Disusun Oleh :
1. Fadilatul Maisaroh : 2011090023
2. Intania Yolanda : 2011090034
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah limpah atas nabi kita Muhammad
SAW, yang atas kehadirannya yang telah membawakan cahaya islami.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan dengan judul “Masa Tiga Kerajaan Besar” di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan dan UIN Raden Intan Lampung.
Terima kasih disampaikan kepada ibu Robi’ah Adawiyah ,M.Pd selaku dosen
mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah membimbing dan memberikan kuliah
demi lancarnya tugas ini.
1 Desember 2021
Penulis
2
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan..................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan IQ rata-rata atau diatasnya,
namun memiliki ketidakmampuan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan
dalam integrasi sensori motorik. Anak berkebutuhan khusus sangat berhak mendapat
pendidikan khusus namun anak ini bukan termasuk kategori anak luar biasa. Anak
dengan kesulitan belajar ini memiliki keterlambatan dalam belajar berbicara,
membaca, mengeja, menulis, atau mengerjakan perhitungan. Jumlah anak berkesulitan
belajar terus mengalami peningkatan tiap tahun. Kebijakan dalam proses
pembelajaran dan upaya dalam memberikan perhatian terhadap dunia Pendidikan anak
berkebutuhan khusus sudah cukup banyak. Pendidikan memungkinkan setiap manusia
mendapatkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.Kesulitas
belajar spesifik disleksia merupakan kesulitan dalam membaca, mengeja dan menulis .
4
dan diharapkan anak anak bisa mengasah kelancaran anak anak dalam membaca.
Game ini nantinya akan berupa kumpulan permainan edukasi yang nantinya akan
didesain semenarik mungkin agar lebih menarik perhatian untuk anak penyandang
disleksia ringan untuk belajar .
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk membantu pemahaman mengenai materi
kesulita belajar dan makalah ini bisa digunakan sebagai pegangan untuk belajar.
5
BAB II
PEMBAHASAN
suatu kondisi dan suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan - hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan - hambatan belajar ini bukan hanya
masalah intruksional atau pedagogis saja, tetapi merujuk pada masalah psikologis.
Peserta didik yang mengalami hambatan dalam proses pembelajaran akan
mendapatkan hasil pembelajaran yang kurang optimal.
Menurut Mulyadi (2010: 6), kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas,
meliputi :
1. Learning Disorder adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu
karena timbulnya respon yang bertentangan. Dengan demikian, hasil belajar yang
dicapai akan lebih rendah dari potensi yang dimiliki.
2. Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar) adalah ketidakmampuan
seseorang yang mengacu kepada gejala dimana seseorang tidak mampu belajar
(menghindari belajar) sehingga hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya.
3. Learning disfunction (ketidakfungsian belajar) adalah menunjukkan gejala dimana
proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-
tanda subnormalitas mental, gangguan alat indera atau gangguan psikologis lainnya.
4. Under Achiever adalah mengacu pada seseorang yang memiliki tingkat potensi
intelektual diatas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
6
5. Slow Learner adalah seseorang yang lambat dalam proses belajarnya sehingga
membutuhkan waktu dibandingkan seseorang yang lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
Uraian diatas menunjukkan bahwa kesulitan belajar mempunyai pengertian yang
lebih luas daripada pengertian-pengertian “Learning Disorder, learning disabilities,
learning disfunction, under achiever, dan slow learner”. Mereka yang tergolong
seperti diatas akan mengalami kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan dalam proses belajar.
7
2.3 Jenis-Jenis Kesulitan Belajar
Dalam psikologi pendidikan, ini adalah kesulitan belajar pertama dan tingkat
kejadiannya sangat sering. Dalam hal ini ketidakmampuan belajar siswa adalah dalam
pemahaman terhadap objek visual dalam pelajaran yang dipelajarinya.Siswa dengan
kesulitan belajar tipe pertama ini memerlukan bantuan penjelasan auditori dari orang
lain secara gamblang sehingga sumber belajar tidak bisa hanya dari tulisan atau
gambar saja.Anak dengan kesulitan belajar seperti ini harus diberi penanganan
komprehensif oleh guru maupun orang tuanya di rumah.Jika tepat penanganannya, di
sekolah, prestasi mereka akan terjaga dengan baik. Mereka sangat butuh bermacam
metode dan beragam media pembelajaran.
2. Dyscalculia
Kesulitan belajar tipe kedua adalah kesulitan belajar di mana soal-soal matematika
yang sedang dihadapi siswa tidak bisa ia pecahkan.Semisal membuat bangun ruang
atau bangun datar, mengenal warna, dan mengerjakan operasi hitung. Gejala kesulitan
belajar ini secara umum terdeteksi ketika masih berada di taman kanak-kanak.Jika
ditemukan indikasi ini, disarankan agar orang tua berkonsultasi dengan psikolog
terdekat. Anak dengan kesulitan belajar Dyscalculia juka kesulitan menyusun atau
merangkai kata dan huruf, selain kesulitan matematika.Untuk mengatasi kesulitan
belajar ini harus dipakai metode belajar untuk anak diskalkulia semisal berhitung
dengan jari, kertas tempel, kertas warna, atau memakai kelereng, dan
sejenisnya.Tanpa panduan dari orang tua atau guru, anak seperti ini tidak bisa belajar
sendiri terlebih dibiarkan sendiri belajar. Karena pembelajaran harus melibatkan
banyak kreativitas dan ragam media pembelajaran.
8
Anak-anak dengan kesulitan belajar seperti ini pada umumnya tidak bisa mengerti
bahasa pengantar pelajaran baik dalam bentuk lisan maupun tertulis
penyajiannya.Dalam semua mata pelajaran, anak akan susah belajar kalau sudah
begini. Dalam hal ini solusinya adalah penerapan praktik nyata atau pola kinestetik
agar pemahaman anak lebih mudah.Secara umum, anak dengan kesulitan belajar ini di
kelas tidak bisa diam, dan di lingkungannya cenderung ingin mencoba banyak hal
baru.Jika terdeteksi persoalan ini, guru sebaiknya melarang siswa untuk mengerti
pelajaran sesuai dengan apa yang mereka senangi.Lebih jauhnya, jika dikembangkan
hal ini, bukan mustahil jika kreativitas luar biasa bisa diciptakan oleh mereka.
4. Dyslexia
Mungkin istilah ini pernah anda dengar sebelumnya. Disleksia adalah sejenis
gangguan belajar di mana siswa sulit memahami tulisan baik berupa angka ataupun
huruf.Ketimbang membuat penjelasan sendiri berbentuk tulisan di buku yang
disediakan, penjelasan oral justru lebih mereka pahami. Dalam hal ini otak anak
tersebut bisa dikatakan termasuk rendah.Metode pembelajaran inovatif dan kreatif
adalah metode yang baik untuk mengatasi permasalahan ini. Mereka oleh guru bisa
diajak untuk mengedepankan pembelajaran berkarakteristik menciptakan
kreativitas.Semisal dengan membuat aneka permainan yang sifatnyta menyenangkan,
atau membuat hasta karya, dan lain-lain.
5. Dysgraphia
Kesulitan belajar yang kelima terjadi ketika seorang siswa tidak mampu
menuliskan sesuatu yang sedang mereka pikirkan atau apa yang dikatakan kepada
mereka oleh orang lain.Anak tersebut ingatannya terhadap angka dan huruf terbilang
rendah. Ketika anak lain bisa membedakan huruf dan angka, anak dengan kesulitan
belajar dysgraphia biasanya belum.Metode drilling atau pengulangan bisa diterapkan
oleh guru untuk mengatasi persoalan ini. Setiap kali mereka belajar, mintalah mereka
untuk sebanyak mungkin menulis angka atau alhabet.Dengan cara ini, ingatan mereka
akan semakin kuat dan bisa membedakan
9
antara huruf dan angka. Jika dilaksanakan dengan sukses metode ini, anaktersebut
bukan mustahil dalam menulis akan semakin cepat.
Sesuai nama istilahnya, anak dengan kesulitan belajar ini mengalami kesulitan
untuk mencerna dan belajar bahasa. Penyebabnya pada otak kanan ada gangguan
sehingga rendah kemampuan berbahasanya kendati sudah cukup usianya.Mereka
dengan gangguan bahasa secara umum dalam pengungkapan kata-kata sedikit agak
sulit. Akibatnya mereka tampak seperti anak yang mengalami keterbelakangan
mental.Sebetulnya sangat normal otak mereka hanya saja ketika diajak berkomunikasi
secara kompleks, mereka sedikit sulit memahaminya. Kesulitan belajar ini bisa
diselesaikan dengan cara mengajak mereka sesering mungkin diajak berdialog atau
menonton film dengan begitu dalam belajar bahasamereka bisa lebih enjoy.
Fenomena kesulitan belajar merupakan salah satu yang menjadi dampak terhadap
prestasi belajar peserta didik menjadi rendah baik yang datang dari diri sendiri
maupun lingkungan terdekat peserta didik. Penyebab kesulitan belajar yang dialami
peserta didik dapat dipengaruhi oleh motivasi belajar peserta didik yang rendah.
Faktor utama yang mempengaruhi kesulitan belajar pada anak berasal dari dalam diri
anak sendiri (internal).Banyak ahli yang mengemukakan faktor-faktor penyebab
kesulitan belajar dengan sudut pandang mereka masing- masing.
Menurut Syah (2008 : 173)” faktor-faktor kesulitan belajar peserta didik meliputi
gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik peserta didik” yaitu :
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta) yaitu antara lain seperti rendahnyakapasitas
intelektual atau intelegensi peserta didik.
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa) yaitu meliputi labilnya emosi, minat dan
sikap peserta didik.
3) Yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) yaitu meliputi terganggunya alat-alat
10
indera penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).
Menurut Syah (2008 :173) “Faktor ekstern peserta didik meliputi semua situasi
dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar peserta didik”.
Faktor ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1) Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk
seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat- alat belajar yang berkualitas rendah.
11
2.5 Cara Mengatasi Kesulitan Belajar
Tugas pendidik atau guru adalah mempersiapkan generasi bangsa agar mampu
menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya dikemudian hari sebagai khalifah Allah
di bumi. Dalam menjalankan tugas ini pendidikan berupaya mengembangkan potensi
(fitrah) sebagai anugrah Allah yang tersimpan dalam diri anak, baik yang bersifat
jasmaniah maupun ruhaniah, melalui pembelajaran sebuah pengetahuan, kecakapan,
dan pengalaman berguna bagi hidupnya. Dengan demikian pendidikan yang pada
hakekatnya adalah untuk memanusiawikan manusia memiliki arti penting bagi
kehidupan anak. Hanya pendidikan yang efektif yang mampu meningkatkan kualitas
hidup dan mengantarkan anak survive dalam hidupnya.
Secara umum guru berarti orang yang dapat menjadi anutan serta menjadikan
jalan yang baik demi kemajuan. Sejak berlakunya kurikulum 1995, pengertian guru
mengalami penyempurnaan, menurut kurikulum 1995 ialah “Guru adalah perencana
dan pelaksana dari sistem pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Guru adalah pihak utama yang langsung berhubungan dengan anak dalam upaya
proses pembelajaran, peran guru itu tidak terlepas dari keberadaan kurikulum.
12
Tetapi menurut Brenner (1990) sebenarnya pendidikan anak prasekolah terefleksi
dalam alat-alat perlengkapan dan permainan yang tersedia, cara perlakuan guru
terhadap anak, adegan dan desain kelas, serta bangunan fisik lainnya yang disediakan
untuk anak. (M. Solehuddin, 1997 : 55).Adapun syarat- syarat bagi guru pada
umumnya, termasuk di dalamnya guru agama, telah tercantum dalam Undang-Undang
Pendidikan dan Pengajaran Nomor 4 Tahun 1950 Bab X Pasal 15 yang berbunyi :
“Syarat utama menjadi guru selain ijazah dan syarat-syarat lain mengenai kesehatan
jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk dapat memberikan
pengajaran”. (Zuhairini, 1983 :35).
Beberapa cara mengatasi kesulitan dalam belajar dapat dilakukan dengan cara
belajar yang efektif dan efisien. Cara demikian merupakan problematika yang perlu
mendapatkan perhatian cukup serius. Orang tua dan Guru Kelas kerap kali
memberikan saran-saran kepada siswa agar rajin belajar karena rajin adalah pangkal
cerdas. Orang cerdas akan mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan
perkembangan zaman yang serba kompleks.
1. Observasi Kelas
Pada tahap ini observasi kelas dapat membantu mengurangi kesulitan dalam
tingkat pelajaran, misalnya memeriksa keadaan secara fisik bagaimana kondisi kelas
dalam kegiatan belajar, cukup nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau
suasana kelas sangat nyaman, tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi
siswa untuk belajar lebih semangat lagi.
Dalam hal ini dapat difokuskan pada tingkat kesehatan siswa khusus mengenai alat
indera. Diupayakan minimal dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan tes atau
pemeriksaan kesehatan di Puskesmas / Dokter, karena tingkat kesehatan yang baik
dapat menunjang pelajaran yang baik pula. Maka dari itu, betapa
13
pentingnya alat indera tersebut dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsungke
diri individu.
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke rumah seorang murid. Di sana seorang
guru dapat leluasa melihat, memperhatikan murid berikut semua yang ada di
sekitarnya. Di sini guru dapat langsung melakukan wawancara dengan orang tuanya
mengenai kepribadian anak, keluarga, ekonomi, pekerjaan dan lain-lain. Selain itu
juga, guru bisa melihat keadaan rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat
secara langsung.
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui sejauh mana IQ seseorang dapat
dilihat dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan
latihan psikotes dapat diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi
dasar, logika dan privasi seseorang.
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi pengajar dulu. Seorang pengajar
harus menjadi seorang yang konsevator, transmitor, transformator, dan organisator.
Selanjutnya lengkapilah beberapa alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang
pengajaran lebih baik, karena dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks,
motivasi belajarpun akan dengan mudah didapat oleh para siswa.
Hendaklah semua itu disadari sepenuhnya oleh para pengajar sehingga tidak ada
lagi kendala dan hambatan yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar. Selain itu
tingkat kedisiplinan yang diterapkan di suatu sekolah dapat menunjang kebaikan
dalam proses belajar. Disiplin dalam belajar akan mampu memotivasi kegiatan belajar
siswa.
14
Alternatif lain yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya.
Akan tetapi sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih
dahulu melakukan beberapa langkah berikut ini :
Contoh dari tujuan pengajaran remedial yaitu siswa dapat memahami kata “tinggi”,
“pendek” dan “gemuk” dalam berbagai konteks kalimat.
Contoh materi pengajaran remedial yaitu dengan cara lebih khusus dalam
mengembangkan kalimat-kalimat yang menggunakan kata-kata seperti di atas.
Contoh metode pengajaran remedial yaitu dengan cara siswa mengisi dan
mempelajari hal-hal yang dialami oleh siswa tersebut dalam menghadapi kesulitan
belajar.
d. Alokasi waktu
15
dengan menggunakan kata tinggi, kata pendek, dan kata gemuk.Selanjutnya untuk
memperluas wawasan pengetahuan mengenai alternatif-alternatif atau cara-cara
pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan mempelajari
buku-buku khusus mengenai bimbingan dan penyuluhan. Selain itu, guru juga sangat
dianjurkan untuk mempertimbangkan penggunaan model-model mengajar tertentu
yang dianggap sesuai sebagai alternatif lain atau pendukung cara memecahkan
masalah kesulitan belajar siswa.Keaktifan siswa tidak hanya dituntut dari segi fisik,
tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi fikiran dan
mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Ini sama halnya dengan siswa tidak belajar, karena siswa tidak merasakan perubahan
di dalam dirinya, padahal pada hakekatnya belajar adalah “perubahan” yang terjadi
dalam diri seseorang yang telah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah interaksi antara guru dengan
peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, serta dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Agar
proses belajar mengajar tersebut berlangsung secara efektif selain diperlukan alat
peraga sebagai pelengkap yang digunakan guru dalam berinteraksi dengan peserta
didik diperlukan pula aturan dan tata tertib yang baku agar dalam pelaksanaannya
teratur dan tidak menyimpang.
16
Dari hakikat proses belajar mengajar, pembelajaran merupakan proses komunikasi,
maka pembelajaran seyogyanya tidak atraktip melainkan harus demokrasi. Siswa
harus menjadi subjek belajar, bukan hanya menjadi pendengar setia atau pencatat
yang rajin, tetapi siswa harus aktif dan kreatif dalam berbagai pemecahan masalah.
Dengan demikian guru harus dapat memilih dan menentukan pendekatan dan metode
yang disesuaikan dengan kemampuannya, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana
dan keadaan siswa.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah interaksi antara guru dengan
peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, serta dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Agar
proses belajar mengajar tersebut berlangsung secara efektif selain diperlukan alat
peraga sebagai pelengkap yang digunakan guru dalam berinteraksi dengan peserta
didik diperlukan pula aturan dan tata tertib yang baku agar dalam pelaksanaannya
teratur dan tidak menyimpang.
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
http://smp.labschool.upi.edu/macam-macam-kesulitan-belajar-menurut-psikologi-
pendidikan/
http://eprints.ums.ac.id/63834/4/BAB%20II..pdf
https://pgribanjarsari.wordpress.com/2010/01/10/52/
https://docs.google.com/forms/u/0/d/e/1FAIpQLSfQP2EJB7RhwGC0w2TiI0rfF-
XzucodMYnPcqSWF7_z7TRqhA/formResponse
19