Anda di halaman 1dari 26

MODUL 4

PENDIDIKAN
ANAK TUNA NETRA

DIFFA YOGA SYAHROHMAN


KB 1 :
Definisi, Klasifikasi, Penyebab,
dan Cara Pencegahan
Terjadinya Ketunanetraan
*Definisi Dan
Klasifikasi Tunanetra
1.Definisi legal (definisi
berdasarkan peraturan
perundang-undangan)
Ketajaman
penglihatan (
Definisi edukasional mengenai ketunanetraan lebih
dapat memenuhi persyaratan daripada definisi
legal oleh karenanya dapat menunjukkan :

 membaca seperlunya
Alat bantu serta bahan ajar yang
sebaiknya
dipergunakan
Kebutuhan yang berkaitan dengan orientasi dan
mobilitas.
*

•Buta

• Tunanetra berat dan


tunanetra ringan
 Menurut Mason & McCall 1999 dinegara-
negara ini kasus kebutaan yang
disebabkan oleh kondisi kelainan genetis
bawaan,
retinopathy of prematurity atau kerusakan
jalur penglihatan, relative kecil proporsinya.

Menurut G Sianturi, 2004 penyebab utama


kebutaan di Indonesia adalah katarak,
glaucoma, kelainan refraksi, penyakit
kornea, retina dan kekurangan Vitamin A.
◦ Jika dilihat dari modul
yang menyebabkan
ketunanetraan ada 20
macam salah satunya
ialah : albinisme, buta
warna, radiasi dan lain
sebagainya.
untuk memerangi kebutaan yang dapat dihindari
melalui :
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
Pelatihan personel
Memperkuat infrastruktur perawatan mata yang
ada
Penggunaan teknologi yang tepat dan terjangkau
Mobilisasi sumber-sumber
1 Pencegahan primer

2 Pencegahan sekunder

3 Pencegahan tersier
*Prophylaxis *Pendidikan
*Imunisasi *Penyuluhan genetika
*Perawatan kehamilan yang *Perundang-undangan
tepat
*Deteksi dan intervensi dini
*Perawatan neonatal *Meningkatkan hygiene dan
*Perbaikan gizi perawatan kesehatan
KB 2:
Dampak Ketunanetraan Terhadap
Kehidupan Seorang Individu
LATIHAN KETERAMPILAN
INDRA PENDENGARAN
Dengan dilatih, pendengaran juga akan menjadi peka terhadap bunyi-
bunyi. Dengan melatih keterampilan pendengaran tanpa menggunakan indra
penglihatan kita akan dapat menyadari apa yang sedang dilakukan oleh orang-
orang di sekitar
INDRA PERABAAN
◦ Indra perabaan dapat memberikan informasi yang biasanya kita
peroleh melalui indra penglihatan.
INDRA PENCIUMAN
◦Betapa banyak bahan makanan yang dapat kita kenali melalui indra
penciuman.
◦Misalnya, jika kita tidak dapat membedakan antara kunyit dan jahe
melalui perabaan kenalilah baunya.
*LATIHAN
KETERAMPILAN
PENGINDRAAN
SISA INDRA PENGLIHATAN
Sebagian besar orang yang dikategorikan sebagai
tunanetra masih mempunyai sisa penglihatan (low
vision). Kebanyakan orang low vision dapat merespon
secara baik terhadap warna-warna kontras, dan
mereka harus memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya.
1.Visualisasi
◦Cara lain bagi individu tunanetra untuk
mendapatkan kenyamanan di dalam lingkungannya
dan membantunya bergerak secara mandiri adalah
dengan menggunakan ingatan visual ( visual
memory) atau visualisasi (juga disebut peta
mental). yang tepat agar tetap menjadi bagian
dari kehidupan yang normal.
2.Ingatan Kinestetik
Ingatan kinestetik adalah ingatan tentang kesadaran
gerak otot yang dihasilkan oleh interaksi antara
indra perabaan (tactile), propriosepsi dan
keseimbangan yang dikontrol oleh sistem vestibular,
yang berpusat di bagian atas dari telinga bagian
dalam. Sistem ini peka terhadap percepatan, posisi,
dan gerakan kepala.
3. Persepsi Obyek
Banyak tunanetra yang sudah
berpengalaman banyak dalam bepergian
secara mandiri, akan mengembangkan suatu
kemampuan yang mungkin turut
membentuk anggapan orang bahwa individu
tunanetra memiliki indra keenam atau
sekurang-kurangnya member kesan bahwa
dia mempunyai indra pendengaran yang
lebih tajam. Kemampuan ini disebut
persepsi obyek (object perception)
Melangkahi
* Membuka/
lubang
menutup pintu
Duduk di kursi
* Melewati
tangga Naik ke
dalam mobil
Jika kita menunjukkan arah menuju suatu tempat atau
benda kepada seorang tunanetra, kita tidak bisa sekedar
menunjukkan sambil mengatakan “ke sana” ke sini”.
Kita harus lebih spesifik. Misalnya: kira-kira 10 meter ke
depan; di sebelah kiri; 5 langkah ke kanan; di atas TV;
dsb.
Untuk lingkungan yang kecil, kita dapat menggunakan
putaran jam sebagai rujukan. Misalnya, ketika kita ingin
memberitahukan letak makanan di dalam piring seorang
tunanetra yang akan makan, kita dapat mengatakan
ikan ada di jam 9, sambal di jam 12, tahu di jam 6, dst.
Kegiatan Belajar
3:
◦Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah
Umum dalam Setting Pendidikan Inklusif
KEBUTUHAN SISWA TUNANETRA
1. Pengembangan Konsep
Konsep adalah simbol atau istilah yang menggambarkan
suatu obyek, kejadian, atau keadaan tertentu

Hills dan Blasch (1980) mengklasifikasi jenis konsep yang


diperlukan
oleh anak tunanetra
1. Konsep Tubuh : kemampuan untuk mengidentifikasiatau
mengenali nama bagian tubuh serta mnegetahui lokasi, gerakan,
hubungannya dengan bagian tubuh lain, dan fungsi bagian-bagian
tubuh tersebut
2. Konsep Ruang : mencakup posisi atau hubungan
3. Konsep Lingkungan
2. Teknik Alternatif dan Alat Bantu Belajar Khusus
Teknik alternatif adalah cara khusus (baik dengan ataupun
tanpa alat bantu khusus) yang memanfaatkan indra-indra
nonvisual atau sisa indra penglihatan untuk melakukan
sesuatu kegiatan yang normalnya dilakukan dengan indra
penglihatan.
Contoh: Jam tangan brille, jam tangan bicara, komputer
bicara, komputer dengan printer braille, dll

3. Keterampilan Sosial/Emosional
Agar efektif dalam interaksi sosial, anak tunanetra perlu
memiliki keterampilan tertentu, seperti keterampilan
penggunaan bahasa non verbal atau bahasa tubuh (body
language)
4. Keterampilan Orientasi dan Mobilitas

Kemampuan mobilitas, yaitu keterampilan untuk


bergerak secara leluasa di dalam lingkungannya.

Keterampilan orientasi, yaitu kemampuan untuk


memahami hubungan lokasi antara satu obyek
dengan obyek lainnya di dalam lingkungan (Hill dan
Ponder, 1976)

Untuk membantu mobilitas tunanetra alat bantu


yang umum dipergunakan adalah tongkat, anjing
penuntun, dan alat elektronik.
5. Keterampilan Menggunakan Sisa Penglihatan

Sebagian besar orang tunanetra masih memiliki sisa


penglihatan yang fungsional, dan banyak di antara
mereka masih dapat membaca dan menulis
menggunakan tulisan biasa dengan pengaturan pada
satu atau tiga aspek berikut. Pencahayaan,
penggunaan kaca mata, dan magnifikasi (pembesaran
tampilan tulisan).
Alat bantu yang paling efektif adalah cahaya
dan kacamata yang cocok.
STRATEGI PEMBELAJARAN TUNANETRA
1. Pembelajaran deduktif atau induktif
2. Pembelajaran ekspositorik atau heuristik
3. Pembelajaran seorang guru atau beregu (team
teaching)
4. Pembelajaran klasikal, kelompok kecil, atau
individual
5. Pembelajaran tatap muka atau melalui media
6. Strategi individualisasi: Program Pendidikan
Individualisasai (PPI)
7. Strategi Kooperatif
8. Strategi modifikasi perilaku
MEDIA PEMBELAJARAN TUNANETRA

1. Alat Peraga
Objek atau situasi sebenarnya, benda asli yang
diawetkan, model dua dimensi, dan model tiga
dimensi.

2. Alat Bantu Pembelajaran


Alat bantu untuk baca-tulis, alat bantu untuk
membaca, alat bantu untuk berhitung dan alat bantu
untuk audio.
EVALUASI PEMBELAJARAN
Hal yang harus diperhatikan saat melakukan evaluasi pada anak
tunanetra:
1. Soal dalam bentuk huruf Braille, sedangkan untuk siswa low
vision disesuaikan dengan kemampuan penglihatannya.
2. Guru harus bersikap objektif dalam mengevaluasi pencapaian
prestasi belajar siswa tunanetra sesuai dengan
kemampuannya.
3. Waktu pelaksanaan tes hendaknya lebih lama karena
didasarkan pada pertimbangan bahwa waktu yang digunakan
siswa tunanetra untuk membaca dan menulis huruf Braille.

Anda mungkin juga menyukai