitas” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi perkembangan.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala
kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Jakarta, 17 November
2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Definisi Kontruktivisme..................................................................................................3
B. Teori Kontruktivisme......................................................................................................4
C. Ciri – ciri pembelajaran kontruktivisme.........................................................................7
D. Strategi pembelajaran kontruktivisme.............................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir, merasa, dan
bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk menghasilkan
kecakapan atau pengetahuan ,sebuah perilaku, pengetahuan, atau teknologi atau apapun yang
berupa karya dan karsa manusia tersebut untuk menjadi yang lebih baik ke depan. Belajar
berarti sebuah pembaharuan menuju pengembangan diri individuagar kehidupannya bisa
lebih baik dari sebelumnya. Belajar pula bisa berarti adaptasi terhadap lingkungan dan
interaksi seorang manusia dengan lingkungan tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penyajian makalah ini dirumuskan kedalam beberapa
baian penting menyangkut kreatvitas, yaitu :
1. Definisi kontruktivisme
2. Teori kontruktivisme
3. Ciri – ciri pembelajaran kontruktivisme
4. Strategi pembelajaran kontruktivisme
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penyusunan makalah ini
bertujuan untuk :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kontruktivisme
3
B. Teori Kontruktivisme
Berkaitan dengan kontruktivisme terdapat dua teori belajar yang dikaji dan
dikembangkan oleh Jean Piaget dan Lev V gotsky yang dapat diuraikan sebagai berikut ;
a. Skemata
b. Asimilasi
4
perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemat. Asimilasi adalah salah satu
proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru
sehingga pengertian orang itu berkembang.
c. Akomodasi
d. Keseimbangan
Lev Vygotsky mengkriktik pendapat piaget yang menyatakan bahwa faktor utama yang
mendorong perkembangan kognitif seorang anak adalah motivasi atau daya diri dalam
individu itu sendiri untuk mau belajar dan berinteraksi atau lingkungan. Vygotsky juga
berpendapat bhawa interaksi sosial yaitu interaksi individu tersebut dengan orang-orang yang
merupakan faktor terpenting yang mendorong atau memicu perkembangan kognitif sesorang
(Ruseffendi, 1992:32)
Teori Vygotsky merupakan salah satu teori penting dalm psikologi perkembangan.
Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajara menangani
tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas tugas itu masih dalam jangkauan
kemampuan. Vygotsky dalam Russefendi(1992:23) berpendpat bahwa proses belajar akan
terjaid secara efisien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif dengan anak –anak
5
lain dalam suasana lingkungan yang mendukung(supportive) dalam bimbingan atau
pendamping seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalkan serang guru.
Oakley(2004:38) menjelaskan bahwa teori Vygotsky berfokus pada tiga faktor yaitu :
1. Budaya (culture)
Vygotsky berpendapat bahwa budaya dan lingkungan sosisal seorang anak adalah hal
terpenting yang mempengaruhi penbentukan dan pengethuan mereka. Anak-anak belajar
melalui lagu, bahasa kesenian dan permainan. Ia juga menyatakan bahwa budaya
mempengaruhi proses belajar, anak-anak belajar melalui interaksi dan kerjasama dengan
orang lain dan lingkungannya.
2. Bahasa (language)
Menurut Jauhari (2011:39) yaitu zone of proximal development adalah daerah antar
tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan
masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai
kemampuan pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang
lebih mampu.
6
of proximal development, yaitu daerah tingkat perkembangan sedikit diatas daerah
pekembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinngi
pada umumnyamuncul dalam percakapan dan kerjasama atar individu sebelum fungsi mental
yang lebih tinggi itu terserap kedalam invdividu tersebut.
Berkaitan dengan teori ZPD ini, bruner dalam Oakley 2004:42) mengembangkan ide
Vygotsky lebih jauh. Ia menyarankan agar guru menggunakan scaffolding dalam
pembelajaran. Menurut Russeffendi(1992:34) Scaffoding adalah bantuan atau support kepada
seseorang anak dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar si
anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat
kerumitannya dari pada tingkat perkembangan kognitif yang aktual dari anak yang
bersangkutan.
Guru kiranya bisa memanfaatkan baik teori Piaget maupun teori Vygotsky dalam upaya
untuk melakukan proses pembelajaran yang efektif. Di satu pihak guru perlu mengupayakan
supaya siswa berusaha agar bisa mengembangkan diri masing-masing secara maksimal yaitu
mengembangkan kemampuan berpikir dan bekerja secara independen (sesuai dengan teori
Piaget) di lain pihak guru perlu juga mengupayakan supaya tiap-tiap siswa juga aktif
berinteraksi dengan siswa-siswa lain dan orang-orang lain di lingkungan masing-masing
(sesuai dengan teori Vygotsky). Jika kedua hal dilakukan, perkembangan kognitif tiap-tiap
siswa akan bisa terjadi secara optimal. Gabungan kedua teori ini akan tercipta pembelajaran
kooperatif (cooperative Learning).
7
3. Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan
pengalaman.
8
Secara singkat strategi pembelajaran yang kontruktivistik adalah strategi
pembelajaran yang mengaktifkan siswa, contohnya adalah :
Berikut adalah beberapa pendapat beberapa ahli lain mengenai pengertian pembelajaran
inkuiri atau inquiry based learning model.
Menurut W.Gulo Pembelajaran inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo dalam Anam, Khoirul, 2017, hlm. 11).
Menurut Coffman Inquiry learning adalah model pembelajaran yang secara langsung
melibatkan siswa untuk berpikir, mengajukan pertanyaan, melakukan kegiatan eksplorasi
dan eksperimen sehingga siswa mampu menyajikan solusi atau ide yang bersifat logis dan
ilmiah (Coffman dalam Abidin, 2018, hlm. 151).
Menurut Abidin (2018, hlm. 149): Model pembelajaran inkuiri adalah model
pembelajaran yang dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan
berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
masalah, topik, dan isu tertentu.
Jadi Berdasarkan beberapa teori menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa inquiry learning adalah model pembelajaran menuntut peserta didik untuk melakukan
proses dalam menemukan pengetahuannya secara mandiri lewat serangkaian investigasi,
pencarian, eksplorasi dan mengarahkan peserta didik untuk melakukan percobaan atau
9
penelitian untuk memecahkan suatu masalah atau mengetahui suatu materi pengetahuan yang
sedang dipelajari.
Menurut Ibrahim dan Nur yang dikutip oleh Rusman (2010) mengemukakan bahwa
pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi
pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya bagaimana belajar.
10
Menurut Wina sanjaya (2005: 109) pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata
sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya pada kehidupan mereka.
Pembelajaran kontekstual atau yang juga dikenal dengan CTL (Contex- tual Teaching
and Learning) adalah suatu strategi mengajar dimana konsep yang sedang dipelajari
diberikan dalam situa- si nyata sehingga siswa memahami kon- sep tersebut dan melihat
keterkaitannya dalam penggunaanyanya di kehidupan sehari-hari.
Menurut Slavin (1985) dalam Isjoni (2010, hlm. 15). Pembelajaran kooperatif merupakan
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok – kelompok
kreatif secara kolaboratif yang anggotanya 4 – 6 orang dengan struktur kelompok berterogen.
11
c. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa
sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan
penjelasan tentang gagasannya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam kelas konstruktivis, para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang berada dalam
diri mereka. Mereka berbagi strategi dan penyelesaian, debat antara satu dengan lainnya, berfikir
secara kritis tentang cara terbaik untuk menyelesaikan setiap masalah. Beberapa prinsip
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis diantaranya bahwa observasi dan mendengar
aktivitas dan pembicaraan siswa adalah sumber yang kuat dan petunjuk untuk mengajar, untuk
kurikulum, untuk cara-cara dimana pertumbuhan pengetahuan siswa dapat dievaluasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
14