Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 2

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


KODE : PDGK4407
Tutor : Umi Musarofah , S.Hum, S.Pd.I, M.Ag

Nama : Rizqi Putri Utami


NIM : 857814802
Kelas : PGSD.BI/ 2B

1.      Jelaskan definisi dan klasifikasi tunanetra serta dampak ketunanetraan bagi anak !
Jawab :

Tuna netra adalah : mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali ( buta total )
hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu
menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa ( ukuran 12 ) dalam
keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kacamata.

Klasifikasi tunanetra :
1. Kurang awas ( low vision ) adalah  mereka yang memiliki sedikit sisa penglihatan
atau hanya dapat melihat atau membaca dengan jelas objek yang berjarak 6 meter.
2. Buta total ( totally blind ) adalah  mereka yang tidak memiliki penglihatan sama
sekali meskipun han ya untuk membedakan gelap dan terang.
Dampak Ketunanetraan : anak akan mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Sehingga mengakibatkan keterbatasan dalam memperoleh pengalaman,
sehingga interaksi dengan sekitar ikut terbatas. Akademik yang seharus nya diperoleh
juga tidak seperti anak-anak normal lainnya yang bisa menggunakan indra penglihatan
mereka untuk membaca serta menulis.  Anak cenderung mengalami penolakan sosial
bila mereka dipersepsi sebagai berbeda dari teman-teman sebayanya.

2.      Sebutkan dan Jelaskan factor-faktor penyebab ketunagrahitaan seorang anak?


Jawab :
1. Penyebab genetik dan kromosom, adalah suatu yang disebabkan dari gen orangtua
yang mengalami kurangnya produksi enzim yang memproses protein dan terjadi
penumpukan asam yang disebut asam phenylpyruvic, yang menyebablkan
kerusakan otak.
2. Penyebab pada prakelahiran, adanya penyakit rubela pada janin. Hal lain yang
mempengaruhi perkembangan otak janin, di antaranya adalah malnutrisi, infeksi,
preeklamsia, serta penggunaan alkohol, narkoba, dan obat-obatan tertentu yang
dikonsumsi ibu pada saat bayi dalam kandungan.
3. Pada saat kelahiran, kelahiran prematur. Serta kurang nya perawatan yang tepat.
Adanya masalah dalam proses kelahiran seperti kekurangan oksigen, kelahiran
yang dibantu dengan alat-alat kedokteran yang berisiko terjadi trauma kepala.
4. Selam masa perkembangan anak-anak dan remaja, adanya penyakit radang
selaput otak ( meningitis )dan radang otak ( encephalitis ) tang tidak tertangani
dengan baik. Terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan cedera otak pada masa
perkembangan. Faktor gizi serta keracunan yang mengakibatkan kerusakan otak.

3.      a.  Jelaskan secara singkat layanan pendidikan yang sesuai bagi Anak tunanetra !
Jawab : Layanan pendidikan untuk anak tunanetra membutuhkan strategi khusus
yang
sesuai untuk mereka, mencakup :
1. Layanan umum : layanan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan umum
seperti yang dibutuhkan oleh anak awas yang meliputi layanan akademik,
latihan serta bimbingan dan penyuluhan. Mencakup : mata pelajaran yang biasa
diberikan di sekolah biasa tetapi dengan perlakuan khusus sesuai dengan
ketunaan.
2. Layanan khusus, layanan khusus yang diberikan kpada anak tuna netra untuk
mengurangi dampak ketunanetraannyamelalui berbagai latihan untuk
mengembangkan kemampuan yang masih ada sehingga dapat me;angsungkan
kehidupannya dengan lebih baik. Layanan yang diberikan antara lain : latihan
membaca dan menulis huruf braile, latihan penggunaan tongkat, latihan
oroienbtasi dan mobilitaslatihan visual/fungsional penglihatan

b. Jika ada seorang anak yang mengalami ketunanetraan di kelas anda, bagaimana
strategi yang anda gunakan agar anak tersebut dapat mengikuti pembelajaran secara
optimal?
Jawab :
1. anak ditempatkan di barisan depan, agar dapat mendengarkan penjelasan guru
dengan jelas.
2. Memberikan kesempatan kepada anakuntuk memilih tempat duduk yang sesuai
dengan kemampuan penglihatannya.
3. Anak ditempatkan di dekat anak uyang cerdas, agar terjadi proses saling
membantu.
4. Jangan sampai anak yang tuna netra atau low vision duduk sebangku berdua, agar
anak yang normal/ cerdas mampu membantu.
5. Alat peraga yang digunakan lebih baik berwarna kontras.
6. Ruang belajar cukup mendapat cahaya/ penerangan

4.      Jelaskan definisi dan klasifikasi tunarungu, berikan hubungan (persamaan dan


perbedaan) antara ketunarunguan dan gangguan komunikasi pada anak!
Jawab :
Tuna rungu adalah : Mereka yang mengalami ketisdakmampuan mendengar dari
yang ringan sampai yang berat sekali yang digolongkan tuli (deaf) dan kurang dengar.
Klasifikasi Tunarungu :
a. Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran yang diperoleh melalui tes dengan
menggunakan audiometer :
1. Tunarungu Ringan (Mild Hearing Loss) yang tergolong tunarungu ringan
mengalami kehilangan pendengaran antara 27-40 dB. Sulit mendengar suara
yang jauh sehingga membutuhkan tempat duduk yang letaknya strategis
2. Tunarungu Sedang (Moderate Hearing Loss), mengalami kehilangan
pendengaran antara 41-55 dB. Ia dapat mengerti percakapan dari jarak 3-5
feet
secara berhadapan (face to face).
3. Tunarungu Agak Berat (Moderately Severe Hearing Loss) yang tergolong
tunarungu agak berat mengalami kehilangan pendengaran antara 56-70 dB. Ia
hanya dapat mendengar suara dari jarak dekat, sehingga ia perlu menggunakan
hearing aid.
4. Tunarungu Berat (Severe Hearing Loss) Siswa yang tergolong tunarungu agak
berat mengalami kehilangan pendengaran antara 71-90 dB. Sehingga ia hanya
dapat mendengar suara-suara yang keras dari jarak dekat. Siswa tersebut
membutuhkan alat bantu dengar serta pendidikan yang khusus secara intensif.
5. Tunarungu Berat Sekali (Profound Hearing Loss) tunarungu agak berat
mengalami kehilangan pendengaran lebih dari 90 dB. Ia masih mendengar
suara yang keras tetapi lebih menyadari suara melalui getarannya. Ia juga lebih
mengandalkan penglihatannya daripada pendengarannya dalam berkomunikasi
yaitu melalui penggunaan bahasa isyarat dan membaca ujaran.
Ketunarunguan dan gangguan komunikasi pada anak
Perbedaan :
Ketunarunguan dalah hambatan dalam fungsi pendengarannya .
Gangguan komunikasi adalah adanya masalah pada kemampuanu tuk menerima,
mengirim, memproses dan memahamikonsep komunikasi dengan orang lain
Persamaan/ hubungan : gangguan komunikasi adalah salah satu dampak dari
ketunarunguan yang disandang olah anak. Anak yang mengalami ketunarunguan
memiliki hambatan dalam komunikasi verbal/lisan baik secara ekspresif atau reseptif.
Karena anak tuna rungu memiliki cara yang berbeda dengan anak normal pada waktu
berkomunikasi. Mereka menggunakan bahasa isyarat, gerak bibir ataupun isyarat jari.
Perkembangan bahasa mereka pun uga terbatas, tidak seperti anak normal pada
usianya.

5.      Jawablah pertanyaan di bawah ini. !

a.  Jelaskan secara singkat layanan pendidikan yang sesuai bagi Anak tunarungu !
1.  Layanan Umum
Sama dengan anak pada umumnya / anak yang mendengar yaitu layanan akademikk,
latihan dan bimbingan.
2.  Layanan khusus
Bertujuan untuk mengurangi dampak ketunarunguan atau melatih kemampuan yang
masih ada, yang meliputi layanan bina komunikasi serta layanan bina persepsi bunyi
dan irama.
a. Layanan Bina Komunikasi, tujuannya untuk mengembangkan kemampuan
komunikasi anak yang terhambat sebagai dampak dari kehilangan
pendengarannya.
 Pengembangan kemampuan berbahasa, dengan menggunakan Metode
Maternal Reflektif/ metode peran ganda.
 Layanan Bina Wicara, meningkatkan kemampuan anak tunarungu dalam
mengungkapkan bunyi-bunyi bahasa dalam rangkaian kata-kata, agar dapat
dimengerti atau diinterpretasikan oleh orang yang mengajak/diajak bicara.
Latihan bina bicara dikenal juga dengan latihan artikulasi.
 Membaca ujaran
b. Layanan Bina Persepsi Bunyi dan Irama ( BPBI ), Bertujuan untuk melatih
kepekaan terhadap bunyi dan irama melalui sisa pendengaran atau merasakan
vibrasi (getaran bunyi) bagi siswa yang hanya memiliki sedikit sisa
pendengarannya.
 Deteksi bunyi
 Mengidentifikasi bunyi
 Deskriminasi bunyi
 Memahami bunyi latar belakang dan bunyi bahasa

b.      Jika ada seorang anak yang mengalami ketunarunguan di kelas anda, bagaimana
strategi yang anda gunakan agar anak tersebut dapat mengikuti pembelajaran secara
optimal?
Jawab :
1. Siswa ditempat kan di bangku paling depan agar bisa membaca gerak bibir kita.
2. Menggunakan bahasa verbal yang singkat dan jelas.
3. Volume suara biasa namun tidak terlalu cepat, agar anak dapat menangkap
gerakan bibir kita.
4. Tidak berbicara dengan cara membelakangi anak
5. Selalu mengingatkan anak untuk memperhatikan kita ( keterarahan wajah )
 

Anda mungkin juga menyukai