KHUSUS (PDGK4407)
Tutor :
Disusun oleh:
UNIVERSITAS TERBUKA
Digunakan pada profesi Medis untuk menentukan apakah seseorang berhak memperoleh akses
keuntungan tertentu seperti : asuransi tertentu, bebas bea transportasi dan untuk menentukan perangkat
alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya. Ada 2 aspek yang diukur :
a. ketajaman penglihatan
b. medan pandang
Cara yang paling umum untuk mengukur ketajaman mata dengan Kartu Snelen yg terdiri dari huruf huruf
atau angka angka yang tersusun berbaris berdasarkan ukuran besarnya. Klasifikasi ketajaman penglihatan
menurut WHO:
Mata normal : 6/6 hingga 6/18
Mata kurang awas : <6/18 hingga >3/60
Buta : <3/60
2. Definisi Edukasional/Fungsional
Secara edukasional, seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan pembelajaran dia memerlukan
alat bantu khusus, metode khusus atau teknik tertentu sehingga dia dapat belajar.
A. Klasifikasi Ketunanetraan:
a. Myopia, adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang retina.
b. Hyperopia, adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan retina.
c. Astigmatisme, adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena
ketidak beresan pada kornea mata.
B. Penyebab Terjadinya Tunanetra
2. Ambiyopia
Penyebabnya bawaan dari lahir atau bisa berkembang kemudian
3. Buta Warna
Penyebabnya bisa dari keturunan, keracunan atau penyakit retina
5. Devisiensi Vitamin A
Kekurangan vit A yg akut menyebabkan (Xerophtalmia )
6. Glaukoma
Cairan pada bagian depan mata tidak mengalir ke luar. Gejala : Sering salah lihat, Perut mual
7. Katarak
Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman pengelihatan berkurang,
sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna bayangan dan visi kurang jelas karena
cahaya tersebar oleh katarak ke mata.
9. Myopia
Mata Myopia adalah cacat mata tidak bisa melihat jauh, hal ini karena bayangan jatuh pada depan
retina. Dapat ditolong dengan kaca mata minus
10. Mistagmus
Yaitu gerakan mata yang menghentak hentak / gerakan bola mata yg cepat tanpa disengaja (di luar
kemampuan)
Kegiatan Belajar 2
A. Proses Penginderaan
Organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari luar diproses dalam otak. Semua informasi yang
akan diproses diotak melewati 3 prosesor dalam bentuk:
a. Linguistik
b. Non linguistic
c. Afektif
1. Indra Pendengaran
Pengembangan ketrampilan mendengarkan secara bertahab akan membantu anda sadar pola perilaku
tetangga anda dan kegiatan rutin mereka. Jika dilatih anak tunanetra akan peka bunyi bunyi kecil di dalam
rumahnya, seperti tetesan air, kran bocor dsb
2. Indra perabaan
Anak tunanetra perlu dikenalkan indera peraba sehingga ia dapat mengenal berbagai bentuk benda :
kancing baju, uang, karpet, tikar dsb. Dapat juga dibantu dengan tongkat untuk mengetahui sekitarnya:
tanah becek, rumput, got, trotoar dsb.
3. Indra Penciuman
Latihlah anak untuk membedakan barang, makanan, minuman dari baunya agar dapat diketahui
barang/benda dihadapannya.
a. Visualisasi
Perlu dilatih dalam ingatan visualisasi agar ia dapat mengenal :
1. Benda disekelilingnya
2. Mengingat letak benda disekelilingnya
3. Jika masuk ke ruangan perlu disampaikan gambaran tentang ruangan itu.
b. Ingatan kinestetik
Perlu dilatih gerakan mengenai jalan belok lurus dengan tepat tanpa memakai tongkat
c. Persepsi obyek
Yaitu kemampuan yang memungkinkan individu tunanetra itu menyadari bahwa suatu benda
hadir disampingnya meskipun tidak memiliki penglihatannya.
D. Bagaimana Membantu seorang tunanetra
2. Cara mengorientasikan
Jika anda ingin menunjukkan arah kepada seorang tunanetra, tidak bisa sekedar sambil mengatakan
“kesana” atau “kesini” tetapi harus lebih spesifik, misalnya 10 meter kedepan, 5 langkah kekanan dan
sebagainya.
Kegiatan Belajar 3
Pendidikan Bagi siswa Tunanetra di sekolah umum dalam setting Pendidikan Inklusif