PENDAHULUAN
1
penyusunan laporan dilakukan dengan cara menyusun data yang telah terkumpul,
kemudian melakukan analisa terhadap data dan fakta yang ada di lapangan.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
mendapatkan sebuah surat atau tulisan, ketika ia harus membacanya ia harus
melakukan hal sebagai berikut (Le Fanu, 2006):
a. Membaca cepat (scanning) huruf demi huruf penyusun kalimat-kalimat yang ada
dalam tulisan tersebut dengan urutan yang benar, yaitu dari kiri ke kanan;
b. Memindahkan huruf-huruf tersebut ke dalam otak dalam waktu yang singkat;
c. Mengenali pengelompokkan huruf-huruf yang berbeda yang membentuk satu
kata tertentu ~ ini melibatkan identifikasi terhadap masing-masing huruf, dengan
berbagai macam bentuk font atau model tulisan tangan yang ada;
d. Membandingkan pengelompokkan dengan cara seperti di atas dengan kata-kata
yang sudah dikenali yang tersimpan dalam memori otak untuk mengenali bunyi
dan arti kata-kata tersebut secara keseluruhan;
e. Mengingat-ingat arti kata-kata tersebut dan menghubungkannya dengan kata-kata
pada kalimat berikutnya untuk memahami seluruh isi tulisan;
f. Menyelesaikan seluruh proses tersebut dalam hitungan detik, seiring dengan
perpindahan pandangan mata yang beranjak dari kalimat satu ke kalimat-kalimat
berikutnya.
Bagi para penderita Disleksia, masalah utama dalam membaca terletak pada
menghubungkan antara kumpulan huruf dengan kata-kata yang hanya mereka
ketahui melalui pengucapannya (Le Fanu, 2006).
Terlalu dini untuk mengatakan bahwa seorang anak mengalami Disleksia
ketika ia baru berusia lima atau enam tahun (Le Fanu, 2006). Hal ini dikarenakan
semua anak pernah membuat kesalahan dalam melafalkan dan mengenali huruf-huruf
(Le Fanu, 2006).
Anak-anak baru bisa dikatakan mengalami kesulitan membaca ketika mereka
berusia tujuh tahun atau delapan tahun, karena biasanya pada umur-umur tersebut
anak sudah bisa membaca secara mandiri, tanpa bantuan orang lain (Le Fanu, 2006).
Bila ini terjadi, anak-anak yang mengalami disleksia akan merasa bahwa dirinya
berbeda dari teman-teman sekelasnya, karena mereka masih belum bisa membaca
kata-kata (Le Fanu, 2006).
4
a) Karakteristik
Tanda-tanda Disleksia tidaklah terlalu sulit dikenali apabila kita dapat
melihatnya dengan cermat. Kekurangan yang akan tampak pada anak disleksia ketika
sedang membaca dapat ditunjukkan oleh tanda-tanda di bawah ini (Le Fanu, 2006):
a. Membaca dengan amat lamban dan terkesan tidak yakin dengan apa yang ia
ucapkan;
b. Menggunakan jarinya untuk mengikuti pandangan matanya yang beranjak dari
satu teks ke teks berikutnya;
c. Melewatkan beberapa suku kata, kata, frase atau bahkan baris-baris dalam teks;
d. Menambahkan kata-kata atau frase-frase yang tidak ada dalam teks yang dibaca;
e. Membolak-balik susunan huruf atau suku kata dengan memasukkan huruf-huruf
lain;
f. Salah melafalkan kata-kata yang sedang ia baca, walaupun kata-kata tersebut
sudah akrab;
g. Mengganti satu kata dengan kata lainnya, sekalipun kata yang diganti tidak
memiliki arti yang penting dalam teks yang dibaca;
h. Membuat kata-kata sendiri yang tidak memiliki arti;
i. Mengabaikan tanda-tanda baca.
Ketika belajar menulis, anak-anak Disleksia ini kemungkinan akan
melakukan hal-hal berikut (Le Fanu, 2006):
a. Menuliskan huruf-huruf dengan urutan yang salah dalam sebuah kata;
b. Tidak menuliskan sejumlah huruf-huruf dalam kata-kata yang ingin ia tulis;
c. Menambahkan huruf-huruf pada kata-kata yang ia tulis;
d. Mengganti satu huruf dengan huruf lainnya, sekalipun bunyi huruf-huruf tersebut
tidak sama;
e. Menuliskan sederetan huruf yang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan
bunyi kata-kata yang ingin ia tuliskan;
f. Mengabaikan tanda-tanda baca yang terdapat dalam teks-teks yang sedang ia
baca.
5
Insersi = menambah kata. Saya pulang sekolah (saya pulang dari sekolah)
Omisi = Menghilangkan kata. Saya pergi ke sekolah (saya pergi sekolah)
Repetisi = Tertukar posisi. Saya pergi ke sekolah (saya ke sekolah pergi)
Reversal = Melakukan penghentian. Saya pergi ke sekolah ( saya-pergi-ke-
sekolah)
Hesitasi = Melakukan peghentian. Sebelum pergi ke sekolah saya selalu
sarapan pagi ( sebelum pergi-ke sekolah-saya selalu-sarapan)
Word by word = Ibu pergi ke pasar ( Ibu/pergi/ke/pasar)
6
2.2 Permasalahan Kasus
Penulis mengambil kasus lanjutan dari hasil asesmen terdahulu yang sekarang
duduk di kelas 5. karena Penulis sudah cukup dekat dengan “Dani” dikarenakan
pernah memberikan asesmen pada mata kuliah terdahulu dengan demikian penulis
dapat mengidentifikasi kembali mengenai hambatan yang dimiliki Dani dengan data
yang telah di miliki. Dani yang dulunya duduk di kelas 4 sekarang sudah naik kelas,
menurut penuturan gurunya dani sudah cukup mampu untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, maka sekolah menaikan Dani ke kelas 5 agar lebih termotivasi kembali.
Meskipun Dani ini memiliki kesulitan dalam membaca, Dani kurang dapat
memahami isi bacaan dan cukup lama apabila membaca, itu pun terlihat dari nilai
rapot Dani yang cukup dibawah rata-rata kelas, pada beberapa mata pelajaran yang
berhubungan dengan membaca. Namun sekolah tetap berusaha untuk memberikan
pelajaran tambahan untuk latihan membaca. Oleh karena itu penulis memutuskan
untuk melakukan observasi dan intervensi lebih dalam terhadap Dani
Identitas Anak
1. Nama siswa : Hamdani Maulana Syamsudin
2. Nomor Induk : 060701013
3. TTL : Bandung, 11 Juni 2000
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Agama : Islam
6. Pendidikan sebelumnya : TK
7. Alamat Siswa : Dangdeur
8. Nama Orang tua
a. Ayah : D. Syamsudin
b. Ibu :-
7
9. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Swasta
b. Ibu :
8
huruf/ kata (Omisi), Pertukaran posisi (Repetisi) dan terdapat banyak penghentian
pada saat membaca. Dani sering mengganti kata nya dengan ya ataupun
menghilangkan “nya” pada kata-kata tertentu. Ketika membaca huruf konsonan-
konsonan yang berdampingan pada kata Dani sering memenggal kata tersebut seperti
september dibaca sep/tem/ber atau pun menghilangkan huruf seperti sebagai dibaca
sebaga.
Setelah itu dilanjutkan dengan menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan teks bacaan. Dani dapat menjawab beberapa pertanyaan yang mengandung
unsur fakta dan urutan dalam cerita. Namun, Dani tidak dapat menjawab pertanyaan
yang mengandung unsur argumen ataupun prediksi dan ketika saya bertanya
mengenai isi bacaan Dani tidak mampu menceritakan kembali isi bacaan tersebut.
Melihat jawaban dari teks bacaan, siswa 50% benar. Sehingga Dani termasuk kepada
Frustation level.
9
sambung sumbang
tanjung tan/jung
Melaut Mela-ut
Reversal
September sep-tem-ber
5 (pengehentian dalam 6
Digunakan di/gu/na/kan
membaca)
Penangkap pe/nang/kap
Keong-keong keo/ng-keo/ng
Hesitasi (penghentian Keramba__adalah
6 1
yang lebih lama)
7 Word by word -
* keterangan: (dibaca) / (pemenggalan kata) __ (berhenti/ jeda)
10
menggunakan huruf kapital setelah titik. Dani melakukan mengganti kata/ huruf
(substitusi) pada kata sulung menjadi sulum
Motorik halus Dani sudah cukup baik, dapat dilihat pada instrumen asesmen
menulis permulaan Dani mampu menarik garis lurus,menjiplak symbol/kata namun
pada aspek meniru Dani tidak melakukannya dengan baik. Terlihat pada contoh yang
tertulis huruf kapital namun Dani menulis dengan huruf kecil. “BAGAIMNA 120
MURID SD?” ditulis “BAGAIMna 120 muRiD SD?”
*) Untuk lebih jelas dapat dilihat dari hasil asesmen pada lampiran
c) Aritmatika
Dari beberapa asesmen aritmatika yang diberikan, Dani masih ragu-ragu dan
memerlukan waktu yang lama ketika berhitung. Dari hasil asesmen yang diberikan,
siswa mampu menyelesaikan konsep bilangan kongkrit, semi-kongkrit, bahkan
abstrak.
Pada lembar kerja siswa asesmen aritmatika 1, aspek kemampuan
mengelompokan objek berdasarkan bentuk, warna, ukuran, siswa sudah memahami
konsep pengelompokan.
Pada operasi hitung penjumlahan ataupun pengurangan Dani sudah mampu
menyelesaikan soal-soal dengan konsep abstrak secara cepat dan tepat. Namun,
ketika beranjak pada operasi bilangan perkalian dan pembagian, Dani hanya mampu
menjawab soal satuan-puluhan saja
*) Untuk lebih jelas dapat dilihat dari hasil asesmen pada lampiran
Anak membutuhkan ruang yang lebih sunyi agar dia bisa focus mengerjakan
tugasnya Terbukti saat membaca dia lebih yakin karena tidak ada teman-teman yang
memperhatikannya, meskipun masih memerlukan banyak bimbingan dan arahan.
11
Penulis tidak bisa mempastikan penyebab terjadinya hambatan belajar pada
dani dikarenakan tidak ada bukti tes yang otentik. Wallahu’alam
BAB 3
PROGRAM INTERVENSI
12
3.1 Program Pembelajaran yang di gunakan
a. Pendekatan perkembangan
Pendekatan teori perkembangan memandang bahwa membaca merupakan
bentuk kemampuan yang dipengaruhi oleh factor kemampuan pra membaca.
Oleh karena itu penanganan kesulitan membanca lebih diarahkan pada
kekuatan pra-membacanya misalnya:
Latiha konsep lateral yang mengembangkan konsep arah (atas-bawah, depan-
belakang, tengah-tepi, kiri-kanan)
Aktivasi pengenalan symbol/ bentuk bermakna (tanda panah, gambar symbol
umum, huruf, angka)
Aktifitas mengurutkan benda (sesuai warna, bentuk, pola dan seterusnya)
Metode selusur (untuk membaca permulaan dengan V-K-A-T)
1. Visual : penglihatan
2. Auditori : pendengaran
3. Taktil : peabaan
4. Kinestetik : kesadaran pola gerak
Langkah-langkah :
13
6. Ulangai kegiatan tersebut dua atau tiga kali
7. Berikan anak selembar kertas berisi titik-titik pola huruf tersebut
8. Anak merangkaikan titk-titik pola huruf tersebut
9. Saat merangkaikan titik-titik pola huruf, anak membunyikan nama hurufnya
10. Tugaskan anak tersebut menuliskan pola huruf tersebut di atas kertas kosong,
sambil membunyikan nama hurufnya.
(krik & Minskoff, dalam lerner 2000)
b. Pendekatan perilaku
Pembiasaan membaca huruf suku kata. Kata dan kalimat yang secara
bertahap taraf kesulitannya kian di tingkatkan
Pengenalan huruf, suku kata, kata dan kalimat, terutama pada bagian di mana
anak kerap menunjukan kesulitan.
Metode bunyi untuk aktivitas membaca permulaan dan metode linguistic
untuk aktifitas membaca lanjutan
o Metode bunyi
Prinsip
Langkah-langkah
14
2. Anak memanjangkan unyi huruf tersebut saat akan menyambungkan dengan
bunyi huruf lain.
3. Pelajaran dimulai dengan susunan huruf KV-KV lalu dilanjutkan dengan pola
huruf lain yang lebih rumit
4. Anak dikenalkan dengan bunyi konsonan rangkap sebagai satu kesatuan
bunyi. Misalnya konsonan /ng/dan /ny/
5. Selain itu anak juga dikenalkan dengan bunyi diftong (vocal rangap sebagai
satu kesatuan bunyi. Misalnya difrog /ai/, /au/, dan /oi/
o Metode linguistic
Prinsip
1. Anak dapat menyimpulakan sendiri pola hubungan antara symbol huruf dan
bunyi dari symbol huruf tersebut
2. Mengajarkan kata secara utuh
3. Penekanan pada kemiripan bunyi
4. Tidak memperhatikan makna klimat
Langkah-langkah
15
Deskripsi Tujuan
(kondisi saat ini) Pendek Panjang
Kemampuan : 1. anak mampu 1. anak mampu membaca
1. mampu menyebutkan huruf membaca bunyi kata/ kalimat denan tepat
maupun kata dan kalimat konsonan rangkap tanpa adanya penggantian
2. mapu membaca namun sebagai satu kata/ huruf (substitusi),
masih terdapat kekeliruan kesatuan bunyi” ny” penambahan kata/ huruf
3. kurang memahami isi membaca “nya” (Insersi), Pengurangan
baaan bukan “ya” huruf/ kata (Omisi),
Ketidakmampuan: Pertukaran posisi
1. sering mengganti kata nya (Repetisi) dan terdapat
dengan ya ataupun banyak penghentian pada
menghilangkan “nya” saat membaca
2. masih bayak terdapat 2. Anak mampu
penggantian kata/ huruf menceritakan kembali
(substitusi), penambahan mengenai isi bacaan.
kata/ huruf (Insersi),
Pengurangan huruf/ kata
(Omisi), Pertukaran posisi
(Repetisi) dan terdapat
banyak penghentian pada
saat membaca
b. Target sasaran
Dalam hal ini penulis menargetkan agar anak mampu membaca bunyi “nya”
dan meminimalisir kesalahan penggantian kata/ huruf (substitusi), penambahan kata/
huruf (Insersi), Pengurangan huruf/ kata (Omisi), Pertukaran posisi (Repetisi) dan
terdapat banyak penghentian pada saat membaca dalam 8 kali pertemuan.
16
PROGRAM PEMBELAJARAN MEMBACA
17
(tanda panah, memberikan
gambar symbol perintah yang
umum, huruf, sama pada evaluasi
angka) proses. Pada
Aktifitas evaluasi hasil,
mengurutkan benda guru akan
(sesuai warna, memeberikan
bentuk, pola dan semacam tes atau
seterusnya) ujian setelah
Mengenal Mampu Mengenal huruf Materi yang digunakan Menggunakan Metode 1x30 seluruh metode
huruf dan dan berupa latihan selusur (untuk membaca Menit selesai diberikan.
membunyika membaca di sertai permulaan dengan V-K-A-T)
nnya dengan menulis. Anak a)Perlihatkan sebuah huruf
menelusuri pola huruf berukuran besar
dan membacanya b) Penulis menyebutkan
dengan nyaring setelah nama huruf dan
itu anak diberikan soal anakmengulanginya
berupa tulisan cetak c)Penulis mencontohkan cara
putus-putus yang akan menulusuri pola hurup
di tulis dan di bunyikan tersebut dengan jari tangan
kembali oleh anak d) Anak menelusuri pola
18
huruf itu dengan tangannya
sendiri
e)Saat menelusuri pola huruf
anak memunyika nama
hurufnya
f) Ulangai kegiatan tersebut
dua atau tiga kali
g) Berikan anak selembar
kertas berisi titik-titik pola
huruf tersebut
h) Anak merangkaikan
titk-titik pola huruf tersebut
i) Saat merangkaikan titik-titik
pola huruf, anak
membunyikan nama
hurufnya
j) Tugaskan anak tersebut
menuliskan pola huruf
tersebut di atas kertas
kosong, sambil
membunyikan nama
19
hurufnya.
k) Medianya
berupa kertas dan crayon/
bolpoint
Membaca Mampu mengenal Agar anak Menamai huruf a) Anak diperinthkan 2x30
bunyi dan membiasakan mampu membaca sesuai dengan menggunakan bunyi huruf Menit
konsonan pembacaan bunyi bunyi huruf, dan “bunyi”-nya. saat mengeja
rangkap huruf, dan membaca membaca Misalnya : b) Anak memanjangkan
sebagai satu kesatuan bunyi kesatuan bunyi huruf “p” bunyi huruf tersebut saat
kesatuan. konsonan rangkap konsonan rangkap dibunyikan akan menyambungkan
dan bunyi diftong. dan bunyi /ep/atau/ pe/ dengan bunyi huruf lain.
diftong. “t” dibunyikan/ et/ c) Pelajaran dimulai dengan
atau/ te/ susunan huruf KV-KV
Contoh pelafalan lalu dilanjutkan dengan
Kata peta: ep-e-et- pola huruf lain yang lebih
a rumit
Bukan : d) Anak dikenalkan dengan
pe-e-ta-a bunyi konsonan rangkap
sebagai satu kesatuan
bunyi. Misalnya konsonan
20
/ng/dan /ny/
e) Selain itu anak juga
dikenalkan dengan bunyi
diftong (vocal rangap
sebagai satu kesatuan
bunyi. Misalnya difrog
/ai/, /au/, dan /oi/
Kemiripan Mampu menyadari Agar anak Memberikan beberapa Metode linguistic= Metode 2x30
bunyi pada kesamaan bunyi mampu kata yang bermiripan membaca permulaan / Menit
kata pada kata kata “nya” menyadari bunyi. lanjut dengan pendekatan
kesamaan bunyi Missal : perilaku.
pada kata kata Andi sedang Anak di suruh membaca
“nya”. bernyanyi nyaring dengan kata-kata
Sambil bernyanyi, dia yang diberikan penulis,
menyapu setelah itu anak
mengulangi kata tersebut
sampai anak menyadari
adanya kemiripan bunyi.
Membaca Anak mampu Mampu Memberikan teks Metode yang digunakan 2x30
dengan menyadari bacaan menyadari bacaan bacaan dengan guru adalah metode tutor antara Menit
koreksi yang kurang tepat yang kurang tepat memperhatikan anak penulis dan anak yang
dalam proses agar anak menyadari saling berhadapan pada
21
membaca (untuk kesalahan baca dan saat latihan membaca
penghilangan guru mampu
(substitusi), membimbing dan
penambahan kata/ mengkoreksi
huruf (Insersi), kesalahan tersebut
Pengurangan huruf/ agar anak mengetahui
kata (Omisi), dimana letak
Pertukaran posisi kesalahannya.
(Repetisi) dan
terdapat banyak
penghentian pada
saat membaca
22
latihan pra lateral yang Ikuti apa yang ibu perintahkan ! berupa latihan konsep lateral,
membaca mengembangkan a. Coba angkat tangan/ kaki (kanan/kiri) ke pengenalan symbol dan
konsep arah (atas- atas/bawah. mengurutkan benda, dani
bawah, depan- b. Coba angkat tangan/ kaki (kanan/kiri) ke sudah mampu menyelesaikan
belakang, tengah- depan / belakang. soal pada tahapan ini.
tepi, kiri-kanan) c. Silahkan berdiri di tengah garis lurus tersebut! Pembelajaran yang diberikan
Aktivasi d. Silahkan berdiri di tepi garis lurus tersebut! berupa tahapa awal dan
pengenalan pengenalan sebelum
symbol/ bentuk Aktivasi pengenalan symbol membaca.
bermakna (tanda Coba sebutkan gambar apakah dibawah ini?
panah, gambar
symbol umum,
huruf, angka) Aktifitas mengurutkan benda
Aktifitas Urutkan benda / gambar di bawah ini dari yang
mengurutkan terkecil sampai yang terbesar!
benda (sesuai
warna, bentuk,
pola dan
seterusnya)
A B C D
23
A B C D
A B C D E
2 Mengenal huruf Materi yang a. Lihatlah, huruf apakah ini? Pada metode ini dani merasa
dan digunakan berupa b. Coba telusuri gambar huruf ini dengan jari asyik melakukan telusur pada
membunyikann latihan membaca di tanganmu sambil membunyikannya! huruf, huruf-huruf yang
ya sertai dengan c. Hubungkan titik-titik pada kertas sambil digunakan berupa vocal dan
menulis. Anak membunyikan huruf tersebut! beberapa konsonan yang
menelusuri pola d. Sekarang tulis dan bunyikan huruf tersebut masih sulit / tertukar untuk
huruf dan pada kertas kosong! dani baca.
membacanya dengan Pada alphabet dani sudah
nyaring setelah itu mampu untuk membaca
anak diberikan soal huruf satu per satu dengan
berupa tulisan cetak baik.
putus-putus yang
akan di tulis dan di
24
bunyikan kembali
oleh anak
3 Menamai huruf Materi yang Bunyikan kata di bawah ini sesuai dengan Pada tahapan ini dani masih
sesuai dengan digunakan berupa bunyi hurufnya. melakukan beerapa
“bunyi”-nya. penguraian huruf 1. Mata kekeliruan dalam
pada kata berpola 2. Tisu membunyikan huruf pada
VK-VK 3. Nasi kata TAHU dai menyebutkan
4. Roti TA-HU tidak satu bunyi
5. Tahu sesuai dengan hurufnya.
6. Meja Begitu pula pada kata MEJA
7. Susu dst
8. Bibi
9. Baju
10. Peta
4 Membaca bunyi Materi yang Bacalah konsonan di bawah ini ! Masih sulit untuk melakukan
konsonan digunkan ng ny latihan dengan konsonan dan
rangkap sebagai pengulangan vocal rangkap, dani harus
satu kesatuan. konsonan dan vocal ai au Ao mengulang beberapa kali
25
rangkap agar anak setelah di ingatkan.
terbiasa dan terlatih
menghadapi pola
seperti itu
5 Kemiripan Memberikan Memberikan beberapa kata yang bermiripan bunyi. Pada tahap awal dani masih
bunyi pada kata beberapa kata yang Missal : memunyikan kata nya
bermiripan bunyi Andi sedang bernyanyi menjadi ya dan it uterus
“nya” Sambil bernyanyi, dia menyapu berlangsung.
Namun setelah diberikan
contoh maka dani mengikuti.
Namun masih selalu di
ingatkan.
6 Kemiripan Memberikan beberapa kata yang bermiripan bunyi. Pada pertemuan selanjutnya
Memberikan
bunyi pada kata Missal : masih membahas kanya nya
beberapa kata yang
Andi sedang bernyanyi dan dani masih sering keliru
bermiripan bunyi
Sambil bernyanyi, dia menyapu dan harus selalu di latih dan
“nya”
di ingatkan.
7 Membaca Materi yang Teks bacaan Pada tahapan ini masih
dengan koreksi digunakan berupa “pergi ke kantor pos” sering melakukan kesalahan
teks bacaan. Anak pengulangan, penggantian
membaca dengan dan sebagainya, namun
nyaring dan guru sekali lagi dani perlu di
26
memperhatikan ingatkan dan di bimbing agar
terbiasa membaca dengan
tepat.
8 Membaca Materi yang Teks bacaan Intensitas kesalahan dani
dengan koreksi digunakan berupa “yang bisa di tanam di pekarangan rumah” dalam membaca sudah
teks bacaan. Anak semakin berkurang dan itu
membaca dengan dapat diminimalisir dengan
nyaring dan guru bimbingan dari guru atau
memperhatikan orang tua
27
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ternyata dalam menghadapi anak dengan hambatan belajar tidak semudah dengan
apa yang kita bayangkan. Terkadang anak tidak mau melakukan apa yang kita perintahkan
kepadanya. Kekurangan motivasi dalam belajar. Membuat penulis harus ekstra
menyemangatinya agar mau belajar intensif membaca. Memperingatinya beberapa kali
agar anak menyadari kesalahan yang ia lakukan.
Dengan beberapa intervensi yang dilakukan belum menunjukan hasil yang optimal
meskipun ada sedikit perubahan dengan pembiasaan yang dilakukan dengan melatih
ketidakmampuan yang dimiliki karena dengan demikian dalam jangka waktu yang tidak
kita ketahui semua perubahan akan terjadi. Dukungan dari orang tua dan guru sangat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Meskipun intervensi yang dilakukan tidak merubah
anak menjadi bisa membaca tanpa kesalahan namun dengan apa yang kita lakukan sudah
mendukung pembelajaran bagi siswa.
Kesulitan belajar yang berhubungan dengan akademik dapat diketahui oleh guru
atau orang tua ketika anak tersebut menampakkan kesulitan pada salah satu atau beberapa
kemampuan akademik, termasuk diantaranya adalah kesulitan membaca.
28
4.2 Rekomendasi
Orang tua
Diperlukan perhatian yang cukup besar dari orang tua sebagai pembimbing prestasi
akademik siswa, dimana selain disekolah siswa pun mampu menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan rumah dari guru yang memerlukan perhatian dan bimbingan yang khusus. Untuk
mengasah kembali kemampuan akademik siswa. Orang tua menjalin kerjasama yang baik
dengan guru, agar dapat melanjutkan tugas guru mengatasi kesulitan menulis yang dialami
oleh anak. Orang tua harus memberikan latihan-latihan pada anak, dengan bimbingan dan
petunjuk dari guru. Lakukan segera perbaikan jika pada saat memberikan latihan, anak
melakukan kesalahan walaupun hanya kesalahan yang kecil seperti pertukaran huruf,
penghilangan satu huruf dan sebagainya. Karena jika tidak segera dilakukan perbaikan,
anak akan semakin konsisten dengan kesalahan yang dilakukannya. Dan bisa jua
memberikan motovasi baik berupa pujian ataupun hadiah yang lainnya agar anak semangat
dalam meningkatkan prestasi akademiknya.
Guru Kelas
Mengenalkan kembali tanda baca seperti tanda koma, titik, tanda jeda, tanda seru,
tanda tanya, dan lain-lain dengan intensif dalam hal membaca kata / kalimat.
Melatih ketetapan artikulasi dan intonasi pada bacaan
Melatih pemahaman makna kata, kelompok kata atau pun isi bacaan
Pembiasaan membaca huruf, suku kata, kata dan kalimat yang secara bertahap taraf
kesulitannya kian ditingkatkan.
Melatih pembiasaan untuk membaca suku kata nya, dan pendampingan membaca
acar anak di ingatkan ketika salah membaca.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31