Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 1

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


(PDGK4407)

OLEH :
REFINA DHONA
NIM. 856233742

TUTOR :
NAVISSA AKMALIA, S.PSI., M.A

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD-BI)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
2022
TUGAS TUTORIAL KE-1
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
TUTOR: NAVISSA AKMALIA, S.PSI., M.A

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan lengkap dan jelas sesuai


pemahaman Saudara!

1. Banyak definisi yang dikemukakan ahli mengenai anak berkebutuhan khusus.


Jelaskan pengertian Anak Berkebutuhan Khusus yang Saudara pahami!
Jawaban :
Anak Berkebutuhan Khusus atau yang sering disingkat ABK adalah suatu kondisi
dimana anak memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan anak-anak pada
umumnya yaitu mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan baik pada fisik, mental,
intelektual, social maupun emosional. Anak ABK dalam perkembangannya
mengalami hambatan sehingga tidak sama perkembangannya dengan anak
sebayanya.

2. Qonita adalah seorang anak berusia 8 tahun. Sebelumnya, Qonita bersekolah di


SLB di daerah lain. Namun pekerjaan orang tuanya membuat Qonita harus pindah
ke SD tempat Saudara mengajar. Pada dasarnya sekolah Saudara merupakan
sekolah reguler, namun orang tua Qonita berhasil meyakinkan kepala sekolah
bahwa anaknya mampu bersekolah di sekolah reguler. Hal ini ditunjukkan dari
beberapa tes yang dilakukan dengan dokter spesialis, psikolog dan guru di sekolah
Qonita sebelumnya.
Ternyata di sekolah yang baru Qonita mengalami kesulitan beradaptasi karena
penggunaan bahasa yang berbeda dan ejekan dari beberapa siswa karena fisiknya.
Apa upaya yang dapat Saudara lakukan sebagai tenaga pendidik untuk menangani
masalah ini? Jelaskan secara rinci.
Jawaban :
Guru merupakan tenaga pendidik yang berperan sebagai seorang yang akan
memberikan didikan dan ajaran kepada muridnya. Namun berdasarkan
permasalahan disoal peran guru harus lebih kompleks dengan adanya peran
tambahan yang akan diberikan kepada murid penyandang disabilitas, karena dalam
mengajar dan membimbing anak disabilitas akan berbeda dengan pengajaran yang
diberikan pada anak normal. Guru harus membekali diri dengan teknik dan pola
pengajaran khusus yang akan membantu Qonita agar lebih mudah memahami
pelajaran dan beradaptasi disekolah umum.
Memang sebaiknya qonita masuk ke SLB ataupun sekolah inklusi karena
sekolah tersebut sudah memiliki layanan khusus untuk anak seperti Qonita. Namun,
jika kondisi dan permasalahannya seperti dijelaskan disoal, disinilah diperlukan
peran guru yang lebih bijak dalam menanganinya. Agar proses pembelajaran
berjalan semestinya dan setiap siswa merasa nyaman dalam belajar terutama Qonita
yang merupakan ABK, dalam pengajarannya guru harus memiliki basis kompetensi
yang akan diterapkan kepada muridnya. Dimana para guru dituntut harus memiliki
kemampuan tersendiri agar dapat menyesuaikan diri dengan anak penyandang
disabilitas/ anak berkebutuhan khusus. Guru juga harus mampu mengajak dan
memberikan bimbingan kepada murid lainnya dikelas atau bahkan disekolah
tentang anak berkebutuhan khusus agar mereka mengerti dan menghargai
perbedaan antara mereka dengan Qonita. Guru bisa menanamkan rasa kemanusiaan
dan prinsip bahwa setiap siswa berhak mendapatkan pendidikan yang layak,
sehingga akan tumbuh kepedulian mereka dan dapat membantu Qonita dalam
belajar. Maka disini dapat terlihat peran guru akan menjadi titik tumpu utama anak
khususnya Qonita sebagai anak disabilitas yang belajar di sekolah regular agar
berhasil dalam mengecap pendidikan yang akan diberikan kepadanya.

3. UU No. 20 Tahun 2003 pasal 6 ayat 2 berisi tentang Hak-hak Anak Penyandang
Khusus. Bandingkan dengan kondisi di tempat Saudara mengajar, jelaskan pendapat
Saudara.
Jawaban :
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 6 ayat 2, yang berbunyi “warga
Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau social
berhak memperoleh pendidikan khusus”. Undang-undang ini menegaskan bahwa
anak berkebutuhan khusus berhak memperoleh pendidikan khusus dan diharapkan
dapat melindungi anak berkelainan dan perlakuan sewenang-wenang yang mungkin
ditunjukkan oleh sekolah atau orang-orang tertentu.
Berdasarkan isi UU tersebut jika dibandingkan dengan kondisi sekolah tempat
saya mengajar memang belum sepenuhnya sesuai dengan UU ini, karena sekolah
tempat saya mengajar merupakan sekolah regular yang belum memiliki bekal
tentang layanan khusus untuk anak penyandang khusus. Namun sekolah saya tetap
menerima siswa penyandang khusus karena kondisi daerah sekitar sekolah yang
antara tempat tinggalnya sangat jauh dari SLB. Disekolah saya ada seorang anak
penyandang disabilitas, namun guru tidak terlalu melakukan tindakan khusus untuk
anak tersebut. Guru mengajar dan memberikan ilmu dengan metode dan pola yang
sama antara anak normal dengan anak penyandang khusus. Guru juga memberikan
perhatian yang sama untuk semua siswa tanpa ada yang dibedakan. Namun ketika
penugasan guru lebih memperhatikan dan membimbing anak disabillitas ini agar
anak terarah dan tidak kesulitan dalam mengerjakan latihan soal yang diberikan
guru.
Di sekolah, guru tidak terlalu melakukan layanan pendidikan khusus untuk
anak disabilitas ini karena kurangnya ilmu dan bekal dalam menangani hal tersebut.
Berdasarkan peraturan UU ini, sebaiknya disekolah perlu adanya pembelakalan
untuk tenaga pendidik tentang Anak penyandang khusus, agar jika ada anak
disabilitas disekolah guru tidak lagi gamang atau kesulitan dalam mengajar, guru
dapat menyesuaikan diri sehingga anak pun nyaman dalam belajar, karena itu
memang tanggung jawab guru dalam penyelenggaraan pendidikan dan setiap anak
baik itu normal atau penyandang khusus dapat mengecap pendidikan dengan baik.

- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai