Oleh
Kelompok 6
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Psikologi Pendidikan Matematika
Sholawat serta salam tak lupa senantiasa kami curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang membimbing kita dari jaman jahilliyah menuju jaman yang
terang.
Makalah ini berjudul Teori Konstruktivisme. Dalam penulisan makalah
ini, kami merasa banyak kekurangan dan jauh dari sempurna baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kami sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi diri penulis
maupun bagi pembaca pada umumnya. Demi tercapainya peningkatan kualitas
tenaga pengajar dan siswa.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teori belajar Kontruktivisme.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar konstruktivisme.
3. Untuk mengetahui strategi-strategi konstruktivisme.
4. Untuk mengetahui Implementasi teori belajar Konstruktivisme dalam
pelajaran Matematika
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Teori Vigosky
Teori belajar Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan
pembelajaran. Siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi
oleh lingkungan sosial disekitarnya. Pengetahuan, sikap, pemikiran, tata
nilai yang dimilki siswa akan berkembang melalui proses interaksi.
Kostrukstivisme sosial Vygosky meyakini bahwa interaksi sosial,
unsur budaya, dan aktivitas yang membentuk pengembangan dan
pembelajaran individu. Vigosky dalam penelitiannya membedakan dua
macam konsep yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan
diperoleh dari pengetahuan sehari-hari, sedangkan konsep ilmiah diperoleh
dari pengetahuan dan pembelajaran yang diperoleh dari sekolah. konsep ini
saling berhungan antara satu dengan yang lain.
Menurut teori Vygosky untuk dapat menjelaskan bagaimana
pengetahuan dibentuk, maka dirangkum dalam dua penjelasan yang
bertahap. Pertama, realitas dan kebenaran dari dunia luar mengarahkan dan
menentukan pengetahuan. Kedua, faktor eksternal dan internal
mengarahkan pembentukan pengetahuan yang tumbuh melalui interaksi
faktor-faktor esternal (kognitif) dan internal (lingkungan dan sosial).
Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori
konstruktivisme, yaitu:
1. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar
2. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa
3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
4. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada
hasil
5. Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan
6. Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar
7. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa
8. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa
9. Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif
10. Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran, seperti prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis
11. Menekankan bagaimana siswa belajar
12. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan
siswa lain dan guru
13. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif
14. Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata
15. Menekankan pentingnya konteks siswa dalam belajar
16. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar
17. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan
pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman nyata
Kelebihan:
1. Dalam Aspek Berfikir yakni pada proses membina pengetahuan baru,
murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menggali ide dan membuat
keputusan;
2. Dalam aspek kefahaman seorang murid terlibat secara langsung dalam
mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan mampu
mengapliksikannya dalam semua situasi;
3. Dalam aspek mengingat yakni murid terlibat secara langsung dengan aktif,
mereka akan mengingat lebih lama konsep. melalui pendekatan ini murid
dapat meningkatkan kefahaman mereka; Justeru mereka lebih yakin
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru;
4. Dalam aspek Kemahiran sosial yakni Kemahiran sosial diperoleh apabila
seorang murid berinteraksi dengan teman, kelompok kerja maupun dengan
guru dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan maupun wawasan baru;
5. Seronok :Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat,
yakin dan berinteraksi dengan lihat, maka mereka akan berasa seronok
belajar dalam membina pengetahuan baru.
Kekuragan:
1. Pada tahap awal, Guru mengajukan masalah seperti berikut di papan tulis,
di transparansi, ataupun di kertas peraga.
2. Guru bertanya kepada para siswa, berapa kelereng yang dimiliki Ardi pada
awalnya? Jawaban yang diinginkan adalah 12. Guru lalu menggambar di
papan tulis, 12 buah kelereng seperti gambar di bawah ini dengan
menekankan bahwa 12 bernilai 1 puluhan dan 2 satuan atau 12 = 10 + 2.
3. Guru meminta siswanya bekerja dalam kelompok dengan menggunakan
benda-benda konkret yang dimilikinya untuk menggambarkan 12 kelereng
yang dimiliki Ardi.
4. Guru bertanya kepada siswa, berapa butir kelereng yang diberikan kepada
adiknya dan berapa sisa kelereng yang dimiliki Ardi sekarang? Biarkan siswa
bekerja sendiri-sendiri atau bekerja di kelompoknya untuk menjawab soal
tersebut.
5. Ada dua kemungkinan jawaban siswa atau kelompok siswa, seperti yang
terlihat pada gambar di bawah ini. Pada waktu diskusi kelompok, Bapak
atau Ibu Guru sebaiknya menawarkan alternatif kedua ini kepada
beberapa kelompok.
12=10+2
129=3
129=2+1=3
Ardi memiliki 12 kelereng.
9 kelereng diberikan kepada adiknya.
Berapa kelereng yang dimiliki Ardi sekarang?
6. Guru memberi kesempatan kepada siswa atau kelompok untuk melaporkan
cara mereka mendapatkan hasilnya. Diskusikan juga, yang mana dari dua
cara tersebut yang lebih mudah digunakan.
7. Guru memberi soal tambahan seperti 139 dan 128. Para siswa masih boleh
menggunakan benda-benda konkret. Bagi siswa yang masih menggunakan
alternatif pertama, sarankan untuk mencoba alternatif kedua dalam proses
menjawab dua soal di atas.
8. Guru memberi soal tambahan seperti 149 dan 138. Bagi siswa atau
kelompok siswa yang sudah dapat menyelesaikan soal ini tanpa
menggunakan benda konkret dapat mengerjakan soal-soal yang ada di
buku.
3.1 Kesimpulan
Teori Konstruktivisme adalah teori yang memberikan keaktifan terhadap
manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau
teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri
dan cocok untuk di kembangkan dan di terapkan oleh tenaga pendidik, agar
siswa lebih memahami dan mengingat materi secara mendalam.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan mengenai pendekatan pembelajaran matematika
menurut konstruktivisme adalah dalam pembelajaran guru tidak dapat hanya
semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun
sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru hanya membantu agar informasi
menjadi lebih bermakna dan relevan bagi siswa dengan menunjukkan
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan strategi-strategi yang
dimilikinya untuk belajar. Selain itu, posisi guru dalam pembelajaran
matematika adalah untuk bernegosiasi dengan siswa, bukan memberikan
jawaban akhir yang telah jadi. Tidak hanya itu, guru seharusnya diharapkan
dapat bertindak sebagai mediator dan fasilitator yang membuat situasi yang
kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri siswa. Melalui
pemberian tugas rumah dengan pendekatan konstruktivis, diharapkan dapat
memberikan suatu motivasi kepada siswa untuk memahami suatu konsep secara
utuh melalui pengerjaan tugas dengan kondisi dan situasi yang tidak hanya
terpaku pada ruang kelas dan keterbatasan waktu dalam proses belajar. Siswa
dapat berusaha memahami suatu masalah beserta pemecahannya berdasarkan
kecepatan dan kemampuannya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://dewin221106.blogspot.co.id/2009/11/pendekatan-konstruktivisme-
dalam.html diakses tanggal 22 September 2017
https://id.scribd.com/doc/28035981/Penerapan-Konstruktivisme-Dalam-
Pembelajaran-Matematika-Di-Sekolah-Dasar, diakses tanggal 22 September
2017
https://www.academia.edu/19576401/TEORI_KONSTRUKTIVISME,
diakses tanggal 22 September 2017