Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REVIEW

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Kurikulum Matematika


Dosen Pengampu: D. Yuliana Sinaga, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:
Nama : Ade Ririsna girsang
Npm : 2001010021
Kelas : PG A1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN PEMATANGSIANTAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan KaruniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tentang Critical Book
Review ini dengan harapan dapat bermanfaat di mata kuliah Kajian Kurikulum
Matematika dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap
materi tersebut.
Saya berharap tugas Critical Book Review ini dapat berguna dan menambah ilmu
serta wawasan bagi pembaca. Dan saya menyadari bahwa dalam penyusunan penulisan
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran dan usulan serta bimbingan dari dosen demi penyempurnaan setiap tugas
di masa-masa yang akan datang, semoga Critical Book Review ini dapat bermanfaat
untuk semuanya.

Pematangsiantar, Juli 2023

Ade Ririsna girsang

i
DAFTAR ISI-

Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI-............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................3
A. Manfaat Resensi Buku...............................................................................................................3
B. Tujuan Penulisan Resensi Buku..................................................................................................3
C. Identitas Buku............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................4
A. RINGKASAN BUKU UTAMA.......................................................................................................4
Kelebihan dan Kekurangan Buku....................................................................................................21
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................................23
A. KESIMPULAN............................................................................................................................23

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Manfaat Resensi Buku
1. Memberikan gambaran umum tentang isi buku.
2. Menyajikan evaluasi objektif mengenai kekuatan dan kelemahan buku.
3. Membantu pembaca potensial untuk memutuskan apakah buku tersebut relevan
dengan minat dan kebutuhan mereka.
4. Memberikan rekomendasi kepada pembaca mengenai apakah buku tersebut layak
dibaca atau tidak.
B. Tujuan Penulisan Resensi Buku
1. Memberikan informasi tentang isi dan konten buku secara ringkas dan
komprehensif.
2. Menilai kualitas dan keunggulan buku, termasuk gaya penulisan, struktur narasi,
dan kekuatan argumen.
3. Membantu pembaca potensial dalam membuat keputusan apakah buku tersebut
sesuai dengan minat, kebutuhan, atau tujuan mereka.
4. Memberikan rekomendasi kepada pembaca mengenai apakah buku tersebut layak
dibaca dan mengapa.
C. Identitas Buku
1. Buku Utama
a. Judul : Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik
b. Edisi/Cetakan : Kedua puluh satu
c. Pengarang : Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata
d. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
e. Jumlah Halaman : 220
f. Tahun terbit : 2021
2. Buku Pembanding
a. Judul : Kurikulum dan Pembelajaran
b. Edisi/Cetakan : Cetakan 15
c. Pengarang : Dr. Oemar Hamalik
d. Penerbit : PT Bumu Aksara
e. Jumlah Halaman : 200
f. Tahun terbit : 2015

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. RINGKASAN BUKU UTAMA

BAB 1 KONSEP KURIKULUM


Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Di lingkungan
keluarga, orangtua menjadi pendidik karena kedudukannya sebagai ayah atau ibu, bukan
pendidik yang telah disiapkan secara formal. Oleh karena itu, orangtua tidak punya rencana
yang jelas dan rinci dengan cara apa mereka dididik dan apa saja isi pendidikan yang harus
disampaikan meskipun pada umumnya orangtua mempunyai harapan yang baik pada
anaknya. Pendidikan dalam lingkungan keluarga disebut pendidikan informal karena tidak
memiliki kurikulum formal. Di lingkungan sekolah, pendidik (guru) telah disiapkan secara
formal dalam pendidikan guru. Guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik sesuai dengan
rencana dan persiapan yang matang. Guru mengajar berdasarkan kurikulum formal yang
sifatya tertulis. Oleh karena itu, pendidikan di sekolah disebut dengan pendidikan formal.

Konsep Kurikulum

Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik


pendidikan dan bervariasi dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Menurut
pandangan lama, kurikulum adalah kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan oleh
guru. Suatu kurikulum baik itu kurikulum pendidikan dasar, menengah ataupun pendidikan
tinggi adalah perwujudan dari teori-teori kurikulum yang merupakan hasil pengkajian,
penelitian, dan pengembangan para ahli kurikulum. Fungsi utama sistem kurikulum adalah
dalam pengembangan penerapan evaluasi dan penyimpanannya baik sebagai dokumen
tertulis maupun aplikasinya dan menjaga agar kurikulum tetap dinamis.

Kurikulum dan Teori-teori Pendidikan

Kurikulum sangat berkaitan erat dengan teori pendidikan. kurikulum merupakan


rencana konkret penerapan dari pendidikan. Ada empat teori pendidikan yang dipandang
mendasari pelaksanaan pendidikan yaitu pendidikan klasik, pendidikan pribadi, pendidikan
interaksional, dan teknologi pendidikan. Pada pendidikan klasik,pendidikan berfungsi
4
memelihara, mengawetkan, dan meneruskan semua warisan budaya tersebut kepada generasi
berikutnya. Tugas guru dan pengembang kurikulum adalah memilih dan menyajikan materi
ilmu tersebut disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.
Menurut Konsep pendidikan klasik, Guru atau pendidik adalah ahli dalam bidang ilmu dan
juga contoh atau model yata dari pribadi yang ideal. Pada pendidikan pribadi (personalized
education) lebih mengutamakan peran siswa. Peserta didik menjadi subjek pendidikan yang
menduduki tempat utama dalam pendidikan , sedangkan pendidik menempati posisi kedua,
bukan lagi sebagai penyampai informasi atau pun model nyata dalam bidang ilmu. Teknologi
pendidikan mempunyai persamaan dengan pendidikaan klasik tentang peranan pendidikan
dalam menyampaikan informasi. Yang diutamakan dalam teknologi pendidikan adalah
pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.

BAB 2 TEORI KURIKULUM

Teori merupakan suatu set atau sistem pernyataan (a set of statement) yang
menjelaskan serangkaian hal. Ada tiga karakteristik utama sistem pernyataan suatu teori
yaitu: pernyataan dalam suatu teori bersifat memadukan (unifying statement), pernyataan
tersebut berisi kaidah-kaidah umum (universal preposition), dan pernyataan bersifat
meramalkan (predictive statement).Ada tiga fungsi teori yang sudah disepakati oleh para
ilmuwan yaitu: mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi.

Teori Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu ilmu terapan (applied science), yaitu terapan dari ilmu
atau disiplin lain terutama filsafat, psikologi, sosiologi, dan humanitis. Teori-teori pendidikan
yang ada lebih menggambarkan pandangan filosofis, seperti teori pendidikan Langeveld,
Kohnstam, dan sebagianya, atau lebih menekankan pada pengajaran seperti teori Gagne,
Skinner, dan sebagainnya.

Teori Kurikulum

Ada tiga konsep kurikulum yaitu kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan
sebagai bidang studi. Sebagai substansi, kurikulum menjadi suatu rencana kegiatan belajar
bagi para peserta didik di sekolah. Sebagai sistem, kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat.

5
Pendidikan bukan memberikan sesuatu pada anak, tetapi tetapi menumbuhkan potensi yang
telah ada pada anak. Beberapa pengembang kurikulum mendasarkan penentuan kurikulum
kepada pengalaman-pengalaman penyusunan kurikulum yang lalu. Terakhir yang menjadi
sumber penyusunan kurikulum yaitu kekuasaan sosial-politik. Pada pendidikan dasar dan
menengah kekuasaan penyusunan kurikulum sepenuhnya ada pada pusat, sedangkan pada
perguruan tinggi, rektor diberikan kesempatan untuk menentukan kebijaksanaan-
kebijaksanaan dalam penyusunan kurikulum.

Menurut Beauchamp, ada lima prinsip dalam pengembangan teori kurikulum, yaitu
(1) setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang rangkaian
kejadian yang dicakupnya, (2) setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang
nilai-nilai dan sumber-sumber pangkal tolaknya, (3) setiap teori kurikulum perlu menjelaskan
karakteristik dan desain kurikulumnya, (4) setiap teori kurikulum harus menggambarkan
proses-proses penentuan kurikulumnya serta interaksi diantara proses tersebut, dan (5) setiap
teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses penyempurnaannya.

BAB 3 LANDASAN FILOSOFIS DAN PSIKOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM


Landasan Filosofis

Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti cinta akan kebijakan. Orang belajar filsafat
agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat secara bijak. Secara akademik, filsafat
berarti upaya untuk menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan
komphrehensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia didalamnya.

Ada tiga cabang besar filsafat yaitu metafisika yang membahas segala yang ada dalam
alam ini, Epistemologi yang membahas kebenaran dan Aksiologi yang membahas nilai. Bagi
John Dewey filsafat dan pendidikan adalah sama , sebagaimana juga pendidikan menurut
dewey sama dengan kehidupan. Ciri utama filsafat dewey adalah konsepsinya tentang dunia
yang selalu berubah, mengalir, atau on going-ness.

Landasan Psikologis

Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-individu manusia yaitu antara peserta
didik dengan pendidik dan antara peserta didik dengan orang-orang lainnya. Manusia berbeda
dengan makhluk lainnya karena kondisi psikologis. Kondisi psikologis merupakan
karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai induvidu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk

6
perilaku dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi psikologis setiap individu
berbeda karena perbedaan tahap perkembangannya, latar belakang sosial-budaya, faktor
genetik, peranan, dan status individu.

Tugas utama dari seorang pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik
secara optimal. Karakteristik perilaku individu pada tahap-tahap perkembangan serta pola-
pola perkembangan individu menjadi kajian Psikologi Perkembangan. Selain itu,
perkembangan dan kemajuan-kemajuan yang terjadi pada anak sebagian besar terjadi karena
usaha belajar, baik melalui proses peniruan, peringatan, pembiasaan, peringatan, pemahaman,
penerapan, maupun pemecahan masalah. Jadi, minimal ada dua bidang psikologi yang
mendasari pengembangan kurikulum, yaitu Psikologi Perkembangan dan Psikologi Belajar.

BAB 4 LANDASAN SOSIAL-BUDAYA, PERKEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI


DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. pendidikan
mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Ada tiga sifat penting
pendidikan, yaitu (1) mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai, (2) diarahkan
pada kehidupan dalam masyarakat, dan (3) pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan
didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung. Tujuan umum
pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda menjadi orang dewasa
anggota masyarakat yang mandiri dan produktif.

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dalam arti proses kebudayaan.


Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat-istiadat, serta kemampuan dan kebiasaan yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Selain perkembangan sosial-budaya,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat dan pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
menimbulkan banyak perubahan dalam nilai-nilai baik nilai sosial, budaya, spiritual,
intelektual, maupun material. Selain itu juga menimbulkan kebutuhan baru, aspirasi baru, dan
sikap hidup baru.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung maupun tidak


langsung menuntut perkembangan pendidikan. pengaruh langsung perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah memberikan isi atau bahan yang akan disampaikan dalam

7
pendidikan. pengaruh tak langsung adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
menyebabkan perkembangan masyarakat, dan perkembangan masyarakat menimbulkan
problema-problema baru yang menuntut pemecahan dan pengetahuan, kemampuan, dan
ketrampilan baru yang dikembangkan dalam pendidikan.

BAB 5 MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM


Ada empat macam model konsep kurikulum yaitu kurikulum subjek akademis,
kurikulum humanistik, kurikulum teknologis, dan kurikulum rekonstruksi sosial. Kurikulum
subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik yang berorientasi pada masa lalu.
Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Tujuan kurikulum subjek akademis
adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para peserta didik menggunakan ide-
ide dan proses “penelitian”. Sekolah harus memberikan kesempatan pada para peserta didik
untuk merealisasikan kemampuan mereka menguasai warisan budaya. Pada pengembang
kurikulum subjek akademis lebih mengutamakan penyusunan bahan secara logis dan
sistematis daripada menyelaraskan urutan bahan dengan kemampuan berpikir anak. Proses
belajar yang ditempuh oleh siswa sama pentingnya dengan penguasaan konsep, prinsip-
prinsip dan generalisasi.

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli berdasarkan konsep pendidikan


pribadi. Aliran ini memberikan peluang yang lebih kepada para peserta didik. Pendidikan
diarahkan untuk membina manusia yang utuh bukan dari segi fisik dan intelektualnya saja,
tetapi juga segi sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain). Kurikulum
humanis lebih mengutamakn proses daripada hasil, menuntut hubungan emosiaonal yang
baik antara guru dengan murid.

Kurikulum rekonstruksi sosial memusatkan pada masalah-masalah yang terjadi dalam


masyarakat. Interaksi pendidikan bukan hanya antara guru dengan murid, murid dengan
murid, tetapi juga antara murid dengan orang-orang di lingkungan sekitar dan dengan sumber
belajar lainnya. Melalui interaksi tersebut siswa dapat belajar memecahkan masalah-masalah
yang ada di masyarakat.

BAB 6 ANATOMI DAN DESAIN KURIKULUM


Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme yang mempunyai susunan
anatomi tertentu. Unsur kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau

8
sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian
antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat serta
kesesuaian antarkomponen-komponen (isi dengan tujuan, proses dengan isi dan tujuan
kurkulum).

Tugas utama seorang guru adalah mendorong siswa melakukan interaksi yang
produktif dan memberikan pengalaman belajar yang dibutuhkan. Kegiatan dan lingkungan
yang demikian dirancang dalam suatu rencana mengajar yang mencakup komponen-
komponen: tujuan khusus, sekuens bahan ajar, strategi mengajar, media dan sumber belajar,
serta evaluasi hasil mengajar. Penyusunan sekuens bahan ajar berkaitan erat dengan strategi
atau metode mengajar. Pada saat guru menyusun sekuens suatu bahan ajar, ia juga harus
memikirkan strategi mana yang sesuai untuk menyajikan bahan ajar dengan urutan seperti itu.

Desain Kurikulum

Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen


kurikulum. Penyusunan dan desain kurikulum dapat dilihat dari dimensi horisontal dan
vertikal. Dimensi horisontal berkaitan dengan penyusunan dan lingkup isi kurikulum.
Dimensi vertikal berhubungan dengan penyusunan bahan berdasarkan urutan tingkat
kesukaran. Ada tiga pola desain kurikulum yaitu (1) subject centered design merupakan suatu
desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar, (2) learner centered design merupakan suetu
desain kurikulum yang mengutamakan peranan siswa, dan (3) problems centered design
merupakan desain kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dalam
masyarakat.

BAB 7 PROSES PENGAJARAN


Keseimbangan Antara Isi Dan Proses

Baik dalam uraian tentang model-model konsep kurikulum, maupun dalam macam-
macam desain kurikulum, masalah isi dan proses pengajaran selalu menjadi tema dan titik
tolak. Kurikulum suatu program pendidikan yang berisi jalinan antara isi dengan proses
penyampaiannya.

9
Isi Kurikulum

Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau
kumpulan informasi, tetapi harus merupakan kesatuan pengetahuan terpilih dan dibutuhkan,
baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun bagi siswa dan lingkungannya.

Proses Belajar

Apabila kita mengkaji teori-teori mengajar dengan ada, hampir seluruhnya


dikembangkan atau bertolak dari teori belajar . Belajar intuitif , belajar bermakna, hubungan
macam-macam belajar dengan taksonomi Bloom, mengingat dan lupa, kelebihan belajar
bermakna, inhibisi proaktif dan retroaktif.

Kesiapan Belajar

Tiap bahan pelajaran dapat diajarkan kepada anak secara efektif bila sesuai dengan
tingkat perkembangan anak tersebut. Ada tiga masalah penting berkenaan dengan
penyesuaian bahan ajar dengan perkembangan anak, yaitu perkembangan intelek, kegiatan
belajar, dan spiral kurikulum.

Minat Dan Motif Belajar

Minat atau perhatian belajar ini sangat berhubungan degan kegiatan belajar. Kegiatan
belajar juga bergerak dari yang aktif, yang berbentuk suatu poyek yang berisi kegiatan
kompetitif, yang banyak membangkitkan belajar anak.

BAB 8 PENGEMBANGAN KURIKULUM


Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman
belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Rancngan ini disusun dengan maksud
memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan dalam proses pembimbingan
perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga,
maupun masyarakat. Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi
pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan
tantangan perkembangan masyarakat.

Dalam pengembangan kurikulum, ada beberapa prinsip antara lain relevansi,


fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas. Prinsip relevansi artinya tujuan, isi, dan
proses belajar dalam kurikulum hendaknya relevan dengan kebutuhan dan perkembangan

10
masyarakat (relevansi ke luar) serta relevansi antarkomponen-komponen kurikulum yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Pada prinsip fleksibilitas, kurikulum
mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Pada prinsip
kontinuitas, perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan.
Prinsip praktis kurikulum disebut juga prinsip efisiensi, mudah dilaksanakan, menggunakan
biaya yang murah. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-
keterbatasan baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Pada prinsip
efektivitas, meskipun kurikulum tersebut sederhana tetapi keberhasilan secara kualitas dan
kuantitas tetap diperhatikan.

Dalam mengembangkan kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi yaitu


administrator pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru, dan
orangtua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. Peranan para administrator di tingkat pusat
adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar serta program inti
kurikulum.

BAB 9 EVALUASI KURIKULUM


Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijaksanaan
pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan
sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang dikembangkan.

Evaluasi kurikulum merupakan suatu tema yang luas, meliputi banyak kegiatan,
prosedur, atau bahkan merupakan suatu lapangan studi yang berdiri sendiri. Dalam bab ini
dijelaskan tiga model evaluasi kurikulum yaitu evaluasi model penelitian, objektif, dan
campuran multivariasi.

Evaluasi model penelitian didasarkan atas teori dan metode tes psikologis serta
eksperimen lapangan. Tes psikologis pada umumnya mempunyai dua bentuk, yaitu tes
inteligensi yang ditujukan untuk mengukur kemampuan bawaan, dan tes hasil belajar yang
mengukur perilaku skolastik. Pada evaluasi model objektif, evaluasi dilakukan pada akhir
pengembangan kurikulum. Informasi-informasi yang diperoleh dari hasil penilaiannya
digunakan utuk peyempurnaan inovasi yang sedang berjalan. Evaluasi model campuran
multivariasi merupakan strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari kedua
pendekatan tersebut. Strategi ini memungkinkan pembandingan lebih dari satu kurikulum dan

11
secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus dari
masingmasing kurikulum.

BAB 10 GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Sebagai pendidik profesional, seorang guru bukan hanya dituntut untuk melaksanakan
tugasnya secara profesiaonal tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan
profesional. Depdikbud telah merumuskan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru
dan mengelompokkannya menjadi tiga dimensi umum kemampuan yaitu kemampuan
profesional, sosial, dan personal. Kemampuan profesional meliputi penguasaan materi
pelajaran (bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari pelajaran tersebut), penguasaan
landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan serta penguasaan proses kependidikan dan
pembelajaran siswa. Kemampuan sosial merupakan kemampuan menyesuaikan diri dengan
tuntutan kerja dan lingkungan sekitar. Kemampuan personal meliputi penampilan sikap yang
positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi
pendidikan; pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seharusnya dimiliki
guru; serta penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai anutan dan teladan bagi para
siswanya.

RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB 1 DASAR PENGEMBANGNAN KURIKULUM


A. Pengertian Kurikulum
Berikut beberapa pengertian "kurikulum" yang dapat disajikan:
(a) Kurikulum merujuk pada jalur pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa dalam periode waktu
tertentu untuk mencapai ijazah.
(b) Kurikulum adalah kumpulan mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa untuk memperoleh
pengetahuan.
(c) Kurikulum merupakan program pendidikan yang disusun untuk mengajar siswa.
(d) Kurikulum adalah serangkaian pengalaman belajar yang diatur secara sistematis.
(e) Menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1989, kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan yang mencakup isi dan materi pelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.

B. Landasan Pengembangan Kurikulum


Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan beberapa faktor berikut:

12
1) Tujuan filsafat dan pendidikan nasional: Kurikulum didasarkan pada tujuan filosofis dan
pendidikan nasional yang menjadi dasar dalam merumuskan tujuan institusi pendidikan. Hal ini
menjadi pijakan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
2) Konteks sosial budaya dan agama: Kurikulum disesuaikan dengan nilai-nilai sosial budaya dan
agama yang berlaku dalam masyarakat kita. Ini bertujuan untuk menjaga kearifan lokal, menjalin
harmoni antarbudaya, dan menghormati keanekaragaman budaya di dalamnya.
3) Perkembangan peserta didik: Kurikulum juga mempertimbangkan karakteristik perkembangan
peserta didik. Hal ini berarti kurikulum dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan tingkat
perkembangan kognitif, emosional, sosial, dan fisik peserta didik sesuai dengan usia dan jenjang
pendidikan mereka.
Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, kurikulum diharapkan dapat mewujudkan tujuan
pendidikan nasional sesuai dengan prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
a. Filsafat dan Tujuan Pendidikan:
- Filsafat pendidikan mencerminkan nilai-nilai dan cita-cita masyarakat, menjadi landasan untuk
merumuskan tujuan pendidikan.
- Filsafat pendidikan menggambarkan pandangan hidup masyarakat dan ideal manusia yang
diharapkan.
- Merancang tujuan pendidikan, prinsip pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mendidik
berdasarkan filsafat pendidikan.
b. Keadaan Lingkungan:
- Lingkungan mencakup berbagai faktor, seperti lingkungan manusiawi/interpersonal, lingkungan
sosial budaya, lingkungan biologis (flora dan fauna), serta lingkungan geografis.
- Pemanfaatan dan pelestarian lingkungan penting dalam mendukung pembangunan dan memastikan
keberlangsungan fungsi lingkungan.
- Peningkatan dan pengembangan lingkungan juga melibatkan perbaikan dan rehabilitasi.
c. Kebutuhan Pembangunan:
- Tujuan pembangunan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mewujudkan
kesejahteraan yang lebih selaras, adil, dan merata.
- Pembangunan bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian dalam masyarakat
Indonesia.
d. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi:
- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan pendukung utama pembangunan.
- Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan oleh
pemerintah, masyarakat, akademisi, dan pengusaha.
- Dukungan iptek bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
yang mandiri.

C. Komponen – Komponen Pengembangan Kurikulum


a. Tujuan Kurikulum:

13
- Kurikulum memiliki tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan dalam
undang-undang.
- Kurikulum bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.
- Tujuan kurikulum meliputi pencapaian tujuan pendidikan nasional dan pembentukan sumber daya
manusia yang berkualitas.
b. Materi Kurikulum:
- Materi kurikulum terdiri dari teori, konsep, generalisasi, prinsip, prosedur, fakta, istilah, contoh atau
ilustrasi, definisi, dan preposisi.
- Materi kurikulum menyajikan informasi dan konsep-konsep yang perlu dipahami oleh peserta didik.
c. Metode:
- Metode merujuk pada cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dan mencapai
tujuan kurikulum.
- Metode melibatkan kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajar
d. Organisasi Kurikulum:
- Organisasi kurikulum dapat berbentuk mata pelajaran terpisah, mata ajaran yang berkorelasi, bidang
studi, program yang berpusat pada anak, core program, dan eclectic program.
- Organisasi kurikulum mengatur struktur dan susunan materi pelajaran dalam kurikulum.e. Evaluasi:
- Evaluasi merupakan komponen penting dalam kurikulum sebagai sarana untuk memperoleh
informasi tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.
- Evaluasi memberikan pemahaman yang akurat tentang efektivitas kurikulum dan proses
pembelajaran.

D. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1) Prinsip Berorientasi pada Tujuan:

- Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yang


merujuk pada tujuan pendidikan nasional dan tujuan satuan pendidikan.
- Tujuan pendidikan menjadi dasar dalam merumuskan kurikulum agar dapat mencapai hasil
yang diinginkan.
2) Prinsip Relevansi (Kesesuaian):
- Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
- Relevansi mencakup kesesuaian tujuan, isi, dan metode pengajarannya dengan keadaan
masyarakat dan perkembangan zaman.
3) Prinsip Efisiensi dan Efektivitas:
- Pengembangan kurikulum harus memperhatikan efisiensi dalam penggunaan sumber daya
seperti dana, waktu, tenaga, dan sumber daya lainnya.
- Tujuan efektivitas juga penting agar kurikulum dapat memberikan hasil yang optimal

14
dalam mencapai tujuan pendidikan.
4) Prinsip Fleksibilitas (Keluwesan):
- Kurikulum perlu memiliki fleksibilitas yang memungkinkan penyesuaian, perubahan, atau
penambahan sesuai dengan tuntutan dan kondisi setempat.
- Fleksibilitas memungkinkan kurikulum untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan
dan kebutuhan pendidikan.
5) Prinsip Berkesinambungan:
- Kurikulum harus disusun secara berurutan dan terhubung antara bagian-bagian, aspek-
aspek, materi, dan bahan kajian.
- Prinsip ini memastikan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan secara terencana dan
terstruktur.
6) Prinsip Keseimbangan:
- Penyusunan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan proporsional dan fungsional
antara program-program, mata pelajaran, dan aspek perilaku yang ingin disampaikan.
- Prinsip ini menjaga agar kurikulum mencakup keberagaman dan menjaga proporsi yang
seimbang antara berbagai aspek pembelajaran.

BAB 2 PROSES PENDIDIKAN


A. Pengertian Pendidikan:
- Pendidikan adalah usaha yang disengaja dan sadar untuk mempersiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, agar siap mengemban peran di
masa depan (Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal I).
B. Tujuan Pendidikan:
- Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil yang ingin dicapai oleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pendidikan.
- Tingkatan tujuan pendidikan meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan
institusional, tujuan kurikulum, dan tujuan pembelajaran (intruksional).
C. Peserta Didik:
- Peserta didik adalah komponen input dalam sistem pendidikan yang
melalui proses pendidikan menjadi manusia berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
D. Tenaga Kependidikan:
- Tenaga kependidikan adalah komponen penting dalam penyelenggaraan
pendidikan yang bertugas dalam kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam pendidikan.
E. Pendekatan Baru dalam Pengajaran:
- Pendekatan baru dalam pengajaran melibatkan prinsip-prinsip belajar
mengajar, aspek-aspek perkembangan peserta didik, penghormatan terhadap individu
peserta didik, perkembangan pribadi, metode dan teknik pengajaran, konsep masalah

15
disiplin, pengukuran dan evaluasi, serta penggunaan alat-alat audio visual.

BAB 3 HAKIKAT BELAJAR


A. Pengertian Belajar:
/

BAB 4 HAKIKAT PEMBELAJARAN


A. Pengertian Pembelajaran:
- Pembelajaran adalah kombinasi dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
B. Teori-teori Pembelajaran:
- Berdasarkan teori belajar, terdapat beberapa pengertian pembelajaran:
1. Pembelajaran adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik atau siswa
sekolah.
2. Pembelajaran adalah proses mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga pendidikan sekolah.
3. Pembelajaran adalah pengorganisasian lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar
bagi peserta didik.
4. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga masyarakat
yang baik.
5. Pembelajaran adalah proses membantu siswa menghadapi kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat.
C. Ciri-ciri Pembelajaran:
- Sistem pembelajaran memiliki ciri-ciri khusus, seperti adanya rencana khusus,
ketergantungan antara unsur-unsur pembelajaran, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
D. Unsur-unsur Pembelajaran:
- Unsur minimal dalam sistem pembelajaran adalah siswa, tujuan, dan produser. Peran
guru dapat digantikan oleh media pengganti. Unsur dinamis dalam pembelajaran meliputi
motivasi guru dalam mengajar siswa dan kesiapan guru dalam mengajar siswa. Unsur
pembelajaran terkait dengan unsur belajar, meliputi motivasi belajar, sumber bahan belajar,
alat bantu belajar, suasana belajar, dan subjek yang belajar.

BAB 5 TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Belajar:
- Tujuan belajar dan pembelajaran merupakan bagian penting dari sistem
pembelajaran. Tujuan belajar adalah deskripsi perilaku yang diharapkan dicapai oleh siswa
dan perlu dipelajari oleh setiap guru. Tujuan belajar terdiri dari komponen-komponen
tingkah laku terminal, kondisi tes, dan ukuran perilaku.
B. Tujuan Pembelajaran:

16
- Tujuan pembelajaran penting untuk mengevaluasi hasil pembelajaran, membimbing
siswa dalam belajar, merancang sistem pembelajaran, dan dapat digunakan sebagai alat
pengukuran. Tujuan pembelajaran harus memenuhi kriteria kondisi untuk belajar, rumusan
yang jelas, tingkah laku yang terukur, dan ukuran minimal tingkah laku yang diinginkan.
C. Klasifikasi Tujuan Pendidikan:
- Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
pendekatan, termasuk pendekatan langsung/jangka panjang dalam penyusunan kurikulum,
jenis perilaku yang ingin dicapai dalam pembelajaran, dan pendekatan sumber yang
membantu dalam memilih dan merumuskan tujuan suatu bidang pengajaran.
D. Taksonomi Tujuan Pendidikan:
- Taksonomi tujuan pendidikan meliputi tiga matra yang berbeda:
1. Matra Kognitif: Meliputi aspek-aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
2. Matra Efektif: Meliputi aspek-aspek penerimaan, sambutan, penilaian, organisasi, dan
karakterisasi.
3. Matra Psikomotorik: Meliputi aspek-aspek persepsi, kesiapan, respons terbimbing,
mekanisme, dan respons yang unik.

BAB 6 DASAR PEMBELAJARAN


A. Asas-asas Belajar:
1) Tujuan Belajar yang Didasari oleh Siswa: Tujuan belajar harus didasarkan pada
kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa.
2) Motivasi Belajar yang Bersumber dari Siswa: Motivasi belajar harus berasal dari
dorongan internal siswa, seperti kebutuhan, keinginan, dan kesadaran akan pentingnya
belajar.
3) Informasi Balikan terhadap Hasil Belajar Siswa: Siswa perlu mendapatkan umpan balik
mengenai hasil belajar mereka untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan kekurangan
yang perlu diperbaiki.
4) Transfer Belajar ke dalam Situasi Nyata: Belajar harus dapat diaplikasikan dalam situasi
nyata atau kehidupan sehari-hari. Asas ini mendorong guru untuk menciptakan
pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa.
B. Aktivitas Belajar/Keterlibatan Langsung:
Asas aktivitas menekankan pada keterlibatan langsung dan partisipasi aktif siswa
dalam kegiatan belajar. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan seperti visual, lisan,
mendengarkan, menulis, menggambar, dan sebagainya. Aktivitas belajar bermanfaat bagi
siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung, mengembangkan pribadi, memupuk
kerjasama, mengembangkan minat dan kemampuan individu, serta menciptakan suasana
belajar yang hidup dan dinamis.
C. Perbedaan Individual:
Setiap individu memiliki perbedaan baik dari segi kecerdasan, bakat, kondisi jasmani,
pengaruh keluarga, dan prestasi belajar. Upaya pembelajaran harus memperhatikan

17
perbedaan individual tersebut, seperti menyediakan program khusus untuk anak yang
cerdas, memberikan pengajaran individual, menyelenggarakan kelas khusus, memberikan
tugas yang berbeda, dan menggunakan sistem tutorial.
D. Pengulangan dan Latihan:
Latihan merupakan tindakan pengulangan yang bertujuan untuk memantapkan hasil
belajar. Melalui latihan, siswa dapat mengalami pengalaman pendidikan, memperkuat
penguasaan tingkah laku, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan
motivasi belajar, dan menjadikan pembelajaran lebih efektif. Upaya pendayagunaan latihan
meliputi ulangan, latihan otomatisasi, review, praktik, dan kombinasi antara review dan
praktik.
E. Lingkungan:
Lingkungan mencakup segala sesuatu di sekitar individu yang memberikan pengaruh,
baik secara positif maupun negatif. Lingkungan meliputi aspek sosial, budaya, dan alam.
Dalam proses pembelajaran, lingkungan dapat dimasukkan ke dalam kelas atau melibatkan
masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui metode seperti kunjungan wisata, nara sumber,
berkemah, pengalaman kerja, survei, dan proyek.
BAB 7 MOTIVASI BELAJAR
A. Pengertian dan Pentingnya Motivasi:
Motivasi adalah dorongan internal atau eksternal yang mendorong individu untuk
mencapai tujuan. Motivasi melibatkan perubahan energi dalam diri seseorang dan
mempengaruhi perasaan, reaksi, dan tingkah laku. Motivasi memiliki komponen dalam diri
individu (seperti kebutuhan, keinginan, dan harapan) serta komponen eksternal (seperti
insentif dan tujuan). Motivasi sangat penting dalam konteks pendidikan karena dapat
memengaruhi keberhasilan belajar, membangun kreativitas dan imajinasi guru, membina
disiplin kelas, dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.
B. Jenis dan Sifat Motivasi:
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan penggerak tingkah laku.
Terdapat beberapa jenis motivasi, termasuk motivasi intrinsik (dorongan dari dalam diri
individu, seperti kepuasan pribadi dan minat terhadap materi pelajaran) dan motivasi
ekstrinsik (dorongan dari faktor eksternal, seperti pujian, penghargaan, atau hukuman).
Motivasi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan kebutuhan manusia,
pendekatan fungsional, dan pendekatan deskriptif.
C. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar:
Beberapa prinsip motivasi belajar yang dapat digunakan adalah memberikan pilihan
kepada siswa, memenuhi kebutuhan psikologis, mendorong motivasi intrinsik,
menggunakan penguatan atau penghargaan, menjelaskan tujuan pembelajaran secara jelas,
memberikan tugas yang menantang namun memungkinkan, memperhatikan minat khusus
siswa, menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi siswa, mengurangi kecemasan siswa,
menyesuaikan tingkat kesulitan tugas, memperhatikan faktor emosional, mempengaruhi
pengaruh kelompok, dan merangsang kreativitas siswa.
D. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar:
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar,
antara lain:

18
1) Menggunakan pendekatan yang memberikan kebebasan kepada siswa, seperti metode
penemuan dan motivasi kompetensi.
2) Memberikan harapan dan menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan realistis.
3) Memberikan insentif melalui umpan balik hasil tes, pemberian hadiah, komentar, dan
kerjasama.
4) Mengatur tingkah laku siswa melalui restitusi dan the triple effect (efek tiga kali lipat).

BAB 8 PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN


A. Perkembangan Konsep Pembelajaran:
Konsep pembelajaran telah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Awalnya,
pengajaran dianggap sebagai kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru. Kemudian,
pengajaran dianggap sebagai interaksi antara mengajar dan belajar. Saat ini, pengajaran
dipahami sebagai suatu sistem yang melibatkan berbagai aspek filosofis dan proses, dengan
fokus pada proses pembelajaran dan penggunaan metode untuk merancang sistem
pembelajaran.
B. Model Pembelajaran Berdasarkan Teori-teori Belajar:
Berdasarkan teori-teori belajar, terdapat empat model pembelajaran yang dapat
diterapkan:
1) Model interaksi sosial, yang menekankan interaksi dan kolaborasi antara siswa dalam
proses pembelajaran.
2) Model proses informasi, yang menekankan pemrosesan informasi dan pengorganisasian
pengetahuan baru dalam membangun pemahaman.
3) Model personal, yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan dan
makna melalui pengalaman pribadi.
4) Model modifikasi tingkah laku, yang menekankan perubahan tingkah laku siswa melalui
pemberian penguatan atau penghukuman.
C. Strategi Pembelajaran:
Berdasarkan teori-teori belajar, terdapat empat bentuk strategi pembelajaran yang
dapat digunakan:
1) Pembelajaran penerimaan, yang melibatkan pemrosesan informasi dengan strategi
ekspositif, di mana guru memberikan penjelasan dan presentasi langsung kepada siswa.
2) Pembelajaran penemuan, yang melibatkan pengalaman langsung dan eksplorasi siswa
dengan strategi inquiry discovery, di mana siswa melakukan penemuan sendiri melalui
eksplorasi dan percobaan.
3) Pembelajaran penguasaan, yang melibatkan pendekatan kelompok dengan strategi belajar
tuntas, di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai pemahaman yang
mendalam.
4) Pembelajaran terpadu, yang melibatkan pendekatan integrasi dengan strategi pengajaran
unit, di mana berbagai mata pelajaran atau konsep terintegrasi dalam pembelajaran yang
menyeluruh.

19
BAB 9 PENDEKATAN CBSA DALAM PEMBELAJARAN
A. Konsep CBSA (Contextual Teaching and Learning) dalam Pembelajaran:
CBSA adalah pendekatan pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam
proses belajar. Setiap kegiatan pembelajaran melibatkan siswa secara intelektual dan
emosional melalui interaksi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, dan
pengalaman langsung guna membentuk keterampilan, penghayatan, dan internalisasi nilai-
nilai dalam pembentukan sikap.
Rasional penerapan CBSA dalam sistem pembelajaran adalah melihat siswa sebagai
subjek pembelajaran, menekankan keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran,
dan menitikberatkan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar dari segi
masukan, proses, dan produk.
Keuntungan dari penerapan CBSA adalah mendorong inisiatif siswa dalam
mengemukakan pendapat, meningkatkan keterlibatan mental dalam pembelajaran, peran
guru sebagai fasilitator, serta pembelajaran melalui pengalaman langsung. Namun,
kelemahan CBSA terletak pada tingkat keaktifan siswa yang bisa menurun, keterbatasan
kemampuan guru dalam melaksanakan CBSA, dan kurangnya literatur yang mendukung.
Penyelenggaraan CBSA mengikuti beberapa pedoman, antara lain:
a) Tingkat partisipasi dan responsif siswa yang tinggi
b) Keterlibatan siswa dalam pembuatan dan pelaksanaan tugas
c) Kesadaran guru tentang tujuan yang ingin dicapai
d) Penggunaan variasi metode pengajaran
e) Perlu adanya bimbingan dan pengajaran remedial sesuai kebutuhan
f) Pengaturan dan pembinaan lingkungan kelas/sekolah
Pemanfaatan CBSA dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui penggunaan waktu
luang, pembelajaran individual atau kelompok, diskusi tanya-jawab, umpan balik,
pemanfaatan lingkungan masyarakat, pengajaran berbasis unit, pameran, dan mempelajari
buku sumber.
B. Pendekatan Keterampilan Proses sebagai Bagian dari Cara Belajar Siswa yang Aktif:
Pendekatan keterampilan proses didasarkan pada pemahaman bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi antara siswa dan guru, di mana siswa mengembangkan kemampuan
dasar sebagai dasar untuk pengembangan yang lebih tinggi dalam menemukan fakta dan
konsep serta membangun sikap dan nilai.
Pendekatan keterampilan proses bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik
dan mental siswa dalam mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian, dan berkomunikasi. Penerapan keterampilan proses
dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui pendekatan pemecahan masalah atau metode
inquiry discovery.

BAB 10 EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


A. Pengertian, Kedudukan, dan Syarat Umum Evaluasi:

20
Evaluasi adalah proses yang berbeda dari pengukuran, di mana evaluasi menafsirkan
hasil pengukuran berdasarkan norma tertentu. Evaluasi digunakan untuk memeriksa sejauh
mana siswa mencapai tujuan pendidikan. Evaluasi harus memenuhi syarat validitas,
reliabilitas, objektivitas, efisiensi, dan praktis.
B. Evaluasi Hasil Belajar:
Evaluasi hasil belajar digunakan untuk membuat keputusan tentang tingkat
pencapaian siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar memiliki fungsi
diagnostik, seleksi, kenaikan kelas, dan penempatan siswa. Evaluasi hasil belajar ditujukan
untuk mengukur perkembangan dalam ranah kognitif (pengetahuan) dan ranah psikomotorik
(keterampilan). Tahapan selanjutnya adalah pengolahan hasil tes, penafsiran, dan
penyusunan laporan hasil evaluasi.
C. Evaluasi Pembelajaran:
Evaluasi pembelajaran fokus pada komponen input (masukan), komponen proses, dan
komponen output (keluaran) dari proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran memiliki
fungsi untuk pengembangan program, perencanaan dan pengembangan kurikulum, serta
akreditasi program dan lembaga pendidikan. Prosedur evaluasi pembelajaran dapat
menggunakan metode kuesioner, studi kasus, observasi, catatan anekdotal, dan wawancara,
yang masing-masing dilengkapi dengan instrumen penilaian yang sesuai.

Kelebihan dan Kekurangan Buku


Buku Utama
 Kelebihan
Di dalam buku ini tidak hanya memberitahukan tentang Pengembangan teori
kurikulum saja tetapi juga memberitahukan konsep kurikulum, macam-macam model
konsep kurikulum evaluasi kurikulum, fungsi kurikulum, dan juga tujuan dari kurikulum itu
diterapkan. Dimana dalam buku ini menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
lagi pada diri kita atau pada pembaca.
Salah satu kelebihannya juga terletak pada isinya yang sangat komprehensif hampir
semua hal yang berkenaan dengan permasalahan kurikulum tercakup dalam buku ini.
 Kekurangan
Pada buku ini, penulis kurang menjelaskan kurikulum seperti apa yang baik
diterapkan dalam pendidikan. Penulis hanya menuliskan tentang perkembangan kurikulum,
fungsi, macam-macam model kurikulum dan sebagainya. Terdapat pengulangan dan
penjelasan disetiap bab yang berbeda. Terkadang penulis membuat keterangan atau
mengulang informasi yang sama di bab yang berbeda hal ini sedikit membuat bingung.

Buku Pembanding
 Kelebihan
Buku ini memiliki desain yang cukup menarik, meskipun warnanya kurang cerah. Namun,
cara penyajiannya sangat baik dengan tampilan cover yang bagus. Spesifikasinya juga
sudah bagus untuk keperluan pemaparan, seperti pengeditan dan pemformatan. Isi buku ini
menarik dan penjelasannya cukup bisa dimengerti dengan bahasa yang digunakan. Buku ini
membahas tentang kurikulum dan pembelajaran, serta memberikan pemahaman tentang

21
manfaat aktivitas dalam pembelajaran. Selain itu, buku ini menjelaskan bahwa tingkah laku
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan. Terakhir, buku ini juga mengupas unsur dinamis
pembelajaran yang ada pada diri guru.
 Kekuranga
Buku ini memiliki desain yang sebenarnya sudah menarik, namun terdapat beberapa
kekurangan. Salah satunya adalah screenshot yang tidak jelas, sehingga menyulitkan
pembaca untuk melihat dengan detail. Selain itu, buku ini juga tidak menyertakan daftar
gambar, yang dapat memudahkan pembaca untuk merujuk gambar yang disajikan. Kualitas
buku yang digunakan juga kurang bagus, sehingga rentan untuk robek atau rusak. Terakhir,
tata letak penulisan pada buku ini juga tidak menarik, yang dapat mempengaruhi
kenyamanan membaca.

22
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dua buku yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua
buku tersebut membahas topik yang sangat relevan dalam bidang pendidikan. Buku pertama berfokus
pada pengembangan kurikulum dan membahas secara mendalam tentang komponen-komponen yang
terkait, prinsip-prinsip dasar, serta pendekatan yang dapat digunakan dalam proses pengembangan
kurikulum. Buku ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana merancang
kurikulum yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan.
Sementara itu, buku kedua lebih fokus pada aspek belajar dan pembelajaran. Bahasan mengenai
hakikat belajar, termasuk definisi, teori-teori, dan unsur-unsur pembelajaran, memberikan wawasan
mendalam tentang bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Buku ini juga
mengulas tentang tujuan belajar dan pembelajaran, serta pentingnya tujuan dalam proses
pembelajaran.
Secara keseluruhan, kedua buku tersebut memberikan kontribusi yang berharga dalam
pemahaman tentang pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Buku pertama memberikan
panduan dalam merancang kurikulum yang berkualitas, sementara buku kedua membantu dalam
memahami esensi belajar dan cara-cara meningkatkan pembelajaran. Kombinasi pengetahuan dari
kedua buku tersebut dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi para pendidik dan pengambil
keputusan di bidang pendidikan.

23

Anda mungkin juga menyukai