Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KESULITAN BELAJAR

Disusun oleh:

PENDIDIKAN BIOLOGI U 2018

1. JADSNA ROHMA HANIDA (18030204016)


2. DZULCHIMILIA CHOIRIN NISA (18030204041)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
serta rahmatnya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kesulitan
Belajar” dengan baik. Tidak lupa, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak
Bambang Dibyowiyono, S.Pd., M.Pd. yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini, kami membahas tentang definisi
kesulitan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar, macam-
macam kesulitan belajar, dan pemecahan masalah kesulitan belajar berdasarkan
teori dan artikel yang sudah dipaparkan oleh para ahli. Disini kami juga
memaparkan mengenai prosedur-prosedur yang dapat ditempuh oleh guru untuk
mengatasi permasalahan kesulitan belajar. Kami menerima saran maupun kritik
akan makalah yang kami buat, karena sesungguhnya manusia tidak luput dari
salah dan lupa. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat berguna
dikemudian hari bagi mahasiswa atau masyarakat umum yang membaca.

Surabaya, 06 Mei 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2


BAB I ..................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang .................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................ 3
BAB II .................................................................................................................... 4
A. Definisi Kesulitan Belajar ……......................................................................... 4
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar ...................................... 5

C. Macam-Macam Kesulitan Belajar ………………………................................. 7

D. Kesulitan Belajar karena Gangguan Perkembangan.......................................... 8

E. Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar ……………………………………….. 9

BAB III ................................................................................................................. 11

A. Kesimpulan ………………………………………………………………….. 11

B. Saran ………………………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku manusia
melalui pembelajaran dan pengajaran. Dalam proses pengubahan sikap dan
tingkah laku tersebut, tentu ada hambatan sehingga sering kali menimbulkan
masalah dalam belajar. Salah satu masalah tersebut adalah kesulitan belajar.
Kesulitan belajar memiliki pengertian suatu kondisi yang menimbulkan
hambatan dalam proses belajar seseorang. Kesulitan belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal . Faktor – faktor
tersebut akan mempengaruhi terhadap proses belajar mengajar maupun hasil
dari pembelajaran itu sendiri.
Terlebih lagi kesulitan belajar merupakan permasalahan yang umum
terjadi bagi peserta didik. Sehingga seringkali tenaga pendidik kesulitan
dalam mengajarkan ilmu. Peserta pendidik sering kali mengeluh tentang
kesulitan belajar dan akhirnya peserta didik menjadi tertinggal dalam
pelajaran. Apabila dalam proses belajar mengajar permasalahan kesulitan
belajar masih terus berlanjut tanpa adanya penyelesaian, maka kegagalan
akan menjadi ancaman bagi tujuan dari proses pembelajaran dan pengajaran.
Oleh karena itu, penting bagi peserta didik maupun tenaga pendidik untuk
mengetahui hal – hal mengenai kesulitan belajar sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kesulitan belajar?
2. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar?
3. Apa saja macam-macam kesulitan belajar?
4. Apa gangguan perkembangan yang menyebabkan kesulitan belajar?
5. Bagaimana langkah – langkah dalam mengatasi kesulitan belajar?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kesulitan belajar
2. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
3. Mengetahui macam-macam kesulitan belajar

4. Mengetahui gangguan perkembangan yang menyebabkan kesulitan


belajar
5. Mengetahui langkah – langkah dalam mengatasi kesulitan belajar

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kesulitan Belajar


Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan.
Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki
perbedaan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan
dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa
dengan siswa lain. Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah-
sekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada siswa yang
berkemampuan rata-rata, sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau yang
berkemampuan kurang terabaikan. Dengan demikian siswa yang berkategori
“diluar rata-rata” itu (sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapat
kesempatan yang memadai untuk berkembang pada kapasitasnya. Dari sini
kemudian timbullah apa yang disebut kesulitan belajar (learning difficulty)
yang tidak hanya menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi dialami
juga oleh siswa yang berkemampuan tinggi.

Menurut Haryanto (2010) kesulitan belajar adalah hambatan/


gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya
kesenjangan yang signifikan antara taraf integensi dan kemampuan akademik
yang seharusnya dicapai.

Mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat dipandang atau dapat


diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukan
kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya.
Kegagalan belajar didefinisikan oleh Burton (1952) sebagai berikut:

1. Siswa dapat digolongkan ke dalam lower group apabila siswa gagal


dalam batas waktu tertentu, yang bersangkutan tidak mencapai ukuran
tingkat keberhasilan atau hasil penguasaan (level of mastery) minimal
dalam pelajaran tertentu, seperti apa yang telah ditetapkan oleh orang
dewasa atau guru (criterion referended).
2. Siswa digolongkan ke dalam under archievers apabila siswa tidak dapat
mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya berdasarkan ukuran
tingkat kemampuannya yang berupa integensi dan bakat. Ia diperkirakan
dapat mengerjakannya atau mencapai suatu prestasi, namun ternyata
tidak sesuai dengan kemampuannya.

4
3. Siswa dapat dikategorikan ke dalam slow learners apabila siswa yang
bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan,
termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organismiknya pada fase
perkembangan tertentu, seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan
usia yang bersangkutan.

4. Siswa dikategorikan ke dalam slow learners atau belum matang sehingga


mungkin harus menjadi pengulang (repeaters) pelajaran. Siswa dikatakan
gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat
penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada
tingkat pelajaran berikutnya.
Dari keempat definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa seorang
siswa diduga mengalami kesulitan belajar apabila tidak berhasil mencapai
taraf kualifikasi hasil belajar tertentu berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan
seperti yang dinyatakan atau ukuran tingkat kapasitas kemampuannya.

B. Faktor – Faktor Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar yang dialami seorang siswa biasanya terlihat dari
menurunnya kinerja akademik dan prestasi belajarnya. Selain itu, kesulitan
belajar juga ditandai dengan kesenangan siswa berteriak-teriak di dalam
kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering
keluar dari sekolah pada saat jam pelajaran. Secara garis besar, faktor-faktor
penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu:

1. Faktor internal, yakni hal-hal yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor
internal siswa meliputi ketidakmampuan psiko-fisik siswa, yakni:

a. Gangguan kognitif, yaitu rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi


siswa. Kognitif sangat mempengaruhi dalam proses belajar siswa.
Seseorang yang mempunyai tingkat integensi yang tinggi akan
mudah dalam memahami suatu materi pelajaran. Sebaliknya,
seseorang yang cenderung mempunyai tingkat intelegensi lebih
rendah akan mengalami kesulitan untuk memahami materi yang
dipelajari.

b. Gangguan afektif, yaitu labilnya emosi dan sikap. Emosi dan sikap
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada proses belajar
siswa. Emosi berkaitan dengan kesadaran dan motivasi siswa dalam
mengikuti belajar. Jika motivasi seseorang untuk belajar besar maka
akan berdampak pada sikap yaitu mudahnya siswa menyerap
informasi yang baru.

c. Gangguan psikomotor, contohnya seperti terganggunya alat-alat


indera penglihatan dan pendengar (mata dan telinga). Jika alat-alat

5
indera penglihatan dan pendengaran tidak befungsi dengan baik
maka seseorang akan mengalami kesulitan selama proses
pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan pendidikan khusus bagi
siswa yang memiliki keterbatasan.

2. Faktor eksternal, yakni hal-hal yang datang dari luar diri siswa. Faktor
eksternal meliputi:
a. Faktor Sosial
Faktor sosial merupakan faktor yang disebabkan ketika
seseorang berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. Faktor
sosial dapat berasal dari orang tua, teman, guru, tetangga, serta
orang-orang yang biasa diajak berinteraksi di kehidupan sehari-hari.
Jika terdapat masalah dengan orang-orang tersebut, maka hal ini
dapat mengganggu proses belajar karena pikiran seseorang hanya
terfokus pada masalah yang sedang dihadapi. Contohnya, jika ada
seorang anak yang kedua orang tuanya sering bertengkar di rumah,
maka hal tersebut mempengaruhi pikiran seorang anak bahwa ia
tidak dapat memperoleh ketenangan di rumah, sehingga
menyebabkan kesulitan belajar.
b. Faktor Non-sosial

Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab


munculnya masalah kesulitan belajar adalah perangkat infrastruktur
di sekolah, misalnya kondisi gedung sekolah, RPP, silabus,
kurikulum, alat belajar, dan sumber belajar. Faktor non-sosial yang
tidak mendukung proses pembelajaran, maka siswa akan mengalami
kesulitan belajar.

3. Faktor Khusus, yaitu faktor yang terjadi hanya pada sekian persen dari
jumlah siswa. Faktor tersebut yaitu sindrom. Sindrom merupakan contoh
dari kesulitan belajar learning diabilities yaitu ketidakmampuan belajar
siswa. Sindrom yaitu satuan gejala yang muncul sebagai indikator
adanya keabnormalan psikis (Reber,1998) yang menimbulkan kesulitan
belajar itu. Beberapa sindrom tersebut yaitu :

a. Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan membaca. Ia hanya


mampu membaca kata secara terbalik, yaitu dari belakang ke depan.
b. Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.

c. Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar


matematika.

6
Akan tetapi, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas
sebenarnya memiliki IQ normal bahkan di antaranya ada yang memiliki
kecerdasan diatas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang
menderita sindrom mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal
brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak (Reber, 1988)
Adapun untuk mengatasi kesulitan belajar dalam “learning disability”,
guru dan orangtua sangat dianjurkan untuk memanfaatkan guru
pendukung. Guru khusus ini bertugas dan menempuh pendidikan secara
khusus yang menangani siswa pengidap sindrom-sindrom tersebut.

C. Macam-Macam Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar ditandai dengan adanya hambatan atau gangguan
pada seseorang dalam belajar sehingga mengakibatkan hasil belajarnya tidak
sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Macam-macam kesulitan belajar
berdasarkan faktor penyebabnya yaitu:

1. Learning Disorder atau Kekacauan Belajar


Learning Disorder adalah keadaan dimana terdapat hambatan
seseorang dalam belajar. Hambatan itu terjadi karena adanya respon yang
bertentangan dengan potensi yang dimiliki sehingga ia mengalami
kesulitan belajar. Akan tetapi, potensi yang dimilikinya tetap ada pada
dirinya.

Contoh: seorang siswa yang memiliki kemampuan olahraga yang besar,


namun suatu ketika ada pelajaran menari. Hal tersebut akan membuat
siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti materi pelajaran menari
karena selama ini ia memiliki kemampuan dalam olahraga. Secara fisik
pun telah terlihat bagaimana gerak tubuh antara seorang penari dan
olahragawan.

2. Learning Disfunction
Learning Disfunction adalah gejala dimana proses belajar siswa
tidak berfungsi dengan baik. Padahal secara fisik siswa tersebut mampu
dan tidak ada kekurangan. Hal ini berarti siswa tersebut memiliki
kemampuan akan sesuatu hal, tetapi dia tidak memanfaatkannya dengan
baik.

Contohnya, seorang siswa memiliki kemampuan dalam


menghafal dimana memori jangka panjangnya berfungsi dengan baik.
Namun, ia tidak memanfaatkannya secara maksimal untuk menghafal
rumus-rumus matematika misalnya. Dari hal tersebut akan
mengakibatkan siswa tersebut mengalami hasil belajar yang tidak baik.

7
Salah satu faktor yang mungkin dapat mempengaruhi hal tersebut yaitu
tidak adanya motivasi dalam dirinya.

3. Underachiever
Underachiever adalah keadaan dimana siswa yang sebenarnya
memiiki tingkat intelektual diatas normal, namun proses belajarnya
rendah. Contoh: seseorang yang pintar namun tidak ada motivasi dalam
dirinya untuk belajar, sehingga hasil belajarnya rendah. Underachiever
ini tergolong kesulitan belajar yang terjadi berasal dari diri siswa tersebut
yaitu pada ranah krasanya yaut emosi dan sikap.

4. Slow Learner atau Lambat Belajar


Slow Leaner adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
Sehingga ia akan membutuhkan waktu yang lama untuk menerima materi
dibanding teman-temannya. Contohnya, siswa yang belum paham
terhadap suatu materi namun, teman kelas lainnya sudah paham. Hal
tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang berasal dari dalam
dirinya maupun dari luar dirinya.

5. Learning Disabilities atau Ketidakmampuan Belajar


Learning disabilities mengacu pada gejala dimana siswa tidak
memiliki kemampuan untuk belajar secara normal, sehingga hasil belajar
di bawah potensi intelektualnya. Siswa yang mengalami kesulitan belajar
seperti ini akan tampak dari berbagai gejala. Contoh seseorang yang
menderita sindrom-sindrom di atas, yaitu disleksia, disgrafia, diskalkulia.

D. Kesulitan Belajar karena Gangguan Perkembangan.


Kesulitan belajar karena gangguan perkembangan lebih sulit untuk
diatasi dan pada umumnya dibutuhkan pendampingan khusus. Beberapa
bentuk gangguan perkembangan yang dapat menyebabkan kesulitan belajar
adalah sebagai berikut.
1. Autisme (Autism Spectrum Disorder atau ASD)

Autisme adalah gangguan perkembangan otak yang memengaruhi


kemampuan penderita dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
lain. Di samping itu, autisme juga menyebabkan gangguan perilaku dan
membatasi minat penderitanya.

Autisme sekarang disebut sebagai gangguan spektrum autisme atau


autism spectrum disorder (ASD). Hal ini karena gejala dan tingkat
keparahannya bervariasi pada tiap penderita. Gangguan yang termasuk dalam
ASD adalah sindrom Asperger, gangguan perkembangan pervasif (PPD-
NOS), gangguan autistik, dan childhood disintegrative disorder.

8
Treatment yang dapat dilakukan adalah memberi intervensi perilaku
yang intensif yang mampu memberikan peningkatan yang cukup signifikan
untuk dapat memiliki serangkaian kecakapan sosial maupun kognisi.

2. Attention –Deficit or Huperactivity Disorder (ADHD)

ADHD merupakan kelompok gejala perilaku kurangnya perhatian,


hiperaktivitas, dan perilaku kompulsif. ADHD dapat terjadi pada orang –
orang dengan kemampuan intelegensi apapun.

Treatment yang dapat dilakukan adalah dengan dukungan


pendidikan yang tepat. Bimbingan dan dukungan dari orang sekitar bersama
pengobatan medis jika diperlukan. Obat – obatan umumnya menjadi alternatif
pertama bagi orang dewasa dengan kondisi ADHD, walaupun terapi
psikologis cognitive behavioral therapy (CBT) dapat membantu.

E. Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar


Pemecahan masalah kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara
melakukan diagnosis kesulitan belajar. Menurut Harriman dalam bukunya
“Handbook of Psychological Term” (dalam Damanik, 2014), diagnosis
adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola
gejala-gejalanya. Menurut Webster (dalam Damanik, 2014), diagnosis
diartikan sebagai proses yang berupa hak untuk menentukan permasalahan
ketidakmampuan belajar dengan ujian, dan melalui ujian tersebut dilakukan
suatu penelitian secara hati-hati terhadap fakta-fakta yang dijumpai, untuk
selanjutnya dilakukan langkah-langkah penyelesaian masalah kesulitan
belajar.

Maka, diagnosis kesulitan belajar adalah menentukan jenis masalah


yang dihadapi oleh siswa dalam proses belajar. Diagnosis ini bertujuan untuk
menentukan jenis kesulitan belajar apa yang dialami siswa. Menentukan suatu
jenis kesulitan belajar menggunakan prosedur yang berisi langkah-langkah
yang disebut sebagai “diagnostik” kesulitan belajar. Langkah-langkah
diagnostik kesulitan belajar yang sering digunakan adalah prosedur Weener &
Senf (1982) yang dikutip oleh Wardani (dalam Mukhlisin, 2012) sebagai
berikut:

1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa


ketika mengikuti pelajaran.

2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga


mengalami kesulitan belajar.

3. Mewawancarai orangtua / wali siswa untuk mengetahui hal ihwal


keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.

9
4. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui
hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.

5. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa


yang diduga mengalami kesulitan belajar.

Untuk dapat memperoleh hasil dari diagnostik kesulitan belajar yang berupa
diagnosis, maka kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang guru setelah
menempuh prosedur diagnostik adalah:
1. Membandingkan nilai dari setiap individu dari setiap mata pelajaran
dengan individu lainnya. .

2. Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa


tersebut.

3. Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan yang


diharapkan.

Setelah menempuh prosedur diagnostik dan melakukan kegiatan


pembandingan dan rekaputilasi, maka hasil diagnosis yang diperoleh dapat
berupa hal-hal berikut ini:
1. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar siswa.

2. Keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber penyebab


kesulitan belajar.

3. Keputusan mengenai jenis mata pelajaran yang menjadi masalah


kesulitan belajar siswa.
4. Keputusan mengenai metode pembelajaran yang dapat diterapkan.
Menurut Mangunsong (2009) menyebutkan bahwa kesulitan belajar
dapat diatasi dengan melakukan tahapan berikut:
1. Mengidentifikasi bentuk dan penyebab dari kesulitan belajar.

2. Membuat rencana intervensi. Rencana intervensi ini membantu siswa


dalam mengenali aspek – aspek personalnya yang dapat
mempengaruhi kemampuan belajarnya.

3. Merujuk siswa pada yang ahli. Hal ini dapat dilakukan apabila
penyebab dari kesulitan belajar siswa terletak pada aspek mental.
Aspek mental tersebut meliputi intelegensi, kemampuan perseptual,
maupun kerusakan fungsi otak.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah hambatan/ gangguan belajar pada anak
dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara
taraf integensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai.
Kesulitan belajar yang dialami seorang siswa biasanya terlihat dari
menurunnya kinerja akademik dan prestasi belajarnya

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar dibagi
menjadi tiga yaitu faktor internal, eksternal, dan faktor khusus. Faktor
internal meliputi gangguan kognitif, afektif, dan psikomotor. Faktor
eksternal meliputi faktor sosial dan non-sosial yang berupa sarana dan
prasarana. Faktor khusus adalah faktor di luar faktor internal dan
eksternal yaitu adanya gangguan disfungsi otak berupa sindrom, di
antaranya adalah sindrom disleksia, disgrafia, dan diskalkulia.

3. Macam-Macam Kesulitan Belajar


Macam-macam kesulitan belajar yang dialami siswa adalah
leraning disorder (kekacauan belajar), learning disfunction (gangguan
fungsi belajar), underachiever, slow-learner (kelambatan proses belajar),
dan learning disabilies (ketidakmampuan belajar karena faktor khusus).

4. Kesulitan Belajar karena Gangguan Perkembangan


Kesulitan belajar karena gangguan perkembangan lebih sulit
untuk diatasi. Gangguan perkembangan yang menyebabkan kesulitan
belajar adalah autism dan ADHD.

5. Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar


Pemecahan masalah kesulitan belajar dapat dilakukan dengan
menjalankan prosedur diagnostik kesulitan belajar sesuai dengan
prosedur dari Weener & Senf. Setelah menempuh prosedur diagnostic
kesulitan belajar, seorang guru dapat melakukan kegiatan rekapitulasi
untuk membandingkan hasil yang diperoleh satu individu dengan
individu lainnya. Hasil yang diperoleh disebut dengan diagnosis kesulitan
belajar berupa jenis kesulitan belajar yang dihadapi siswa, faktor
penyebab kesulitan belajar, jenis mata pelajaran menjadi kesulitan siswa,
dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan.

11
B. SARAN
Sebagai seorang calon guru yang memegang peranan penting dalam
proses pembelajaran dan pendidikan karakter, sudah seharusnya dapat
mengerti perilaku dan karakteristik siswa agar kita dapat mengetahui apakah
siswa tersebut mengalami kesulitan belajar atau tidak. Pengetahuan mengenai
jenis-jenis kesulitan belajar juga perlu untuk dimiliki seorang guru. Sehingga
seorang guru dapat melakukan tindakan pencegahan maupun perbaikan, serta
dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan di dalam
kelas untuk meminimalisir terjadinya kesulitan belajar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Burton H. W. 1952. The Guidance of Learning Activities. N.Y. Appleton Century


Craffts. Inc.

Damanik, Ericson. 2014. “Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar Menurut Ahli”,


diakses pada tanggal 6 Mei 2019.
Haryanto. 2010. “Pengertian Kesulitan Belajar”. Belajar Psikologi.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesulitan-belajar/, (online), diakses
pada tanggal 6 Mei 2019.
Nursalim, Muhammad dkk. 2017. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa
University Press.
Reber (1988). “Definition of Learning”. New York: Oxford University Press. 10
Apr 1992 March 15-17, 1988, 1988 - books.google.com, (online), diakses
6 Mei 2019.

Riadi, Mukhlisin. 2012. “Kesulitan Belajar”.


https://www.kajianpustaka.com/2012/12/kesulitan-belajar.html, (online),
diakses pada tanggal 6 Mei 2019.

13

Anda mungkin juga menyukai