Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEORI-TEORI BELAJAR

TEORI KONSTRUKTIVISME
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah teori-teori belajar

Dosen Pengampu :

Aulia Novitasari, M.Pd

Disusun Oleh :

Adde Dinie Alisha 2011060393

Cindy Patriciya 2011060036

Desta Nur Rohmadiah 2011060373

Ike Dianisari 2011060236

Nabilla Novella Riyanti 2011060106

Oktaria 2011060245

Uswah Dian Ma’rifah 2011060171

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang yang senantiasa telah


melimpahkan rahmat, thaufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tanpa adanya halangan apapun dan juga dalam keadaan sehat
wal’afiyat.Tak lupa shalawat beserta salam kami sanjung agungkan kepada
baginda nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini sehingga
kita dapat menjadi muslim yang beriman secara kaffah yang semoga kita
mendapatkan syafa’at di yaumul qiyamah kelak.

Adapun tujuan dari penulis makalah ini yakni untuk memenuhi tugas mata
kuliah teori-teori belajar yang diampu Oleh ibu Aulia Novitasari, M.Pd, dimana
pada pembahasan dalam makalah ini mengenai “Teori Konstruktivisme”.Dan
dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu menambah pengetahuan,
wawasan, dan pemahaman kepada rekan-rekan pembaca mengenai materi ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak kelompok


yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini secara bersamaan dan
juga penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini.
Dengan demikian, penulis sadari bahwa pada makalah ini terdapat banyak
kekurangan ataupun kesalahan dalam kepenulisan.Oleh karena itu, penulis
memohon kritik dan saran yang membangunsupaya dapat memperbaiki dan
mendukung kemajuan ilmu pengetahuan teori-teori belajar.

Bandar Lampung, 5 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Konstruktivisme ......................................................................... 3

B. Teori Konstruktivisme menurut ahli……………………………………….4

C. Tujuan Teori Kontsruktivisme……………………………………………..5

D. Prinsip Teori Konstruktivisme……………………………………………..6

E. Ciri-Ciri Teori Konstruktivisme……………………………………………6

F. Karakteristik Teori Konstruktivisme…………………………………….....7

G. Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivisme…...……………..….....7

H. Langkah-Langkah Teori Konstruktivisme…...………………………….....8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

B. Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir,
merasa, dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya
untuk menghasilkan kecakapan atau pengetahuan ,sebuah perilaku, pengetahuan,
atau teknologi atau apapun yang berupa karya dan karsa manusia tersebut untuk
menjadi yang lebih baik ke depan. Belajar berarti sebuah pembaharuan menuju
pengembangan diri individuagar kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumnya.
Belajar pula bisa berarti adaptasi terhadap lingkungan dan interaksi seorang
manusia dengan lingkungan tersebut.

Berpijak dari pandangan itu Konstruktivisme berkembang. Dasarnya


pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari konteks yang terbatas dan
sedikit demi sedikit.Kontruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri (von
Glaserfeld dalam Pannen dkk, 2001:3). Konstruktivisme sebagai aliran filsafat,
banyak mempengaruhi konsep ilmu pengetahuan, teori belajar dan pembelajaran.
Konstruktivisme menawarkan paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Sebagai
landasan paradigma pembelajaaran, konstruktivisme menyerukan perlunya
partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembagan siswa
belajar mandiri, dan perlunya siswa memiliki kemampun untuk mengembangkan
pengetahuannya sendiri.

Akibatnya, oreintasi pembelajaran di kelas mengalami pergeseran.


Orentasi pembelajaran bergeser dari berpusat pada guru mengajar ke
pembelajaran berpusat pada siswa.Siswa tidak lagi diposisikan bagaikan bejana
kosong yang siap diisi. Dengan sikap pasrah siswa disiapkan untuk dijejali
informasi oleh gurunya. Atau siswa dikondisikan sedemikian rupa untuk
menerima pengatahuan dari gurunya. Siswa kini diposisikan sebagai mitra belajar
guru. Guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang paling tahu. Guru hanya
salah satu sumber belajar atau sumber informasi. Sedangkan sumber belajar yang
lain bisa teman sebaya, perpustakaan, alam, laboratorium, televisi, koran dan
internet.

Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan


pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah
menstimulasi dan memotivasi siswa. Mendiagnosis dan mengatasi kesulitan siswa
serta menyediakan pengalaman untuk menumbuhkan pemahaman siswa
(Suherman dkk, 2001:76).Oleh karena itu, guru harus menyediakan dan

1
memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara
aktif. Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat menciptakan, membangun,
mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama, dan melakukan eksperimentasi
dalam kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997: 53).

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian teori konstruktivisme?

b. Apa saja karakteristik teori konstruktivisme?

c. Apa saja prinsip-prinsip teori konstruktivisme?

d. Apa saja langkah-langkah pendekatan konstruktivisme?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian teori konstruktivisme

b. Untuk mengetahui karakteristik teori konstruktivisme

c. Untuk mengetahui prinsip-prinsip teori konstruktivisme

d. Untuk mengetahui langka-langkah pendekatan konstruktivisme

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konstruktivisme

Konstruktivisme berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv berarti


bersifat membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan Isme dalam kamus
Bahasa Inonesia berarti paham atau aliran. Konstruktivisme merupakan aliran
filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil
konstruksi kita sendiri (von Glaserfeld dalam Pannen dkk, 2001:3).

Konstruksi berarti bersifat membangun. Konstruktivisme adalah sebuah teori yang


memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari
kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau
kebutuhannya dengan bantuan fasilitasi orang lain.Kontruksi berarti bersifat
membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu
upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme
merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil
dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata.

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat


generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang
dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan
pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai
pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:

1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah


ada.
2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri
pengetahuan mereka.
3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri
melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu
dengan pembelajaran terbaru.
4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan
dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.

3
5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang
utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-
gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan
pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.

Menurut Wheatley (1991: 12) berpendapat dengan mengajukan dua


prinsip utama dalam pembelajaran dengan teori belajar konstrukltivisme. Pertama,
pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur
kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu
pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.

Dari pengertian di atas menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan


anak secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian
ilmu pengetahuan melalui lingkungannya. Bahkan secara spesifik Hudoyo (1990:
4) mengatakan bahwa seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila
belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang lain. Oleh karena itu,
untuk mempelajari suatu materi yang baru, pengalamanbelajar yang lalu dari
seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar tersebut.

Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah sekadar


menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.
Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi
hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan
hasil dari ”pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang diperoleh
melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan
memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama
tersimpan/diingat dalam setiap individu.

B. Teori Konstruktivisme Menurut Ahli


1. Abimanyu
Teori konstruktivisme menurut Abimanyu adalah pendekatan belajar yang
meyakini jika seseorang mampu membangun pengetahuan sendiri
berdasarkan pengalaman orang.
2. Muslich
Teori konstruktivisme adalah membangun pemahaman, kreativitas secara
aktif yang didasarkan pada pengalaman belajar orang lain ataupun
berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki orang tersebut.
3. Thobroni
Menurut Thobroni (2015), teori konstruktivisme merupakan teori yang
memberikan kebebasan kepada manusia untuk menemukan apa yang
diinginkan dan memberikan kesempatan apa yang dibutuhkan orang
tersebut. Sebab, lewat ruang dan kesempata itulah memberikan kebebasan

4
untuk manusia belajar dan menemukan kompetensi, cara dan pengetahuan
yang sesuai dengan potensi diri mereka.

C. Tujuan Belajar Konstruktivisme

Menurut Thobroni (2015) tujuan belajar konstruktivisme, yaitu mendorong


siswa untuk ingin bertanya dan menggali pengetahuan sendiri terlebih dahulu,
membantu siswa memahami konsep secara lengkap dan meningkatkan potensi
siswa menjadi pemikir yang mandiri. Beberapa tujuan lain teori konstruktivisme
antara lain:

1) Merangsang berpikir inovatif

Inovasi akan lahir karena didukung adanya ilmu pengetahuan yang sudah
dimilikinya. Ada orang yang memiliki ilmu akademis dan ilmu non akademis.
Orang yang mampu menyatukan antara ilmu akademis dan non akademis yang
mampu mendorong melahirkan pemikiran yang inovatif dan menarik.

2) Mampu meningkatkan pengetahuan

Ilmu pengetahuan tidak selalu diperoleh di bangku formal namun juga


nonformal. Ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh berdasarkan kepekaan kita
terhadap lingkungan sekitar. Contoh sederhana si A dapat menemukan ilmu baru
saat keluar dari rumah. Sementara si B tidak mendapatkan ilmu apapun saat keluar
dari rumah. Jadi, dapat tidaknya ilmu pengetahuan tergantung dari
kemampuan,keinginan dan sensitivitas kita terhadap lingkungan.

3) Menemukan hal-hal baru

Teori konstruktivisme bertujuan untuk membantu kita menemukan hal-hal


baru. Dalam bentuk apapun itu. Setiap orang mencari kebahagiaan dengan
caranya masing-masing.

4) Membentuk keahlian sesuai dengan kemampuannya

Sadar atau tidak teori konstruktivisme mengarahkan kita menemukan


keahlian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Seseorang yang awalnya tidak
memiliki ketertarikan di dunia menulis, setelah mempelajari tentang kelebihan
tulis menulis, mendorong orang tersebut ingin menjadi menulis.

5) Mendorong berpikir mandiri

Tujuan teori konstruktivisme yang terakhir mendorong kita berfikir yang


mandiri dan out of the box. Setidaknya orang-orang yang memahami betul akan
esensi ilmu pengetahuan menjadi lebih terbuka hatinya dan lebih berfikir dewasa.
Bagi yang memiliki kemampuan berpikir matang, pemikiran mandiri mereka tidak

5
sekedar dalam bentuk pikiran saja. Tetapi juga dapat dilihat dari perilaku dan
sikap dalam kehidupan sehari-hari.

D. Prinsip-Prinsip Konstruktivisme

Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam


belajar mengajar adalah:

1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.

2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid.

3) Murid aktif mengontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi


perubahan konsep ilmiah.

4) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses


konstruksi berjalan lancar.

5) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.

6) Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah


pertanyaan.

7) Mencari dan menilai pendapat siswa.

8) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

E. Ciri-ciri Pembelajaran Secara Konstruktivisme

Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori
konstruktivisme, yaitu:

1. Menekankan pada proses belajar, bukan mengajar.

2. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa.

3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.

4. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan


pada hasil.

5. Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan.

6. Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar.

7. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.

8. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa.

9. Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip teori kognitif.

6
10. Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran, seperti prediksi, infernsi, kreasi , dan analisis.

F. Karakteristik Teori Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme memiliki beberapa karakter yang dapat dilihat


dari proses pembelajarannya. Menurut Hanafiah dan Suhana dalam Wardoyo
adalah sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2) Proses pembelajaran merupakan proses integasi pengetahuan baru dengan


pengetahuan lama yang dimiliki peserta didik.

3) Pandangan yang berbeda di antara peserta didik dihargai sebagai tradisi


dalam proses pembelajaran.

4) Dalam proses pembelajaran peserta didik didorong untuk menemuan


berbagai kemungkinan dan menyintesiskan secara terintegrasi.

5) Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong oeserta


didik dalam proses pencarian yang alami.

6) Proses pembelajaran mendorong terjadinya kooperatif dan kompetitif di


kalangan peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

7) Proses pembelajaran dilakukan secara kontekstual yaitu peserta didik


dihadapkan ke dalam pengalaman nyata.

G. Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivisme


• Kelebihan dari teori konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme memiliki berbagai kelebihan, yaitu:

1) Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme siswa akan aktif dalam


pembelajaran.

2) Menjadikan proses pembelajaran tersebut menyenangkan dan lebih


bermakna bagi siswa.

3) Siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa tidak mudah lupa


dengan pengetahuannya.

4) Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan


realitas kehidupan sehingga siswa tidak cepat bosan belajar.

5) Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka, karena setiap jawaban siswa
ada penilaiannya.

7
6) Memupuk kerjasama dalam kelompok.

• Kekurangan teori konstruktivisme

1) Siswa masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya.

2) Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah.

3) Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar dalam menanti temannya


yang belum selesai.

4) Siswa memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar mengajar yang


baru.

H. Langkah-langkah Pendekatan Konstruktivisme

Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu


sebagai berikut:

1) Pemanasan (Apersepsi), meliputi:

a) Pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami siswa,

b) Motivasi siswa dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi siswa,
dan

c) Siswa didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.

2) Eksplorasi, meliputi:

a) Materi/ keterampilan baru diperkenalkan,

b) Kaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada siswa, dan

c) Mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaan


siswa akan materi baru.

3) Konsolidasi Pembelajaran, meliputi:

a) Libatkan siswa secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi


ajaran baru,

b) Libatkan siswa secara aktif dalam problem solving,

c) Letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi ajar
yang baru dengan berbagai aspek kegiatan/kehidupan di dalam lingkungan,
dan

8
d) Cari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses
menjadi bagian dari pengetahuan siswa.

4) Pembentukan Sikap dan Perilaku, meliputi:

a) Siswa didorong untuk menerapkan konsep/pengertian yang dipelajarinya


dalam kehidupan sehari-hari,

b) Siswa membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari


berdasarkan pengertian yang dipelajari, dan

c) Cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan pada sikap dan
perilaku siswa.

5) Penilaian Formatif, meliputi:

a) Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran siswa,

b) Gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan


siswa dan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru, dan

c) Cari metodologi yang paling tepat dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Konstruktivisme adalah pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu


tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme
sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam
kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman
demi pengalaman. Beberapa karakteristik menurut Hanafiah dan Suhana
dalam Wardoyo adalah 1) Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik, 2)
Proses pembelajaran merupakan proses integasi pengetahuan baru dengan
pengetahuan lama yang dimiliki peserta didik, 3) Pandangan yang
berbeda di antara peserta didik dihargai sebagai tradisi dalam proses
pembelajaran, 4) Dalam proses pembelajaran peserta didik didorong untuk
menemuan berbagai kemungkinan dan menyintesiskan secara terintegrasi, 5)
Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong oeserta didik
dalam proses pencarian yang alami, 6) Proses pembelajaran mendorong
terjadinya kooperatif dan kompetitif di kalangan peserta didik secara aktif,
kreatif, inovatif, dan menyenangkan, 7) Proses pembelajaran dilakukan
secara kontekstual yaitu peserta didik dihadapkan ke dalam pengalaman nyata.

Terdapat beberapa prinsip teori konstruktivisme yakni, 1) Pengetahuan


dibangun oleh siswa sendiri, 2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari
guru ke murid, 3) Murid aktif mengontruksi secara terus menerus, sehingga
selalu terjadi perubahan konsep ilmiah, 4) Guru sekedar membantu
menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar, 5)
Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. Langkah-langkah
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu 1) Pemanasan
(Apersepsi), 2) Eksplorasi, 3) Konsolidasi pembelajaran, 4) Pembentukan
Sikap dan Perilaku, dan 5) Penilaian formatif.

B. Saran

Melalui makalah ini kami berharap agar pembaca dapat mengembangkan


pemahaman terkait teori konstruktivisme dan pembaca tidak hanya membaca
makalah ini sebagai sumber tetapi juga mencari sumber lain yang relevan. Kami
mengetahu bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu,
kami akan meningkatkan kualitas makalah yang selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Supraptini. (2015). Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pendekatan


Konstruktivisme pada Siswa Kelas V Semester II SDN 3 Notorejo Kecamatan
Gondang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan
Profesional , 54.

Wardoyo, S. M. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung: Alfabeta.

Restudesriyanti. 2017. “Makalah Konstruktivisme Dalam Pembelajaran”,


https://restudesriyanti.wordpress.com/2017/03/10/konstruksivisme-dalam-
pembelajaran/, diakses pada 4 November 2022.

Aziz, Abdhul Yusuf. 2022. “Teori Konstruktivisme: Pengertian, Tujuan dan


Contoh”, https://deepublishstore.com/teori-konstruktivisme/, diakses pada 4
November 2022.

11

Anda mungkin juga menyukai