DOSEN PENGAMPU:
Dra. Fatmawati,M.Pd
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Azzahra Firdausi Salma ( 20003054 )
2. Berlina Anisa Putri ( 20003055 )
3. Khania Eka Putri ( 20003119 )
1
Kata Pengantar
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perspetik Pendidikan dan Pembelajaran Anak Tunalaras dan yang lebih
pentingnya yakni untuk menambah ilmu pengetahuan kepada kita sebagai
mahasiswa Pendidikan Luar biasa Khususnya dalam mata kuliah Perspektif dan
Pembelajaran Anak Tuna Laras. Sebelumnya, ucapan terima kasih juga dihaturkan
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses
penyelesaian makalah ini.
Tim penulis
2
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................... 1
A. Kesimpulan ......................................................................................... 18
B. Kritik dan saran ................................................................................... 18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini banyak anak-anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku
diisolasi dari teman-temannya yang lain bukan karena mereka dikucilkan dari
teman-temannya tapi karena mereka mulai berkelahi dengan kemarahan dan agresi.
Mereka kasar, merusak, tidak terprediksi, tidak bertanggung jawab, mudah marah,
membangkang, dan lain-lain. Anak-anak tersebut digolongkan dalam anak-anak
tuna laras.
Semakin meningkatnya jumlah anak-anak tuna laras membuat para ahli
semakin menggali tentang hal tersebut. Anak-anak dan remaja yang mengalami
gangguan emosi dan perilaku adalah tipe individu yang sulit dalam berteman.
Masalah terbesar bagi mereka adalah untuk membangun keakraban dengan orang
lain dan mengikatkan emosi dengan orang lain yang dapat membantu mereka.
Bahkan jika mereka berteman, maka mereka akan berteman dengan kelompok
teman yang salah.
Lalu dari mana masalah muncul? Apakah dimulai dari perilaku anak-anak tuna
laras yang membuat orang-orang di sekitarnya marah, frustasi, dan terganggu? Atau
dimulai dari lingkungan soasial yang tidak sesuai serta tidak nyaman yang
menyebabkan anak-anak tersebut menyerang orang lain? Pemikiran terbaik saat ini
adalah bahwa masalah tidak hanya terdapat pada diri anak-anak ataupun dari
4
lingkungan sekitarnya. Masalah tersebut muncul karena interaksi sosial antara
anak-anak dan lingkungan sosial tidak sesuai.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang anak-
anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku atau yang biasa kita sebut
sebagai tuna laras.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Anak Tunalaras ?
2. Apa saja pengidentifikasian Anak Tunalaras ?
3. Apa Karakteristik Anak Tunalaras ?
4. Apa saja Faktor hambatan emosi & perilaku pada Anak Tunalaras ?
5. Apa saja Klasifikasi dan jenis jenis Anak Tunalaras ?
6. Berapa Pravensi Anak Tunalaras ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan kepada
pembaca hakikat dari anak tunalaras , berdasarkan :
1. Pengertian Anak Tunalaras
2. Pengidentifikasian Anak Tunalaras
3. Karakteristik Anak Tunalaras
4. Faktor Hambatan Emosi dan Perilaku Anak Tunalaras
5. Klasifikasi dan Jenis Anak Tunalaras
6. Pravensi Anak Tuna Laras
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
keluarga, sekolah,dan masyarakat” (Puslata Universitas Terbuka, 2008: 11). Eli M
Bower dalam Bandi Delphie (2006: 78), menyatakan bahwa anak dikatakan
memiliki hambatan emosional atau kelainan perilaku apabila menunjukkan adanya
satu atau lebih dari lima komponen berikut: “a) tidak mampu belajar bukan
disebabkan karena faktor intelektual, pengindraan atau kesehatan; b)
ketidakmampuan menjalin hubungan yang menyenangkan dengan teman dan guru;
c) bertingkahlaku yang tidak pantas pada keadaan normal; d) perasaan tertekan atau
tidakbahagia terus-menerus; e) cenderung menunjukkan gejala-gejala fisik seperti
takut pada masalah-masalah sekolah.”
7
pertumbuhan/perkembangannya termasuk normal atau mengalami
kelainan/penyimpangan.
1. Bersikap membangkang,
2. Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah
3. Sering melakukan tindakan aggresif, merusak, mengganggu
4. Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum.
8
2. Anak yang mengalami kecemasan dan menyendiri:
a. Cemas
b. Tegang
c. Tidak punya teman
d. Tertekan
e. Sensitif
f. Rendah diri
g. Mudah frustasi
h. Pendiam
i. Mudah bimbang
Selain karakteristik diatas, berikut ini karakteristik yang berkaitan dengan segi
akademik, sosial/ emosional dan fisik/ kesehatan anak tuna laras.
1. Karakteristik Akademik:
9
Kelainan perilaku mengakibatkan penyesuaian sosial dan sekolah yang
buruk. Akibatnya, dalam belajarnya memperlihatkan ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Hasil belajar dibawah rata-rata
b. Sering berurusan dengan guru BK
c. Tidak naik kelas
d. Sering membolos
e. Sering melakukan pelanggaran, baik disekolah maupun
dimasyarakat, dll
2. Karakteristik Sosial/ Emosional:
Karakteristik sosial/ emosional tuna laras dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Karakteristik Sosial
1 ) Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain:
- Perilaku itu tidak diterima masyarakat, biasanya melanggar
norma budaya
- Perilaku itu bersifat menggangu, dan dapat dikenai sanksi
oleh kelompok sosial
2) Perilaku itu ditandai dengan tindakan agresif yaitu:
- Tidak mengikuti aturan
- Bersifat mengganggu
- Bersifat membangkang dan menentang
- Tidak dapat bekerjasama
3) Melakukan tindakan yang melanggar hukum dan kejahatan
remaja
b. Karakteristik Emosional
1) Hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, misalnya
tekanan batin dan rasa cemas
2) Ditandai dengan rasa gelisah, rasa malu, rendah diri, ketakutan
dan sifat perasa/ sensitif
10
c. Karakteristik Fisik/ kesehatan
Pada anak tuna laras umumnya masalah fisik/ kesehatan yang
dialami berupa gangguan makan, gangguan tidur atau gangguan
gerakan. Umumnya mereka merasa ada yang tidak beres dengan
jasmaninya, ia mudah mengalami kecelakaan, merasa cemas pada
kesehatannya, seolah-olah merasa sakit, dll. Kelainan lain yang
berupa fisik yaitu gagap, buang air tidak terkontrol, sering
mengompol, dll.
11
,Gangguan tingkah laku yang disebabkan terganggunya faktor psycologis.
Terganggunya faktor psycologis biasanya diwujudkan dalam bentuk tingkah laku
yang menyimpang, seperti: abnormalfixation, agresif, regresif, resignation, dan
concept of discrepancy.
b. Faktor Psychososial
Gangguan tingkah laku yang tidak hanya disebabkan oleh adanya frustrasi,
melainkan juga ada pengaruh dari faktor lain, seperti pengalaman masa kecil yang
tidak atau kurang menguntungkan perkembangan anak.
c. Faktor Physiologis
Gangguan tingkah laku yang disebabkan terganggunya proses aktivitas organ-organ
tubuh, sehingga tidak atau kurang berfungsi sebagaimana mestinya, seperti
terganggu atau adanya kelainan pada otak, hyper thyroid dan kelainan syaraf
motoris.
12
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial atau masyarakat. Sebaliknya apabila
individu tidak berhasil menyelesaikan masalah tersebut maka akan menimbulkan
gangguan emosi dan tingkah laku. Adapun ciri yang menonjol yang nampak pada
masa kritis ini adalah sikap yang menentang dan keras kepala.
c. Lingkungan Keluarga
Sebagai lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan anak, keluarga
memiliki pengaruh yang demikian penting dalam membentuk kepribadian anak.
Keluarga merupakan peletak dasar perasaan aman (emotional security) pada anak,
dalam keluarga pula anak memperoleh pengalaman pertama mengenai perasaan dan
sikap sosial. Lingkungan keluarga yang tidak mampu memberikan dasar perasaan
aman dan dasar untuk perkembangan sosial dapat menimbulkan gangguan emosi
dan tingkah laku pada anak. Terdapat beberapa faktor dalam lingkungan keluarga
yang berkaitan dengan masalah gangguan emosi dan tingkah laku, diantaranya
kasih sayang dan perhatian, keharmonisan keluarga dan kondisi ekonomi.
d. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan yang kedua bagi anak setelah
keluarga. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab terhadap bekal ilmu
pengetahuan, tetapi bertanggung jawab juga terhadap pembinaan kepribadian anak
didik sehingga menjadi seorang individu dewasa. Timbulnya gangguan tingkah
laku yang disebabkan lingkungan sekolah antara lain berasal dari guru sebagai
tenaga pelaksana pendidikan dan fasilitas penunjang yang dibutuhkan anak didik.
Perilaku guru yang otoriter mengakibatkan anak merasa tertekan dan takut
menghadapi pelajaran. Anak lebih membolos dan berkeluyuran pada jam pelajaran.
Sebaliknya sikap guru yang terlampau lemah dan membiarkan anak didiknya tidak
disiplin mengakibatkan anak didik berbuat sesuka hati dan berani melakukan
tindakan-tindakan menentang peraturan.
e. Lingkungan Masyarakat
Di dalam lingkungan masyarakat juga terdapat banyak sumber yang
merupakan pengaruh negatif yang dapat memicu munculnya perilaku menyimpang.
Sikap masayarakat yang negatif ditambah banyak hiburan yang tidak sesuai dengan
perkembangan jiwa anak merupakan sumber terjadinya kelainan tingkah laku.
13
Selanjutnya konflik juga dapat timbul pada diri anak sendiri yang disebabkan norma
yang dianut di rumah atau keluarga bertentangan dengan norma dan kenyataan yang
ada dalam masyarakat
14
1) Gangguan jiwa psikotik, yaitu tipe yang terberat yang sakit
jiwanya.
2) Gangguan psikoneurotik, yaitu kelompok yang terganggu jiwanya,
jadi lebih ringan dari psikotik.
3) Gangguan psikosomatis, yaitu kelompok anak-anak yang
terganggu emosi sebagai akibat adanya tekanan mental, gangguan
fungsi reinforcement dan faktor-faktor lain.
15
Secara garis besar anak tunalaras dapat diklasifikasikan menjadi anak yang
mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan anak
yang mengalami gangguan emosi. Sehubungan dengan itu, William Crain (Suadin,
2010) mengemukakan kedua klasifikasi tersebut antara lain:
16
sakit hati, perasaan cemas, marah, agresif dan perasaan bersalah. Di samping itu
kadang mereka melakukan tindakan lain seperti mencuri dan bermusuhan. Anak
seperti ini biasanya dapat dibantu dengan terapi seorang konselor. Keadaan neurotik
ini biasanya disebabkan oleh sikap keluarga yang menolak atau sebaliknya, terlalu
memanjakan
anak serta pengaruh pendidikan yaitu karena kesalahan pengajaran atau juga adanya
kesulitan belajar yang berat.
2) Children with psychotic processes, anak pada kelompok ini mengalami gangguan
yang paling berat sehingga memerlukan penanganan yang lebih khusus. Pada
kelompok ini sudah menyimpang dari kehidupan yang nyata, sudah tidak memiliki
kesadaran diri serta tidak memiliki identitas diri. Adanya ketidaksadaran ini
disebabkan oleh gangguan pada sistem syaraf sebagai akibat dari keracunan,
misalnya minuman keras dan obat-obatan
17
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Anak tunalaras adalah anak yangmemiliki masalah dalam berprilaku, tidak
hanya perilaku yang berbeda dengan kondisi normal tetapi secara kronis dan
mencolok yang mana ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial dan
budayanya tidak dapatditerima.
2. Identifikasi dari Anak tunalaras : Suka membangkang, mudah terpancing
emosi, agresif, seringkali melanggar norma
3. Karakteristik anak tunalaras dibedakan menjadi karakteristik sosial,
Karakteristik emosional, Karakteristik fisik/ kesehatan
4. Faktor penyebab hambatan emosi dan perilaku anak tunalaras yaitu dari
kondisi anak itu sendiri dan lingkungan sekitarnya
5. Klasifikasi dan Jenis Jenis Anak tunalaras dibedakan menurut gejala tingkah
lakunya.
6. Prevalensi Anak Tunalaras sebesar2% dari anak usia sekolah
B. Kritik/ Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini. Terimakasih
18
Daftar Rujukan
19