DI SUSUN OLEH:
EKA WIDIA (E1E019098)
EVA MULYATI (E1E019108)
ESTY AISYAH FAJRIATI (E1E019106)
FAD’ILUL HARIRI (E1E019110)
6C
A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebuah proses belajar-mengajar di dunia pendidikan tidak selamanya
mengalami kelancaran. Selalu saja ada hambatan dalam proses tersebut.
Umumnya hambatan yang terjadi seperti adanya kesulitan belajar dalam diri
peserta didik. Kesulitan belajar tersebut akan berdampak pada penurunan
prestasi akademik dari peserta didik. Dampak tersebut seyogyanya dapat
diatasi dengan berbagai cara seperti diadakannya penyelidikan terhadap
penyebab kesulitan belajar yang terjadi pada peserta didik agar dapat
ditemukan solusi yang tepat dalam menangani peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar tersebut. Tindak lanjut yang biasanya dilakukan oleh
seoranng pendidik salah satunya adalah dengan mengadakan remedial.
Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab atas
perkembangan peserta didik. Karena itu guru dalam proses pembelajaran
harus memperhatikan kemampuan peserta didik secara individual, agar dapat
membantu perkembangan peserta didik secara optimal dan dapat mengenali
peserta didik yang mengalami kesulita belajar. Guru harus mampu mengenali
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Guru harus memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, karena kesulitan
belajar akan bersumber pada faktor yang memengaruhi proses dan hasil
belajar.
Dengan melihat hasil belajar peserta didik, guru akan mengetahui
kelemahan siswa beserta sebab-musabab kelemahan itu. Jadi dengan
mengadakan penilaian sebenarnya guru mengadakan diagnosis siswa tentang
kelebihan dan kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dialami dalam
belajarnya. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan tersebut, akan lebih
mudah mencari cara untuk mengatasinya. Hal inilah yang mendasari
diperlukannya sebuah konsep diagnostik kesulitan belajar serta pengajaran
remedial yang dilakukan untuk mengatasi salah satu masalah penting di dunia
pendidikan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kesulitan belajar ?
2. Apa saja faktor-faktor kesulitan belajar?
3. Apa itu Diagnosis kesulitan belajar?
4. Apa saja Jenis-jenis kesulitan belajar?
5. Bagaimana Karakteristik kesulitan belajar?
6. Apa Ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya?
7. Apa itu Definisi tindak lanjut diagnosa kesulitan belajar dan langkah-
langkahnya?
8. Apa Fungsi remedial (tindak lanjut)?
9. Apa itu prinsip pembelajaran remedial?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu kesulitan belajar ?
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor kesulitan belajar?
3. Untuk mengetahui apa itu diagnosis kesulitan belajar?
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kesulitan belajar?
5. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik kesulitan belajar?
6. Untuk mengetahui apa ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya?
7. Untuk mengetahui apa itu definisi tindak lanjut diagnosa kesulitan belajar
dan langkah-langkahnya?
8. Untuk mengetahui apa fungsi remedial (tindak lanjut)?
9. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran remedial?
BAB II
PEMBAHASAN
Siswa yang mengalami kesulitan belajar itu biasa dikenal dengan prestasi
kurang (under achievier ). Anak ini memilki IQ tinggi tetapi prestasi belajar
rendah ( di bawah rata-rata kelas ). Secara potensial mereka yang IQ nya tinggi
memilki prestasi yang tinggi pula.Tetapi anak yang mengalami kesulitan belajar
tidak demikian.Timbulnya kesulitan belajar itu berkaiatan dengan aspek
motivasi, minat, sikap, kebiasaan belajar, pola-pola pendidikan yang diterima
dari keluarganya.
F. CIRI-CIRI KESULITAN BELAJAR DAN GEJALANYA
Setelah diadakannya diagnosis dalam kesulitan belajar, maka ada langkah langkah
selanjutnya dalam menentukan tindakan. Dalam melakukan tindak lanjut siswa yang
mengalami kesulitan belajar, dilakukan terlebih dahulu beberapa hal penting,
diantaranya:
1. Analisis hasil diagnosis
Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar perlu
dianalisis sedemikian rupa, sehingga kesulitan khusus yang dialami siswa yang
berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.
2. Menentukan kecakapan bidang bermasalah
Berdasarkan hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat menentukan bidang kecakapan
tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikan. Bidang-bidang
kecakapan bermasalah ini dapat dikatagorikan menjadi tiga macam.
a. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri.
b. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan bantuan
orang tua.
c. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani baik oleh guru maupun
orang tua.
Bidang kecakapan yang tidak dapat ditangani atau terlalu sulit untuk ditangani
baik oleh guru maupun orang tua dapat bersumber dari kasus-kasus tunagrahita
(lemah mental) dan kecanduan narkotika. Yang termasuk dalam lingkup dua macam
kasus yang bermasalah berat ini dipandang tidak berketerampilan (unskilled people).
Oleh karenanya, para siswa yang mengalami kedua masalah tersebut tidak hanya
memerlukan pendidikan khusus, tetapi juga memerlukan perawatan khusus.
3. Menyusun program perbaikan
Dalam hal menyusun program pengajaran perbaikan (remedial teaching),
sebelumnya guru perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Tujuan pengajaran remedial.
b. Materi pengajaran remedial.
c. Metode pengajaran remedial.
d. Alokasi waktu pengajaran remedial.
e. Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti pengajaran remedial.
4. Melaksanakan program perbaikan
Pada prinsipnya, program pengajara remedial itu lebih cepat dilaksanakan tentu
saja akan lebih baik. Tempat penyelenggaraannya bisa dimana saja., asal tempat itu
memungkinkan siswa klien (siswa yang memerlukan bantuan) memusatkan
perhatiannya terhadap proses pengajaran perbaikan tersebut. Namun patut
dipertimbangkan oleh guru pembimbing kemungkinan digunakannya ruang
bimbingan dan penyuluhan yang tersedia di sekolah dalam rangka mendayagunakan
ruang bp tersebut.
H. FUNGSI REMEDIAL (TINDAK LANJUT)
Bagi guru itu sendiri, pengajaran remedial memiliki beberapa fungsi,[1] yaitu:
a. fungsi korektif yang memungkinkan terjadinya perbaikan hasil belajar
dan perbaikan segisegi kepribadian siswa,
b. fungsi pemahaman yang memungkinkan siswa memahami
kemampuan dan kelemahannya serta memungkinkan guru
menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa,
c. fungsi penyesuaian yang memungkinkan siswa menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan memungkinkan guru menyesuaikan
strategi pembelajaran sesuai dengan kemampuannya,
d. fungsi pengayaan yang memungkinkan siswa menguasai materi lebih
banyak dan mendalam serta memungkinkan guru mengembangkan
berbagai metode yang sesuai dengan karakteristik siswa,
e. fungsi akseleratif yang memungkinkan siswa mempercepat proses
belajarnya dalam menguasai materi yang disajikan dan yang terakhir
f. fungsi terapeutik yang memungkinkan terjadinya perbaikan segi-segi
kepribadian yang menunjang keberhasilan belajar
I. PRINSIP PEMBELAJARAN REMEDIAL