Disusun oleh:
Nama : Ade Ririsna girsang
Npm : 2001010021
Kelas : PG A1
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan KaruniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tentang Critical Book
Review ini dengan harapan dapat bermanfaat di mata kuliah Kajian Kurikulum
Matematika dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap
materi tersebut.
Saya berharap tugas Critical Book Review ini dapat berguna dan menambah ilmu
serta wawasan bagi pembaca. Dan saya menyadari bahwa dalam penyusunan penulisan
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran dan usulan serta bimbingan dari dosen demi penyempurnaan setiap tugas
di masa-masa yang akan datang, semoga Critical Book Review ini dapat bermanfaat
untuk semuanya.
i
DAFTAR ISI-
Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI-............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................3
A. Manfaat Resensi Buku...............................................................................................................3
B. Tujuan Penulisan Resensi Buku..................................................................................................3
C. Identitas Buku............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................4
A. RINGKASAN BUKU UTAMA.......................................................................................................4
Kelebihan dan Kekurangan Buku....................................................................................................21
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................................23
A. KESIMPULAN............................................................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Manfaat Resensi Buku
1. Memberikan gambaran umum tentang isi buku.
2. Menyajikan evaluasi objektif mengenai kekuatan dan kelemahan buku.
3. Membantu pembaca potensial untuk memutuskan apakah buku tersebut relevan
dengan minat dan kebutuhan mereka.
4. Memberikan rekomendasi kepada pembaca mengenai apakah buku tersebut layak
dibaca atau tidak.
B. Tujuan Penulisan Resensi Buku
1. Memberikan informasi tentang isi dan konten buku secara ringkas dan
komprehensif.
2. Menilai kualitas dan keunggulan buku, termasuk gaya penulisan, struktur narasi,
dan kekuatan argumen.
3. Membantu pembaca potensial dalam membuat keputusan apakah buku tersebut
sesuai dengan minat, kebutuhan, atau tujuan mereka.
4. Memberikan rekomendasi kepada pembaca mengenai apakah buku tersebut layak
dibaca dan mengapa.
C. Identitas Buku
1. Buku Utama
a. Judul : Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik
b. Edisi/Cetakan : Kedua puluh satu
c. Pengarang : Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata
d. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
e. Jumlah Halaman : 220
f. Tahun terbit : 2021
2. Buku Pembanding
a. Judul : Kurikulum dan Pembelajaran
b. Edisi/Cetakan : Cetakan 15
c. Pengarang : Dr. Oemar Hamalik
d. Penerbit : PT Bumu Aksara
e. Jumlah Halaman : 200
f. Tahun terbit : 2015
3
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Kurikulum
Teori merupakan suatu set atau sistem pernyataan (a set of statement) yang
menjelaskan serangkaian hal. Ada tiga karakteristik utama sistem pernyataan suatu teori
yaitu: pernyataan dalam suatu teori bersifat memadukan (unifying statement), pernyataan
tersebut berisi kaidah-kaidah umum (universal preposition), dan pernyataan bersifat
meramalkan (predictive statement).Ada tiga fungsi teori yang sudah disepakati oleh para
ilmuwan yaitu: mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi.
Teori Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu ilmu terapan (applied science), yaitu terapan dari ilmu
atau disiplin lain terutama filsafat, psikologi, sosiologi, dan humanitis. Teori-teori pendidikan
yang ada lebih menggambarkan pandangan filosofis, seperti teori pendidikan Langeveld,
Kohnstam, dan sebagianya, atau lebih menekankan pada pengajaran seperti teori Gagne,
Skinner, dan sebagainnya.
Teori Kurikulum
Ada tiga konsep kurikulum yaitu kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan
sebagai bidang studi. Sebagai substansi, kurikulum menjadi suatu rencana kegiatan belajar
bagi para peserta didik di sekolah. Sebagai sistem, kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat.
5
Pendidikan bukan memberikan sesuatu pada anak, tetapi tetapi menumbuhkan potensi yang
telah ada pada anak. Beberapa pengembang kurikulum mendasarkan penentuan kurikulum
kepada pengalaman-pengalaman penyusunan kurikulum yang lalu. Terakhir yang menjadi
sumber penyusunan kurikulum yaitu kekuasaan sosial-politik. Pada pendidikan dasar dan
menengah kekuasaan penyusunan kurikulum sepenuhnya ada pada pusat, sedangkan pada
perguruan tinggi, rektor diberikan kesempatan untuk menentukan kebijaksanaan-
kebijaksanaan dalam penyusunan kurikulum.
Menurut Beauchamp, ada lima prinsip dalam pengembangan teori kurikulum, yaitu
(1) setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang rangkaian
kejadian yang dicakupnya, (2) setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang
nilai-nilai dan sumber-sumber pangkal tolaknya, (3) setiap teori kurikulum perlu menjelaskan
karakteristik dan desain kurikulumnya, (4) setiap teori kurikulum harus menggambarkan
proses-proses penentuan kurikulumnya serta interaksi diantara proses tersebut, dan (5) setiap
teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses penyempurnaannya.
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti cinta akan kebijakan. Orang belajar filsafat
agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat secara bijak. Secara akademik, filsafat
berarti upaya untuk menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan
komphrehensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia didalamnya.
Ada tiga cabang besar filsafat yaitu metafisika yang membahas segala yang ada dalam
alam ini, Epistemologi yang membahas kebenaran dan Aksiologi yang membahas nilai. Bagi
John Dewey filsafat dan pendidikan adalah sama , sebagaimana juga pendidikan menurut
dewey sama dengan kehidupan. Ciri utama filsafat dewey adalah konsepsinya tentang dunia
yang selalu berubah, mengalir, atau on going-ness.
Landasan Psikologis
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-individu manusia yaitu antara peserta
didik dengan pendidik dan antara peserta didik dengan orang-orang lainnya. Manusia berbeda
dengan makhluk lainnya karena kondisi psikologis. Kondisi psikologis merupakan
karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai induvidu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk
6
perilaku dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi psikologis setiap individu
berbeda karena perbedaan tahap perkembangannya, latar belakang sosial-budaya, faktor
genetik, peranan, dan status individu.
Tugas utama dari seorang pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik
secara optimal. Karakteristik perilaku individu pada tahap-tahap perkembangan serta pola-
pola perkembangan individu menjadi kajian Psikologi Perkembangan. Selain itu,
perkembangan dan kemajuan-kemajuan yang terjadi pada anak sebagian besar terjadi karena
usaha belajar, baik melalui proses peniruan, peringatan, pembiasaan, peringatan, pemahaman,
penerapan, maupun pemecahan masalah. Jadi, minimal ada dua bidang psikologi yang
mendasari pengembangan kurikulum, yaitu Psikologi Perkembangan dan Psikologi Belajar.
7
pendidikan. pengaruh tak langsung adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
menyebabkan perkembangan masyarakat, dan perkembangan masyarakat menimbulkan
problema-problema baru yang menuntut pemecahan dan pengetahuan, kemampuan, dan
ketrampilan baru yang dikembangkan dalam pendidikan.
8
sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian
antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat serta
kesesuaian antarkomponen-komponen (isi dengan tujuan, proses dengan isi dan tujuan
kurkulum).
Tugas utama seorang guru adalah mendorong siswa melakukan interaksi yang
produktif dan memberikan pengalaman belajar yang dibutuhkan. Kegiatan dan lingkungan
yang demikian dirancang dalam suatu rencana mengajar yang mencakup komponen-
komponen: tujuan khusus, sekuens bahan ajar, strategi mengajar, media dan sumber belajar,
serta evaluasi hasil mengajar. Penyusunan sekuens bahan ajar berkaitan erat dengan strategi
atau metode mengajar. Pada saat guru menyusun sekuens suatu bahan ajar, ia juga harus
memikirkan strategi mana yang sesuai untuk menyajikan bahan ajar dengan urutan seperti itu.
Desain Kurikulum
Baik dalam uraian tentang model-model konsep kurikulum, maupun dalam macam-
macam desain kurikulum, masalah isi dan proses pengajaran selalu menjadi tema dan titik
tolak. Kurikulum suatu program pendidikan yang berisi jalinan antara isi dengan proses
penyampaiannya.
9
Isi Kurikulum
Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau
kumpulan informasi, tetapi harus merupakan kesatuan pengetahuan terpilih dan dibutuhkan,
baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun bagi siswa dan lingkungannya.
Proses Belajar
Kesiapan Belajar
Tiap bahan pelajaran dapat diajarkan kepada anak secara efektif bila sesuai dengan
tingkat perkembangan anak tersebut. Ada tiga masalah penting berkenaan dengan
penyesuaian bahan ajar dengan perkembangan anak, yaitu perkembangan intelek, kegiatan
belajar, dan spiral kurikulum.
Minat atau perhatian belajar ini sangat berhubungan degan kegiatan belajar. Kegiatan
belajar juga bergerak dari yang aktif, yang berbentuk suatu poyek yang berisi kegiatan
kompetitif, yang banyak membangkitkan belajar anak.
10
masyarakat (relevansi ke luar) serta relevansi antarkomponen-komponen kurikulum yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Pada prinsip fleksibilitas, kurikulum
mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Pada prinsip
kontinuitas, perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan.
Prinsip praktis kurikulum disebut juga prinsip efisiensi, mudah dilaksanakan, menggunakan
biaya yang murah. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-
keterbatasan baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Pada prinsip
efektivitas, meskipun kurikulum tersebut sederhana tetapi keberhasilan secara kualitas dan
kuantitas tetap diperhatikan.
Evaluasi kurikulum merupakan suatu tema yang luas, meliputi banyak kegiatan,
prosedur, atau bahkan merupakan suatu lapangan studi yang berdiri sendiri. Dalam bab ini
dijelaskan tiga model evaluasi kurikulum yaitu evaluasi model penelitian, objektif, dan
campuran multivariasi.
Evaluasi model penelitian didasarkan atas teori dan metode tes psikologis serta
eksperimen lapangan. Tes psikologis pada umumnya mempunyai dua bentuk, yaitu tes
inteligensi yang ditujukan untuk mengukur kemampuan bawaan, dan tes hasil belajar yang
mengukur perilaku skolastik. Pada evaluasi model objektif, evaluasi dilakukan pada akhir
pengembangan kurikulum. Informasi-informasi yang diperoleh dari hasil penilaiannya
digunakan utuk peyempurnaan inovasi yang sedang berjalan. Evaluasi model campuran
multivariasi merupakan strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari kedua
pendekatan tersebut. Strategi ini memungkinkan pembandingan lebih dari satu kurikulum dan
11
secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus dari
masingmasing kurikulum.
12
1) Tujuan filsafat dan pendidikan nasional: Kurikulum didasarkan pada tujuan filosofis dan
pendidikan nasional yang menjadi dasar dalam merumuskan tujuan institusi pendidikan. Hal ini
menjadi pijakan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
2) Konteks sosial budaya dan agama: Kurikulum disesuaikan dengan nilai-nilai sosial budaya dan
agama yang berlaku dalam masyarakat kita. Ini bertujuan untuk menjaga kearifan lokal, menjalin
harmoni antarbudaya, dan menghormati keanekaragaman budaya di dalamnya.
3) Perkembangan peserta didik: Kurikulum juga mempertimbangkan karakteristik perkembangan
peserta didik. Hal ini berarti kurikulum dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan tingkat
perkembangan kognitif, emosional, sosial, dan fisik peserta didik sesuai dengan usia dan jenjang
pendidikan mereka.
Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, kurikulum diharapkan dapat mewujudkan tujuan
pendidikan nasional sesuai dengan prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
a. Filsafat dan Tujuan Pendidikan:
- Filsafat pendidikan mencerminkan nilai-nilai dan cita-cita masyarakat, menjadi landasan untuk
merumuskan tujuan pendidikan.
- Filsafat pendidikan menggambarkan pandangan hidup masyarakat dan ideal manusia yang
diharapkan.
- Merancang tujuan pendidikan, prinsip pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mendidik
berdasarkan filsafat pendidikan.
b. Keadaan Lingkungan:
- Lingkungan mencakup berbagai faktor, seperti lingkungan manusiawi/interpersonal, lingkungan
sosial budaya, lingkungan biologis (flora dan fauna), serta lingkungan geografis.
- Pemanfaatan dan pelestarian lingkungan penting dalam mendukung pembangunan dan memastikan
keberlangsungan fungsi lingkungan.
- Peningkatan dan pengembangan lingkungan juga melibatkan perbaikan dan rehabilitasi.
c. Kebutuhan Pembangunan:
- Tujuan pembangunan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mewujudkan
kesejahteraan yang lebih selaras, adil, dan merata.
- Pembangunan bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian dalam masyarakat
Indonesia.
d. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi:
- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan pendukung utama pembangunan.
- Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan oleh
pemerintah, masyarakat, akademisi, dan pengusaha.
- Dukungan iptek bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
yang mandiri.
13
- Kurikulum memiliki tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan dalam
undang-undang.
- Kurikulum bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.
- Tujuan kurikulum meliputi pencapaian tujuan pendidikan nasional dan pembentukan sumber daya
manusia yang berkualitas.
b. Materi Kurikulum:
- Materi kurikulum terdiri dari teori, konsep, generalisasi, prinsip, prosedur, fakta, istilah, contoh atau
ilustrasi, definisi, dan preposisi.
- Materi kurikulum menyajikan informasi dan konsep-konsep yang perlu dipahami oleh peserta didik.
c. Metode:
- Metode merujuk pada cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dan mencapai
tujuan kurikulum.
- Metode melibatkan kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajar
d. Organisasi Kurikulum:
- Organisasi kurikulum dapat berbentuk mata pelajaran terpisah, mata ajaran yang berkorelasi, bidang
studi, program yang berpusat pada anak, core program, dan eclectic program.
- Organisasi kurikulum mengatur struktur dan susunan materi pelajaran dalam kurikulum.e. Evaluasi:
- Evaluasi merupakan komponen penting dalam kurikulum sebagai sarana untuk memperoleh
informasi tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.
- Evaluasi memberikan pemahaman yang akurat tentang efektivitas kurikulum dan proses
pembelajaran.
14
dalam mencapai tujuan pendidikan.
4) Prinsip Fleksibilitas (Keluwesan):
- Kurikulum perlu memiliki fleksibilitas yang memungkinkan penyesuaian, perubahan, atau
penambahan sesuai dengan tuntutan dan kondisi setempat.
- Fleksibilitas memungkinkan kurikulum untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan
dan kebutuhan pendidikan.
5) Prinsip Berkesinambungan:
- Kurikulum harus disusun secara berurutan dan terhubung antara bagian-bagian, aspek-
aspek, materi, dan bahan kajian.
- Prinsip ini memastikan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan secara terencana dan
terstruktur.
6) Prinsip Keseimbangan:
- Penyusunan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan proporsional dan fungsional
antara program-program, mata pelajaran, dan aspek perilaku yang ingin disampaikan.
- Prinsip ini menjaga agar kurikulum mencakup keberagaman dan menjaga proporsi yang
seimbang antara berbagai aspek pembelajaran.
15
disiplin, pengukuran dan evaluasi, serta penggunaan alat-alat audio visual.
16
- Tujuan pembelajaran penting untuk mengevaluasi hasil pembelajaran, membimbing
siswa dalam belajar, merancang sistem pembelajaran, dan dapat digunakan sebagai alat
pengukuran. Tujuan pembelajaran harus memenuhi kriteria kondisi untuk belajar, rumusan
yang jelas, tingkah laku yang terukur, dan ukuran minimal tingkah laku yang diinginkan.
C. Klasifikasi Tujuan Pendidikan:
- Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
pendekatan, termasuk pendekatan langsung/jangka panjang dalam penyusunan kurikulum,
jenis perilaku yang ingin dicapai dalam pembelajaran, dan pendekatan sumber yang
membantu dalam memilih dan merumuskan tujuan suatu bidang pengajaran.
D. Taksonomi Tujuan Pendidikan:
- Taksonomi tujuan pendidikan meliputi tiga matra yang berbeda:
1. Matra Kognitif: Meliputi aspek-aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
2. Matra Efektif: Meliputi aspek-aspek penerimaan, sambutan, penilaian, organisasi, dan
karakterisasi.
3. Matra Psikomotorik: Meliputi aspek-aspek persepsi, kesiapan, respons terbimbing,
mekanisme, dan respons yang unik.
17
perbedaan individual tersebut, seperti menyediakan program khusus untuk anak yang
cerdas, memberikan pengajaran individual, menyelenggarakan kelas khusus, memberikan
tugas yang berbeda, dan menggunakan sistem tutorial.
D. Pengulangan dan Latihan:
Latihan merupakan tindakan pengulangan yang bertujuan untuk memantapkan hasil
belajar. Melalui latihan, siswa dapat mengalami pengalaman pendidikan, memperkuat
penguasaan tingkah laku, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan
motivasi belajar, dan menjadikan pembelajaran lebih efektif. Upaya pendayagunaan latihan
meliputi ulangan, latihan otomatisasi, review, praktik, dan kombinasi antara review dan
praktik.
E. Lingkungan:
Lingkungan mencakup segala sesuatu di sekitar individu yang memberikan pengaruh,
baik secara positif maupun negatif. Lingkungan meliputi aspek sosial, budaya, dan alam.
Dalam proses pembelajaran, lingkungan dapat dimasukkan ke dalam kelas atau melibatkan
masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui metode seperti kunjungan wisata, nara sumber,
berkemah, pengalaman kerja, survei, dan proyek.
BAB 7 MOTIVASI BELAJAR
A. Pengertian dan Pentingnya Motivasi:
Motivasi adalah dorongan internal atau eksternal yang mendorong individu untuk
mencapai tujuan. Motivasi melibatkan perubahan energi dalam diri seseorang dan
mempengaruhi perasaan, reaksi, dan tingkah laku. Motivasi memiliki komponen dalam diri
individu (seperti kebutuhan, keinginan, dan harapan) serta komponen eksternal (seperti
insentif dan tujuan). Motivasi sangat penting dalam konteks pendidikan karena dapat
memengaruhi keberhasilan belajar, membangun kreativitas dan imajinasi guru, membina
disiplin kelas, dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.
B. Jenis dan Sifat Motivasi:
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan penggerak tingkah laku.
Terdapat beberapa jenis motivasi, termasuk motivasi intrinsik (dorongan dari dalam diri
individu, seperti kepuasan pribadi dan minat terhadap materi pelajaran) dan motivasi
ekstrinsik (dorongan dari faktor eksternal, seperti pujian, penghargaan, atau hukuman).
Motivasi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan kebutuhan manusia,
pendekatan fungsional, dan pendekatan deskriptif.
C. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar:
Beberapa prinsip motivasi belajar yang dapat digunakan adalah memberikan pilihan
kepada siswa, memenuhi kebutuhan psikologis, mendorong motivasi intrinsik,
menggunakan penguatan atau penghargaan, menjelaskan tujuan pembelajaran secara jelas,
memberikan tugas yang menantang namun memungkinkan, memperhatikan minat khusus
siswa, menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi siswa, mengurangi kecemasan siswa,
menyesuaikan tingkat kesulitan tugas, memperhatikan faktor emosional, mempengaruhi
pengaruh kelompok, dan merangsang kreativitas siswa.
D. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar:
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar,
antara lain:
18
1) Menggunakan pendekatan yang memberikan kebebasan kepada siswa, seperti metode
penemuan dan motivasi kompetensi.
2) Memberikan harapan dan menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan realistis.
3) Memberikan insentif melalui umpan balik hasil tes, pemberian hadiah, komentar, dan
kerjasama.
4) Mengatur tingkah laku siswa melalui restitusi dan the triple effect (efek tiga kali lipat).
19
BAB 9 PENDEKATAN CBSA DALAM PEMBELAJARAN
A. Konsep CBSA (Contextual Teaching and Learning) dalam Pembelajaran:
CBSA adalah pendekatan pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam
proses belajar. Setiap kegiatan pembelajaran melibatkan siswa secara intelektual dan
emosional melalui interaksi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, dan
pengalaman langsung guna membentuk keterampilan, penghayatan, dan internalisasi nilai-
nilai dalam pembentukan sikap.
Rasional penerapan CBSA dalam sistem pembelajaran adalah melihat siswa sebagai
subjek pembelajaran, menekankan keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran,
dan menitikberatkan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar dari segi
masukan, proses, dan produk.
Keuntungan dari penerapan CBSA adalah mendorong inisiatif siswa dalam
mengemukakan pendapat, meningkatkan keterlibatan mental dalam pembelajaran, peran
guru sebagai fasilitator, serta pembelajaran melalui pengalaman langsung. Namun,
kelemahan CBSA terletak pada tingkat keaktifan siswa yang bisa menurun, keterbatasan
kemampuan guru dalam melaksanakan CBSA, dan kurangnya literatur yang mendukung.
Penyelenggaraan CBSA mengikuti beberapa pedoman, antara lain:
a) Tingkat partisipasi dan responsif siswa yang tinggi
b) Keterlibatan siswa dalam pembuatan dan pelaksanaan tugas
c) Kesadaran guru tentang tujuan yang ingin dicapai
d) Penggunaan variasi metode pengajaran
e) Perlu adanya bimbingan dan pengajaran remedial sesuai kebutuhan
f) Pengaturan dan pembinaan lingkungan kelas/sekolah
Pemanfaatan CBSA dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui penggunaan waktu
luang, pembelajaran individual atau kelompok, diskusi tanya-jawab, umpan balik,
pemanfaatan lingkungan masyarakat, pengajaran berbasis unit, pameran, dan mempelajari
buku sumber.
B. Pendekatan Keterampilan Proses sebagai Bagian dari Cara Belajar Siswa yang Aktif:
Pendekatan keterampilan proses didasarkan pada pemahaman bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi antara siswa dan guru, di mana siswa mengembangkan kemampuan
dasar sebagai dasar untuk pengembangan yang lebih tinggi dalam menemukan fakta dan
konsep serta membangun sikap dan nilai.
Pendekatan keterampilan proses bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik
dan mental siswa dalam mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian, dan berkomunikasi. Penerapan keterampilan proses
dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui pendekatan pemecahan masalah atau metode
inquiry discovery.
20
Evaluasi adalah proses yang berbeda dari pengukuran, di mana evaluasi menafsirkan
hasil pengukuran berdasarkan norma tertentu. Evaluasi digunakan untuk memeriksa sejauh
mana siswa mencapai tujuan pendidikan. Evaluasi harus memenuhi syarat validitas,
reliabilitas, objektivitas, efisiensi, dan praktis.
B. Evaluasi Hasil Belajar:
Evaluasi hasil belajar digunakan untuk membuat keputusan tentang tingkat
pencapaian siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar memiliki fungsi
diagnostik, seleksi, kenaikan kelas, dan penempatan siswa. Evaluasi hasil belajar ditujukan
untuk mengukur perkembangan dalam ranah kognitif (pengetahuan) dan ranah psikomotorik
(keterampilan). Tahapan selanjutnya adalah pengolahan hasil tes, penafsiran, dan
penyusunan laporan hasil evaluasi.
C. Evaluasi Pembelajaran:
Evaluasi pembelajaran fokus pada komponen input (masukan), komponen proses, dan
komponen output (keluaran) dari proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran memiliki
fungsi untuk pengembangan program, perencanaan dan pengembangan kurikulum, serta
akreditasi program dan lembaga pendidikan. Prosedur evaluasi pembelajaran dapat
menggunakan metode kuesioner, studi kasus, observasi, catatan anekdotal, dan wawancara,
yang masing-masing dilengkapi dengan instrumen penilaian yang sesuai.
Buku Pembanding
Kelebihan
Buku ini memiliki desain yang cukup menarik, meskipun warnanya kurang cerah. Namun,
cara penyajiannya sangat baik dengan tampilan cover yang bagus. Spesifikasinya juga
sudah bagus untuk keperluan pemaparan, seperti pengeditan dan pemformatan. Isi buku ini
menarik dan penjelasannya cukup bisa dimengerti dengan bahasa yang digunakan. Buku ini
membahas tentang kurikulum dan pembelajaran, serta memberikan pemahaman tentang
21
manfaat aktivitas dalam pembelajaran. Selain itu, buku ini menjelaskan bahwa tingkah laku
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan. Terakhir, buku ini juga mengupas unsur dinamis
pembelajaran yang ada pada diri guru.
Kekuranga
Buku ini memiliki desain yang sebenarnya sudah menarik, namun terdapat beberapa
kekurangan. Salah satunya adalah screenshot yang tidak jelas, sehingga menyulitkan
pembaca untuk melihat dengan detail. Selain itu, buku ini juga tidak menyertakan daftar
gambar, yang dapat memudahkan pembaca untuk merujuk gambar yang disajikan. Kualitas
buku yang digunakan juga kurang bagus, sehingga rentan untuk robek atau rusak. Terakhir,
tata letak penulisan pada buku ini juga tidak menarik, yang dapat mempengaruhi
kenyamanan membaca.
22
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dua buku yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua
buku tersebut membahas topik yang sangat relevan dalam bidang pendidikan. Buku pertama berfokus
pada pengembangan kurikulum dan membahas secara mendalam tentang komponen-komponen yang
terkait, prinsip-prinsip dasar, serta pendekatan yang dapat digunakan dalam proses pengembangan
kurikulum. Buku ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana merancang
kurikulum yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan.
Sementara itu, buku kedua lebih fokus pada aspek belajar dan pembelajaran. Bahasan mengenai
hakikat belajar, termasuk definisi, teori-teori, dan unsur-unsur pembelajaran, memberikan wawasan
mendalam tentang bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Buku ini juga
mengulas tentang tujuan belajar dan pembelajaran, serta pentingnya tujuan dalam proses
pembelajaran.
Secara keseluruhan, kedua buku tersebut memberikan kontribusi yang berharga dalam
pemahaman tentang pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Buku pertama memberikan
panduan dalam merancang kurikulum yang berkualitas, sementara buku kedua membantu dalam
memahami esensi belajar dan cara-cara meningkatkan pembelajaran. Kombinasi pengetahuan dari
kedua buku tersebut dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi para pendidik dan pengambil
keputusan di bidang pendidikan.
23