Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PRINSIP – PRINSIP & PROSES PENGEMBANGAN


KURIKULUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Kajian Kurikulum &
Pengembangan Matematika yang diampu oleh :

Idam Djunaedi, S.Pd., M.Si

Oleh : Kelompok 6

Ana Nur Anisah 181003624


Intan Nur Sakinah 181003634
Khusnul Chotimah 181003638
Laila Nur Cahyani 181003641
Nadia Amini Mahmudah 181003649

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

STKIP PGRI LUMAJANG


Jl. Pisang Gajih No.2 Telp (0334)882467
Lumajang
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehinga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa'atnya di
akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari Mata
Kuliah Kajian Kurikulum & Pengembangan Matematika dengan judul “PRINSIP
– PRINSIP & PROSES PENGEMBANGAN KURIKULUM”.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen Kajian Kurikulum & Pengembangan Matematika kami yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 3


2.1 Prinsip Pengembangan Kurikulum .............................. 3
2.2 Sumber – sumber prinsip pengembangan kurikulum ... 4
2.3 Tipe – tipe prinsip pengembangan kurikulum .............. 6
2.4 Macam – macam prinsip pengembangan kurikulum . . 7
2.5 Proses Pengembangan Kurikulum ............................... 15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................... 17
3.2 Kritik & Saran .............................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR
BELAKANG
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya
mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat
keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan
digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan kurikulum atau biasa disebut
juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke
dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan,
dan hasil-hasil kurikulum itu pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum
yang akan menjiwai suatu kurikulum (Rahmat, 2009).

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh


terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam
pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat
dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-
landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian
yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan
yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan
sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.

Sebelum melangkah lebih jauh pada pembahasan mengenai prinsip-prinsip


pengembangan kurikulum, bagaimana konsep kurikulum. Kita tentunya sudah
mengetahui bagaimana konsep kurikulum tersebut. Dari pendapat penulis dapat
dikatakan bahwa kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum
semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam
kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan.
Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan atau ahli kurikulum, ahli bidang
ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, politikus, pengusaha, orang tua peserta didik
serta unsur-unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan
pendidikan. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada
para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa,

1
mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun
masyarakat.

Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip


yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan
sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di
suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip
yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya,
sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum.

Sejalan dengan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk


membuat makalah dengan judul “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum”.
Makalah ini mengemukakan suatu pandangan tentang bagaimana prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum yamg harus diberlakukan untuk mencapai tujuan dari
pengembangan itu sendiri.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian dari pengembangan kurikulum ?
2. Bagaimana sumber – sumber pengembangan kurikulum ?
3. Apa saja yang termasuk prinsip – prinsip dasar dalam pengembangan
kurikulum ?
4. Bagaimana proses pengembangan kurikulum ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pengertian dari pengembangan kurikulum
2. Untuk mengetahui sumber – sumber dari pengembangan kurikulum
3. Untuk mengetahui prinsip – prinsip dasar dalam pengembangan kurikulum
4. Untuk mengetahui proses pengembangan kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip dapat diartikan
sebagai: (1) asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan
sebagainya); (2) dasar. Secara gramatikal prinsip bararti asas, dasar, keyakinan,
dan pendirian. Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu
menunjukan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan,
memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada
atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Dari pengertian dan makna
prinsip di atas, terlihat bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting
dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Dengan mengenali dan
memperhatikan prinsip, maka akan bisa menjadikan sesuatu itu kebih efektif dan
efisien. Prinsip juga mencerminkan tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu,
mungkin produk atau proses, dan bersifat memberikan rambu-rambu aturan main
yang jelas, yang harus diikuti untuk mencapai tujuan yang benar.

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya


mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat
keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan
digunakan oleh guru dan peserta didik. Dalam pengembangan kurikulum, tidak
hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja,
namun di dalamnya melibatkan banyak orang.

Dari uraian di atas, prinsip pengembangan kurikulum mengandung


pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam
menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama
dalam fase perencanaan kurikulum, karena dalam tahap perencanaan, prinsip-

3
prinsip tersebut sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Namun
demikian, tahap implementasi dan tahap evaluasi juga tetap menjadi tahap yang
penting dalam pengembangan kurikulum. Esensi dari pengembangan kurikulam
adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan
kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar pengembangan kurikulum itu bisa berjalan
secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para pengembang harus
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dengan berpegang
pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut, para pengembang
kurikulum akan dapat bekerja secara lebih terarah dan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.

2.2. SUMBER – SUMBER PRINSIP KURIKULUM

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tidak muncul begitu saja. Peter


F. Oliva (1992) mengemukakan empat sumber yang melahirkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum, antara lain:

1. Data empiris
Data empiris merupakan peristiwa-peristiwa yang dialami dan
didokumentasikan serta telah terbukti secara efektif.
2. Data eksperimen
Data eksperimen merujuk pada temuan-temuan hasil penelitian dan
percobaan. Data hasil temuan merupakan data yang dipandang valid
dan reliable, sehingga tingkat kebenarannya meyakinkan untuk dijadikan
prinsip dalam pengembangan kurikulum.
3. Cerita atau legenda yang hidup di masyarakat
Data hasil penelitian sifatnya sangat terbatas, sehingga banyak data
lain yang diperoleh bukan dari hasil penelitian yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks,
diantaranya adat istiadat serta legenda yang hidup di masyarakat (folklore
of curriculum).
4. Akal sehat yang dijadikan pemahaman bersama (common of sense)

4
Data yang di peroleh dari penelitian sendiri digunakan setelah
melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.

Dari sumber-sumber pengembangan yang dikemukakan Oliva tersebut,


dapat dikategorikan bahwa hanya ada dua sumber yang menjadi prinsip
pengembangan kurikulum yaitu sumber ilmiah dan sumber non ilmiah. Sumber
ilmiah didapat dari hal-hal maupun data dari kegiatan yang bersifat ilmiah seperti
halnya penelitian, data empiris tentang kelemahan dan kekurangan kurikulum
sebelumnya, informasi faktual dan sebagainya. Sedangkan sumber non ilmiah
didapat dari hal-hal yang bersifat non ilmiah seperti cerita rakyat, legenda, mitos
dan sebagainya yang telah menjadi keyakinan umum oleh suatu masyarakat dan
memiliki nilai-nilai tertentu di dalamnya.

Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Pengembangan Kurikulum


Teori dan Praktek (2004) menyebutkan beberapa sumber pengembangan
kurikulum diantaranya ialah:

1. Kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, di mana isi kurikulum


disesuaikan sebagai persiapan anak untuk menjalani kehidupan dan
pekerjaan orang dewasa.
2. Budaya masyarakat, termasuk di dalamnya semua disiplin ilmu yang ada
sebagai pengetahuan ilmiah, nilai-nilai, perilaku, benda material dan unsur
kebudayaan lainnya.
3. Anak, sebagai pusat atau sumber kegiatan pembelajaran. Perhatian dalam
menyusun pengembangan kurikulum bukan sesuatu yang akan diberikan
pada anak tapi bagaimana potensi yang ada pada anak dapat
dikembangkan secara optimal.
4. Pengalaman penyusunan kurikulum sebelumnya, baik sesuatu yang negatif
maupun hasil evaluasi positif atas pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
5. Tata nilai di masyarakat, termasuk nilai-nilai apa saja yang akan diajarkan
di sekolah atau dalam pelaksanaan kurikulum.

5
6. Kekuasaan sosial-politik tertentu termasuk lembaga, arah kebijakan dan
produk-produk politik berupa peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2.3. TIPE – TIPE PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Peter F. Oliva (1992) berpendapat bahwa tipe-tipe prinsip kurikulum dapat
dipandang sebagai kebenaran utuh, kebenaran parsial, atau hipotesis. Meskipun
semua berfungsi sebagai prinsip operasi, namun tipe-tipe tersebut dibedakan dari
segi efektivitas atau tingkat risikonya. Hal ini penting untuk memahami
perbedaan-perbedaan tersebut sebelum memeriksa prinsip-prinsip utama dalam
pengembangan kurikulum.

1. Kebenaran Utuh (Whole Truths)


Kebenaran utuh adalah fakta-fakta yang jelas atau konsep yang
terbukti melalui eksperimen, dan biasanya diterima tanpa adanya
tantangan. Misalnya beberapa orang akan membantah bahwa siswa akan
mampu menguasai suatu keahlian hanya setelah mereka mengembangkan
keterampilan sebagai prasyarat. Dari prinsip ini muncul praktik pra
penilaian untuk memasuki jenjang tertentu.
Kebenaran utuh atau menyeluruh adalah fakta, konsep, dan prinsip
yang diperoleh dan telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang
sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa mendapat tantangan atau kritik
karena sudah diyakini oleh orang-orang yang terlibat dalam
pengembangan kurikulum.
2. Kebenaran Parsial (Partial Truth)
Kebenaran parsial didasarkan pada pembatasan data dan hanya
diaplikasikan pada sebagian kondisi, dan biasanya tidak diterima secara
universal. Contohnya, sebagian guru menegaskan bahwa siswa akan
memperoleh hasil yang lebih baik jika disatukan dalam kelompok
pembelajaran yang sama. Sedangkan beberapa siswa mungkin

6
memperoleh hasil yang lebih baik jika ditempatkan dalam beberapa
kelompok sesuai kemampuannya.
Kebenaran parsial yaitu sutau fakta, konsep, dan prinsip yang
sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum bisa
digeneralisasikan, karena dianggap baik dan bermanfaat kasus tertentu.
3. Hipotesis
Hipotesis yaitu asumsi karja atau prinsip yang sifatnya tentatif atau
masih dalam kesimpulan yang sementara dan muncul dari pemikiran akal
sehat. Hipotesis ini masih perlu dibuktikan dengan suatu penelitian.

2.4. MACAM – MACAM PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kurikulum sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum


dapat berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan jika
memperhatikan sejumlah prinsip dalam proses pengembangannya. Wina Sanjaya
(2008) mengemukakan bahwa terdapat lima prinsip dalam pengembangan
kurikulum, yaitu: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas.
Sedangkan Nana Syaodih Sukmadinata (2009) mengetengahkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum dengan membaginya ke dalam dua kelompok, yaitu:
prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Berikut ini adalah uraian lebih
lanjut mengenai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dikemukakan
oleh Nana Syaodih Sukmadinata.

1. Prinsip-Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum


Seperti halnya Wina Sanjaya, Nana Syaodih mengemukakan lima prinsip
dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
a. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi adalah prinsip kesesuaian. Kurikulum merupakan rel-
nya pendidikan yang membawa siswa menuju hidup yang sesuai dengan nilai-
nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa supaya mempunyai afektif,
kognitif, dan psikomotor yang sesuai dengan tuntutan, kebutuhan dan harapan
masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun

7
dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Terdapat dua
macam prinsip relevansi, yaitu:
1) Relevansi internal
Relevansi internal merupakan prinsip pengembangan kurikulum
yang menyatakan bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian
diantara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang
harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki
siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk
melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukkan
keutuhan suatu kurikulum.
2) Relevansi eksternal
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi,
dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan
kebutuhan dan tuntutan yang ada di masyarakat. Terdapat tiga macam
relevansi eksternal, yaitu: pertama, relevan dengan lingkungan hidup
peserta didik (relevansi sosiologis). Proses pengembangan dan
penetapan isi kurikulum hendaklah disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar siswa. Contohnya: untuk siswa yang ada di perkotaan
perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti heterogenitas
penduduk dan rambu-rambu lalu lintas, pelayanan-pelayanan publik dan
lain sebagainya.
Kedua, relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang
maupun dengan yang akan datang. Materi dari kurikulum harus sesuai
dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang dan sesuai dengan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu juga apa yang
diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada
waktu yang akan datang. Contohnya: efek negatif dari global warming
yang menjadi isu internasional harus diajarkan di sekolah, sehingga
siswa dapat menghindari perbuatan-perbuatan yang memicu terjadinya
pemanasan global. Pada kehidupan sekarang dan yang akan datang,
penggunaan komputer dan internet akan menjadi salah satu kebutuhan,

8
maka siswa harus diajarkan tentang bagaimana cara memanfaatkan
komputer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet.
Ketiga, relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan
potensi peserta didik (relevansi psikologis). Materi kurikulum yang
diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja. Untuk
memenuhi prinsip relevansi ini, maka dalam proses pengembangannya
sebelum ditentukan materi kurikulum yang bagaimana yang akan
digunakan, perlu dilakukan studi atau survei kebutuhan dan tuntutan
masyarakat, atau melakukan studi tentang jenis-jenis pekerjaan yang
dibutuhkan oleh setiap lembaga atau instansi.
b. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Apa
yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan
kondisi kenyataan yang ada. Oleh karena itu, kurikulum harus fleksibel. Prinsip
fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku, terutama
dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan
agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang,
serta kemampuan dan latar bekang peserta didik. Kurikulum mempersiapkan
anak didik untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di
tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang
berbeda. Prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum harus dilihat dari
dua sisi, yaitu:
1) fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang
gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai
dengan kondisi yang ada.
2) fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai
kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
c. Prinsip Kontinuitas (Berkesinambungan)

9
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara
berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Prinsip kontinuitas
yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat
kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang
lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.

Dalam penyusunan materi pelajaran, perlu dijaga agar apa yang


diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih
tinggi, dasar ilmu pengetahuannya telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada
waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya. Selain itu, prinsip ini juga
berguna untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan materi pelajaran yang
mengakibatkan program pengajaran tidak efisien.

Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu adanya
komunikasi dan kerja sama yang konstruktif antara para pengembang
kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, baik pada jenjang sekolah dasar,
jenjang SMP, jenjang SMA/SMK, dan bahkan dengan para pengembang
kurikulum di tingkat perguruan tinggi.

d. Prinsip Praktis

Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat


sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip praktis ini juga disebut prinsip
efisiensi. Prinsip efisiensi yaitu mengusahakan agar dalam pengembangan
kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang
ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai. Prinsip
efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dan biaya
yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan memiliki
tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan
waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal.

10
Walaupun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut
keahlian-keahlian dan peralatan-peralatan yang sangat khusus dan mahal
biayanya maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-
keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.
Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.

e. Prinsip Efektivitas

Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu


berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Walaupun kurikulum
tersebut harus murah dan sederhana tetapi keberhasilan pencapaian tujuan tetap
harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara
kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat
dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.
Perencanaan dibidang pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari
kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum
akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.

Prinsip efektivitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan


kurikulum mencapai tujuan tanpa adanya kegiatan yang mubazir, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dari
pengembangan kurikulum harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan
pada pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem evaluasi serta model
kurikulum apa yang akan digunakan serta akan mempermudah dalam
implementasi kurikulum itu sendiri. Contoh penerapan prinsip efektivitas ini
sebagai berikut: apabila guru menetapkan dalam satu semester harus
menyelesaikan sepuluh program pembelajaran sesuai dengan pedoman
kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan
enam program saja, berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu
tidak efektif. Contoh lainnya: apabila ditetapkan dalam satu semester siswa
harus dapat mencapai sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian

11
saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran
siswa tidak efektif.

2. Prinsip-Prinsip Khusus dalam Pengembangan Kurikulum

Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum ini berkaitan


dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar dan penilaian. Prinsip khusus
ini terdiri atas lima hal yaitu:

a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan

Tujuan merupakan pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.


Perumusan kompenen-kompenen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau
berjangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.

b. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan

Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan keutuhan pendidikan yang


telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa
hal, antara lain: penjabaran tujuan pendidikan kedalam bentuk perbuatan hasil
belajar yang khusus dan sederhana; serta isi bahan pelajaran harus meliputi
segi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan; unit-unit kurikulum harus disusun
dalam urutan yang logis dan sistematis.

c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar

Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya


memperhatikan metode/teknik belajar-mengajar yang digunakan harus sesuai.

d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran

Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan


media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.

e. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian

12
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran, maka harus
memperhatikan suatu perencanaan penilaian yang baik dan penyusunan alat
penilaian/test-nya.

Sistem pendidikan yang baik, yang didalamnya termasuk kurikulum


seharusnya memberikan respon terhadap perubahan kondisi yang terjadi
masyarakat. Adanya perubahan atau pengembangan kurikulum merupakan hal
yang normal, bahkan perubahan atau pengembangan kurikulum itu diperlukan
sebagai konsekuensi dari adanya perubahan lingkungan.

Tugas dan tanggung jawab dari para pengembang kurikulum akan


dipermudah jika mengikuti prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Peter F.
Oliva mengajukan sepuluh aksioma dalam pengembangan kurikulum, yaitu :

1) Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan,


bahkan diperlukan dan diinginkan. Sekolah tumbuh dan berkembang
dalam proporsi kemampuan mereka untuk merespons perubahan dan
beradaptasi dengan kondisi yang berubah. Masyarakat dan lembaga
yang terus mengalami perubahan harus meresponnya.
2) Kurikulum merupakan produk dari waktu. Kurikulum merespon dan
diubah oleh faktor-faktor seperti kekuatan sosial, filosofis, prinsip-
prinsip psikologis, akumulasi pengetahuan, dan kepemimpinan
pendidikan yang berlangsung.
3) Perubahan kurikulum yang dibuat pada periode sebelumnya dapat
eksis bersamaan dengan perubahan kurikulum baru. Revisi kurikulum
jarang dimulai dan berakhir tiba-tiba. Perubahan dapat hidup
berdampingan dan saling melengkapi untuk jangka waktu yang lama.
Biasanya kurikulum yang disusun secara bertahap juga dihapus secara
bertahap.
4) Perubahan kurikulum tergantung pada orang untuk menerapkan
perubahan. Orang-orang yang akan menerapkan kurikulum harus

13
terlibat dalam pengembangannya. Ketika hal itu terjadi, maka
perubahan kurikulum akan efektif dan tahan lama.
5) Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok.
Perubahan yang signifikan dan fundamental dalam kurikulum adalah
akibat dari keputusan kelompok. Setiap perubahan yang signifikan
dalam kurikulum harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan
untuk memperoleh pemahaman, dukungan, dan masukan.
6) Pengembangan kurikulum adalah proses pengambilan keputusan di
mana pilihan yang terbuat dari satu set alternatif. Pengembang
kurikulum harus membuat keputusan termasuk apa yang harus
diajarkan, apa filsafat atau sudut pandang yang mendukung, apa
metode atau strategi yang digunakan untuk memberikan kurikulum,
dan apa jenis organisasi sekolah terbaik untuk mendukung kurikulum.
7) Pengembangan kirikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah
berakhir (berkelanjutan). Pemantauan terus menerus, pemeriksaan,
evaluasi, dan perbaikan sangat dibutuhkan dalam pengembangan
kurikulum. Kurikulum harus memenuhi kebutuhan setiap orang.
Kurikulum harus berubah untuk memenuhi kebutuhan perubahan
peserta didik, perubahan masyarakat, dan perkembangan pengetahuan
baru serta teknologi.
8) Pengembangan kurikulum akan barhasil jika dilakukan dengan
komprehensif, bukan aktivitas bagian perbagian yang terpisah.
Pengembangan kurikulum seharusnya melibatkan perencanaan yang
matang dan didukung oleh sumber daya yang memadai, waktu yang
dibutuhkan, dan personil yang memadai.
9) Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan
mengikuti suatu proses yang sistematis. Satu set prosedur atau model
untuk kurikulum harus ditetapkan terlebih dahulu, dan akan dikenal
dan diterima oleh semua yang terlibat dalam proses pengembangan
kurikulum. Model ini harus menguraikan urutan langkah-langkah yang
harus diikuti untuk pengembangan kurikulum.

14
10) Pengembangan kurikulum dilakukan barangkat dari kurikulum yang
ada. Perencanaan kurikulum dimulai dengan kurikulum yang ada.
Oliva menyarankan kepada perencana untuk "berpegang teguh pada
apa yang baik", yaitu kurikulum sebelumnya yang diyakini baik.

2.5. PROSES PENGEMBANGAN KURIKULUM

Unruh dan Unruh (1984:97) mengatakan bahwa proses pengembangan


kurikulum a complex process of assessing needs, identifying desired learning
outcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and meeting the
cultural, social, and personal needs that the curriculum is to serve. Berbagai faktor
seperti politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu, teknologi berpengaruh dalam proses
pengembangan kurikulum.

Oleh karena itu Olivia (1992:39-41) selain mengakui bahwa


pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang kompleks lebih lanjut
mengatakan curriculum is a product of its time. . . curriculum responds to and is
changed by social forced, philosophical positions, psychological principles,
accumulating knowledge, and educational leadership at it’s moment in history.

Implementasi adalah proses kurikulum yang lebih rumit dibandingkan


konstruksi kurikulum. Dalam implementasi berabagai factor berpengaruh terhadap
implementasi. Factor – factor tersebut dapat berupa factor pendukung untuk
keberhasilan seperti manajemen sekolah yang baik, kontribusi komite sekolah,
sikap masyarakat, semangat dan dedikasi guru serta fasilitas belajar yang
memenuhi syarat serta ketersediaan dana yang diperlukan. Evaluasi merupakan
fase pengembangan kurikulum yang cukup rumit. Sebenarnya dalam suatu
prosedur pengembangan standar, evaluasi dilakukan sejak awal pengembangan
kurikulum.

15
Pada saat kini proses pengembangan kurikulum di Indonesia mengikuti
kebijakan yang diundangkan dalam UU nomor 20 tahun 2003, PP nomor 19 tahun
2005 dan permen nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006. Berdasarkan ketetapan
tersebut maka proses pengembangan kurikulum di Indonesia mengikuti dua
langkah besar yaitu proses pengembangan yang dilakukan di Pemerintah Pusat
dan pengembangan yang dilakukan disetiap satuan pendidikan.

Pengembangan yang paling menjadi focus perhatian adalah pengembangan


tingkat sekolah. Pada tingkat ini sekolah tetap harus memperhatikan kebutuhan
dan tantangan masyarakat yang dilayaninya, menerjemahkan tantangan tersebut
dalam kemampuan yang harus dimilki peserta didik. Pengembangan pada tingkat
ini menghasilkan apa yang disebut dengan kurikulum Sekolah atau kurikulum
Tingkat satuan Pendidikan ( KTSP ).

1. Pengembangan Kurikululum Sekolah


Proses pengembangan kurikulum Sekolah dikembangkan berdasarkan
landasan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Landasan
Legal nya adalah UU nomor 20 tahun 2003, setelah UU nomor 20 tahun 2003
berlaku, wewenang mengembangkan, mengelola dan melaksanakan
pendidikan tidak lagi sepenuhnya menajadi tanggung jawab Pemerintah Pusat
tetapi sudah berbagi dengan pemerintah daerah. System pendidikan yang
dibangun oleh UU nomor 20 tahun 2003 merupakan konsekuensi dari
perubahan system pemerintahan sentralistis ke otonomi daerah dimana
pendidikan adalah aspek pelayanan pemerintahan pusat yang didelegasikan ke
pemerintah daerah.

2. Sedangkan landasan Filosofis dan teoritisnya bagi pengembangan kurikulum


sekolah adalah :
a. Kurikulum harus dimulai dari lingkungan terdekat.
b. Kurikulum harus mampu melayani pencapaian tujuan pendidikan nasional
dan tujuan satuan pendidikan. Kurikulum sekolah harus mampu

16
mengorganisasikan kepentingan peserta didik, masyarakat terdekat dan
bangsa dalam satu dimensi.
c. Model kurikulum harus sesuai dengan ide kurikulum.
d. Proses pengengembangan kurikulum harus bersifat fleksibel dan
komprehensif. Kurikulum sekolah harus bersifat terbuka untuk
penyempurnaan.

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Prinsip pengembangan kurikulum adalah suatu dasar yang
mengatur sebuah proses pembelajaran yang dapat memberikan kondisi
belajar yang lebih efektif dan efisien. Ada empat sumber prinsip
pengembangan kurikulum, yaitu:
a. Data Empiris (Empirical Data).
b. Data Eksperimen (Experiment Data)
c. Kebiasaan yang hidup di Masyarakat (Folklore of
Curricuculum)
d. Akal Sehat (Common Sense)
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tipe prinsip, yaitu:
a. Anggapan kebeneran utuh atau menyeluruh (whole truth)
b. Anggapan kebenaran parsial (partial truth)
c. Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian
(hypothesis)
Macam-macam prinsip pengembangan kurikulum terbagi dua, yaitu :
a. Prinsip umum, di dalam prinsip umum terdapat 8 prinsip yaitu:

17
prinsip berorientasi pada tujuan, prinsip relevansi (kesesuaian),
prinsip efisiensi dan efektivitas, prinsip fleksibilitas (keluwesan),
prinsip berkesinambungan (kontinuitas), prinsip keseimbangan,
prinsip keterpaduan, dan prinsip mutu.
b. Prinsip khusus, di dalam prinsip khusus terdapat 5 prinsip, yaitu:
prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip yang
berkenaan dengan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan
proses pembelajaran, prinsip berkenaan dengan media dan alat
bantu pembelajaran, dan prinsip yang berkenaan dengan evaluasi
3.2. KRITIK & SARAN
Demikian pembahasan makalah kelompok kami. Semoga kiranya
dapat bermanfaat bagi kita semua. Dalam makalah ini tentunya masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat kami
harapkan demi perbaikan selanjutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dra, Subandijan. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta, PT.Raja


Grafindo, 1996).
Soetopo,Hendiyat. Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta, Bina
Aksara, 1982).
Idi.Abdullah. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik, (Yogyakarta, Ar-
Ruzz Meda, 2009).
Wina, Sajaya. Kurikulum Dan Pembelajaran, Kencana, Jakarta, 2008
Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan kurikulum. (Bandung, PT Remaja
Rosda Karya, 2007).
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
(Jakarta, Bumi Aksara, 2006).
Miller, John P dan Seller, Wayne. Curriculum Perspectives and Practice, (London,
Longman, 1985).
Sukmadinata, N.S. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung,
Remaja Rosda Karya, 1997).
Prof. Drs. H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta, Rineka
Cipta, 2004).
Departemen Agama RI Majelis Pertimbangan dan Pemberdayaan Pendidikan
Agama dan Keagamaan MP3A 2005, Panduan Pengembangan Kurikulum,
(Jakarta, Bina Mitra Pemberdaya Madrasah, 2005).
Syaodih, Nana, Kurikulum pembelajaran. (Bandung, Jurusan Kutekpen FIP UPI,
2000).
Joko susilo, Muhammad, Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakrta,
Pustaka Pelajar, 2007)

Anda mungkin juga menyukai