Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK 1

ANAK BERKESULITAN BELAJAR

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Irdamurni, M.Pd.

Disusun Oleh :

Azzahra Firdausi Salma (20003054)

Sarah Nabilah (20003034)

Wafi Maulana Firdaus (20003096)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan menambah
wawasan kita semua.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Dr. Hj. Irdamurni, M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Anak Berkesulitan Belajar yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kelompok tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kami
hanyalah manusia biasa yang memiliki wawasan terbatas dan tak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.

Padang, 6 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..……………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..……………

BAB I PENDAHULUAN………………………………..………………………………..………..

A. LATAR BELAKANG……………………………….……………………………………...
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………..…………………………………
C. TUJUAN……………………………………………….…………………………………...

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….……………………………..

A. PENGERTIAN KESULITAN BELAJAR ………………………………………………...


B. KLASIFIKASI ANAK BERKESULITAN BELAJAR …....……………………………...
C. IDENTIFIKASI…………………………………………………………………………….
D. ASESMEN PRA-AKADEMIK…………………………………………………………….
E. MELAKSANAKAN ASESMEN PRA-AKADEMIK……………………………………..
F. ANALISIS HASIL ASESMEN PRA-AKADEMIK……………………………………….

BAB III PENUTUPAN…………………………………………….………………………………

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………
B. SARAN……………………………………………………………………………………

DAFTAR RUJUKAN……………………………….…………………………………………….
BAB I

PEMBUKAAN

A. LATAR BELAKANG
Kesulitan belajar atau learning disability yang biasa juga disebut dengan istilah
learning disorder atau learning difficulty adalah suatu kelainan yang membuat individu
yang bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif.
Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar tidak mudah untuk ditetapkan
karena faktor tersebut bersifat kompleks. Bahkan faktor penyebab tersebut tidak dapat
diketahui akan tetapi memperngaruhi kemampuan otak dalam menerima dan memproses
informasi dan kemampuan dalam belajar bidang-bidang studi tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi pokok permasalahan yang dibahas kali ini adalah :
a) Apa itu anak berkesulitan belajar ?
b) Apa saja klasifikasi anak berkesulitan belajar ?
c) Apa itu identifikasi ?
d) Apa itu Asesmen pra-akademik ?
e) Apa saja Asesmen pra-akademik ?
f) Apa saja analisis hasil asesmen pra-akademik ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a) Data mengetahui apa itu anak berkesulitan belajar
b) Dapat mengetahi klasifikasi anak berkesulitan belajar
c) Dapat mengetahui apa itu identifikasi
d) Dapat mengetahui itu asesmen pra-akademik
e) Dapat mengetahui prosedur asesmen pra-akademik
f) Dapat mengetahui analisis hasil asesmen pra-akademik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesulitan Belajar


Menurut Nathan istilah kesulitan belajar (learning disability) diberikan kepada anak yang
mengalami kegagalan dalam situasi pembelajaran tertentu. Dalam hal ini belajar didefinisikan
sebagai ”perubahan perilaku yang terjadi secara terus menerus yang tidak diakibatkan oleh
kelelahan atau penyakit” (dalam Cruickshank & Hallahan, 1975).
Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris Learning
Disability yang berarti ketidakmampuan belajar. Kata disability artinya kesulitan untuk
memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar. Anak
berkesulitan belajar merupakan anak yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya,
yang disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak, atau dalam psikologis dasar, sehingga
prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya, dan untuk mengembangkan
potensinya secara optimal mereka memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus
(Abdurrahman, 2010).
Kesulitan belajar atau learning disability yang biasa juga disebut dengan istilah learning
disorder atau learning difficulty adalah suatu kelainan yang membuat individu yang
bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif. Faktor yang menjadi
penyebab kesulitan belajar tidak mudah untuk ditetapkan karena faktor tersebut bersifat
kompleks. Bahkan faktor penyebab tersebut tidak dapat diketahui akan tetapi memperngaruhi
kemampuan otak dalam menerima dan memproses informasi dan kemampuan dalam belajar
bidang-bidang studi tertentu.

B. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar


Anak berkesulitan belajar dilihat dari spesifikasinya juga dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu kesulitan belajar praakademik dan akademik.
Kesulitan belajar yang tergolong pra akademik meliputi:
1. Gangguan motorik dan persepsi, yang mencakup gangguan pada motorik kasar, penghayatan
tubuh, dan motorik halus.
2. Gangguan persepsi meliputi persepsi penglihatan atau persepsi visual, persepsi pendengaran
atau persepsi auditoris, persepsi heptik (raba dan gerak atau taktil dan kinestik), dan
inteligensi system persepsi. Jenis gangguan ini perlu penanganan secara sistematis karena
pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif yang besar yang bermuara pada terhambatnya
prestasi akademik yang dicapai anak.
Kesulitan belajar akademik meliputi :

1. Disleksia
Disleksia merupakan kesulitan yang berhubungan dengan kata atau symbol-simbol biasa juga
disebut dengan kesulitan membaca. Pada tingkat yang berat kesulitan membaca disebut
dengan alexia. Disleksia banyak digunakan di dunia medis kaena berkaitan dengan adanya
gangguan neurofisiologis. Bryan dan Bryan seperti dikutip oleh Marcer mendefinisikan
disleksia sebagai suatu sindrom kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata
dalam kalimat, mengintregasikan komponen-komponen kata dalam kata dan kalimat dan
dalam belajar segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah dan masa.
Menurut Thomson & Watkins Karakteristik dari disleksia adalah :
a) Kesulitan membaca dan menulis
b) Kesulitan mengorganisir dan memahami waktu
c) Kesulitan mengingat urutan nomor dan berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama,
d) Kesulitan belajar dan memahami ucapan dan tulisan
e) Kesulitan mengenali dan mengulang kembali tulisan atau ucapan,
f) Kesulitan menemukan dan mengolah informasi tekstual

2. Disgrafia
Menurut Santrock disgrafa adalah kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya kesulitan
dalam mengungkapkan pemikiran dalam komposisi tulisan. Biasanya anak-anak yang
mengalami disgrafia mempunyai tulisan tangan yang buruk. Mereka biasanya menulis dengan
sangat pelan dan menunjukkan banyak kesalahaan ejaan karena tidak mampu memadukan
bunyi dan huruf dengan baik.
Gunadi menyebutkan beeberapa karateristik anak dengan disgrafia sebagai berikut :
a) Terdapat ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya.
b) Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur.
c) Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional.
d) Anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau
pemahamannya lewat tulisan.
e) Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap. Caranya memegang alat tulis
seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas.
f) Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu memperhatikan
tangan yang dipakai untuk menulis.
g) Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat dan proporsional.
h) Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan yang sudah
ada.

3. Diskalkulia
Diskalkulia adalah suatu bentuk kesulitan belajar pada matematika (diagnostic and stastitical
manual of mental disorder). Mneurut Kaplan (1997) gangguan matematika dikelompokkan
menjadi empat ketrampilan, yaitu:
a) ketrampilan linguistik (yang berhubungan dengan mengerti istilah matematika dan
mengubah masalah tertulis menjadi simbol matematika)
b) ketrampilan perseptual (kemampuan mengenali dan mengerti simbol dan mengurutkan
kelompok angka)
c) ketrampilan matematika (penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dasar dan
urutan operasi dasar)
d) keterampila atensional (menyalin angka dengan benar dan mengamati simbol operasi)
karakteristik dari diskalkulia adalah :
a) gangguan hubungan keruangan seperti depan-belakang, atas-bawah, tinggi-rendah, puncak-
dasar.
b) Abnormalitas persepsi visual seperti kesulitan saat diminta menjumlahkan dua kelompok
benda yang masing-masing terdiri dari tiga dan empat anggota. Mereka mungkin akan
menghitung satu-persatu anggota tiap kelompok dahulu sebe
c) Asosiasi Visual-Motor Anak berkesulitan belajar matematika sering tidak dapat
menghitung benda-benda secara berurutan sambil menyebutkan bilangannya. Anak
semacam ini dapat memberikan kesan mereka hanya menghafal bilangan tanpa memahami
maknanya.lum menjumlahkannya
d) Perseverasi yaitu biasanya anak melekat pada satu objek dalam jangka waktu yang lama.
e) Kesulitan mengenal dan memahami symbol matematika. Hal ini berhubungan dengan
gangguan persepsi visual.
f) Gangguan penghayatan tubuh seperti kesulitan memahami hubungan bagian-bagian
tubuhnya sendiri. Jika anak diminta untuk menggambar utuh misalnya, mereka akan
menggambarkan dengan bagian- bagian tubuh pada posisi yang salah
g) Kesulitan dalam membaca dan Bahasa karena mereka kesulitan membaca maka mereka
juga kesulitan saat memecahkan soal cerita matematika.

C. Identifikasi
a. Pengertian Identifikasi.
Identifikasi dapat diartikan sebagai menemukenali. Identifikasi dimaknai sebagai proses
penjaringan sedangkan assesment dimaknai penyaringan. Identifikasi dilaksanakan oleh
orangtua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya sebagai upaya untuk melakukan proses
penjaringan terhadap anak yang mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, intelektual, sosial,
emosional/tingkah laku) dalam rangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai.
b. Tujuan dentifikasi untuk lima keperluan: penjaringan (screening), pengalihtanganan (referal),
pengklasifikasian, perencanaan pembelajaran, dan pemantauan kemajuan belajar.
c. Cara Identifikasi dapat dilakukan berdasarkan gejala-gejala yang dapat diamati seperti:
1) Gejala fisik. Contoh: ganggu- an penglihatan, pendengaran, wicara, kekurangan gizi dan
lain-lain
2) Gejala perilaku. Contoh: emosi yang labil, perilaku sosial yang negatif seperti suka
membolos, berkelahi dan lain-lain.
3) Gejala hasil belajar. Contoh: prestasi belajar yang rendah yang mengakibatkan tidak naik
kelas
4) Salah satu cara yang dilakukan untuk mengidentifikasi adalah dengan mengumpulkan
data peserta didik dengan beberapa teknik pengumpulan data. Observasi sikap dan
perilaku dapat dilakukan dengan mengisi daftar cek yang memuat perilaku yang akan
diamati sesuai dengan perilaku yang diduga menyimpang. Salah satu contoh bentuk
daftar cek yang bisa dikembangkan antara lain:
Rata-rata
Perilaku yang diamati jlh
Nama
1 2 3 4 5 6 dst

Guru, dan pendidik perlu mengembangkan bentuk- bentuk lembar observasi dengan
kreatif. Pengamatan dilakukan setiap hari di kelas maupun diluar kelas disaat istirahat.
Selain lembar pengamatan, pengumpulan data bisa dilakukan dengan wawancara kepada
peserta didik yang bersangkutan, orangtua, guru, dan teman-temannya. Analisis dokumen
juga dilakukan untuk pengumpulan data peserta didik. Dokumen berisi daftar nilai tugas,
ujian yang pernah ditempuhnya juga dijadikan sebagai sumber informasi.

D. Asesmen Praakademik
Asesmen Pra-Akademik menekankan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan
keterampilan prasyarat yang diperlukan untuk keberhasilan bidang akademik. Adapun aspek-
aspek yang diases dapat berupa perkembangan kognitif, yang meliputi aspek bahasa dan
komunikasi, persepsi, konsentrasi dan memori, perkembangan motorik, perkembangan social,
dan perkembangan emosi.
Sedangkan Harwell (1982) mengemukakan bahwa aspek-aspek perkembangan yang perlu
diases khususnya bagi anak berkesulitan belajar mencakup: a). Gangguan motorik, b). Gangguan
persepsi, c). Gangguan perhatian/atensi, d). Gangguan memori, e). Hambatan dalam orientasi
ruang/arah, f). Hambatan dalam perkembangan bahasa, g). Hambatan dalam pembentukan
konsep, dan h). Mengalami masalah dalam perilaku.

E. Melaksanakan Asesmen Pra-Akademik


Prosedur dalam melaksanakan asesmen diantaranya sebagai berikut:
1. Membuat kisi-kisi instrumen asesmen persepsi visual
2. Mengembangkan Lembar Kerja Siswa berdasrakan kisi-kisi instrument asesmen persepsi
visual
3. Mencari TK yang dapat menjadi tempat asessmen dilakukan
4. Menjelaskan dan meminta izin kepada guru dan kepala sekolah terkait pelaksanaan Program
Asesmen
5. Membuat kesepakatan waktu pelaksanaan asesmen.
6. Menindak Lanjuti hasil identifikasi

F. Analisis Hasil Asesmen Pra-Akademik


Analisis hasil asesmen meliputi :
1. Kemampuan yang dimiliki
2. Kesulitan yang dihadapi
3. Kebutuhan belajar siswa
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Anak berkesulitan belajar merupakan anak yang mengalami kesulitan dalam
tugas-tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak, atau
dalam psikologis dasar, sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang
sebenarnya, dan untuk mengembangkan potensinya secara optimal mereka memerlukan
pelayanan pendidikan secara khusus (Abdurrahman, 2010).
Anak berkesulitan belajar dilihat dari spesifikasinya juga dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu kesulitan belajar praakademik dan akademik.
.

B. SARAN
Penulis memahami adanya kekurangan dalam pembuatan makalah. Untuk itu, kritik saran
yang membangun diperlukan agar dapat dipergunakan dikemudian hari.
DAFTAR RUJUKAN

Anak, B., & Belajar, B. (2019). No Title. 2085.

Ghufron, M. N., & Risnawita, R. (n.d.). KESULITAN BELAJAR PADA ANAK : Identifikasi
Faktor yang Berperan.

Harahap, F., & Edi, S. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Materi Bioteknologi SMA Negeri
Se- Kabupaten Rokan Hilir. 6(1), 242–248.

Ni Luh Gede Karang Widiastuti. 2019. Karakteristik dan Model Layanan Pendidikan bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Widya Accarya. 10 (1) : 1-11

Anda mungkin juga menyukai