Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR FISIKA

Dosen pengampu : Robi’ahl Adwiyah, M.Pd

Disusun oleh :
Wawan Setiawan 2011090137

Enike Ratnadila 2011090021

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan


Jurusan Pendidikan Fisika

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG TA


2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 06 desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………….........................................i

KATA PENGANTAR………………………………………………...........................ii

DAFTAR ISI……………………………………………………….............................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah………………………………………....................1

2. Rumusan Masalah....………......….……………………………..................1

3. Tujuan Pembahasan………………………………………….......................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Diagnosa Kesulitan Belajar……………………………….......2

B. Langkah-langkah Diagnosa Kesulitan Belajar....………......….………….4

C. Cara Mengdiagnosis kesulitan Belajar Fisika………………………………....4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah proses belajar-mengajar di dunia pendidikan tidak selamanya mengalami kelancaran.


Selalu saja ada hambatan dalam proses tersebut. Umumnya hambatan yang terjadi seperti adanya
kesulitan belajar dalam diri peserta didik. Kesulitan belajar tersebut akan berdampak pada penurunan
prestasi akademik dari peserta didik. Dampak tersebut seyogianya dapat diatasi dengan berbagai cara
seperti diadakannya penyelidikan terhadap penyebab kesulitan belajar yang terjadi pada peserta didik
agar dapat ditemukan solusi yang tepat dalam menangani peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar tersebut. Tindak lanjut yang biasanya dilakukan oleh seorang pendidik salah satunya adalah
dengan mengadakan remedial

Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab atas perkembangan peserta didik.
Karena itu guru dalam proses pembelajaran harus memperhatikan kemampuan peserta didik secara
individual, agar dapat membantu perkembangan peserta didik secara optimal dan dapat mengenali
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

Guru harus mampu mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Guru harus
memahami faktor-faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar, karena kesulitan belajar akan
bersumber pada faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar.

Dengan melihat hasil belajar peserta didik, guru akan mengetahui kelemahan siswa beserta
sebab-musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian sebenarnya guru mengadakan
diagnosis siswa tentang kelebihan dan kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dialami dalam
belajarnya. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan tersebut, akan lebih mudah mencari cara untuk
mengatasinya.

Hal inilah yang mendasari diperlukannya sebuah konsep diagnostik kesulitan belajar serta
pengajaran remedial yang dilakukan untuk mengatasi salah satu masalah penting di dunia pendidikan
tersebut.

1.2. Rumus Masalah

1. Bagaimana pengertian diagnosa kesulitan belajar


2. Langkah-langakh diagnosa belajar
3. Cara mengidentifikasi kesulitan belajar

1.3. Tujuan Pembahasan

Mengidentifikasi Diagnosa siswa dalam kesulitan belajar fisika

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar


 Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis kesulitan belajar adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data.
Tentu saja keputusan yang diambil itu setelah dilakukan analisis terhadap data yang diolah.

Diagnosis kesulitan belajar dapat berupa hal-hal sebagai berikut.

1. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak didik yaitu berat dan ringannya tingkat
kesulitan yang dirasakan anak didik.
2. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak
didik.
3. Keputusan mengenai faktor utama yang menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak
didik. Karena diagnosis adalah penentuan jenis penyakit dengan meneliti (memeriksa) gejala-
gejalanya atau proses pemeriksaan terhadap hal yang dipandang tidak beres, maka agar
akurasi keputusan yang diambil tidak keliru tentu saja diperlukan kecermatan dan ketelitian
yang tinggi. Untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan itu sebaiknya minta bantuan tenaga
ahli dalam bidang keahlian mereka masing-masing. Di sini bisa disebutkan:

- Dokter, untuk mengetahui kesehatan anak.

- Psikolog, untuk mengetahui tingkat IQ anak.

- Psikiater, untuk mengetahui kejiwaan anak.

- Sosiolog, untuk mengetahui kelainan sosial yang mungkin dialami oleh anak.

 Konsep Diagnostik Kesulitan Belajar

Dalam proses pembelajaran, tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan atau mentransfer
ilmu atau bahan pelajaran kepada peserta didik. Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung
jawab atas perkembangan peserta didik. Kegiatan memahami kesulitan belajar peserta didik ini
dikenal dengan konsep diagnostik kesulitan belajar yang lebih umunya dikelanl dengan istilah
diagnosis kesulitan belajar. Dalam pengertian diagnosis kesulitan belajar terdapat dua istilah yang
perlu dipahami terlebih dahulu yaitu istilah diagnosis dan kesulitan belajar.

 Konsep Diagnostik dan Pengertian Diagnosis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diagnostik /di·ag·nos·tik/ adalah ilmu untuk
menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala yang ada.

Sedangkan, diagnosis /di·ag·no·sis/ adalah penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti
(memeriksa) gejala-gejalanya. Banyak ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian

2
diagnosis antara lain, menurut Harriman dalam bukunya Handbook of Psychological Term, diagnosis
adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola gejala-gejalanya. Jadi
diagnosis merupakan proses pemeriksaan terhadap hal-hal yang dipandang tidak beres atau
bermasalah. Sedangkan menurut Webster, diagnosis diartikan sebagai proses menentukan hak
menentukan permasalahan kikat kelainan atau ketidakmampuan dengan ujian, dan melalui ujian
tersebut dilakukan suatu penelitian yang hati-hati terhadap fakta-fakta yang dijumpai , yang
selanjutnya untuk menentukan permasalan yang dihadapi.

Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau kelainan
dengan meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala yang
tampak.

 Pengertian Kesulitan Belajar

Secara harfiah, kesulitan belajar didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang dimiliki
seseorang dibandingkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai orang itu pada umur tersebut.
Kesulitan belajar secara informal dapat dikenali dari keterlambatan dalam perkembangan kemampuan
seorang anak.

Kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang dalam kurun waktu yang lama. Beberapa
kasus memperlihatkan bahwa kesulitan belajat ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang,
baik itu di sekolah, pekerjaan, rutinitas sehari-hari, kehidupan keluarga, atau bahkan terkadang dalam
hubungan persahabatan dan bermain. Beberapa penderita menyatakan bahwa kesulitan ini berengaruh
pada kebahagiaan mereka. Sementara itu, bagi penderita lain, gangguan ini menghambat proses
belajar mereka, sehingga tentu saja pada gilirannya juga akan berdampak pada aspek lain kehidupan
mereka. Terkadang seseorang juga mengalami berbagai kesulitan belajar yang saling tumpang tindih,
sementara itu yang lainnya ada yang hanya mengalami satumacam kesulitan saja, sehingga hanya
sedikit pengaruhnya bagi aspek lain dari kehidupan mereka.

Kesulitan atau hambatan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat berasal dari faktor
fisiologik, psikologik, instrument, dan lingkungan belajar.

Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar merupakan proses menentukan
masalah atas ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang
penyebabnya dan atau dengan cara menganalisis gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang
nampak.

 Makna Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis, merupaka istilah teknis yang kita adopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike
dan Hagen (1955:530-532) dalam Makmun (2012), diagnosis dapat diartikan sebagai : (1) upaya atau
proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian
dan studi seksama mengenai gejala-gejalanya, (2) studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal
untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial, (3) keputusan
yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal
hasil proses maupun hasil belajar yang dicapai.

3
B. Langkah-langkah Diagnosis Kesulitan Belajar
 Langkah-Langkah Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar

Untuk dapat mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dapat
dilakukan dengan cara : (1) Mengenali kesulitan belajar siswa melalui analisis perilaku, seperti cepat
lambatnya menyelesaikan tugas, ketekunanserta kehadiran dalam mengikuti pelajaran, partisipasi
dalam mengerjakan tugas kelompok, partisipasi dan kontribusi dalam pemecahan masalah,
kemampuan kerjasa sama dan penyesuaian sosia, (2) Mengenali kesulitan belajar melalui analisis
prestasi belajar, dalam mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan
dengan menghimpun, menganalisis, dan menafsirkan data hasil belajar dapat dipergunakan alternatif
acuan penilaian yakni penilaian acuan patokan dan penilaian acuan norma (Wardati dan Jauhar, 2011).

Penilaian acuan patokan, dapat dilakukan melalui langkah-langkah : (1) menentukan angka
minimal sebagai batas lulus, (2) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus yang telah
ditetapkan tadi, (3) mencatat atau mengidentifikasi siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai batas
lulus sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar, (4) menentukan prioritas bantuan berdasarkan
besarnya selisih nilai yang diperoleh siswa dengan nilai batas lulus.

Penilaian acuan norma, dapat dilakukan melalui langkah-langkah : (1) mencari atau
menghitung nilai rata-rata atau kelompok, (2) menandai siswa yang nilai prestasinya dibawah rata-rata
prestasi kelas, (3) menentukan prioritas bantuan.

Langkah-langkah diagnosis menurut Mulyadi (2010), adalah (1) Identifikasi murid yang
mengalami kesulitan belajar, (2) Melokalisasi jenis dan sifat kesulitan belajar, (3) Memperkirakan
sebab-sebab kesulitan belajar, (4) Proses pemecahan kesulitan belajar.

Wardati (2011) langkah-langkah dalam melakukan diagnosis yaitu : (1) Melokalisasi letak
kesulitan belajar, (2) Menemukan faktor penyebab kesulitan belajar. Langkah-langkah melakukan
prognosis, yaitu : (1) memperkirakan alternatif bantuan, (2) menetapkan kemungkinan cara mengatasi
kesulitan belajar (3) tindak lanjut.

C. Cara Mengdiagnosis kesulitan Belajar Fisika Dengan Teknik General Diagnostic Dan
Analytic Diagnostic

Kesulitan belajar adalah keadaan yang menunjukkan bahwa siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya. Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah, tetapi juga
oleh faktor psikologi lain. Mengatasi kesulitan belajar bukanlah sesuatu yang sederhana, tidak cukup
hanya dengan mengetahui taraf kecerdasan dan kemandirian siswa saja, tetapi perlu menyediakan
prasarana yang memadai untuk penanganan remediasi. Penyelidikan-penyelidikan yang dapat
dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa, adalah dengan mengadakan:

a. Observasi, untuk memperoleh data dengan langsung mengamati objek

b. Interview, yaitu wawancara langsung dengan siswa yang diselidiki atau terhadap orang lain
yang dapat memberi informasi tentang siswa tersebut.

c. Tes diagnostik, yaitu mengumpulkan data dengan tes.

4
d. Dokumentasi, yaitu mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-catatan arsip/ dokumen siswa
yang diselidiki.

Kesulitan dalam belajar Fisika dapat diindikasi dari kemampuan siswa dalam memahami konsep
dan kemampuan berpikir memecahkan masalah/soal. Kesalahan memahami konsep timbul akibat
kesalahan mahasiswa dalam mengkonstruk pengetahuannya. Moushivits & Zaslavsky (1987: 3-14)
mengemukakan bahwa kesulitan belajar antara lain disebabkan oleh: kesulitan bahasa, kesulitan
memperoleh informasi tentang keruangan, kesulitan penguasaan keterampilan, fakta, dan konsep
prasyarat, kesulitan dalam asosiasi, dan kesulitan menerapkan aturan atau strategi yang relevan.

Depdiknas (2002) menyatakan bahwa kesulitan belajar dapat disebabkan oleh kelemahan siswa
dalam: menguasai pengetahuan prasyarat, memahami konsep, mengoperasikan fisika, menerjemahkan
soal, merencanakan

 Teknik melakukan diagnosis berdasarkan instrumen yang digunakan, menurut Burton ada
tiga macam, yaitu:

a. General diagnostic, yaitu penggunaan tes baku seperti yang digunakan untuk evaluasi dan
pengukuran psikologis hasil belajar. Sasarannya untuk menemukan siswa yang diduga mengalami
kesulitan pada materi tertentu.

b. Analytic diagnostic, yaitu penggunaan tes diagnostik. Sasarannya untuk mengetahui dimana
letak kelemahan tersebut.

c. Psychological diagnostic, yaitu pendekatan yang menggunakan instrumen antara lain: lembar
observasi, analisis karya tulis, analisis proses dan respons lisan, analisis berbagai catatan objektif,
wawancara, pendekatan laboratoris, klinis dan studi kasus.

Metode yang digunakan adalah General diagnostic dan Analytic diagnosic. Tes diagnostik
biasanya dilakukan sebelum tes sumatif (Yeany & Miller, 1983:19-26). Hal ini dikarenakan tujuan
diagnostik adalah melihat kemajuan belajar siswa yang berkaitan dengan proses menemukan
kelemahan siswa pada materi tertentu.

Pendekatan yang dilakukan guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa berbeda-beda,
tergantung kepada kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Sesuai dengan kesulitan belajar yang dapat
diidentifikasi. Depdiknas (2002) menguraikan lima pendekatan untuk tes diagnosis meliputi:
pendekatan profile materi, pendekatan prasyarat pengetahuan, pendekatan pencapaian tujuan
pembelajaran, pendekatan identifikasi kesalahan, dan pendekatan pengetahuan berstruktur.

5
BAB 3

PENUTUP

1.3 KESIMPULAN

Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu
kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan dan kesulitan belajar akademik. Kesulitan
belajar juga dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Namun jika dilihat secara detail akan
menemukan berbagai faktor dan sumber yang juga sangat bervariasi dalam unsur dan aspeknya.

Adanya diagnosis dalam kesulitan belajar, seorang guru agar bisa mengidentifikasi,
memberikan solusi, langkah serta penanganan yang tepat terhadap kesulitan belajar, sehingga
kesulitan yang dialami oleh siswa dapat teratasi dan mampu mendongkrak prestasi belajarnya.

Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor kesulitan belajar, karena
keduanya saling berkaitan. Dan cara penanggulangannya harus tepat, berjenjang dan terus menerus.
Agar mendapat hasil yang maksimal dalam proses belajarnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 1998. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Bahri Djamarah, Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Elis Ormrod, Jeanne. 2009. Psikologi Pendidikan, Membangun Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Jakarta: Erlangga

Mulyadi, 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus.
Yogyakarta : Nuha Litera.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Umum. Yogyakarta : Aswaja Pressindo

Mundilarto. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta

Depdiknas. (2002). Pedoman pengembangan tes diagnostik matematika SLTP. Jakarta: DIKDASMEN
Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai