Oleh : Kelompok 6
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehinga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa'atnya di
akhirat nanti.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya
mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat
keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan
digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan kurikulum atau biasa disebut
juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke
dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan,
dan hasil-hasil kurikulum itu pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum
yang akan menjiwai suatu kurikulum (Rahmat, 2009).
1
mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun
masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
prinsip tersebut sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Namun
demikian, tahap implementasi dan tahap evaluasi juga tetap menjadi tahap yang
penting dalam pengembangan kurikulum. Esensi dari pengembangan kurikulam
adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan
kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar pengembangan kurikulum itu bisa berjalan
secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para pengembang harus
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dengan berpegang
pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut, para pengembang
kurikulum akan dapat bekerja secara lebih terarah dan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
1. Data empiris
Data empiris merupakan peristiwa-peristiwa yang dialami dan
didokumentasikan serta telah terbukti secara efektif.
2. Data eksperimen
Data eksperimen merujuk pada temuan-temuan hasil penelitian dan
percobaan. Data hasil temuan merupakan data yang dipandang valid
dan reliable, sehingga tingkat kebenarannya meyakinkan untuk dijadikan
prinsip dalam pengembangan kurikulum.
3. Cerita atau legenda yang hidup di masyarakat
Data hasil penelitian sifatnya sangat terbatas, sehingga banyak data
lain yang diperoleh bukan dari hasil penelitian yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks,
diantaranya adat istiadat serta legenda yang hidup di masyarakat (folklore
of curriculum).
4. Akal sehat yang dijadikan pemahaman bersama (common of sense)
4
Data yang di peroleh dari penelitian sendiri digunakan setelah
melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.
5
6. Kekuasaan sosial-politik tertentu termasuk lembaga, arah kebijakan dan
produk-produk politik berupa peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
6
memperoleh hasil yang lebih baik jika ditempatkan dalam beberapa
kelompok sesuai kemampuannya.
Kebenaran parsial yaitu sutau fakta, konsep, dan prinsip yang
sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum bisa
digeneralisasikan, karena dianggap baik dan bermanfaat kasus tertentu.
3. Hipotesis
Hipotesis yaitu asumsi karja atau prinsip yang sifatnya tentatif atau
masih dalam kesimpulan yang sementara dan muncul dari pemikiran akal
sehat. Hipotesis ini masih perlu dibuktikan dengan suatu penelitian.
7
dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Terdapat dua
macam prinsip relevansi, yaitu:
1) Relevansi internal
Relevansi internal merupakan prinsip pengembangan kurikulum
yang menyatakan bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian
diantara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang
harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki
siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk
melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukkan
keutuhan suatu kurikulum.
2) Relevansi eksternal
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi,
dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan
kebutuhan dan tuntutan yang ada di masyarakat. Terdapat tiga macam
relevansi eksternal, yaitu: pertama, relevan dengan lingkungan hidup
peserta didik (relevansi sosiologis). Proses pengembangan dan
penetapan isi kurikulum hendaklah disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar siswa. Contohnya: untuk siswa yang ada di perkotaan
perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti heterogenitas
penduduk dan rambu-rambu lalu lintas, pelayanan-pelayanan publik dan
lain sebagainya.
Kedua, relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang
maupun dengan yang akan datang. Materi dari kurikulum harus sesuai
dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang dan sesuai dengan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu juga apa yang
diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada
waktu yang akan datang. Contohnya: efek negatif dari global warming
yang menjadi isu internasional harus diajarkan di sekolah, sehingga
siswa dapat menghindari perbuatan-perbuatan yang memicu terjadinya
pemanasan global. Pada kehidupan sekarang dan yang akan datang,
penggunaan komputer dan internet akan menjadi salah satu kebutuhan,
8
maka siswa harus diajarkan tentang bagaimana cara memanfaatkan
komputer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet.
Ketiga, relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan
potensi peserta didik (relevansi psikologis). Materi kurikulum yang
diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja. Untuk
memenuhi prinsip relevansi ini, maka dalam proses pengembangannya
sebelum ditentukan materi kurikulum yang bagaimana yang akan
digunakan, perlu dilakukan studi atau survei kebutuhan dan tuntutan
masyarakat, atau melakukan studi tentang jenis-jenis pekerjaan yang
dibutuhkan oleh setiap lembaga atau instansi.
b. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Apa
yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan
kondisi kenyataan yang ada. Oleh karena itu, kurikulum harus fleksibel. Prinsip
fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku, terutama
dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan
agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang,
serta kemampuan dan latar bekang peserta didik. Kurikulum mempersiapkan
anak didik untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di
tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang
berbeda. Prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum harus dilihat dari
dua sisi, yaitu:
1) fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang
gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai
dengan kondisi yang ada.
2) fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai
kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
c. Prinsip Kontinuitas (Berkesinambungan)
9
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara
berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Prinsip kontinuitas
yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat
kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang
lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu adanya
komunikasi dan kerja sama yang konstruktif antara para pengembang
kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, baik pada jenjang sekolah dasar,
jenjang SMP, jenjang SMA/SMK, dan bahkan dengan para pengembang
kurikulum di tingkat perguruan tinggi.
d. Prinsip Praktis
10
Walaupun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut
keahlian-keahlian dan peralatan-peralatan yang sangat khusus dan mahal
biayanya maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-
keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.
Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.
e. Prinsip Efektivitas
11
saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran
siswa tidak efektif.
12
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran, maka harus
memperhatikan suatu perencanaan penilaian yang baik dan penyusunan alat
penilaian/test-nya.
13
terlibat dalam pengembangannya. Ketika hal itu terjadi, maka
perubahan kurikulum akan efektif dan tahan lama.
5) Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok.
Perubahan yang signifikan dan fundamental dalam kurikulum adalah
akibat dari keputusan kelompok. Setiap perubahan yang signifikan
dalam kurikulum harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan
untuk memperoleh pemahaman, dukungan, dan masukan.
6) Pengembangan kurikulum adalah proses pengambilan keputusan di
mana pilihan yang terbuat dari satu set alternatif. Pengembang
kurikulum harus membuat keputusan termasuk apa yang harus
diajarkan, apa filsafat atau sudut pandang yang mendukung, apa
metode atau strategi yang digunakan untuk memberikan kurikulum,
dan apa jenis organisasi sekolah terbaik untuk mendukung kurikulum.
7) Pengembangan kirikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah
berakhir (berkelanjutan). Pemantauan terus menerus, pemeriksaan,
evaluasi, dan perbaikan sangat dibutuhkan dalam pengembangan
kurikulum. Kurikulum harus memenuhi kebutuhan setiap orang.
Kurikulum harus berubah untuk memenuhi kebutuhan perubahan
peserta didik, perubahan masyarakat, dan perkembangan pengetahuan
baru serta teknologi.
8) Pengembangan kurikulum akan barhasil jika dilakukan dengan
komprehensif, bukan aktivitas bagian perbagian yang terpisah.
Pengembangan kurikulum seharusnya melibatkan perencanaan yang
matang dan didukung oleh sumber daya yang memadai, waktu yang
dibutuhkan, dan personil yang memadai.
9) Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan
mengikuti suatu proses yang sistematis. Satu set prosedur atau model
untuk kurikulum harus ditetapkan terlebih dahulu, dan akan dikenal
dan diterima oleh semua yang terlibat dalam proses pengembangan
kurikulum. Model ini harus menguraikan urutan langkah-langkah yang
harus diikuti untuk pengembangan kurikulum.
14
10) Pengembangan kurikulum dilakukan barangkat dari kurikulum yang
ada. Perencanaan kurikulum dimulai dengan kurikulum yang ada.
Oliva menyarankan kepada perencana untuk "berpegang teguh pada
apa yang baik", yaitu kurikulum sebelumnya yang diyakini baik.
15
Pada saat kini proses pengembangan kurikulum di Indonesia mengikuti
kebijakan yang diundangkan dalam UU nomor 20 tahun 2003, PP nomor 19 tahun
2005 dan permen nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006. Berdasarkan ketetapan
tersebut maka proses pengembangan kurikulum di Indonesia mengikuti dua
langkah besar yaitu proses pengembangan yang dilakukan di Pemerintah Pusat
dan pengembangan yang dilakukan disetiap satuan pendidikan.
16
mengorganisasikan kepentingan peserta didik, masyarakat terdekat dan
bangsa dalam satu dimensi.
c. Model kurikulum harus sesuai dengan ide kurikulum.
d. Proses pengengembangan kurikulum harus bersifat fleksibel dan
komprehensif. Kurikulum sekolah harus bersifat terbuka untuk
penyempurnaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Prinsip pengembangan kurikulum adalah suatu dasar yang
mengatur sebuah proses pembelajaran yang dapat memberikan kondisi
belajar yang lebih efektif dan efisien. Ada empat sumber prinsip
pengembangan kurikulum, yaitu:
a. Data Empiris (Empirical Data).
b. Data Eksperimen (Experiment Data)
c. Kebiasaan yang hidup di Masyarakat (Folklore of
Curricuculum)
d. Akal Sehat (Common Sense)
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tipe prinsip, yaitu:
a. Anggapan kebeneran utuh atau menyeluruh (whole truth)
b. Anggapan kebenaran parsial (partial truth)
c. Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian
(hypothesis)
Macam-macam prinsip pengembangan kurikulum terbagi dua, yaitu :
a. Prinsip umum, di dalam prinsip umum terdapat 8 prinsip yaitu:
17
prinsip berorientasi pada tujuan, prinsip relevansi (kesesuaian),
prinsip efisiensi dan efektivitas, prinsip fleksibilitas (keluwesan),
prinsip berkesinambungan (kontinuitas), prinsip keseimbangan,
prinsip keterpaduan, dan prinsip mutu.
b. Prinsip khusus, di dalam prinsip khusus terdapat 5 prinsip, yaitu:
prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip yang
berkenaan dengan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan
proses pembelajaran, prinsip berkenaan dengan media dan alat
bantu pembelajaran, dan prinsip yang berkenaan dengan evaluasi
3.2. KRITIK & SARAN
Demikian pembahasan makalah kelompok kami. Semoga kiranya
dapat bermanfaat bagi kita semua. Dalam makalah ini tentunya masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat kami
harapkan demi perbaikan selanjutnya.
18
DAFTAR PUSTAKA