Anda di halaman 1dari 5

PERKEMBANGAN ANAK

RESUME MATERI PERTEMUAN 6

“Nutrisi dan Malnutrisi”

NAMA : Azzahra Firdausi Salma

NIM : 20003054

KELAS :B

DOSEN PENGAMPU : Ns. Setia Budi, M.Kep

A. Menjelaskan pengertian nutrisi


a. Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer
Konstantinides).
b. Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang
dikonsumsinya (Cristian dan Gregar 1985).
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti,
absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy.
Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Tingkat Perkembangan
1. Makanan Bayi
ASI merupakan makanan ideal bagi bayi berusia 1-2 tahun hingga usia 4 bulan
bayi hanya perlu ASI sebagai makanan satu-satunya dan setelah itu ASI diberi
bersama¬sama makanan mereka. 4-12 bulan mulai dikenalkan dengan makanan
padat. 8 bulan ke atas mulai bisa memakan makanan orang dewasa.
Daftar Makanan Bayi
Susu ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI
atau susu formula.
· Sereal dan roti Sereal dicampur dengan susu. Dilanjutkan dengan roti dan
sereal lainnya.. Dilanjutkan dengan sereal bayi sampai 18 bulan.
· Buah dan sayur dijus lunak, buah dn sayur yang sudah dimasak. Sayur dan
buah bisa diberikan 4 kali sehari termasuk jus.
· Daging dan sumber protein lain. Daging giling dan daging yang dipotong,
daging sapi, telur, ikan, kacang, polong-polongan, keju. Daging ataupun
protein diberikan 2 kali sehari.
2. Toodler dan Preschool
Rata-rata anak-anak toddler atau preschool umumnya membutuhkan :
· Susu, 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam I kali minum kira-kira setengah gelas.
· Daging, 2 kali atau lebih dalam 1 hari.
· Sereal dan roti ; 4 kali atau lebih dalam 1 hari.1 kali pemberian kira-kira '/2-
1 potong roti atau '/2 gelas bubur.
· Sayur dan buah-buahan, 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Itu meliputi sekurang-
kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk dan 1 kali pemberian sayuran
hijau/kuning.
3. Anak Sekolah
Anak sekolah membutuhkan jumlah yang sama dengan penyediaan makanan
dasar yang dibutuhkan oleh anak usia preschool. Tapi kebutuhan lebih banyak
dari anak preschool.
Contoh :
Susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3 - 1/2 gelas, roti 1 - 2 iris, sereal '/2
- 1 mangkok.
B. Menjelaskan Malnutrisi
Penyakit malnutrisi didefinisikan sebagai ketidakseimbangan seluler antara
asupan nutrisi dan sumber energi seseorang terhadap kebutuhan tubuh untuk
bertumbuh, memelihara, dan menjalankan fungsi tubuh. Ketidakseimbangan
asupan nutrisi yang dimaksud dapat berupa defisiensi maupun kelebihan zat gizi,
baik makronutrien maupun mikronutrien. Secara umum, istilah malnutrisi
mencakup dua kelompok besar yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Termasuk ke dalam
kelompok gizi kurang yaitu kondisi stunting atau tinggi badan pendek menurut
umur, wasting atau berat badan rendah menurut umur, underweight atau berat badan
rendah menurut tinggi badan, dan defisiensi mikronutrien. Sementara, yang
termasuk ke dalam kelompok gizi lebih adalah overweight dan obesitas.
Penyebab malnutrisi secara umum adalah ketidakseimbangan antara asupan
nutrisi dengan kebutuhan energi tubuh. Pada negara maju, malnutrisi biasanya
disebabkan oleh pola diet yang buruk, kebiasaan makan makanan yang tidak bergizi
dengan menu tidak seimbang, gangguan pencernaan, masalah kesehatan mental,
hingga alkoholisme. Sementara itu, di negara berkembang, sering kali asupan
makan yang kurang dan sanitasi yang buruk menjadi penyebab utama masalah
malnutrisi. Angka kemiskinan yang tinggi serta jumlah populasi yang tinggi di
negara berkembang dapat berdampak pada tidak adekuatnya asupan makanan bagi
masyarakat, rendahnya kesadaran dan pengetahuan mengenai diet yang seimbang,
dan berujung pada malnutrisi.
Pada anak, penyakit malnutrisi berupa gizi buruk umumnya muncul sebagai
marasmus, kwasiorkor, maupun kondisi di antara keduanya. Marasmus merupakan
merupakan defisiensi kalori dan protein sedangkan kwasiorkor hanya defisiensi
protein saja. Marasmus ditandai dengan tubuh yang sangat kurus disertai tanda dan
gejala ikutannya seperti penampakan iga gambang dan baggy pants, sementara
kwasiorkor ditandai dengan edema, yang biasanya diawali dengan edema pada
punggung kaki dan dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Penapisan awal malnutrisi dapat dengan mudah dilakukan melalui
penilaian status nutrisi, yaitu:
· Anamnesis lengkap mengenai pola diet harian (dapat pula menanyakan daily
food diary)
· Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi dewasa dengan mengukur berat
badan (kg) dibagi tinggi badan (cm) kuadrat
· Pada anak, dapat dilakukan pengukuran berat badan, panjang/tinggi badan, dan
lingkar kepala (bila anak berusia di bawah tiga tahun). Kemudian, hasil
pengukuran dimasukkan ke grafik pertumbuhan yang dikeluarkan oleh WHO
atau CDC (Centre for Disease Control)
· Melakukan pemeriksaan fisik umum secara menyeluruh.

Penatalaksanaan malnutrisi bergantung pada jenis dan derajat keparahannya,


serta etiologi yang mendasari. Intervensi gizi melalui pengaturan diet serta
suplementasi mikronutrien sesuai etiologi penting dilakukan. Pada anak dengan
malnutrisi kronik, kebutuhan kalori harian dapat mencapai 120-150 kkal/kg/hari
untuk mencapai target kenaikan berat badan. Hanya saja, pemberian terapi nutrisi
tersebut diberikan secara bertahap dengan strategi khusus dan didampingi ahli
nutrisi untuk mencegah terjadinya refeeding syndrome yang justru dapat
membahayakan pasien. Refeeding syndrome merupakan kondisi komplikasi
metabolik akibat pemberian nutrisi pada pasien malnutrisi akut berat yang ditandai
dengan hipofosfatemia, hipokalemia, dan hipomagnesemia.
REFERENSI

Betan, Y., Hemcahayat, M. and Wetasin, K., 2018. Hubungan Antara Penyakit
Infeksi dan Malnutrisi Pada anak 2-5 tahun. Jurnal Ners LENTERA, 6(1), pp.1-9.

Maryani, E., Prawirohartono, E.P. and Nugroho, S., 2017. Faktor prediktor
malnutrisi rumah sakit pada anak. Sari Pediatri, 18(4), pp.278-284.

Anda mungkin juga menyukai