PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen pengampu:
Khotimatus Sholikhah, M.pd
Disusun oleh
1. Jovan aunu robby (22051148)
2. Dewi Retno Sari ( 22051116)
3. Lia zuliatin (
Penyusun
2
Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN KESULITAN BELAJAR.................................................................................5
B. FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR..........................................................................6
C. DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR.....................................................................................7
D. ALTERNATIF PEMECAHAN KESULITAN BELAJAR.......................................................12
E. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH................................................................................13
BAB III................................................................................................................................................16
PENUTUP...........................................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Belajar adalah berubah, artinya usaha untuk mengubah tingkah laku sehingga
dapat dikatakan bahwa belajar akan membawa suatu perubahan pada individu yang
belajar. Perubahan yang dimaksud tidak hanya pada penambahan pengetahuan saja
tetapi juga dalam bentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak, penyesuaian diri, jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan
tingkah laku seseorang Melalui proses belajar seseorang yang awalnya tidak tahu
menjadi tahu, yang pada awalnya tidak bisa menjadi bisa
Kesulitan belajar atau learning disability atau biasa disebut dengan istilah
learning disorder atau learning difficulty adalah suatu kelainan yang membuat
individu yang bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif
Kegiatan belajar yang kurang efektif akan berpengaruh terhadap informasi atau
pengetahuan yang didapatkan oleh siswa tersebut, kesulitan belajar ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor namun tidak mudah untuk menentukan faktor
tersebut karena bersifat kompleks. Bahkan, faktor penyebab itu tidak dapat diketahui
namun mempengaruhi kemampuan otak dalam menerima dan memproses informasi
serta kemampuan dalam belajar bidang-bidang studi tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui kesulitankesulitan yang
dialami siswa dalam memahami materi arti pecahan dan urutannya serta untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam memahami materi
arti pecahan dan urutannya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4) adanya sebab lain seperti tuna grahita, gangguan emosional, adanya
hambatan sensoris, ketidak tepatan dalam pembelajaran, atau karena kemiskinan
budaya.Menurut Suwarto, menjelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan
kegagalan dalam hal mencapai tujuan belajar, yang ditandai dengan prestasi belajar
siswa yang rendah. Siswa yang mempunyai kesulitan dalam hal belajar adalah
peserta didik yang tidak dapat mencapai tingkat penguasaan yang di perlukan
sebagai prasyarat untuk belajar ditingkat berikutnya. Selanjutnya siswa tersebut
perlu diadakannya remidiasi untuk materi yang masih kurang tersebut dengan begitu
dapat meningkatkan nilai dalam belajar siswa.Menurut Ismail, kesulitan belajar
merupakan kondisi peserta didik yang tidak dapat belajar dengan maksimal karena
disebabkan oleh adanya hambatan yang dialami oleh siswa, kendala atau gangguan
dalam belajarnya. Belajar merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu
perubahan pada tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ketika kesulitan belajar tersebut terjadi tentu saja ada hambatan-hambatan yang
hadir dalam kegiatan pembelajaran sehingga berkaitan dengan hasil belajarnya
rendah.
a. Sebab-sebab kesulitan belajar yang bersifat fisik, yaitu karena sakit atau
menderita cacat tubuh.
a. Faktor Keluarga
a) Cara mendidik
6
c) Contoh atau bimbingan dari orang tua
b. Faktor sekolah
1) Faktor guru:
2) Faktor alat, karena tanpa adanya alat, terutama bagi pelajaran yang bersifat
praktikum, akan menimbulkan kesulitan belajar. Karena kesulitan alat, guru
cenderung menggunakan metode ceramah yang dapat menimbulkan kepasifan
peserta didik.
3) Faktor gedung sekolah pada umumnya dan ruang kelas pada khususnya.
4) Faktor kurikulum
c. Faktor media massa dan lingkungan sosial, baik teman bergaul, lingkungan
tetangga, maupun aktivitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab kesulitan belajar ini dapat
berupa sebab-sebab individual maupun sebab-sebab yang kompleks.
Kata diagnosis berasal dari kata “to diagnose” yang artinya menetapkan
7
pasiennya untuk menemukan penyakit yang diderita oleh pasien tersebut.
pembelajaran. Tentu saja dalam hal ini pendidik tidak akan memeriksa gejala-
gejala penyakit peserta didik, tetapi dengan diagnosis di sini berarti menyelidiki
pendapat ini Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi (2010) menjelaskan ketiga
gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor
ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa,
hal yang sangat penting. Hal ini diibaratkan seperti seorang dokter menemukan
penyebab sakit kepala, apakah sakit kepala disebabkan oleh tekanan darah
8
terlalu kecapaian bekerja dan berpikir, disebabkan terganggunya proses kerja
organ tubuh yang lain atau disebabkan hal lain. Pemberian resep obat tentu
Begitu juga proses kerja pendidik (guru, guru BK/konselor), mereka akan
kesulitan belajar, hal ini didasari pada asumsi bahwa tidak dapat diambil
kesulitan belajar, apabila pendidik belum memiliki gambaran yang jelas tentang
9
2. Mengetahui cara menemukan secara efisien manakah faktor-faktor yang
sebagai berikut:
belajar yang tampak pada seorang peserta didik disebabkan oleh faktor-faktor
berbeda dengan peserta didik yang lain. Contoh : dua orang peserta didik
yang memiliki perilaku yang sama, seperti sering menggangu teman, tidak
tua. Boleh jadi dikarenakan kesibukan orang tua, anak kurang diperhatikan,
kurang mendapat kasih sayang dan lain-lain. Sebagai gantinya dia mencari
perhatian dari pihak lain. Untuk mendapatkan perhatian tersebut dia melakukan
sama.
10
Penyebab yang sama dapat menimbulkan gejala perilaku yang berbeda.
Hal ini kebalikan dari situasi nomor satu di atas. Contoh : dua orang peserta
didik yang sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang kurang tetapi
belajar karena tidak memiliki fasilitas belajar yang lengkap namun untuk
peserta didik yang kedua malah sebaliknya, dia lebih berinisiatif untuk
temannya.
faktor saja, mungkin dua, tiga, atau lebih dan faktor-faktor tersebut saling
kurang memadai, kurang ekonomi akibat dari budaya etos kerja yang tidak
maksimal. Malas bekerja dan budaya menerima apa adanya berarti pola
pikirnya tidak memiliki inisiatif dan aspiratif. Orang tua yang tidak memiliki
aspirasi untuk maju akan berpengaruh juga terhadap motivasi belajar anaknya.
berikut:
1. Penyebab kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik itu beraneka
11
ragam
3. Usaha untuk mencari solusi kesulitan belajar itu tidak sama untuk semua
peserta didik.
Ada beberapa indikator adanya kesulitan belajar anak didik dapat dilihat dari
1. Menunjukkan prestasi belajar yang rendah dibawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh kelompok anak didik di kelas.
2. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
3. Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas dan selalu menunda waktu.
4. Anak didik menunjukan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar
mata.pelajaran tetapi lain waktu masa belajarnya menurun derastis.Dari gejala-gejala
yang nampak di atas guru bisa memprediksi bahwa anak sedangmengalami kesulitan
belajar dan untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
4. Tes Diaknostik yaitu untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh anak
didikberdasarkanhsil tes formatif yang sebelumnya.Beberapa langkah yang perlu
ditempuh dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar anak didik sebagai
berikut:
12
E. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini
dimulai
dengan adanya suatu keresahan dari problem (masalah) yang harus dipecahkan.
Strategi problem
solving (strategi pemecahan masalah) bukan hanya sekedar strategi mengajar tapi
juga
merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan
metode- metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan.
berpikir. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya sekolah turut bertanggung jawab
mempersiapkan
pelajaran. Strategi ini memusatkan kegiatan pada murid. Jadi berbeda dengan
metode ceramah
Pada tingkat ini, siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan
13
memecahkan masalah ini berlangsung sebagai berikut : individu menyadari masalah
bila dia
Strategi ini telah mendorong anak untuk berpikir secara sistematis dengan
Menurut Gagne kalau seorang peserta didik dihadapkan pada suatu masalah, pada
akhirnya mereka bukan hanya sekedar pemecah masalah, tetapi juga belajar sesuatu
yang baru.
Pemecahan masalah memegang peranan penting baik dalam pelajaran sains maupun
dalam
Dari beberapa pengertian di atas dapat kita pahami bahwa strategi problem solving
merupakan strategi yang melatih siswa untuk lebih berpikir jauh kedepan dengan
dihadapkan
adanya strategi seperti ini siswa akan terlatih untuk berpikir lebih bijak dan mencari
jalan keluar
yang terbaik tehadap masalah yang ia hadapi baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan
14
Dilihat dari aspek filosopis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk
mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat, maka strategi problem
solving
mulai masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang kompleks; dari mulai
masalah
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
16