Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN

PENGAJARAN REMEDIAL

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan konseling
Oleh dosen Desi Sijabat, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Mei Putri Sihombing (2001010040)


2. Ronada Enjelia Nainggolan (2001010024)
3. Riska Sianturi (2001010051)
4. Yesika Esterlina Girsang (2001010044)
5. Putri Dwita Sinaga (2001010017)
6. Ade Ririsna Girsang (2001010021)
7. Christin samosir (2001010037)
8. Via siahaan (2001010013)
9. sutri Fatimah (2001010007)
10. Salsa purba (2001010041)
11. Iwanda Candra Sitinjak (2001010014)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN PEMATANGSIANTAR
PEMATANGSIANTAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan
karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar Dan Pengajaran Remedial” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Bimbingan Konseling. Kami tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dosen kita yang telah membantu memberikan arahan dan
bimbingannya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang dapat
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi para pembaca.

Pematang Siantar, 17 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I (PENDAHULUAN)....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan Masalah ...................................................... 2
BAB II (PEMBAHASAN)........................................................................................ 3
A. Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar ................................................. 3
B. Konsep Dasar Pengajaran Remedial ............................................................. 7
BAB III (PENUTUP) ............................................................................................. 12
A. Kesimpulan................................................................................................ 12
B. Saran ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Artil
pendidikan itu sendiri adalah upaya normatif yang membawa manusia untuk
merealisasikan diri (Kartadinata, 21: 2011). Merealisasikan diri disini bermaksud
agar para peserta didik dapat meningkatkan kualitas dan potensi diri secara
maksimal sehingga diharapkan dapat menjadi manusia ideal yang bermanfaat bagi
masyarakat dan negara.

Dalam proses pembelajaran terjadi antara pendidik dan peserta didik yang
mempunyai peran masing-masing yang apabila dijalankan dengan baik jadi tujuan
pembelajaran dapat ditercapai. Pada kenyataannya proses pembelajaran tidak
dapat berjalan lancar begitu saja, tetap aku ada beberapa kendala atau hambatan
yang mengiringi proses pembelajaran tersebut. Hal ini harus menjadi perhatian
tenaga pendik agar dapat mengidentifikasi apa yang menjadi kesulitan peserta
didik dalam menyerap pengetahuan dalam pembelajaran.

Salah satu masalah dalam proses pembelajaran adalah kejenuhan yang dialami
oleh peserta didik. Kejenuhan adalah rasa yang sering timbul pada seseorang
terutama pada peserta didik. Banyak peserta didik yang sering merasa jenuh ketika
sedang belajar disekolah. Kejenuhan ini membuat peserta didik tidak dapat
menerima pelajaran yang sedang diberikan oleh guru mereka dengan baik. Maka
dari itu tenaga pendidik perlu memahami terlebih dahulu mengenai konsep dasar
diagnostik kesulitan belajar pada peserta didik.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis mengangkat masalah
sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian diagnostik kesulitan belajar dan


pembelajaran remedial?
2. Apa saja faktor – faktor munculnya kesulitan belajar?
3. Apa saja jenis- jenis kesulitan belajar?
4. Bagaimana ciri peserta didik yang mengalami kesulitan belajar?
5. Apa prosedur - prosedur diagnostik?
6. Apa saja tujuan dan fungsi pengajaran remedial?
7. Apa Metode pengajaran remedial?
8. Bagaimana strategi dan teknik dalam pendekatan pengajaran remedial?
9. Bagaimana langkah melaksanakan pengajaran remedial?

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan Masalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian diagnostik kesulitan belajar dan pembelajaran


remedial
2. Untuk mengetahui faktor – faktor munculnya kesulitan belajar
3. Untuk mengetahui jenis- jenis kesulitan belajar
4. Untuk mengetahui ciri peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
5. Untuk mengetahui prosedur - prosedur diagnostik
6. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pengajaran remedial
7. Untuk mengetahui Metode pengajaran remedial
8. Untuk mengetahui strategi dan teknik dalam pendekatan pengajaran remedial
9. Untuk mengetahui langkah melaksanakan pengajaran remedial

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar


1. Definisi Diagnostik Kesulitan Belajar
Banyak ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian diagnosis antara
lain :
a. Menurut Harriman dalam bukunya Handbook of Psychological Term,
diagnosis adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari
pola gejala-gejalanya. Jadi diagnosis merupakan proses pemeriksaan terhadap
hal-hal yang dipandang tidak beres atau bermasalah.
b. Menurut Webster, diagnosis diartikan sebagai proses menentukan hak
menentukan permasalahan kikat kelainan atau ketidak mampuan dengan
ujian, dan melalui ujian tersebut dilakukan suatu penelitian yang hati-hati
terhadap fakta-fakta yang dijumpai, yang selanjutnya untuk menentukan
permasalan yang dihadapi.
c. Menurut Blassic dan Jones kesulitan belajar ialah adanya suatu jarak antara
prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh.
Mereka selanjutnya mengemukakan bahwa peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar ialah peserta didik yang normal inteligensinya, tetapi
menunjukkan satu atau lebih kekurangan dalam proses belajar, baik persepsi,
ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
d. Siti Mardiyanti dkk, menyatakan bahwa diagnostik kesulitan belajar
merupakan suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh
ditemukannya hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar. Hambatan
tersebut mungkin disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan,
mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses
belajarnya.
e. Syaiful Bahri Djamarah, diagnostik kesulitan belajar ialah suatu kondisi
dimana peserta didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya
ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.

3
f. Diagnostik menurut KBBI adalah penentuan jenis penyakit dengan cara
meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya.sedangkan kesulitan belajar
didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang dimiliki seseorang
dibandingkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai orang itu pada
umur tersebut. Kesulitan belajar ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan
seseorang baik di sekolah, di keluarga, atau bahkan dalam lingkungan sekitar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa diagnostik kesulitan belajar merupakan proses
menentukan masalah atas ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan
meneliti latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara menganalisis gejala-
gejala kesulitan atau hambatan belajar yang nampak.
2. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar
secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok, yaitu:
a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental
learning disabilities). Kesulitan belajar yang berhubungan dengan
keterlambatan pada tahapan-tahapan perkembangan mencakup gangguan
motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan
belajar dalam penyesuaian perilaku sosial.
b. Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities). Kesulitan belajar
akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi
akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-
kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca,
menulis, atau berhitung/matematika.
3. Faktor-Faktor Munculnya Kesulitan Belajar
Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar peserta
didik dapat berupa faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri yang peserta
didik, dan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri yang peserta
didik. Rincian faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu
sendiri. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor psikologis (tidak
ada keinginan atau motivasi untuk belajar, minat belajar yang rendah, rasa

4
percaya diri kurang, disiplin pribadi rendah, kurang kesediaan dalam merspon
atau bereaksi, sering mengalami konflik psikis, dan integritas kepribadian
lemah) dan faktor fisiologis (keadaan fisik lemah, adanya penyakit yang sulit
atau tidak dapat disembuhkan, adanya gangguan pada fungsi indera,
kelelahan secara fisik).
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri peserta didik yang
berasal dari lingkungan mereka. Lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan peserta didik. Dalam lingkunganlah peserta didik berinteraksi
dalam rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama hidup peserta didik
tidak akan bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan
sosial budaya. Interaksi dari dengan lingkungan yang berbeda ini selalu
terjadi dalam mengisi kehidupan peserta didik. Lingkungan mempunyai
pengaruh yang cukup signifikan terhadap belajar peserta didik di sekolah.
Faktor eksternal ini dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat.
 Faktor Keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
primer dan bersifat fundamental karena keluarga merupakan madrasah
pertama dalam membentuk pribadi seorang anak. Faktor keluarga yang
dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi pola asuh orang tua yang
kurang baik dan bersifat otoriter, hubungan atau relasi antar keluarga
yang kurang intim, suasana rumah yang gaduh/ramai, dan latar belakang
sosial yang kurang baik dan lemahnya tingkat ekonomi keluarga.
 Faktor Sekolah. Lingkungan sekolah adalah lingkungan kedua setelah
lingkungan keluarga dalam membentuk pribadi anak. Faktor sekolah
yang dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi pemilihan dan
penerapan metode mengajar yang monoton dan kurang bervariasi,
kurikulum yang disusun terlalu padat, relasi antara guru dengan siswa
yang kurang baik, relasi antara siswa dengan teman sabaya yang kurang
solid, kurangnya kedisiplinan dalam lingkungan sekolah, sarana dan
prasarana sekolah yang kurang memadai, dll.

5
 Faktor Masyarakat. Jika keluarga adalah komunitas masyarakat terkecil,
maka masyarakat adalah komunitas masyarakat dalam kehidupan sosial
yang terbesar. Lingkungan masyarakat memberi pengaruh kepada
peserta didik karena keberadaannya dalam lingkungan ini. Faktor
masyarakat yang dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi aktivitas
bermasyarakat yang berlebihan di luar jam sekolah, dan interaksi atau
pergaulan teman sebaya yang buruk di lingkungan sekitar, serta media
massa yang kurang baik.
4. Ciri-Ciri Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar
Ciri-ciri umum siswa lamban dalam belajar dapat dipahami melalui
pengamatan fisik siswa, perkembangan mental, intelektual, sosial, ekonomi,
kepribadian, dan proses-proses belajar yang dilakukan di sekolah dan di rumah.
Ciri-ciri itu dianalisis agar diperoleh kejelasan yang konkret tentang gejala dan
sebab-sebab kesulitan belajar siswa di sekolah dan di rumah. Ketidak sanggupan
siswa lamban belajar dalam menguasai pengetahuan akan mempengaruhi sikap
dan perilakunya menjadi tidak cocok dengan lingkungan sekelilingnya sehingga
mengundang masalah orang-orang sekitarnya. Menurut Wijaya (2010),
kerusakan-kerusakan itu dikategorikan dalam empat hal, yaitu:
a. Dyslexia, adalah kelemahan-kelemahan belajar di bidang menulis dan
berbicara. Ciri-cirinya adalah sulit mengingat huruf, kata, tulisan, dan suara.
b. Dyscalculia, adalah kesulitan mengenal angka dan pemahaman terhadap
konsep dasar matematika. Kelemahan umum di bidang dyslexia kadang-
kadang muncul di bidang pelajaran matematika. Karena itu kerusakan-
kerusakan di bidang dyslexia berpengaruh terhadap kerusakan-kerusakan di
bidang dyscalculia, demikian pula sebaliknya.
c. Attention Defisit Hyperactive Disorder (ADHD), adalah pemusatan perhatian
terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Siswa lamban belajar
dapat memusatkan perhatiannya hanya berkisar pada satu pokok bahasan saja,
ia kurang mampu menyelesaikan tugas-tugas yang beraneka ragam yang
membuat dirinya menjadi kacau.
d. Spatial, motor, ad perceptual defisits, adalah kondisi lemah dalam menilai
dirinya menurut ukuran ruang dan waktu.

6
Kerusakan lainnya adalah Social defisits, yaitu kesulitan mengembangkan
keterampilan sosial. Kesulitan itu dapat membuat ketidaksanggupan menemukan
jati dirinya. Gejala-gejalanya adalah (1) sulit menangkap tanda-tanda tingkah laku
sosial, seperti dalam mencurahkan ide melalui raut muka dan gerakan-gerakan
motorik lainnya, (2) sering nmemotong pembicaaan orang, (3) berbicara dengan
keras, (4) sulit berteman, dan (5) ketidaksadaran terhadap cara-cara orang lain
mengamati perilakunya.
5. Prosedur Diagnostik Kesulitan Belajar
Dalam melakukan diagnostik kesulitan belajar yang dialami oleh siswa,
setidaknya ada tiga langkah umum yamg harus ditempuh oleh seorang guru, yaitu:
a. Mendiagnostik kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, yaitu dengan cara
mengidentifikasi kasus dan melokalisasikan jenis dan sifat kesulitan belajar
tersebut.
b. Mengadakan estimasi (prognosis) tentang faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar yang dialami siswa.
c. Mengadakan terapi, yaitu menemukan berbagai kemungkinan yang dapat
dipergunakan dalam rangka penyembuhan atau mengalami kesulitan belajar
yang dialamu oleh siswa tersebut.
Dalam hal ini, guru senantiasa secara teratur memantau dan menerima
informasi tentang kemajuan belajar siswa. Informasi yang diterima dapat
dijadikan sebagai diagnostik mengenai kondisi belajar siswa. Informasi yang
diterima dapat dijadikan umpan balik untuk memantau penguatan yang dimiliki
siswa dalam setiap unit pembelajaran, mengakui apakah siswa itu sudah belajar
dengan baik atau belum, dan mengidentifikasi siswa-siswa ternyata mengalami
kesulitan belajar.

B. Konsep Dasar Pengajaran Remedial


1. Definisi Pengajaran Remedial
Berikut definisi dan pengertian pembelajaran remedial menurut ara ahli yaitu :
a. Menurut Ahmadi dan Supriyono (1990), remedial adalah suatu bentuk
pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan dengan singkat
pengajaran yang membuat menjadi baik. Program remedial ini diharapkan

7
dapat membantu siswa yang belum tuntas untuk mencapai ketuntasan hasil
belajarnya.
b. Menurut Kunandar (2007), remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran
yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pembelajaran
dan membuatnya lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang maksimal.
c. Menurut Arikunto (2006), remedial adalah suatu kegiatan yang diberikan
kepada siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan
guru dengan maksud mempertinggi penguasaan bahan ajar sehingga siswa
diharapkan mampu mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan untuk
mencapai ketuntasan belajar yang nantinya berdampak baik bagi prestasi
belajar siswa.
d. Menurut Mulyadi (2008), remedial adalah segala usaha yang dilakukan untuk
memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar. Faktor-faktor
penyebabnya serta cara menetapkan kemungkinan mengatasinya, baik secara
kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan
data dan informasi yang seobyektif mungkin.
e. Menurut Sukardi (2011), remedial adalah upaya guru (dengan atau tanpa
bantuan/ kerjasama dengan ahli pihak lain) untuk memungkinkan individi
atau kelompok siswa dengan karakteristik tertentu lebih mampu
mengembangkan dirinya (meningkat prestasi, penyesuaian kembali)
seoptimal mungkin sehingga dapat memahami kriteria keberhasilan minimal
yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana,
terorganisasi, terarah terhadap keamanan kondisi objektif individu dan atu
kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana lingkungannya.
f. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan bahwa “Remedial” dan
“Teaching”. Bila dipisahkan kata remedial berarti (1) Remedial yang
berhubungan dengan perbaikan, pengajaran ulang bagi murid yang hasil
belajarnya jelek, (2) Remedial berarti bersifat menyembuhkan (yang
disembuhkan adalah beberapa hambatan/gangguan kepribadian yang
berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti
perbaikan belajar atau perbaikan pribadi).

8
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengajaran
remedial merupakan suatu bentuk pengajaran yaang bersifat mengobati,
menyembuhkan atau membetulkan pengajaran dan membuatnya menjadi lebih baik
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
2. Tujuan dan Fungsi Pengajaran Remedial
a. Tujuan Pengajaran Remedial
 Supaya siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya,
dapat mengenal kelemahannya dalam mempelajari suatu bidang studi
dan juga kekuatannya.
 Supaya siswa dapat memperbaiki atau mengubah cara belajarnya ke arah
yang lebih baik.
 Supaya siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
 Supaya siswa dapat mengembangkan sifat dan kebiasaan yang dapat
mendorong tercapainya hasil yang lebih baik.
 Supaya siswa dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan
kepadanya, setelah ia mampu mengatasi hambatan yang menjadi
kesulitan belajarnya, dan mengembangkan sikap serta kebiasaan yang
baru dalam belajar.
b. Fungsi Pengajaran Remedial
 Fungsi Korektif yaitu memungkinkan perbaikan terhadap hal-hal yang
dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan
proses pembelajaran, antara lain mencakup perumusan tujuan,
penggunaan metode, cara-cara belajar, materi dan alat pelajaran, evaluasi
dan lain-lain.
 Fungsi Pemahaman yaitu memungkinkan guru, siswa atau pihak-pihak
lainnya akan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dan
komprehensif mengenai pribadi siswa.
 Fungsi Penyesuaian yaitu dapat membentuk siswa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan proses belajarnya.
 Fungsi Pengayaan yaitu siswa akan dapat memperkaya proses
pembelajaran.

9
 Fungsi Akselerasi yaitu diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan
menggunakan waktu yang efektif dan efisien.
 Fungsi Terapeutik yaitu dapat membantu menyembuhkan atau
memperbaiki kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan
menunjukakan adanya penyimpangan.
3. Metode dalam Pengajaran Remedial
Metode yang dapat digunakan dalam pengajaran remedial adalah sebagai berikut:
a. Tanya jawab
b. Diskusi
c. Tugas
d. Kerja kelompok
e. Tutor
f. Pengajaran individual
4. Strategi dan Teknik dalam Pendekatan Pengajaran Remedial
Strategi dan teknikpengajaran remedial / Remedial Teaching tesebut seeperti
yang dirumuskan oleh Izhar Hasis yang disimpulkan dari Ross and Stanley dan
dari Dinkmeyer and Caldweel dalam bukunya Developmental Counseling,
adalah sebagai berikut:
a. Strategi dan Teknik Pendekatan Remedial Teaching yang Bersifat Kuratif
Strategi dan teknik ini dapat dilakukan dengan cara:
 Pengulangan
 Pengayaan
 Percepatan
b. Strategi dan Teknik pendekatan Remedial Teaching yang Bersifat Preventif.
c. Strategi dan Teknik Pendekatan Remedial Teaching Bersifat Pengembangan.
5. Langkah-Langkah Melaksanakan Pengajaran Remedial
a. Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan
berikutnya.
b. Menentukan tindakan yang harus dilakukan yang dapat dilakukan adalah:
 Jika kasusnya ringan, tindakan yang ditentukan adalah memberikan
pengajaran remedial kepada siswa tersebut.

10
 Jika kasusnya cukup dan berat, maka sebelum diberikan pengajaran
remedial, siswa harus diberikan layanan konseling terlebih dahulu.
c. Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling.
d. Langkah pelaksanaan pengajaran remedial.
e. Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar siswa dengan alat
tes sumatif.
f. Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik
6. Perbandingan Prosedur Pengajaran Biasa dan Remedial
a. Kegiatan pengajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan
semua siswa ikut berpartisipasi. Pengajaran perbaikan diadakan setelah
diketahui kesulitan belajar, kemudian diadakan pelayanan khusus.
b. Tujuan pengajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang
ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua
siswa. Pengajaran perbaikan tujuannnya disesuaikan dengan kesulitan belajar
siswa walaupun tujuan akhirnya sama.
c. Metode dalam pengajaran biasa sama buat semua siswa, sedangkan metode
dalam pengajaran perbaikan berdiferensial (sesuai dengan sifat, jenis, dan
latar belakang kesulitan.
d. Pengajaran biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pengajaran perbaikan oleh
team (kerjasama).
e. Alat pengajaran perbaikan lebih bervariasi, yaitu dengan penggunaan tes
diagnostik, sosiometri, dsb.
f. Pengajaran perbaikan lebih diferensial dengan pendekayan individual.
g. Pengajaran perbaikan evaluasinya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diagnostik kesulitan belajar merupakan proses menentukan masalah atas ketidak
mampuan peserta didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang penyebabnya
dan atau dengan cara menganalisis gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang
nampak. Proses belajar mengajar merupakan ciri yang sangat umum dalam dunia
pendidikan. Dalam prakteknya tidak selalu berjalan sesuai dengan yang direncanakan
sebelumnya, pasti ada masalah atau kendala yang menghambat dalam proses belajar
mengajar. Diagnostik kesulitan belajar adalah proses menemukan masalah atau
kendala peserta didik dalam belajar dengan meneliti apa peneyebabnya atau gejala-
gejalan baik hambatan atau kesulitan dalam belajar yang nampak. Pengajaran
remedial merupakan suatu bentuk pengajaran yaang bersifat mengobati,
menyembuhkan atau membetulkan pengajaran dan membuatnya menjadi lebih baik
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Pembelajaran remedial
dilaksanakan bagi peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetepkan sebelumnya.

B. Saran
Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui apa itu konsep dasar diagnostik
kesulitan belajar dan pengajaran remedial, dengan pengetahuan itu hendaklah kita
sebagai calon pendidik bisa menjadi guru yang baik dan bijak dalam membantu
peserta didik mengatasi kesulitan belajar anak- anak.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arni Mabruria,M.Si. 2021.”Konsep Diagnotik Kesulitan Belajar Dalam Proses


Pembelajaran”. “Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Pendidikan Islam” Vol. 1 (2):
hal: 80-92.
Lidi, Maria, Waldetrudis. 2018. “Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu Upaya Dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar”, vol IX (1) : hal : 15 - 26.
Drs. Daharnis. 1998. “Diktat Jurusan Psikologi Pendidikan”. h.7. Padang.
Saputra, Ahmadi Arief, 2016. “Konsep Diagnostik Kesulitan Belajar”. Samarinda.

13

Anda mungkin juga menyukai