Disusun oleh:
Kelompok 4
Veryna (1900005164)
Fadhilla Eka Roshydta (1900005168)
Siti Sahara Sulaiman (1900005170)
Annisa Nur hidayati (1900005178)
Syafrizal Dzikriansyah (1900005186)
Wisnu Alkhawarizmi (1900005196)
Maritsa Chazimah (190005208)
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 13
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Van
Hielle dan Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika” tepat pada
waktunya. Rasa hormat dan ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Asih
Mardati., selaku dosen pengampu mata kuliah Materi Pembelajaran Matematika SD atas
ilmu, bimbingan, motivasi, dan saran yang diberikan selama perkuliahan. Dalam
menyelesaikan makalah ini, tentu tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi materi, tata bahasa, penulisan kalimat, maupun kajian teori.
Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
agar kami dapat memperbaikinya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok
kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.
Penyusun
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran matematika merupakan suatu interaksi antara pendidik dengan
peserta didik yang dilakukan secara sadar dan dilakukan dengan tujuan siswa
memahami konteks matematika yang diajarkan. Pembelajaran matematika
ditujukan untuk tercapainya standar kompetensi/kompetensi inti dan kompetensi
dasar pembelajaran dimana pembelajaran harus dilakukan secara
berkesinambungan. Guru juga harus memperhatikan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran. Melakukan evaluasi
yang relevan dan disesuaikan dengan proses dalam pembelajaran. Hal tersebut
tidak terlepas dari beberapa komponen pembelajaran seperti model, pendekatan,
strategi dan lain sebagainya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori belajar Van Hielle dan pendekatan realistic
pembelajaran matematika?
2. Apakah tujuan pembelajaran yang dicapai melalui teori belajar dan
pendekatan pembelajaran matematika?
3. Bagaimana sintaks atau langkah dalam pendekatan pembelajaran
matematika?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari teori dan pendekatan pembelajaran
matematika?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian teori belajar Van Hielle dan pendekatan
pembelajaran realistik dalam matematika.
2. Dapat mengetahui tujuan pembelajaran yang dicapai melalui teori belajar
dan pendekatan pembelajaran matematika.
3. Dapat mengetahui sintaks atau langkah dalam pendekatan pembelajaran
matermatika.
4. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori dan pendekatan
pembelajaran matematika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sesuatu yang wholistic. Pada tingkat ini siswa belum
memperhatikan komponen-komponen dari masing-masing bangun.
Dengan demikian, meskipun pada tingkat ini siswa sudah mengenal
nama suatu bangun, siswa belum mangamati ciri-ciri dari bangun
itu. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa tahu bahwa sesuatu
bangun bernama persegi panjang, tetapi ia belum menyadari ciri-
ciri dari bangun yang bernama persegi panjang tersebut.
4
penarikan kesimpulan, yang kita kenal dengan sebutan berfikir
deduktif. Namun kemampuan ini belum berkembang secara
penuh. Satu hal yang perlu diketahui adalah siswa pada tahap ini
sudah mulai mampu mengurutkan. Misalnya, ia sudah mengenali
bahwa bujur sangkar adalah jajaran genjang, bahwa belah ketupat
adalah layang-layang. Demikian pula dalam pengenalan benda-
benda ruang, siswa sudah memahami bahwa kubus adalah balok
juga, dengan keistimewaannya yaitu bahwa semua sisinya
berbentuk bujur sangkar. Pola berpikir siswa pada tahap ini masih
belum mampu menerangkan mengapa diagonal suatu persegi
panjang itu sama panjang. Anak mungkin belum memahami
bahwa bela ketupat dapat dibentuk dari dua segitiga yang
kongruen.
5
5. Tingkat 5 : Tingkat Rigor
Tingkat ini disebut juga tingkat metamatematis. Pada tingkat ini,
siswa mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-
sistem matematika (termasuk sistem-sistem geometri), tanpa
membutuhkan model-model yang kongkrit sebagai acuan. Pada
tingkat ini , siswa memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih
dari satu geometri. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa,
menyadari bahwa jika salah satu aksioma pada suatu sistem
geometri diubah, maka seluruh geometri tersebut juga akan
diubah. Sehingga, pada tingkat ini siswa sudah bisa memahami
adanya geometri-geometri yang lain di samping geometri
Euclides.
6
berorientasi kepada penalaran matematika dalam menyelesaikan
masalah. Siswa dalam pendekatan realistik dituntun agar terlibat secara
aktif dalam pembelajaran yakni dalam memecahkan masalah matematika
baik secara individu maupun diskusi kelompok. Dalam pendekatan
tersebut guru bersifat sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran karena
pembelajaran realistik bertajuk situated learning yaitu proses
pembelajaran yang diarahkan kepada dunia nyata atau student center.
Dengan demikian pendekatan matematika realistik merupakan suatu
pendekatan metodologi pembelajaran yang mengutamakan kenyataan
dan lingkungan sebagai alat bantu pembelajaran dimana mempunyai
maksud kebermaknaan kepada siswa sehingga pembelajaran dapat
tercapai secara optimal. Hal tersebut menjadikan realita ataupun
lingkungan menjadi sumber utama dalam pembelajaran. Realita tersebut
bukan hanya sesuatu yang bersifat fisik saja melainkan dengan segala
sesuatu yang dapat dibayangkan dengan realitas imajinasi siswa.
Geometri adalah suatu konsep abstrak yang dapat diilustrasikan dengan benda
konkret yang memiliki sifat yang sama dengan bangun geometri.
Pembelajaran geometri di sekolah dasar dapat memberikan kontribusi kepada
siswa dalam belajar matematika, baik untuk pembentukan sikap, pola pikir,
dan keterampilan. Geometri dapat dikatakan sebagai salah satu materi yang
dianggap penting dalam matematika.
Usiskin (1982) memberikan alasan mengapa geometri perlu diajarkan yaitu:
a) Pertama, geometri satu-satunya bidang matematika yang dapat
mengaitkan matematika denganbentuk fisik dunia nyata,
7
b) Kedua, geometri satu-satunya yang dapat memungkinkan ide-
idematematika yang dapat divisualisasikan,
c) Dan yang ketiga, geometri dapat memberikan contohyang tidak tunggal
tentang sistem matematika. Dalam proses mempelajari geometri, siswa
akan melalui tingkatan-tingkatan berpikir yang berurutan.
8
C. Sintaks Pendekatan Pembelajaran Realistik
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan inti proses pembelajaran
melalui pendekatan realistic adalah sebagai berikut:
1) Memahami masalah kontekstual,
Pada langkah ini siswa diberi masalah kontekstual dan siswa diminta untuk
memahami masalah kontekstual yang diberikan.
5) Menyimpulkan.
Setelah selesai diskusi kelas, guru membimbing siswa untuk mengambil
kesimpulan suatu konsep atau prinsip.
9
a) Kemampuan pemahaman belajar siswa lebih baik jika menggunakan
teori Van Hiele,
b) Siwa mampu berkomunikasi lebih baik,
c) Objek akan menjadi jelas pada tahap berikutnya jika pada objek yang
lama masih kurang jelas.
10
E. Contoh Penerapan Pendekatan pada Pembelajaran Matematika
Contoh penerapan pendekatan realistik pada pelajaran matematika SD yaitu
kelas V materi bangun ruang.
Langkah-langkah penerapan menggunakan pendekatan realistik pada materi
bangun ruang yaitu:
1) Memahami masalah kontekstual,
Contohnya:
Meminta siswa mengingat benda-benda yang menyerupai tabung, kerucut,
balok, kubus, dan bola sesuai pengalaman mereka masing-masing dan
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengingat sifat-sifat bangun ruang
tersebut, dan membayangkan cara menggambarnya sesuai dengan strategi
mereka masing-masing.
11
5) Menyimpulkan.
Setelah selesai diskusi kelas, guru membimbing siswa untuk mengambil
kesimpulan suatu konsep atau prinsip.
Contohnya:
Dari beberapa hasil pekerjaan siswa yang telah dibacakan. Guru memberikan
kesimpulan terkait bangun ruang balok.
Suatu masalah realistik tidak harus selalu berupa masalah yang ada di dunia
nyata dan bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa, namun suatu
masalah disebut realistik jika masalah tersebut dapat dibayangkan atau nyata
dalam pikiran siswa. Dalam pembelajaran matematika realistik,
permasalahan realistik digunakan sebagai fondasi dalam membangun
konsep matematika, kemudian definisi akhir, sifat dan teorema dapat
12
ditemukan. Untuk hal tersebut siswa diharapkan lebih aktif berdiskusi dan
melakukan refleksi agar dapat mengkonstruksi konsep-konsep matematika.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori belajar Van Hiele adalah teori belajar tentang tahap berpikir siswa dalam
pembelajaran matematika khususnya materi geometri. Tahapan berpikir atau
tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri, menurut Van
Hielle yaitu tingkat visualisasi (tingkat pengenalan), tingkat analisis (tingkat
deskriptif), tingkat abstraksi (pengurutan), tingkat deduksi formal
(menyimpulkan), dan tingkat rigor (penalaran).
Tujuan teori belajar Van Hiele yaitu untuk mengatasi masalah siswa yang
kesulitan memahami geometri karena teori belajar Van Hiele merupakan teori
yang fokus terhadap geometri. Sedangkan tujuan pendekatan realistic yaitu
meningkatkan kemampuan siswa memahami materi matematika dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali dan
merekonstruksi konsep-konsep materi pembelajaran matematika.
13
Penerapan teori Van Hiele pada pembelajaran matematika SD memiliki
kelebihan dan kekurangannya sendiri, begitu juga dengan penerapan pada
pembelajaran menggunakan pendekatan realistic.
DAFTAR PUSTAKA
Sutriani, lilis., Oyon, Pranata., & Yusuf, Suryana. (2018). Implementasi Teori Belajar
Van Hiele Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Sifat-Sifat Bangun
Datar Sederhana. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5, 99-110.
Aini, Z., Maidiyah, E., & Hidayat, M. (2018). Tingkat Kemampuan Berpikir Siswa
berdasarkan Teori van Hiele pada Materi Segiempat Kelas VIII SMP Negeri 1
Darussalam. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika, 3(2), 60-62.
14