Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERTEMUAN 13

FUNGSI LUHUR

NAMA : Azzahra Firdausi Salma

NIM : 20003054

KELAS : 30023 hari kamis 09.40-12.20

DOSEN PENGAMPU : Prof. Mega iswari, M.pd, Ns. Setia Budi, M. kep

PERTANYAAN

1. Jelaskan pengertian fungsi luhur


2. Jelaskan pembagian fungsi luhur
3. Jelaskan gangguan-gangguan pada fungsi luhur

JAWABAN

1. Pengertian Fungsi Luhur

Fungsi Luhur atau higher neural function adalah fungsi saraf pusat (otak)
yang berhubungan dengan pemikiran yang abstrak yaitu belajar dan Ingatan, emosi
perilaku (behavior), bicara, bahasa dan berkomunikasi kecerdasan, (intelegence),
tidur dan dan jaga (aurosal).
fungsi Luhur ialah otak yang menyebabkan manusia berkomunikasi satu
sama lain melalui bicara, menulis, dan gerak isyarat. fungsi Luhur memungkinkan
manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sesuai dengan nilai moral
yang berlaku.
yang dimaksud dengan fungsi Luhur :
1) fungsi bahasa
2) fungsi persepsi
3) fungsi memori
4) fungsi emosi
5) fungsi kognitif
fungsi Luhur dipakai untuk menetapkan diagnosis dan rehabilitasi pasien
dengan penyakit otak pada kerusakan otak manusia normal dapat melakukan
gerakan dan tindakan tanpa diajarkan seperti duduk, jongkok, berdiri yang juga
dijumpai pada binatang, fungsi ini disebut fungsi dasar atau fungsi asor.
fungsi motorik seperti bicara, cara menulis, membaca, mengetik dan
memainkan alat-alat musik atau alat lainnya merupakan fungsi Luhur. dengan kata
lain mengerti apa yang ditangkap panca indra, membuat simbol-simbol, membuat
dan menjalankan alat-alat terjadi melalui proses belajar. fungsi-fungsi ini
dimungkinkan oleh adanya perkembangan korteks cerebri yang lebih sempurna.

2. Bagian-Bagian Fungsi Luhur

fungsi integrative system saraf pusat:


1. Korteks Asosiasi parietotemporooksipital mempunyai fungsi bicara sensorik,
tugas sensorik luhur seperti memilah-milah informasi auditorik dan visual.
Gangguan korteks sensoris dominan / non - dominan menyebabkan kelainan
sensori kortikal berupa gangguan : sensasi postural, gerakan pasif, lokalisasi
akurat raba halus, " two points discrimination", astereognosia," sensory
inattentio.
2. Korteks asosiasi prefrontal Tugas motorik luhur : strategi gerakan, pola kontrol
tingkah laku
3. Kortks. Asosiasi limbik : motivasi, aspek emosional-afektif dan perilaku.
kerusakan lobus limbik memberikan efek halusinasi olfaktori seperti pada
bangkitan parsia komplek. Agresif / kelakuan antisosisal, tidak mampu untuk
menjaga memori baru.
4. Fungsi Neokorteks Setiap area kortikal mempunyai tugas khusus pst bicara
motorik (Broca) pst bicara sensorik (Wernicke). Brocca dysphasia : bicara tak
lancar, tertahan, pengertian baik. Wernicke dysphasia: pengertian terganggu,
bicara lancar tapi tak bearti, neologisme.
Hemisfer kiri merupakan hemisfer dominan untuk orang tangan kanan (right
handed). Orang kidal 80% hemisfer dominan tetap dikiri. Kerusakan hemisfer kiri
akan memberi gejala gangguan bahasa / aphasia, sedang hemisfer kanan terutama
visuospatial. Hemisfer kiri dan kanan lobus temporalis kiri dan kanan adalah pusat
untuk memori. Lesi pada Lobus non - dominan akan menyebabkan anosognosia
(denies), dressing apraksia, geografikal agnosia, konstruksional apraksia sedangkan
lesi pada lobus dominan : Gerstsman sindroma : left & right disorientasi, finger
agnosia, akalkuli dan agrafia.

3. Gangguan Fungsi Luhur


1) Gangguan lobus frontal.

➢ presentral gyrus: monophlegi atau hemiphlegia.


➢ Area Brocca disfasia.
➢ suplementari motor area : paralysis kepala dan gerakan bola mata
berlawanan arah lesi, sehingga kepala dan mata kearah lesi hemisfer.
➢ area prefrontal: kerusakan sering bilateral karean gangguan aneurisma
communican anterior, mengakibatkan gangguan tingkah laku / kehilangan
inhibisi. Ada 3 sindroma prefrontal :
- Sindroma orbitofrontal : disinhibisi. fungsi menilai jelek, emosi labil.
- Sindroma frontal konveksitas : apati. indiferens. pikiran abstrak
- Sindroma frontal medial: akineti, inkontinen, sparse verbal output

2) Gangguan lobus parietal

a) gangguan korteks sensoris dominan / non-dominan menyebabkan kelainan


sensori kortikal berupa gangguan : sensasi postural, gerakan pasif, lokalisasi
akurat raba halus, " two points discrimination", astereognosia," sensory
inattention"
b) gyrus angularis dan supramarginal : aphasia Wernicke's
c) lobus non-dominan : anosognosia (denies), dressing apraksia, geografik
alagnosia, konstruksional apraksia.
d) lobus dominan : Gerstsman sindroma : left & right disorientasi, finger
agnosia, akalkuli dan agrafia.
e) gangguan radiasio optika : homonim kuadrananopsi bawah.

3) Gangguan lobus Temporal

a) Kortek auditori : tuli kortikal. Lobus dominan ketulian untuk mendengar


pembicaraan atau amusia pada lobus non-dominan
b) gyrus temporal media & infrior : gangguan memori / belajar
c) kerusakan lobus limbic : halusinasi olfaktori seperti pada bangkitan
parsiakomplek. Agresif / kelakuan antisosisal, tidak mampu untuk menjaga
memori baru.
d) kerusakan radiasio optika : hemianopsi homonim kuadranopia bagian atas.

4) Gangguan lobus oksipital

a) Lesi Kortikal
Lesi kortikal memberikan gejala homonim dengan / tanpa kelainan macula.
Bila hanya kutub occipital terkena maka kelainan macula dengan penglihatan
perifer normal.
➢ Buta kortikal : Karena lesi kortikal yang luas, reflek pupil normal
&persepsi cahaya (- ).
➢ Anton's sindroma : Kerusakan striata dan para striata menyebabkan
kelainan interpretasi visual. Pasien tidak sadar buta dan menyangkal.
Karena kelainan arteri cerebri posterior, juga dapat mengikuti hipoksia &
hipertensi ensefalopati.
➢ Balin sindroma : tidak bisa melirikkan mata volunteer disertai visual
agnosia, karena lesi parieto-occipital bilateral.
b) Halusinasi visual : Halusinasi karena lesi occipital biasanya sederhana,
tampak sebagai pola (zigzag, kilatan) dan mengisi lapangan hemianopsi,
sedang halusinasi karena lobustemporal berupa bentuk komplek clan mengisi
seluruh lapang pandang.
➢ Ilusi visual : distoris bentuk, hilangnya warna, makropsia / mikrosia, sering
pada lesi non-dominan.
➢ Prosopagnosia : pasien mengenal wajah orang tidak bisa menyebutkan
namanya
➢ .Brocca dysphasia : bicara tak lancar, tertahan, pengertian baik.
➢ Wernicke dysphasia: pengertian terganggu, bicara lancar tapi tak bearti,
neologisme, paraphrasia, tulisan jelek.
➢ Global dysphasia : bicara tak lancar, pengertian jelek.
➢ Dysphasia adalah kelainan dapatan yang ditandai dengan hilangnya
kemampuan produksi atau pengertian terhadap pembicara dan/tulisan
karena kerusakan otak sekunder.

Anda mungkin juga menyukai