Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar merupakan salah satu
Institut yang memiliki Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, yaitu sebuah
fakultas yang akan menghasilkan tenaga kerja, pendidik atau pun guru di
sekolah-sekolah nantinya. Tenaga kerja yang diharapkan adalah tenaga
pengajar yang profesional dan memiliki kemampuan yang tinggi yang
mampu bersaing dalam dunia pendidikan yang semakin maju, untuk itu
mahasiswa IAIN Batusangkar Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
diwajibkan mengikuti mata kuliah Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang
mempunyai bobot 4 SKS dan juga sebagai syarat untuk menyelesaikan
Program Strata Satu (S1). Adapun tujuannya adalah untuk melihat secara
langsung fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan dan mengaplikasikan
teori-teori yang telah didapat dibangku perkuliahan.
Program ini dirancang untuk melatih mahasiswa dalam menguasai
kemampuan ilmu keguruan yang utuh dan terintegrasi dan untuk
mengembangkan serta mengaplikasikan semua ilmu yang telah di peroleh
oleh setiap mahasiswa di IAIN Batusangkar, sehingga setelah menyelesaikan
pendidikan, mereka siap untuk menjadi guru yang professional yang dapat
diterjunkan kesekolah-sekolah. Dalam operasionalnya setiap mahasiswa PPL
diwajibkan membuat laporan akhir kegiatan PPL yang didasarkan pada hasil
observasi selama berada di lapangan baik melalui kegiatan Proses Belajar
Mengajar (PBM) maupun dengan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dalam
kegiatan observasi mencakup masalah sarana prasarana PBM, administrasi
serta kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah tersebut.
Untuk dapat menjadi guru professional, PPL pada Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan IAIN Batusangkar merupakan kegiatan pelatihan
mengajar (teaching) dan non mengajar (non teaching) di sekolah, pelatihan
sebagai akumulasi dari sikap dan keterampilan yang diperoleh selama
mengikuti perkuliahan. Sehingga di lapangan mahasiswa bisa melihat,

1
merasakan dan bisa melakukan semua yang berhubungan dengan seorang
guru, pendidik dan pengajar. Pada pelaksanaan kegiatan PPL ini seluruh
mahasiswa dituntut untuk dapat mensosialisasikan ilmu yang didapat di
bangku perkuliahan dan juga dituntut harus bisa bersosialisasi dan
berkomunikasi baik dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, majelis
guru, pegawai tata usaha, maupun siswa dan yang lainnya.
Kemudian selama pelaksanaan PPL mahasiswa sangat banyak
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baik dalam kegiatan praktek/
keterampilan mengajar, pengolahan kelas, menghadapi masalah siswa serta
mencarikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa tersebut.
Bahkan permasalahan yang ditemukan tidak bisa diselesaikan oleh anggota
PPL khususnya penulis sendiri dan perlunya keterlibatan berbagai pihak,
seperti kepala sekolah, wakil kepala kurikulum, guru dan pihak-pihak terkait.
Ketidakmampuan penulis dalam menyelesaikan masalah yang terjadi
dilapangan yang disebabkan oleh keterbatasan yang penulis miliki sendiri.
Seperti: keterbatasan waktu, dana dan ilmu. Adapun latar belakang dalam hal
ini adalah untuk memudahkan mahasiswa dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekolah secara langsung sehingga dapat memahami bahwa dia
akan menjadi seorang pendidik yang professional.
B. Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan dari PPL ini adalah untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan
formal yang telah dipelajari, untuk membekali mahasiswa dalam pengalaman
praktis untuk meningkatkan keprofesionalan calon seorang pendidik, serta
sebagai langkah awal mahasiswa untuk menjadi guru yang
profesional.Adapun tujuan lain dilaksanakannya kegiatan PPL ini ialah :

1. Untuk memberikan aplikasi keilmuan bagi mahasiswa yang telah


diperoleh dibangku perkuliahan.
2. Untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan praktis dan
keterampilan keguruan.

2
3. Memberi pengalaman profesional mahasiswa sebagai calon guru,
sehingga benar-benar menjadi lulusan kependidikan yang siap terjun di
masyarakat khususnya di dunia pendidikan.
4. Menjalin kerjasama edukasional dengan lembaga sekolah sebagai
mitra dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi
5. Belajar mengelola lembaga pendidikan.
C. Ruang Lingkup Kegiatan PPL
Adapun ruang lingkup dari kegiatan PPL ini adalah:
1. Kegiatan Mengajar (Teaching)
Kegiatan Teaching adalah proses penerapan keterampilan mengajar
secara utuh dan terintegrasi sehingga mahasiswa mempunyai bekal
personalia sebelum menjadi seorang guru yang professional di bidang
pendidikan. Kegiatan mengajar adalah proses pembelajaran keterampilan
mengajar secara utuh dan terinteraksi sehingga mahasiswa mengetahui
atau mengalami situasi mengajar yang sesungguhnya. Adapun tujuan dari
mengajar ini adalah untuk membentuk keterampilan mengajar yang utuh
dan sempurna sehingga mahasiswa mempunyai bekal profesionalisme dan
kemahiran serta keterampilan sebelum menjadi guru yang sebenarnya
(Moh.Uzer Usman, 2007:21).
Dalam upaya mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien, maka prilaku yang terlibat dalam proses tersebut hendaknya
dapat didinamiskan dengan sebaik-baiknya. Pengajar hendaknya mampu
mewujudkan prilaku mengajar secara tepat agar mampu mewujudkan
prilaku belajar peserta didik melalui interaksi belajar-mengajar yang
efektif dalam situasi kondusif (Muhammad Surya, 2003:261). Dalam
kegiatan mengajar ada beberapa hal penting yang harus disediakan
Mahasiswa PPL adalah sebagai berikut:
a) Persiapan Mengajar meliputi; Perumusan Kompetensi Dasar,
Indikator Pencapaian, Materi Pokok, Metode Pembelajaran, Media,
sumber belajar, dan bahan ajar, serta Evaluasi.

3
b) Pelaksanaan Praktek Mengajar meliputi: Keterampilan membuka
pelajaran, Penguasaan dan pengembangan materi, Pengunaan kata
dan kalimat menjelaskan, Keterampilan bertanya, Keterampilan
merespon jawaban dan mengkoreksi kesalahan, Keterampilan
mengelola kelas, Keterampilan menciptakan variasi suara,
Keterampilan menggunakan media, Keterampilan memberikan
penguatan, Keterampilan menutup
c) Perangkat Mengajar meliputi : Membuat Prota, Membuat Prosem,
Mencari Minggu Efektif, Membuat Silabus, Merencanakan
Penggunaan Media, Membuat RPP, Menyusun Alat Evaluasi,
Analisis Ulangan Harian.
2. Kegiatan Bukan Mengajar (Non Teaching)
Kegiatan non teaching ini merupakan kegiatan yang di lakukan
di luar jam pelajaran yang mana kegiatan ini memberikan ilmu dan
pengalaman baru bagi mahasiswa PPL di sekolah ini. Adapun tujuan
dari kegiatan non teaching ini adalah untuk memberikan pengalaman
baru bagi Mahasiswa PPL, dengan kegiatan non teaching yang di
laksanakan di madrasah dapat memberikan nilai yang positif bagi para
Mahasiswa PPL sekaligus berkaitan langsung dengan proses
pembelajaran yang di laksanakan di Sekolah. Tujuan yang lainnya
dengan adanya kegiatan non teaching ini selain dapat menambah ilmu
bagi mahasiswa PPL tetapi juga bermanfaat bagi para siswa yang ada
di Sekolah ini.Adapun kegiatan Non Teaching meliputi :
a) Kegiatan OSM
b) Upacara Bendera
c) Muhadharah
d) Apel pagi
e) Piket PBM
f) Zikir dan Do’a
g) Memberi bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar

4
h) Kegiatan Gotong Royong (GORO)
D. Profil Sekolah
1. Deskripsi Umum
a. Nama Madrasah : MTsN 1 Kota Sawahlunto
b. No. Statistik Madrasah : 121113730002
c. Akreditasi Madrasah :B
d. Alamat Lengkap Madrasah : Jln. Prof. H. M. Yamin, SH
Desa Talawi Mudik
KecamataTalawi
Kota Sawahlunto
Provinsi Sumatera Barat
( 0754 ) 410 248
e. NPWP Madrasah : 00.001.211.2-203.000
f. Nama Kepala Madrasah : INDRA GANI, S.Pd
g. No. Tlp/HP : 081266401331
h. Kepemilikan Tanah : Pemerintah ( Wakaf )
i. Status tanah : Sertifikat
j. Luas Tanah : 8 425 M2Status Bangunan
: sertifikat
k. Luas Bangunan : 2915 M2
2. Sejarah Singkat
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Talawi Kota
Sawahlunto satu-satunya sekolah agama di kecematan Talawi, terletak
di atas tanah + 8.425 m2 yang terdiri dari dua lokasi. Keduanya terletak
di desa Talawi Mudik Kecematan Talawi Kota Sawahlunto.
Menurut informasi dari seorang guru senior yang telah penulis
wawancarai yaitu Bapak Djabir (pensiunan guru MTsN Talawi) ,
MTsN Talawi didirikan pada tanggal 1 Agustus 1965. Atas ide dari
Tuangku Ampek Puluo Ampek Kenegarian Talawi, didirikanlah
sebuah sekolah agama di komplek Masjid taqwa Talawi.

5
Kemudan atas kesepakatan Tuangku Ampek Puluo Ampek dan
pemuka masyarakat lainnya dibangunlah sebuah gedung belajar yang
bertempat di Palakoto Desa Talawi Mudik (Lokasi Lama).
Akhirnya pada tanggal 1 November 1970, sekolah ini
dinegerikan yang dikepalai oleh Bapak Rustam Baharuddin, SH
(Kepala Inspeksi Pendidikan AgamaTingkat II Kabupaten Sawahlunto
Sijunjung) dan diwakili oleh Bapak M. Kasim Malin Ameh (putra
daerah talawi) , yang konon kabarnya beliau termasuk salah seorang
pencetus ide pendirian Madrasah.
Pada mulanya wilayah Kecamatan Talawi termasuk dalam
wilayah Kabupaten Sawahlunto Sijunjung. Di samping berhubungan
dengan Kanwil Kementrian Agama Propinsi Sumatera Barat,
Madrasah juga berhubungan dengan kantor Kementrian Agama
Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dalam hal-hal yang menyangkut
dengan administrasi, dan lain-lain.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1990 berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.44/tahun 1990 tentang hal perluasan wilayah.
Maka Kota Sawahlunto mendapat perluasan wilayah di antaranya
Kecematan Talawi. jadi, Kecematan Talawi yang dulunya termasuk
wilayah Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, sekarang sudah menjadi
wilayah Kotomadya Sawahlunto. Hal-hal yang menyangkut dengan
Madrasah seperti administrasi, kenaikan pangkat dan sebagainya sudah
dipindahkan ke Sawahlunto.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulisan
dengan Kepala Sekolah dan Kepala Tata Usaha, MTsN Talawi
mempunyai dua lokasi, keduanya berasal dari tanah wakaf masyarakat
setempat dan keduanya sudah bersertifikat. Artinya kedua lokasi itu
sudah menjadi milik MTsN Talawi. Lokasi lama digunakan untuk
proses PBM,di samping itu juga digunakan sebagai asrama guru-guru.
Sedangkan lokasi baru digunakan untuk tempat belajar yang
terdiri dari 6 ruang belajar.

6
3. Visi dan Misi Madrasah
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat; era
informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua
terhadap pendidikan memicu Madrasah untuk merespon tantangan
sekaligus peluang itu. MTsN Talawi Kota SawahLunto memiliki citra
moral yang menggambarkan profil Madrasah yang diinginkan di masa
datang yang diwujudkan dalam Visi Madrasah berikut:
a. Visi
Terwujudnya insane yang Taqwa, Cerdas,Kreatif dan Berbudaya
b. Misi
1) Mewujudkan insan yang Bertaqwa
2) Mewujudkan siswa yang berkualitas dan berprestasi dalam
bidang akademis
3) Mewujudkan kondisi madrash yang berbudaya dan berakhlak
karimah
4) Mewujudkan disiplin madrasah yang kondusif dan persuasif
dan menjadi tauladan dalam masyarakat.
4. Tujuan Madrasah :
a. Meningkatkan kualitas pengembangan kurikulum dan kegiatan
belajar mengajar.
b. Meningkatkan kualitas pengembangan pembinaan kesiswaan dan
ekstrakulikuler.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana.
d. Meningkatkan kualitas profesionalisme aparatur dalam rangka
pelayanan prima.
e. Meningkatkan kualitas peran serta masyarakat dan kemitraan
dalam pengelolaan madrasah.
5. Kurikulum Sekolah
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan
yang cukup sentral dalam sebuah pendidikan, menentukan proses

7
pelaksanaan dan hasil pendidikan. Penyusunan kurikulum tidak dapat
dikerjakan sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan –
landasan yang kuat yang didasarkan atas hasil pemikiran dan pendidikan
yang mendalam.
Dari tahun ke tahun DEPDIKNAS serta pihak terkait terus
mengembangkan kurikulum agar sesuai dengan perkembangan IPTEK di
Indonesia dari masa Orde Baru hingga sekarang telah menerapkan
berbagai model kurikulum diantaranya :
a. Kurikulum 1975
b. Kurikulum 1984
c. Kurikulum 1994
d. Kurikulum 2004 yang dikenal dengan KBK
e. Kurikulum KTSP
f. Kurikulum 2013
g. Kurikulum 2013 Revisi
MTsN Talawi sebagai salah satu lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam operasionalnya
menerapkan model– model pendidikan tersebut.

8
BAB II
PROGRAM KEGIATAN
A. Kegiatan Teaching
1. Pengertian Teaching
Mengajar merupakan suatu aktivitas tersistem dari sebuah
lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling
berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses
belajar dan tujuan pengajaran tercapai. Teaching kalau dilihat dari bahasa
Arab adalah Ta’lim yaitu teknik penyampaian materi pembelajaran dari
seorang pengajar pada murid yang dapat merubah tingkah laku mereka
dari perbuatan yang tidak baik menjadi perbuatan yang baik, dari tidak
berilmu menjadi berilmu dari tidak tahu menjadi tahu dengan aplikasi
pembelajaran yang jelas dengan metode yang sesuai dan seminimnya
waktu sampai mencapai hasil tujuan pembelajaran yang sempurna atau
utuh. (Abdul Halim Hanafi: 2005)
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung
jawab moral yang cukup berat. Mengajar merupakan suatu perbuatan atau
pekerjaan yang bersifat unik, tetapi sederhana. Dikatakan unik karena hal
itu berkernaan dengan manusia yang belajar yakni siswa, dan yang
mengajar yakni guru, dan berkaitan erat dengan manusia di dalam
masyarakat yang semuanya menunjukan keunikan. Dikatakan sederhana
karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan
sehari-hari, mudah dihayati oleh siapapun. Tugas mengajar seorang guru
secara umum adalah meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar
mengajar meliputi banyak hal antara lain guru sebagai pengajar,
pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor,
perencana, supervisor, motivator dan konselor.
Selain itu, dalam setiap pembelajaran juga dibutuhkan motivasi
siswa, sebagaimana dipaparkan oleh Ngalim Purwanto bahwa faktor-
faktor untuk mencapai hasil yang baik bagi siswa dalam belajar
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor external.

9
Diantara faktor internal adalah kecerdasan, latihan, keinginan/motivasi
dan sifat seseorang, sedangkan faktor external diantaranya adalah keadaan
diruamah atau keluarga, guru, cara/metode mengajar, media yang
digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran, lingkungan,
waktu/kesempatan dan komunitas. Kegiatan teaching adalah proses
penerapan keterampilan mengajar secara utuh dan terintegrasi sehingga
mahasiswa mengetahui dan mengalami situasi mengajar yang
sesungguhya seperti membuat perangkat pengajaran, menyusun skenario
pembelajaran, penggunaan media, mengajar di kelas, mengevaluasi dan
sebagainya.
2. Tujuan Mengajar
Salah satu tujuan mengajar adalah membimbing siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Mengorganisasi lingkungan dalam
hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang
menimbulkan proses belajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti
dari kegiatan pendidik secara keseluruhan. Dalam prosesnya kegiatan ini
melibatkan interaksi individu yaitu pengajar di satu pihak dan pelajar di
pihak lain. Keduanya saling berinteraksi dalam situasi belajar mengajar.
Kegiatan ini tidak hanya difokuskan pada kegiatan pengembangan
kognitif saja, tetapi pembelajaran yang baik dan bermakna adalah
kegiatan belajar mengajar yang melibatkan aspek afektif, kemauan,
kreatifitas dan kognitif peserta didik.
Dalam upaya mewujudkan tujuan dari proses belajar mengajar
yang efektif dan efisien, maka perilaku yang terlibat dalam proses tersebut
hendaknya dapat didinamiskan dengan sebaik-baiknya. Pendidik atau
guru hendaknya mampu berperan aktif dalam menstransfer ilmu yang
dimilikinya dengan mengacu pada bahan ajar, sikap dan etika seorang
pendidik. Sementara itu, peserta didik juga diminta terlibat aktif dalam
kegiatan belajar mengajar tersebut dengan bersikap layaknya sebagai
peserta didik yang baik dan ber-etika. Tujuan mengajar dalam kegiatan
PPL:

10
a. Memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa calon guru dan
merupakan aplikasi langsung dari sebuah mata kuliah yang teoritis
ketarbiyahan.
b. Agar terbentuknya profesionalitas seorang guru pada masing-
masing diri mahasiswa PPL.
c. Memberi pengalaman langsung pada mahasiswa tentang situasi
lingkungan teaching yang sesungguhnya dalam dunia pendidikan.
d. Melatih mahasiswa untuk mempraktekkan teori kependidikan yang
telah dipelajari.
e. Membentuk sikap professional seorang calon pendidik.
f. Melakukan pengolahan lembaga kependidikan.
Ruang lingkup mengajar ada lima, yaitu:
a. Merencanakan kegiatan pembelajaran
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c. Mengevaluasi hasil pembelajaran
d. Menindaklanjuti hasil pembelajaran
e. Melakuakn bimbingan dan konseling
3. Tugas Mengajar
Tujuan mengajar seorang guru secara umum adalah meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peranan dan
kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi guru sebagai
pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan,
ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Dalam
kegiatan mengajar selama PPL ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh mahasiswa PPL antara lain:
a. Membuat rincian minggu efektif
Berdasarkan kalender pendidikan yang ada di sekolah penulis
membuat rincian minggu efektif yang bisa digunakan dalam proses
pembelajaran guna menetapkan alokasi waktu dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
b. Membuat program semester

11
Setelah dilakukan analisis KI-KD mata pelajaran IPA pada kelas
VIII maka ditetapkan alokasi waktu yang diperlukan dalam mencapai
KI-KD tersebut dengan membuat program semester.
c. Membuat pengembangan silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup Kompetensi
inti, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Dalam pengembangan silabus beberapa
prinsip yang harus diperhatikan adalah ilmiah, relevan, sistematis,
konsisten, aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh.
d. Membuat RPP tiap kali masuk
RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum
mengajar. Tidak hanya persiapan secara tertulis saja tetapi juga
mencakup pesiapan mental, situasi emosional yang akan dibangun,
nilai karakter yang akan ditanamkan kepada siswa, lingkungan belajar
yang kondusif dan produktif, termasuk meyakinkan siswa untuk mau
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Jadi, setiap kali akan
menyampaikan materi pelajaran di kelas guru harus membuat RPP.
Komponen RPP adalah :
1) Identitas mata pelajaran
2) Kompetensi Inti
3) Kompetensi dasar
4) Indikator pencapaian kompetensi
5) Tujuan pembelajaran
6) Materi Pembelajaran
7) Metode pembelajaran
8) Bahan, Alat, Sumber Belajar
9) Kegiatan pembelajaran
a) Pendahuluan
b) Inti

12
c) Penutup
10) Penilaian hasil belajar
11) Perencanaan penggunaan media
12) Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar
yang merupakan gabungan dari perangkat lunak (bahan belajar)
dan perangkat keras (alat belajar). Media pembelajaran dapat
dipilah menjadi:
a) Berdasarkan jenis (auditif, visual, audiovisual)
b) Berdasarkan daya liputnya (daya liputnya luas dan serentak,
terbatas oleh ruang dan tempat, untuk pengajaran
individual)
c) Berdasarkan bahan pembuatannya (kompleks dan
sederhana)
13) Penyusunan evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat keberhasilan proses
pembelajaran dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi
yang penulis lakukan berupa tes tertulis dalam bentuk latihan, kuis,
dan ulangan harian untuk kemampuan kognitif siswa. Sedangkan
kemampuan psikomotor dan afektif siswa dilakukan secara non
tes dengan menggunakan lembar observasi ataupun rubrik
penilaian.
Selama pelaksanaan PPL penulis di amanahkan mengajar di
kelas VII dengan guru pembimbing atau guru mata pelajaran.
Pelaksanaan PPL diselenggarakan pada semester Genap Tahun Ajaran
2017/2018 bertempat di MTsN 1 Kota Sawahlunto. Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan 19 jam per minggu, dengan
jadwal sebagai berikut:

13
SENIN SELASA RABU
VII 2 VIII.3 VII.4
08.10-08.50 07.30 – 08.10 07.30 –08.10
08.50-09.30 08.10--08.50 08.10 – 08.50
VII. 3 VIII.2 VII.2
13.10-13.50 09.30 – 10.10 08.50 – 09.30
13.50-14.30 10.30 – 11.10 VII.1
VII 1 10.30 – 11.10
11.10 – 11.50 11.10 – 11.50
11-50 – 12.30 11.50 – 12.30

SABTU
VII.4
07.30 – 08.10
08.10 – 08.50
08.50 – 09.30

Dalam pelaksanaan praktek mengajar, penulis telah melaksanakan


kegiatan mengajar di MTsN 1 kota sawahlunto khususnya di kelas VII pada
bidang studi IPA pada semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018. Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan 19 jam per minggu, yaitu hari Senin 4

14
jam (4 x 40’),selasa 6 jam (6 x 40’) ,rabu 6 jam (6 x 40’) dan sabtu 3 jam (3 x
40’).
B. Kegiatan Non-Teaching
1. Pengertian Non-Teaching
Non Teaching merupakan segala kegiatan di luar pengajaran di
kelas, tujuannya untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa PPL
yang berkenaan dengan hal-hal yang mendukung kegiatan belajar
mengajar secara umum dan menunjang keberhasilan mengajar.
Aspek-aspek kegiatan non-teaching:
a. Tugas administrasi kelas, misalnya daftar hadir, daftar nilai, buku
batasan belajar dan lain sebagainya.
b. Membuat jadwal kegiatan harian selama PPL berlangsung bersama
guru pamong.
c. Merencanakan dan membantu kegiatan ekstrakurikuler sekolah.
d. Partisipasi aktif dalam kegiatan sekolah.
e. Membantu pelaksanaan piket guru.
f. Administrasi praktis lainnya di sekolah.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Piket PBM
Piket PBM dilakukan untuk menegakkan disiplin di
lingkungan sekolah yang berlaku untuk semua personil sekolah. Piket
dilakukan setiap hari di luar jam mengajar, yang telah ditetapkan oleh
pihak sekolah. Di MTsN 1 kota sawahlunto, penulis piket tiga kali
seminggu yaitu pada hari Senin, Rabu, Sabtu
Piket PBM dimulai dari pukul 07.00 sampai pukul 14.30 WIB.
Hal-hal yang dilakukan dalam piket PBM, antara lain:
1) Membuat jadwal proses belajar mengajar dari jam 07..15
sampai dengan jam 14.30.
2) Mengumpulkan semua siswa/I MTsN untuk Melaksanakan
Apel pagi

15
3) Membunyikan bel pada saat pergantian jam , istirahat dan
pulang sekolah
4) Mengawasi siswa/I untuk sholatzuhur berjamaah
5) Mancatat siswa terlambat, izin keluar, sakit dan siswa-siswa
yang berkasus.
6) Mengisi berita acara piket
7) Menggantikan PBM bagi guru yang tidak hadir ke sekolah.
8) Mengawas dan memberi izin siswa yang keluar masuk sekolah.
b. Kegiatan OSIS
Kegiatan OSIS di MTsN 1 Kota sawahlunto ini sudah berjalan baik
terlihat dari program yang dirancang termasuk merancang
pelaksanaan upacara bendera dan muhadharoh yang diadakan setiap
minggunya oleh oleh masing-masing lokal secara bergiliran.

BAB III
REALISASI PROGRAM
A. Plaksanaan Teaching
Selama pelaksanaan PPL penulis di amanahkan mengajar Kelas
VIII dengan guru pembimbing atau guru mata pelajaran . Pelaksanaan PPL
diselenggarakan pada semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018 bertempat
di MTsN 1 Kota Sawahlunto. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini
dilaksanakan 7 jam per minggu, dengan jadwal sebagai berikut:

16
SENIN SELASA RABU
VII 2 VIII.3 VII.4
08.10-08.50 07.30 – 08.10 07.30 –08.10
08.50-09.30 08.10--08.50 08.10 – 08.50
VII 3 VIII.2 VII.2
13.10-13.50 09.30 – 10.10 08.50 – 09.30
13.50-14.30 10.30 – 11.10 VII.1
VII 1 10.30 – 11.10
11.10 – 11.50 11.10 – 11.50
11-50 – 12.30 11.50 – 12.30

SABTU
VII.4
07.30 – 08.10
08.10 – 08.50
08.50 – 09.30

Dalam pelaksanaan praktek mengajar, penulis telah melaksanakan


kegiatan mengajar di MTsN 1 kota sawahlunto khususnya di kelas VII pada
bidang studi IPA pada semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018. Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan 19 jam per minggu, yaitu hari Senin 4

17
jam (4 x 40’),selasa 6 jam (6 x 40’) ,rabu 6 jam (6 x 40’) dan sabtu 3 jam (3 x
40’).
B. Pelaksanaan Non-Teaching
1. Piket PBM
Piket PBM dilakukan untuk menegakkan disiplin di
lingkungan sekolah yang berlaku untuk semua personil sekolah. Piket
dilakukan setiap hari di luar jam mengajar, yang telah ditetapkan oleh
pihak sekolah. Di MTsN 1 kota sawahlunto, penulis piket tiga kali
seminggu yaitu pada hari Senin, Rabu, Sabtu
Piket PBM dimulai dari pukul 07.00 sampai pukul 14.30 WIB.
Hal-hal yang dilakukan dalam piket PBM, antara lain:
 Membuat jadwal proses belajar mengajar dari jam 07..15 sampai
dengan jam 14.30.
 Mengumpulkan semua siswa/I MTsN untuk Melaksanakan Apel
pagi
 Membunyikan bel pada saat pergantian jam , istirahat dan pulang
sekolah
 Mengawasi siswa/I untuk sholatzuhur berjamaah
 Mancatat siswa terlambat, izin keluar, sakit dan siswa-siswa yang
berkasus.
 Mengisi berita acara piket
 Menggantikan PBM bagi guru yang tidak hadir ke sekolah.
 Mengawas dan memberi izin siswa yang keluar masuk sekolah.
2. Kegiatan OSIS
Kegiatan OSIS di MTsN 1 Kota sawahlunto ini sudah berjalan baik
terlihat dari program yang dirancang termasuk merancang pelaksanaan
upacara bendera dan muhadharoh yang diadakan setiap minggunya oleh
oleh masing-masing lokal secara bergiliran.

18
BAB IV
KENDALA-KENDALA DAN ALTERNATIF SOLUSI
A. Program Mahasiswa PPL
Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat sadar
dan bertujuan untuk mengembangkan kwalitas manusia yang tujuannya agar
anak didik menjadi manusia dewasa yang mulia. Artinya, bahwa pendidikan
itu dilaksanakan agar terjadi perubahan dalam diri anak didik setelah mereka
melakukan kegiatan pembelajaran.

Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.


Namun, dalam suatu komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-
penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Hal
tersebut menyebabkan kurangnya minat dan kesiapan siswa dalam belajar.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian adalah


menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bisa memotivasi
siswa untuk belajar lebih giat. Dalam rangka menciptakan suasana yang
menyenangkan ini seorang pendidik harus mampu menyiapkan media dan
metode yang menarik bagi siswa. Pemanfaatan media dalam proses
pembelajaran dapat mendukung kegiatan PBM dengan baik.

Berkaitan dengan kegiatan PPL ini, program yang dilaksanakan di


sekolah secara garis besar terbagi menjadi dua yaitunya kegiatan teaching dan
kegiatan non-teaching.

1. Kegiatan Teaching
a. Deskripsi Program
Teaching (mengajar) merupakan teknik penyampaian materi
pembelajaran dari seseorang pengajar kepada murid yang dapat merubah
tingkah mereka dari perbuatan yang tidak baik sampai perbuatan baik, dari
tidak berilmu menjadi berilmu dari tidak tahu menjadi tahu dengan
aplikasi pembelajaran yang jelas dan metode yang sesuai.
Mengajar merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan
tanggung jawab moral yang cukup berat dan bersifat unik, tetapi sederhana.

19
Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang belajar
yakni siswa, dan yang mengajar yakni guru, dan berkaitan erat dengan
manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan.
Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis
dalam kehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh siapapun.
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan
belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan
suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak
didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses mengajar.
Sedangkan tugas seorang guru secara umum adalah meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peranan dan
kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal antara
lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur
lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisior, motivator dan
konselor.
Bidang studi IPA terpadu merupakan suatu mata pelajaran yang
diikuti oleh siswa-siswi MTsN Talawi, Kota Sawahlunto. Mata pelajaran
IPA yang diajarkan untuk lokal kelas VII memiliki bobot 5 jam pelajaran
atau 5 x 40 menit, yang dipelajari sebanyak dua kali pertemuan dalam
satu minggu.
Dalam upaya mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien maka perilaku yang terlibat dalam proses tersebut hendaknya dapat
di dinamiskan dengan sebaik-baiknya. Pengajar hendaknya mampu
mewujudkan perilaku belajar secara tepat agar mampu mewujudkan
perilaku belajar peserta didik melalui interaksi belajar mengajar yang
efektif dalam situasi kondusif.
Dalam kegiatan mengajar juga ada beberapa kegiatan yang harus
dipersiapkan oleh mahasiswa PPL diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Persiapan mengajar
1) Perumusan Kompetensi Dasar.

20
2) Indikator pencapaian.
3) Materi pokok.
4) Metode pembelajaran.
5) Media dan sumber belajar.
6) Evaluasi.
7) Sumber dan bahan ajar.
b. Pelaksanaan praktek mengajar
1) Keterampilan membuka pembelajaran.
2) Penguasaan dan pengembangan materi.
3) Penggunaan kata dan kalimat menjelaskan.
4) Keterampilan bertanya.
5) Keterampilan merespon jawaban dan mengoreksi kesalahan.
6) Keterampilan mengelola kelas.
7) Keterampilan menciptakan variasi suara.
8) Keterampilan menciptakan variasi gaya badan dan ekspresi.
9) Keterampilan menggunakan media.
10) Keterampilan memberikan penguatan.
11) Keterampilan menutup.
c. Perangkat mengajar
1) Kalender pendidikan.
2) Rincian minggu efektif.
3) Program tahunan.
4) Program semester.
5) Silabus.
6) Perencanaan penggunaan media.
7) Rancangan Proses Pembelajaran (RPP).
8) Alat evaluasi.
b. Pelaksanaan Mengajar
Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang dimulai
dari tanggal 5 februari 2018 akan dilaksanakan dengan rangkaian
kegiatan pembelajaran di lokal kelas VII (Tujuh). Setiap mahasiswa

21
peserta kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) mendapatkan
jam pembelajaran yang disesuaikan dengan jam mengajar guru
pamongnya masing-masing. Yang mana mulainya kegiatan
pembelajaran bagi mahasiswa peserta Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) ini sesuai dengan kesepakatan dan persetujuan dengan guru
pamong masing-masing.
Dalam Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) penulis
diamanahkan mengajar mata pelajaran IPA di kelas VII 1 ,VII.2 VII 3 dan
VII 4 dengan jadwalnya sebagai berikut:

SENIN SELASA RABU


VII 2 VIII.3 VII.4
08.10-08.50 07.30 – 08.10 07.30 –08.10
08.50-09.30 08.10--08.50 08.10 – 08.50
VII 3 VIII.2 VII.2
13.10-13.50 09.30 – 10.10 08.50 – 09.30
13.50-14.30 10.30 – 11.10 VII.1
VII 1 10.30 – 11.10
11.10 – 11.50 11.10 – 11.50
11-50 – 12.30 11.50 – 12.30

SABTU
VII.4
07.30 – 08.10
08.10 – 08.50
08.50 – 09.30

22
Penulis didalam satu minggu mendapatkan jam mengajar dilokal sebanyak 7
jam pelajaran. Yang mana penulis sudah mulai masuk lokal semenjak tanggal 5
februari 2018 sampai selesai PPL dengan sesekali di dampingi oleh guru pamong.

2. Kegiatan Non Teaching


Sebagai mahasiswa PPL, penulis tidak hanya melakukan kegiatan
mengajar semata, tetapi juga melakukan kegiatan lainnya diluar kegiatan
pembelajaran (kegiatan Non-Teaching)
a. Pengertian
Sebagai seorang pendidik, guru tidak harus memfokuskan
dirinya pada kegiatan dan tugas dalam lokal semata. Karakter dan
pengetahuan dari siswa dapat juga dikembangkan melalui kegiatan
pendukung lainnya atau kegiatan- kegiatan Non-Teaching. Seorang
pendidik bukan hanya bertanggungjawab menyampaikan materi
pengajarn kepada murid saja tetapi juga membentuk kepribadian
seorang anak didik bernilai tinggi.
Al-Ghazali berpendapat bahwa guru yang dapat diserahi tugas
mendidik adalah guru yang cerdas dan sempurna akalnya, juga guru
yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya. Dengan kesempurnaan akal ia
dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam, dan
dengan akhlaknya yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi
para muridnya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka seorang guru yang
profesional bukan hanya guru yang mampu mentransfer ilmu dan
pengetahuan yang dimiliki, tetapi juga mampu mendidik siswa kearah
yang lebih baik dan positif.
b. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan Non-Teaching ini adalah
untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa yang juga
mendukung kegiatan mengajar. Selain itu, kegiatan ini juga dapat
menjadi wadah penyaluran bakat dan potensi yang dimiliki oleh setiap

23
individu. Selain itu, mahasiswa juga bisa terlibat aktif dalam kegiatan
Non-Teaching di sekolah.

c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Non-Teaching meliputi beberapa hal,
diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Piket PBM
Piket PBM merupakan kegiatan Non-Teaching yang
dilakukan untuk menegakkan disiplin di lingkungan sekolah yang
berlaku untuk personil sekolah. Piket dilakukan setiap hari di luar
jam mengajar yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Piket PBM
dimulai dari pukul 07.00 sampai pukul 15.00, atau pukul 07.00
sampai pukul 11.30 pada hari Jum’at.

Dalam kegiatan piket PBM ini terdapat beberapa hal yang


dilakukan diantaranya adalah:

a) Mencatat nama siswa yang terlambat datang ke sekolah dan


memberikan sanksi yang mendidik.
b) Bertanggungjawab atas kelancaran dan keamanan situasi
sekolah selama jam pelajaran berlansung.
c) Mengontrol dan membunyikan bel pergantian jam pelajaran.
2) Piket ruang Kepala Sekolah dan Tata Usaha
Kegiatan piket di ruang Kepala Sekolah dan Tata Usaha
merupakan salah satu kegiatan Non-Teaching yang dilaksanakan
dengan konsep membantu kegiatan administrasi yang dilaksanakan
oleh pegawai yang ada di ruangan tersebut.
3) Ikut serta dalam pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah Berstandar
Nasional (UAMBN), Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian
Nasional (UN) bagi siswa kelas IX, yang mana dalam Ujian Akhir
tersebut penulis terlibat di dalam persiapannya saja.

24
4) Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan lainnya yang diangkatkan oleh
sekolah, seperti Perlombaan Tahfidz tingkat Kota, pelatihan tahfidz
selingkup MTsN Talawi, Pelatihan PBB dan lain sebagainya.
5) Ikut serta dalam kegiatan harian sekolah seperti upacara bendera, ,
muhadharah di hari Jum’at
B. Kendala dan Realisasi Kegiatan PPL
1. Kegiatan Teaching
Kegiatan pembelajaran adalah proses penerapan keterampilan
mengajar secara utuh dan terintegrasi sehingga mahasiswa mengetahui
atau mengalami situasi mengajar sesungguhnya. Adapun tujuan dari
mengajar ini adalah untuk membentuk keterampilan mengajar yang utuh
dan sempurna, sehingga mahasiswa mempunyai bekal profesionalisme
sebelum menjadi guru yang sebenarnya.

Secara umum kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)


berjalan dengan baik dan lancar, karena kegiatan PPL mendapat respon
yang baik dari pihak sekolah MTsN Talawi, Kota Sawahlunto, baik dari
kepala sekolah maupun dari majelis guru, pegawai tata usaha, dan seluruh
siswa. Namun, selama kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) ini
ada beberapa hal yang penulis rasakan dan menjadi kendala, baik yang
berhubungan dengan kegiatan teaching maupun non-teaching.

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) telah penulis laksanakan di


MTsN Talawi, Kota Sawahlunto berlangsung selama tiga setengah bulan
atau sembilan puluh hari efektif mulai tanggal 2 Februari sampai 23 mei
2018. Selama kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) ada beberapa
kendala yang penulis temui yang berhubungan dengan kegiatan teaching
antara lain sebagai berikut:

a. Pengetahuan awal mahasiswa tentang teori yang diterima di kampus


berbeda dengan kenyataan di lapangan.

25
b. Motivasi belajar siswa yang sangat rendah karena ada anggapan
diantara mereka bahwa pelajaran IPA itu sulit dan tidak menarik
sehingga siswa cenderung belajar dengan tidak serius.
c. Masih kurangnya tingkat kedisiplinan siswa yang dapat dilihat dari
seringnya siswa terlambat datang ke sekolah, terutama disaat jam pagi
dan seringnya siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya.
d. Sikap beberapa siswa yang kurang percaya diri pada saat ujian atau
ulangan, sehingga mereka cenderung menyontek pada temannya bahkan
ada yang mencontek catatan saat ujian.
e. Kondisi lingkungan dan keluarga siswa sangat mempengaruhi sikap
siswa saat proses pembelajaran berlangsung
f. Pengaruh teknologi dan pergaulan yang terlalu rentan dengan
kehidupan sehari-hari siswa itu sendiri.
2. Kegiatan Non-Teaching
Dalam pelaksanaan kegiatan non-teaching terdapat beberapa
kendala yang penulis temui, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Masih kurangnya kesadaran siswa untuk mengatur diri, sehingga


ketika akan melaksanakan upacara bendera membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk mengatur siswa berbaris.
b. Masih kurangnya minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan.
c. Masih banyaknya siswa yang kurang disiplin, seperti datang terlambat,
tidak memakai atribut sekolah (dasi, papan nama, ikat pinggang dan
lain sebagainya).
C. Alternatif Teoritis
a. Teaching

1) Pengertian
Teaching kalau dilihat dari Bahasa Arab adalah Ta’liim, yaitu
teknik penyampaian materi pembelajaran dari seorang pengajar pada
murid yang dapat merobah tingkah mereka dari perbuatan yang tidak baik
sampai perbuatan yang baik, dari tidak berilmu menjadi berilmu dari

26
tidak tahu menjadi tahu dengan aplikasi pembelajaran yang jelas dan
dengan metode yang sesuai dan seminimnya waktu sampai mencapai
hasil tujuan pembelajaran yang sempurna/ utuh. (Abdul Halim Hanafi :
2005). Dalam upaya mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien, maka prilaku yang terlibat dalam proses tersebut hendaknya
dapat didinamiskan dengan sebaik-baiknya.
Pengajar hendaknya mampu mewujudkan perilaku belajar peserta
didik melaluin interaksi belajar mengajar yang efektif dalam situasi
kondusif (Surya,2003;hal.261).
Jadi Kegiatan Teaching ini adalah proses penerapan keterampilan
mengajar secara utuh dan terintegrasi, sehingga Mahasiswa mempunyai
bekal sebelum menjadi Guru yang sebenarnya.
2) Tujuan
Salah satu tujuan belajar adalah membimbing siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Mengorganisasi lingkungan dalam
hubungannya dan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan
proses belajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari seluruh
kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Dalam prosesnya kegiatan ini
melibatkan interaksi individu yaitu pengajar di satu pihak dan pelajar di
pihak lain. Keduanya saling berinteraksi dalam situasi belajar mengajar.
Dalam upaya mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif
dan efesien, maka perilaku yang terlibat dalam proses tersebut hendaknya
dapat medinamiskan dengan sebaik-baiknya. Pengajar hendaknya mampu
mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar mampu mewujudkan
peserta didik melalui interaksi belajar yang efektif dalam situasi yang
kondusif.
Tujuan dari PPL ini adalah:
a) Memberikan penglaman praktis bagi mahasiswa calon guru dan
merupakan aplikasi langsung dari sebuah mata kuliah yang teoitis
ketarbiyahan.

27
b) Agar terbentuknya profesionalitas seorang guru pada masing-
masing diri mahasiswa PPL
c) Memberikan pengalaman langsung pada mahasiswa tentang
situasi lingkunagn teaching yang sesungguhnya
d) Melatih mahasiswa untuk mempraktekkan teori kependidikan
yang telah dipelajari
e) Membentuk sikap professional
f) Melakukan pengelolaan lembaga pendidikan
g) Untuk mengasah keterampilan mengajar Mahasiswa yang
memiliki Vakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan secara teori
dibangku perkuliahan.
3) Tugas Mengajar
Dalam mengajar (Proses Belajar Mengajar) banyak unsur yang
harus diperhatikan. Para ulama pendidikan mengatakan bahwa
banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pembelajaran, yang
mana faktor- faktor tersebut saling berkorelasi atau dengan yang
lainnya. Sehingga bisa dilihat bahwa pembelajaran merupakan
aktivitas yang komplek yang tidak dapat terlaksana dengan satu factor
saja. diantara factor- factor tersebut yaitu pengajar, pelajar, strategi
pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode, materi, evaluasi, media
dan sebagainya. (Abdul Halim Hanafi : 2005)
Dilihat dari unsur di atas bahwasanya banyak factor yang
harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, seperti hal sarana dan
prasarana. Sarana dan prasarana yang memadai akan sangat
menunjang minat dan bakat siswa dalam mengajar, dengan demikian
akan memudahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik
bagi seorang guru ataupun bagi sekolah pada umumnya. Media atau
alat- alat pelajaran adalah sesuatu yang dapat memudahkan
penyampaian materi pembelajaran sehingga dapat memanfaatkan
waktu yang ada dengan efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya. Alat- alat yang

28
digunakan dalam pembelajaran ini juga bertujuan agar materi yang
disampaikan dapat menarik perhatian siswa, membantu kecepatan
pemahaman dan lama lupanya, dapat menimbulkan antusias dan
inisiatif siswa dalam belajar, memberikan hasil belajar yang lebih
baik dan memberi pengalaman yang sukar dperoleh dengan cara lain
(Djaelani :1982)

Dengan menggunakan alat- alat pembelajaran maka akan


memudahkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
dalam lingkungan sekolah. seorang guru juga akan lebih mudah
menyampaikan materi yang akan ia ajarkan pada siswa, dan siswapun
akan lebih mudah menyerap dan memahami materi yang disampaikan
oleh seorang guru, sehingga komunikasi guru dengan siswanya dapat
terjalin dengan baik.

Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh M.A


Mujidto (1990) bahwa alat pengajaran akan membantu terciptanya
pengajaran yang efektif menurut langkah- langkah tertentu, yang
ditandai dengan optimalnya siswa dalam belajar sehingga
menyebabkan optimal pula hasil belajar yang dicapai.

Sarana dan prasarana yang memadai yang digunakan dalam


sebuah kelas akan sangat membantu terciptanya suasana yang
kondusif. Dan hal ini juga akan meningkatkan semangat dan gairah
belajar siswa sehingga dia dengan cepat mengerti apa yang
disam[aikan oleh gurunya

Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa sarana dan


prasarana yang memadai dalam suatu lingkungan sekolah akan sangat
membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai
oleh seorang guru dan sekolah pada umumnya, karena sarana dan
prasarana yang memadai ini akan memudahkan terbentuknya suasana

29
yang kondusif, hangat dan antusias bagi anak dalam mengikuti
pembelajaran.

Begitu dalam hal metode yang akan dipakai dakam penyajian


materi pembelajaran. Metode pembelajaran termasuk unsur yang
paling penting dalam pembelajaran, karena pengajar dapat
mentransfer ilmu kepada siswa dengan menggunakan metode, bahkan
hasil belajar siswa akan berbeda jika digunakan dengan metode yang
berbeda pula.

Adapun metode yang dapat digunakan dalam menyajikan


materi khususnya dalam pembelajaran akidah akhlak diantaranya :
Model pembelajaran kooperatif dan model pembelajran aktif
merupakan model pembelajaran yang dapat dilaksanakan pada
pendidikan sekarang. Dalam model pembelajaran ini terdapat
didalamnya metode diskusi, metode Tanya jawab dan metode
pemberian tugas.

Metode diskusi dalam pembelajaran merupakan suatu


penyajian / penyampai materi dimana guru memberikan kesempatan
kepada siswa atau kelompok-kelompok siswa untuk mengadakan
pembicaraan ilmiah guna mengu,pulkan pendapat, membuat
kesimpulan, atau menyusun berbagai alternative pemecahan suatu
masalah.
Adapun keguanaan metode diskusi adalah;
1) Membantu murid untuk tiba kepada pengambilan keputusan
yang lebih baik ketimbang ia memutuskan sendiri
2) Mereka tidak terjebak kedalam pikirannya yang terkadang salah
3) Berbagai diskusi timbul dari percakapan guru dan murid
mengenai suatu kegiatan belajar yang akan mereka lakukan.
Selain itu penggunaan sarana dan prasara yang memadai
akan sangat menunjang minat dan bakat siswa dalam belajar, dengan

30
demikian akan memudahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan baik bagi seorang guru ataupun bagi sekolah pada
umumnya.
Media atau alat-alat pelajaran adalah sesuatu yang dapat
memudahkan penyampaian materi pembelajaran sehingga dapat
memanfaatkan waktu yang ada dengan efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran ini juga bertujuan
agar :
a) Materi yang disampaikan dapat menarik perhatian siswa.
b) Dapat menimbulkan antusias dan inisiatif siswa dalam belajar.
c) Memberikan hasil belajar yang lebih baik
d) Memberi pengalaman yang sukar diperoleh dengan cara lain
Selain itu mengenai sarana dan prasarana, dalam hal ini
dengan menggunakan alat-alat pembelajaran maka akan
memudahkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
dalam lingkungan sekolah. Seorang guru juga akan lebih mudah
menyampaikan materi yang akan ia ajarkan pada siswa. dan siswa
pun akan lebih mudah menyerap dan memahami materi yang
disampaikan oleh seorang guru, sehingga komunikasi guru dengan
siswanya dapat terjalin denga baik. Hal ini senada dengan apa yang
di ungkapkan oleh M.A Mujidto (1990) bahwa alat pengajaran akan
membantu terciptanya pengajaran yang efektif menurut langkah-
langkah tertentu, yang ditandai dengan optimalnya siswa dalam
belajar sehingga menyebabkan optimal pula hasil belajar yang
dicapai.
Sarana dan prasarana yang memadai yang digunakan dalam
sebuah kelas akan sangat membantuterciptanya suasana yang
kondusif. Dan hal ini juga akan meningkatkan semangat dan gairah
belajar siswa sehingga dia dengan cepat mengerti apa yang
disampaikan oleh gurunya.

31
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa pengguanaan
variasi-variasi belajar dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana
yang memadai dalam suatu lingkungan sekolah akan sangat
menbantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai
oleh seorang guru dan sekolah pada umumnya, karena sarana dan
pra sarana yang memadai ini akan memudahkan terbentuknya
suasana yang kondusif, hangat dan antusias bagi anak dalam
mengikuti pembelajaran.
b. Non Teaching
1) Pengertian
Kegiatan non teaching adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran, akan tetapi kegiatan tersebut mendukung kegiatan belajar
secara umum di MTsN Talawi.
2) Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada
siswa dan mahasiswa, bahwa kegiatan ini mendukung kelancaran proses
belajar mengajar dan menjadi nilai tambah bagi siswa.

3) Kegiatan Non Teaching


Banyak kegiatan yang dapat dilakukan dalam hal Non Teaching
ini. Yang mana telah dijelaskan bahwa kegiatan non teaching ini
dilakukan diluar jam pelajaran. Kegiatan Non Teaching adalah kegiatan
yang dilakukan di luar jam pelajaran, akan tetapi kegiatan tersebut
mendukung kegiatan belajar secara umum di MTsN Talawi. Adapun
aspek- aspek kegiatan non teaching antara lain:
1) Membantu majelis guru dalam piket PBM
2) Memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar
3) Membuat jadwal kegiatan harian selama PPL berlangsung
4) Merencanakan dam membantu kegiatan ekstrakurikuler sekolah

32
Selama melakukan PPL penulis melihat bahwa kegiatan-
kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik.

33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bagi mahasiswa vakultas tarbiyah dan ilmu pendidikan IAIN
Batusangkar dalam rangka menyelesaikan program SI, PPL merupakan
wadah bagi mahasiswa yang nantinya akan terjun menjadi tenaga pengajar
yang akan langsung berkecimpung dalam dunia pendidikan, yaitu sekolah,
sehingga mampu untuk meningkatkan keprofesionalan dan keahlian sebagai
seorang guru.

Selama mengikuti PPL di MTsN Talawi ini banyak sekali pengalaman


mengajar yang penulis dapatkan, seperti bagaimana cara mengajar yang baik,
cara mengelola kelas yang baik dan bagaimana menghadapai masalah yang
dihadapi oleh siswa serta bagaimana mencari solusi dari masalah tersebut,
baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran.

Setelah lebih kurang tiga setengah bulan melaksanakan kegiatan PPL


dengan mengaplikasikan ilmu-ilmu dan teori-teori yang didapatkan
diperkuliahan dalam bentuk teoritis dan bagaimana penerapan praktisnya di
lapangan, ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis kemukakan,
diantaranya adalah:

1. Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang


harus dilalui dan dilaksanakan oleh mahasiswa fakultas tarbiyah dan ilmu
pendidikan IAIN Batusangkar untuk menyelesaikan program SI.
2. Kegiatan PPL merupakan aplikasi langsung dari keseluruhan teori yang di
dapat dalam perkuliahan.
3. Dalam kegiatan PPL ada dua kegiatan yang dilaksanakan yaitu, kegiatan
mengajar dan kegiatan non mengajar.
4. PPL ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan
praktis, keterampilan keguruan yang membentuk sikap profesioalisme

34
guru dan tenaga pendidik, serta membimbing mahasiswa ke arah
terbentuknya profesionalisme guru sejarah kebudayaan Islam atau tenaga
pendidik lainnya yang akan menjadi contoh bagi siswa.
5. PPL diharapkan dapat menjalin hubungan kerjasama antar lembaga-
lembaga pendidikan.
B. Saran
Setelah penulis menjelaskan beberapa pengalaman yang telah penulis
dapatkan selama PPL di MTsN Talawi, maka penulis ingin menyampaikan
saran-saran kepada pihak terkait diantaranya :

1. Bagi Sekolah
a. Hendaknya para guru bidang studi menggunakan berbagai media
variatif dengan memaksimalkan sarana dan prasarana yang telah
disediakan pihak sekolah.
b. Hendaknya ada motivasi dari majelis guru untuk memnafaatkan buku-
buku sumber lain, selain buku rujukan utama yang di perpustakaan.
c. Bagi pihak sekolah untuk lebih meningkatkan kedisplinan dan
pengawasan terhadap guru maupun siswa.
d. Hendaknya siswa lebih menyadari akan pentingnya pelajaran IPA
dikehidupan sehari-hari, oleh sebab itu siswa dituntut untuk serius
dalam belajar IPA karena ini merupakan suatu pesmbelajaran pokok
sekaligus sebagai pemuncul inovasi-inovasi baru pada siswa dengan
mengetahui prinsip dasar dan konsep-konsep dari bahasa arab itu
sendiri.
e. Kepada pihak sekolah, agar kita semua dapat menyusun program
pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan karakteristik siswa agar
semua strategi dan metode yang diterapkan dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar.
f. Untuk MTsN Talawi agar bisa mempertahankan nama baik Sekolah
yang saat ini sangat diperhitungkan, baik di Kota Sawahlunto maupun

35
di tingkat Provinsi Sumatera Barat dengan meningkatkan kompetensi
guru, motivasi guru, serta pengayoman terhadap siswa.
g. Bagi guru agar dapat lebih memotivasi siswa agar berperan aktif dalam
proses pembelajaran, agar tercipta suasana kelas yang kondusif
terutama dalam Bidang Studi bahasa inggris.
h. Bagi pihak sekolah untuk dapat lebih memotivasi para guru dan siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler.
2. Bagi Panitia PPL
a. Dalam pemilihan sekolah untuk lokasi PPL hendaknya disesuaikan
dengan kompetensi mahasiswa, sehingga tidak terjadi kejenuhan para
mahasiswa di lapangan.
b. Sekolah yang dipilih sebagai lokasi PPL, hendaknya lebih variatif,
seperti Pondok Pesantren dan sekolah-sekolah lain.
c. Dalam pembagian mahasiswa PPL di sekolah, hendaknya lebih selektif
dan seimbang antara jumlah mahasiswa dan mahasiswi.
d. Dalam pembagian mahasiswa PPL hendaknya mencakup semua prodi
yang ada.
e. Dalam pembagian Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) hendaknya
diberikan sebanyak program studi masing-masing, sehingga setiap
mahasiswa memiliki DPL sendiri sesuai dengan bidangnya.
f. Kepada panitia PPL agar melanjutkan kerjasama dengan MTsN Talawi,
karena di tempat ini memungkinkan mahasiswa untuk menunjukkan
keterampilan mereka.
Penulis mengucapkan Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan observasi Program Pengalaman Lapangan ini setelah
melakukan penelitian dan praktik selama 90 hari efektif di MTsN Talawi.
Penulis berharap apa yang tertulis dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun bagi pembaca.

36
DAFTAR PUSTAKA

Uzer Usman. Moh, Menjadi Guru Profesional , Jakarta: Remaja


Rosdakarya, 2007

Prof. Dr. H. Mohamad Surya, Percikan Perjuangan Guru, Semarang: CV.


Aneka Ilmu

Sudiyono, Triyo Supriyatno dan Mh Padil. Strategi Pembelajaran


Partisipasi di Perguruan Tinggi .Malang: UIN-Malang Press

37
38

Anda mungkin juga menyukai