Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan anugerah dari-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Langkah-
langkah/prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar” ini. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad saw. Yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam
yang sempurna dan menjadi anugrah tersebar bagi seluruh alam semesta.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan
dan Konseling Entrepeneurship pada Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK),
di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Siliwangi Bandung. Selain itu,
makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mengetahui mengenai Keterampilan
membuat keputusan.
Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada ;
1. Dona Fitri Annisa, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Diagnosis Kesulitan
Belajar
2. Teman – teman mahasiswa Bimbingan dan Konseling khususnya kelas A1 2020
3. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
terealisasinya makalah ini dengan sebaik- baiknya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun dengan senang hati dan bersedia
menerima kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Penyusun berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penyusun,
2
BAB I
PENDAHULUAN
untuk menjelaskan mengapa topik ini relevan dan perlu dipahami. Berikut adalah contoh
awal yang krusial dalam memberikan dukungan yang tepat kepada siswa-siswa yang
memerlukan bantuan. Diagnosa yang tepat dan sistematis tentang kesulitan belajar akan
membantu pendidik dan ahli pendidikan merancang intervensi yang sesuai dan efektif
dilakukan dengan baik atau bahkan diabaikan sama sekali. Hal ini dapat mengakibatkan
siswa yang mengalami kesulitan belajar tidak mendapatkan perhatian yang mereka
Oleh karena itu, penting untuk memiliki panduan yang jelas dan terstruktur untuk
setiap individu yang memerlukan dukungan dapat diidentifikasi dan dibantu dengan
efektif.
3
Pengertian tentang anak kesulitan belajar sangat diperlukan karena dalam
kehidupan sehari-hari sering ditemukan adanya penggunaan istilah tersebut secara keliru.
Banyak orang, termasuk sebagian besar para guru, tidak dapat membedakan antara
kesulitan belajar, lambat, dan tuna grahita. Tanpa memahami pengertian kesulitan belajar,
akan sulit pula menentukan jumlah anak berkesulitan belajar sehingga pada gilirannya
juga sulit untuk membuat kebijakan pendidikan bagi mereka. Dengan memahami
yang efektif dan efisien. Penyebab kesulitan belajar juga perlu dipahami karena dengan
pengetahuan tersebut dapat dilakukan usaha-usaha preventif maupun kuratif. Oleh karena
itu, guru bagi anak berkesulitan belajar perlu lebih dahulu memahami hakikat kesulitan
penanggulangannya.
Setiap siswa pada prinsipnya berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja
tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, latar
belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok
umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata, sehingga
siswa yang berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang tidak dihiraukan.
Dengan demikian, siswa-siswa yang yang berkategori di luar rata- rata itu (sangat pintar
dan sangat bodoh) tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai
dengan kapasitasnya. Dari sini kemudian timbullah apa yang disebut kesulitan belajar
4
(learning difficulty) rendah, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang
berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang
dalam beberapa tahun terakhir. Banyak teori, model, dan alat bantu yang tersedia untuk
membantu dalam proses diagnosis. Namun, masih ada kebutuhan untuk menyusun
Oleh karena itu, guru perlu memiliki pengetahuan teoritik yang dapat digunakan
sebagai bekal dalam menciptakan strategi pembelajaran yang tidak hanya efektif untuk
mencapau tujuan pembelajaran tetapi juga efektif untuk membangun kepribadian yang
tentang peran teori dalam penanganan anak berkesulitan belajar, prosedur diagnosis,
hubungan antara pendidikan bagi anak berkesulitan belajar dengan pendidikan pada
diharapkan bahwa kita dapat memastikan bahwa siswa dengan kesulitan belajar
mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi maksimal mereka
dan mengatasi hambatan yang mungkin menghambat perkembangan akademik dan sosial
mereka. Selain itu, makalah ini juga diharapkan dapat memberikan panduan praktis
5
kepada para praktisi pendidikan tentang bagaimana mereka dapat mendekati dan
1.3. Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Daharnis (1998, hlmn. 7) Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha
yang dilakukan untuk meneliti kasus, menemukan penyebab timbulnya masalah serta
usaha untuk menemukan letak dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa dan
Defenisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United States
Office of Education (USOE) pada tahun 1977 dalam Mulyono (2012, hlmn 7), yaitu
suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011, hlmn. 235) kesulitan belajar adalah suatu
kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman,
hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Ini berarti bahwa kesulitan belajar yang
bimbingan yang tepat kepada siswa, maka para pendidik perlu memahami masalah-
masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar. Macam-macam kesulitan belajar ini
dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu dari jenis kesulitan (ada yang berat ada
yang ringan), dari bidang studi yang dipelajari (ada yang sebagian bidang studi, ada yang
7
keseluruhan bidang studi), dari sifat kesulitannya (ada yang sifatnya permanen, ada yang
sementara), dari segi faktor kesulitannya (faktor intelegensi dan non intelegensi).
Menurut Aunurrahman (2009, hlmn. 200) untuk mengatasi kesulitan belajar, guru
berbagai bentuk yang memungkinkan guru dapat lebih mengenal dan memahami siswa
Kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis
manifestasi tingkah laku baik secara langsung ataupun tidak langsung. Ciri-ciri tingkah
laku yang merupakan gejala kesulitan belajar antara lain, menunjukkan hasil belajar yang
rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau dibawah potensi
yang dimiliki, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
Mungkin ada murid yang sudah berusaha untuk belajar dengan giat, tetapi nilai yang
ketinggalan dari kawan-kawannya dalam menyelsaikan tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Misalnya rata-rata anak dapat menyelesaikan suatu tugas dalam waktu 40
menit, maka anak yang mengalami kesulitan belajar memerlukan waktu yang lebih,
karena dengan waktu yang tersedia ia tidak dapat menyelesaikan tugasnya, menunjukkan
sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura dan sebagainya,
menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti : membolos, datang terlambat, tidak
mengerjakan PR, mengganggu di dalam atau di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran,
tidak mau tertib dalam kegiatan belajar mengajar, mengasingkan diri, tidak mau bekerja
sama dan sebagainya, menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti
8
pemurung, mudah tersinggung, pemarah, kurang gembira dalam menghadapi nilai rendah
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya
belajar terdiri dua faktor, yaitu faktor intern siswa yang meliputi gangguan atau
intelektual/inteligensi siswa, yang bersifat afektif, seperti: labilnya emosi dan sikap yang
bersifat psikomotor, seperti: terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata
dan telinga) dan faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, (lingkungan keluarga, misalnya:
ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi
sepermainan yang nakal, lingkungan sekolah, misalnya: kondisi dan letak gedung sekolah
yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas
rendah.
Diagnosis, merupakan istilah teknis yang kita adopsi dari bidang medis. Menurut
Thorndike dan Hagen dalam Makmum (2012) diagnosis dapat diartikan sebagai : (1)
upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang
dengan melalui pengujian dan studi seksama mengenai gejala-gejalanya, (2) studi
yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau
9
setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu
hal. Pada umumnya ‘kesulitan” merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai
memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Menurut Mulyadi (2010),
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar
Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang
belajar adalah langkah - langkah dalam upaya penentuan secara ilmiah jenis - jenis
2. Tujuan Diagnosis
Kata kunci dari diagnosis adalah menemukan penyebab timbulnya masalah serta
timbulnya masalah serta usaha untuk menemukan letak dan jenis kesulitan belajar
yang dialami siswa. Dengan demikian jelas bahwa tujuan diagnosis yaitu menemukan
3. Prosedur Diagnosis
10
Wardati dan Jauhar (2011) menjelaskan bahwa untuk dapat mengidentifikasi
siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara :
penyesuaian sosial,
Menurut Samuel S. Kirlk (1986, hlmn. 265) dalam Mulyono bahwa, Prosedur
pengajaran remedial
11
b. Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan
b. membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus yang telah
ditetapkan tadi,
batas lulus sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar, (4) menentukan
12
BAB III
3.1. Kesimpulan
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meneliti
kasus, menemukan penyebab timbulnya masalah serta usaha untuk menemukan letak dan
bantuan yang akan diberikan sehingga siswa yang bersangkutan terlepas dari kesulitan
yang dialaminya.
(a) Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu, (b) Mendeteksi pada kawasan
tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran manakah kesulitan terjadi, (d)
3.2. Saran
penyusunan makalah ini dapat menjadi sarana penambah wawasan ilmu pengetahuan
serta bermanfaat. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Dengan itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun, sebagai acuan penyusunan makalah lebih baik di
13
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Daharnis, Diktat Jurusan Psikologi Pendidikan, (IKIP: Padang, 1998), h.7
Mulyadi, 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja
RosdaKarya
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 235
14